• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA

NILAI LINGKUNGAN TANAMAN KELAPA SAWIT

E. Nilai Lingkungan Tanaman Kelapa Sawit Kesulitan mendapatkan air sejak adanya perkebunan

Ya 128 64

Tidak 72 36

Jumlah 200 100

Solusi responden untuk mengatasi kekurangan air

tidak menanam sawit lagi 0 0

mencari sumber air baru 182 91

menyerahkan kpd pemerintah 18 9

Jumlah 200 100

D. Nilai Ekonomi Tanaman Kelapa Sawit Biaya tetap yang dikeluarkan perbulan

Pupuk 146 100

upah buruh 146 100

Jumlah 146 100

E. Nilai Lingkungan Tanaman Kelapa Sawit Kesulitan mendapatkan air sejak adanya perkebunan

Ya 136 68

Tidak 64 32

Jumlah 200 100

Perubahan cuaca sejak adanya perkebunan

Ya 103 51.5

Tidak 97 48.5

Jumlah 200 100

Kesulitan menanam tanaman lain sejak adanya perkebunan

Ya 105 52.5

Tidak 95 47.5

Jumlah 200 100

Kondisi tanah semakin gersang sejak adanya perkebunan

Ya 148 74

Tidak 62 31

Jumlah 200 100

Keanekaragaman hayati semakin berkurang sejak adanya perkebunan

Ya 118 59

Tidak 82 41

Jumlah 200 100

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Siak

Lampiran 12. Peta Lokasi Wilayah Kerja PTPN V Pekanbaru

Neraca Air Tanaman Kelapa Sawit (Studi Kasus: Perkebunan Kelapa Sawit Di Kecamatan Dayun,

Kabupaten Siak). Di bawah bimbingan Drs. Bambang Dwi Dasanto, MSi.

Kecamatan Dayun merupakan salah satu kecamatan yang menjadi sentral perkebunan kelapa sawit di wilayah Kabupaten Siak. Salah satu perusahaan milik negara yang mengembangkan perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Dayun adalah PT. Perkebunan Nusantara Lima (PTPN V) dan merupakan perusahaan pertama yang mengembangkan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Siak. Adanya perkebunan kelapa sawit menimbulkan berbagai dampak terhadap lingkungan, salah

adalah adanya penurunan ketersediaan air yang mampu dimanfaatkan oleh stakeholder pengguna

air. Penurunan ketersediaan air menyebabkan adanya biaya tambahan yang harus dikeluarkan oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar penurunan ketersediaan air di wilayah penelitian akibat adanya perkebunan kelapa sawit serta mengetahui seberapa besar biaya yang telah dikeluarkan dalam upaya pemenuhan kebutuhan air. Metode yang digunakan adalah model neraca air Thornwhite 1957 dan analisis Willinges To Pays (WTP) dengan alat

analisisnya menggunakan metode Contingen Valuation Method yang berupa kuisioner. Sampel di

ambil di Desa Sawit Permai, Kecamatan Dayun, Kabupaten Siak. Perbedaan tutupan lahan (landcover) antara sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit berpengaruh terhadap neraca air lahan yang kemudian mempengaruhi ketersediaan di wilayah Kecamatan Dayun, Kabupaten Siak. Besarnya penurunan nilai ketersediaan air sebanding dengan besarnya peningkatan kebutuhan air dari landcover hutan ke landcover tanaman kelapa sawit, yaitu sebesar 67 mm/tahun. Landcover lahan dengan tanaman kelapa sawit menghasilkan nilai run off yang

lebih besar di bandingkan dengan landcover hutan. Kebutuhan air tanaman kelapa sawit yang ada

di Kecamatan Dayun adalah sebesar 42.728 liter/ha/hari. Besarnya kebutuhan air untuk satu batang pohon tanaman kelapa sawit adalah sebesar 0,012 m3/s per harinya. Berdasarkan hasil analisis debit estimasi, terjadi penurunan debit yang mengindikasikan adanya penurunan ketersediaan air di wilayah Kecamatan Dayun sebesar 349 m3/s per tahunnya. Estimasi nilai lingkungan perkebunan kelapa sawit dilihat dari segi konsumsi sumberdaya air adalah sebesar Rp 7.500.000,

yang dihitung berdasarkan perbedaan landcover hutan dan tanaman kelapa sawit pada saat musim

kemarau (JJA). Besarnya WTP rata-rata masyarakat untuk program konservasi sumberdaya air adalah Rp 26.400, dengan nilai WTP maksimumnya sebesar Rp 45.000 dan WTP minimumnya Rp 5.000. Nilai ekonomi program konservasi sumberdaya air sebesar Rp 18.850.000 per bulan. Kata Kunci: neraca air, perubahan penggunaan lahan, ETc, nilai lingkungan, CVM, WTP

iii

ABSTRAK

ISA TEGUH WIDODO. The Estimation of Oil Palm Plantation Environment Value Using Crop Evapotranspiration of Oil Palm (case study: Oil Palm Plantation in Dayun, Siak). Supervised by Drs. Bambang Dwi Dasanto M.Si.

Dayun is one of the center of oil palm plantations in Siak. Government company that develops the oil palm plantation in Dayun is PT. Perkebunan Nusantara Lima (PTPN V) and also the first company which develops the oil palm in Siak. The oil palm plantations cause various effects to the environment; one of them is the decreasing of water availability that can be used by the water stakeholders. The decreasing of water availability causes additional cost to the community. The objectives of this study are to determine the decreasing of water because of the oil palm plantation and cost that spent to meet the needs of water. The study uses water balance model by Thornwhite 1957 and Willingness to Pays (WTP) analysis using questionnaire of Contingent Valuation Method (CVM) in Sawit Permai, Dayun, Siak.The land cover, before and after, affect the water balance which impact the water availability in Dayun. The decreasing of water availability is comparable with the increasing of water demand in oil palm plantation, equal to 67 mm/year. Oil palm plantation has greater runoff than forest. The need of water in oil palm plantation in Dayun is 42.728 liters /ha /day, with the need of a single palm tree equal to 0,012 m3/s/day. Based on the analysis of debt estimation, there is debt decreasing which indicates the decreasing of water availability in Dayun, around 349 m3/s/year. The estimated value of the environment for oil palm plantations by water resources consumption based on the difference of forest and oil palm plantations during the dry season (JJA) is equal to Rp 7.500.000.. Average WTP for the water conservation program is Rp 26.400, with WTP maximum and minimum up to Rp 45.000 and Rp 5.000 respectively. The economic value of water conservation program is Rp 18.850.000/month.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkebunan kelapa sawit (oilpalm

plantation) merupakan perkebunan yang tengah berkembang di Kabupaten Siak. Data dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak menyebutkan luas areal perkebunan kelapa sawit pada tahun 2008 mencapai 186.819 Ha. Luas areal perkebunan kelapa sawit akan terus berkembang di wilayah ini mengingat masih banyaknya hutan-hutan sekunder yang berpotensi untuk dijadikan perkebunan. Kecamatan Dayun

merupakan sentral pertumbuhan dan

perkembangan utama areal perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Siak. Luas areal perkebunan kelapa sawit di kecamatan ini mencapai 21.949 Ha pada tahun 2008 (BPS Kab. Siak 2008).

Perkembangan luas areal perkebunan kelapa sawit berdampak nyata terhadap

lingkungan diantaranya adalah semakin

berkurangnya ketersediaan air. Tanaman kelapa sawit secara ekologis merupakan tanaman yang paling banyak membutuhkan

air dalam proses pertumbuhannya.

Perkebunan kelapa sawit merupakan

perkebunan yang diterapkan secara

monokultur pada suatu lahan. Adanya perubahan penggunaan lahan dari hutan alami ke sistem tanaman monokultur seperti perkebunan kelapa sawit akan merubah sistem dan tatanan neraca air yang ada di wilayah tersebut. Karena mekanisme tanamannya yang monokultur, baik langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap neraca air lahan dan ketersediaan air di wilayah tersebut.

Estimasi nilai lingkungan dilakukan untuk melihat seberapa besar nilai kerugian lingkungan yang terjadi akibat adanya perkebunan kelapa sawit. Nilai lingkungan perkebunan kelapa sawit dalam penelitian ini di dekati sebagai nilai konsumsi sumberdaya air oleh perkebunan kelapa sawit pada suatu lahan yang diperoleh melalui perhitungan neraca air tanaman kelapa sawit. Besarnya kebutuhan air perkebunan kelapa sawit kemudian di nilai dalam bentuk rupiah dengan

tujuan untuk memudahkan dalam hal

perbandingan antara total nilai ekonomi perkebunan kelapa sawit yang diterima oleh masyarakat dengan total nilai lingkungan yang harus di tanggung oleh masyarakat, terutama masyarakat yang tinggal di sekitar perkebunan kelapa sawit.

Program konservasi sumberdaya air dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan bencana kekeringan dan kelebihan air yang mungkin timbul akibat adanya alih fungsi

lahan. Keikutsertaan masyarakat dalam

mendukung adanya program konservasi sumberdaya air ini sangat dibutuhkan. Dukungan masyarakat dalam mendukung program konservasi sumberdaya air terlihat

melalui Willingess To Pays (kemauan

membayar) dari masyarakat dalam program konservasi sumberdaya air. Besarnya nilai WTP dari masyarakat dapat ditentukan berdasarkan survei langsung yang dilakukan kepada masyarakat yang tinggal di sekitar perkebunan kelapa sawit. Hasil nilai WTP kemudian digunakan untuk melihat seberapa besar nilai manfaat lingkungan yang akan diperoleh masyarakat dengan adanya program konservasi sumberdaya air.

1.2 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Menghitung serta menganalisis neraca

air lahan sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit

2. Menghitung besarnya kebutuhan air

perkebunan kelapa sawit

3. Mengestimasi nilai ekonomi lingkungan

tanaman kelapa sawit

4. Menganalisis WTP masyarakat untuk

program konservasi sumberdaya air

BAB II