• Tidak ada hasil yang ditemukan

I NDI KATOR EKONOMI MAKRO

Dalam dokumen BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (Halaman 100-105)

BAB I V GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN

3. Kondisi Sosial Ekonom

3.1. I ndikator Makro Pemabangunan Kota.

3.1.1 I NDI KATOR EKONOMI MAKRO

Ekonomi adalah aktivitas produksi, distribusi dan konsumsi. Oleh karenanya, ekonomi sangat terkait dengan kemapuan setiap orang atau siapapun memenuhi kebutuhan hidup dan kesejahteraannya, baik kemampuan untuk berproduksi atau mengkonsumsi berbagai barang dan jasa yang dibutuhkan. Mengingat keterkaitan yang begitu tinggi antara kemajuan, dan kemakmuran, bahkan kesejahteraan dengan aspek ekonomi, maka aspek ekonomi secara umum dijadikan salah satu ukuran penting untuk menilai tingkat kemajuan, kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.

Pemanfaatan aspek ekonomi sebagai bagian dari ukuran kinerja dalam pembangunan kota juga menjadi semakin penting sebab secara praktis, konsep ekonomi menyediakan berbagai alat ukur kuantitatif yang relevan, untuk mengevaluasi proses pembangunan kota secara ekonomi. Oleh karena itu, untuk melihat keluaran, hasil manfaat serta dampak pembangunan kota yang telah dilaksanakan, sekaligus untuk melakukan evaluasi terhadap pelaksanaannya, sangat lazim digunakan indikator makro perekonomian. Laporan ini secara makro akan mengungkapkan hasil-hasil pembangunan kota yang telah dicapai melaui penyajian beberapa variable ekonomi seperti : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), PDRB Perkapita, pertumbuhan ekonomi,inflasi, investasi, ekspor dan import serta lain-lain.

a. Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB) PDRB ( Atas Dasar Harga Berlaku)

PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk melihat perubahan struktur ekonomi. Penghitungan PDRB atas dasar harga berlaku dilakukan dalam dua metode yaitu metode langsung dan metode tidak langsung.

PEMETAAN PENDUDUK MISKIN KOTA MEDAN  

IV-18  

Pada metode langsung dikenal tiga macam penghitungan yaitu pendekatan produksi, pendekatan pengeluaran, dan pendekatan pendapatan. Metode tidak langsung diperlukan dalam penghitungan PDRB apabila data tidak tersedia. Selama periode 2006-2009,perkembangan perekonomian Kota Medan ditandai oleh peningkatan PDRB atas harga berlaku dari 48,85 triliun rupiah pada tahun 2006, dan 55,46 triliun rupiah pada tahun 2007 menjadi 65,22 triliun rupiah pada tahun 2008. Sedangkan pada tahun 2009 sebesar 71,48 triliun rupiah atau mengalami peningkatan sekitar 9,60 persen.

Tabel 4.6. Produk Domestik Regional Bruto Kota Medan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2006 – 2009

( Milyar Rupiah)

No. Sektor/ Lapangan

Usaha TAHUN 2006 2007 2008 2009a) 1 PERTANI AN 1,427.43 1,580.64 1,864.27 1,965.66 2 PERTAMBANGAN 3.28 3.09 2.89 2.98 & PENGGALI AN 3 I NDUSTRI 7,960.60 9,029.33 10,253.01 10,860.50 PENGOLAHAN

4 LI STRI K, GAS DAN 1,102.66 1,040.73 1,204.40 1,285.37

AI R BERSI H

5 KONSTRUKSI 4,795.79 5,420.08 6,195.96 6,927.19

6 PERDAGANGAN 12,692.84 14,106.44 15,086.21 18,563.58

HOTEL & RESTORAN

7 TRANSPORTASI & 9,164.62 10,548.09 14,284.59 14,012.65

TELEKOMUNI KASI

8 KEUANGAN & JASA 6,550.50 7,833.88 8,899.82 10,598.96

PERUSAHAAN 9 JASA-JASA 5,152.23 5,893.30 6,630.65 97,750.09 PDRB 48,849.95 55,455.58 64,421.80 161,966.98

PEMETAAN PENDUDUK MISKIN KOTA MEDAN  

IV-19  

Berdasarkan tabel 4.6 tersebut, diketahui bahwa kondisi perekonomian mengalami peningkatan pada berbagai sektor/ lapangan usaha. Peningkatan terutama pada berbagai sektor/ lapangan usaha. Peningkatan terutama pada sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu pada tahun 2008 ke 2009 mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu sekitar 25% . Hal ini dapat terlihat semakin banyaknya hotel berbintang dan restoran di Kota Medan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perkonomian Kota Medan digerakkan oleh seluruh kelompok sektor yaitu primer, sekunder dan tersier secara simultan.

b. Struktur ekonomi

Struktur ekonomi suatu daerah/ wilayah menggambarkan seberapa besar ketergantungan suatu daerah/ wilayah terhadap kemampuan berproduksi dari setiap sektor ekonomi. Struktur ekonomi terbentuk dari nilai tambah yang diciptakan oleh masing-masing sektor. Dengan melihat kontribusi masing-masing sektor terhadap pembentukan PDRB maka dapat diketahui seberapa besar peran suatu sektor dalam menunjang perekonomian daerah. Pembangunan ekonomi daerah dalam periode jangka panjang (mengikuti pertumbuhan PDRB), akan membawa suatu perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi tradisional keekonomi modern yang didominasi oleh sektor-sektor non primer, khususnya industry pengolahan dengan increasing return to scale (relasi positif antara pertumbuhan output dan pertumbuhan produktivitas) yang dinamis sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi.

Selama beberapa decade, pembangunan daerah selalu berupaya memperoleh pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tanpa melihat apakah pertumbuhan tersebut bermanfaat bagi kesejahteraan penduduk secara merata atau tidak. Perkembangan selanjutnya, para pengambil kebijakan

PEMETAAN PENDUDUK MISKIN KOTA MEDAN  

IV-20  

pembangunan daerah mulai memperhitungkan manfaat pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat, sehingga tingkat pemerataan mulai menjadi suatu indikator bagi kesejahteraan. Ada kecenderungan, semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi membuat semakin cepat pula perubahan struktur ekonomi, dengan asumsi bahwa factor-faktor penentu lain mendukung proses tersebut, seperti tenaga kerja, bahan baku, dan teknologi.

Tabel 4.7. Struktur PDRB menurut Lapangan Usaha Tahun 2006-2009 ( Persentase % )

NO Sektor / Lapangan Usaha 2006 2007 2008 2009

[ 1] [ 2] [ 3] [ 4] [ 5] [ 6] I Primer 2,929 2,851 2,873 2,735 Pertanian 2,922 2,845 2,868 2,731 Pertambangan dan 0,007 0,006 0,004 0,004 Penggalian I I Sekunder 28,371 27,934 27,261 26,503 I ndustri Pengolahan 16,296 16,283 15,978 15,091

Listrik, Gas dan Air

2,257 1,877 1,726 1,786 Konstruksi 9,817 9,774 9,557 9,626 I I I Tersier 68,701 69,215 69,867 70,762

Perdagangan , Hotel dan

25,983 25,438 25,938 25,795 Restoran Transportasi dan 18,761 19,022 19,099 19,471 Telekomunikasi

Keuangan dan Jasa

13,409 14,127 14,528 14,728 Perusahaan Jasa- jasa 10,547 10,628 10,302 10,769 PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00

Perubahan struktur ekonomi tersebut merupakan transformasi structural dan didefinisikan sebagai rangkaian perubahan yang saling

PEMETAAN PENDUDUK MISKIN KOTA MEDAN  

IV-21  

terkait satu dengan lainnya dalam komposisi pemerintahan agregat (produksi dan penggunaan factor-faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal) yang diperlukan guna mendukung proses pembangunan dan pertumbahan ekonomi berkelanjutan. Berbagai indikator ekonomi memperlihatkan Kota Medan merupakan Pusat Pertumbuhan ekonomi, baik dalam lingkup Sumatera Utara maupun Sumbagut (Sumatera Bagian Utara). Hal ini menunjukkan kota Medan memegang peranan penting dalam mendorong perkembangan ekonomi regional bahkan secara nasional.

Berdasarkan perbandingan peranan dan kontribusi antar lapangan usaha terhadap PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2006-2009 menunjukkan, lapangan usaha utama yang dominan dalam perekonomian Kota Medan Yaitu Lapangan usaha keuangan dan jasa perusahaan. Kontribusi masing-masing sektor terhadap PDRB sebagaimana ditampilkan pada tabel 1.7. menunjukkan bahwa tertinggi disebabkan sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu 25.795 persen. Diikuti oleh sektor transportasi dan telekomunikasi sebesar 19.471 persen, sektor industry pengolahan sebesar 15,091 persen dan sektor keuangan dan jasa perusahaan sebesar 14.728 persen.

Selanjutnya, jika dicermati cirri ekonomi daerah yang ada, transformasi struktural ekonomi Kota Medan tidak terjadi secara signifikan dalam rentang waktu yang lama tetapi tetap didominasi subsektor tersier (70,762 persen), subsektor sekunder (26,503 persen) dan perolehan dari sektor primer hanya (2,735 persen). Hal ini dikarenakan memang Kota Medan memang bukan daerah pertanian sehingga struktur PDRB Kota Medan didominasi oleh subsektor tersier. Kualitas perekonomian daerah terkait erat dengan aspek ketenagakerjaan dan kemiskinan. Peningkatan kualitas perekonomian daerah seyogyanya dapat meningkatkan produktivitas, nilai tambah dan menyerap angkatan kerja sehingga tingkat

PEMETAAN PENDUDUK MISKIN KOTA MEDAN  

IV-22  

penganguran dan kemiskinan semakin berkurang, karena ketersediaan kesempatan kerja yang menjamin perolehan pendapatan.

C. Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB) atas Dasar Harga

Dalam dokumen BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (Halaman 100-105)