BAB II. RANCANGAN AKTUALISASI 4
F. Nilai-Nilai Dasar ASN
Setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki kewajiban untuk melaksanakan fungsinya, yaitu sebagai: pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa. Dalam melaksanakan fungsi tersebut, ASN wajib memiliki nilai-nilai dasar profesi ASN, yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) serta menerapkannya di lingkungan kerja masing-masing. Penerapan nilai-nilai ANEKA ini akan menciptakan ASN dan birokrasi pemerintah yang bekerja secara profesional, berintegritas, menjunjung tinggi kode etik, mengutamakan mutu pelayanan, serta bebas dari Kolusi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Penjelasan dari kelima nilai tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah pertanggungan jawab yang harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok, atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Akuntabilitas sangat penting karena merupakan prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap level/unit organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam memberikan pertanggungjawaban laporan kegiatan kepada atasannya.
Untuk mewujudkan lingkungan kerja yang akuntabel, ada 9 nilai yang perlu diterapkan, yakni sebagai berikut. Untuk mewujudkan lingkungan kerja yang akuntabel, ada 9 nilai yang perlu diterapkan, yakni sebagai berikut.
a. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah, dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya.
b. Transparansi
Keterbukaan atas tindakan atau kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi
c. Integritas
Integritas adalah kesesuaian antara perkataan dan perbuatan. Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk menjunjung tinggi
d. Tanggung jawab (responsibilitas)
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku dan perbuatannya yang disengaja maupun tidak disengaja dan berani menerima segala konsekuensi. Tanggung jawab adalah suatu kewajiban.
e. Keadilan
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas. Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai suatu hal, baik menyangkut benda atau orang.
f. Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuh kepercayaan, dan kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
g. Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
h. Kejelasan
Fokus utama kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan tanggung jawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.
i. Konsistensi
Konsistensi adalah sutau usaha untuk terus-menerus melakukan suatu hal sampai pada tercapai tujuan akhir.
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: (a) menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan; (b) menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; (c) bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri; (d) mengakui
sesama bangsa; (e) menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia; (f) mengembangkan sikap tenggang rasa.
Nilai-nilai dasar Nasionalisme meliputi:
a. Nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
Negara menjamin kemerdekaan masyarakat dalam memeluk agama dan kepercayaan masing-masing. Nilai-nilai pada sila ini mengajarkan antarpemeluk agama untuk saling menghormati dan toleransi.
b. Nilai-nilai Kemanusiaan yang adil dan beradab
Semangat nasionalisme tidak bisa lepas dari semangat kemanusiaan.
Dengan berlandaskan pada prinsip kemanusiaan, berbagai tindakan dan perilaku yang
bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan, seperti kekerasan, kemiskinan, ketidakadilan, dan kesenjangan sosial, tidak mewarnai kebijakan dan perilaku aparatur negara.
c. Nilai-nilai Persatuan Indonesia
Nilai-nilai ini meliputi membangun rasa kebangsaan, persatuan, persaudaraan, cinta tanah air, dan semangat gotong royong.
d. Nilai-nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
Nilai-nilai ini menjunjung tinggi musyawarah mufakat dan mengutamakan kepentingan bersama, bukan kepentingan pribadi maupun golongan.
e. Nilai-nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Setiap warga negara Indonesia memiliki hak yang sama dan pelayanan yang sama. Nilai-nilai ini mengajarkan untuk tidak diskriminatif.
3. Etika Publik
Etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik. Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam UU ASN adalah sebagai berikut.
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara Pancasila
b. Setia dan mempertahankan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif f. Memelihara dam menjunjung tinggi standard etika luhur
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan dan program pemerintah i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil. Aspek utama yang menjadi target stakeholder adalah layanan yang berkomitmen pada mutu melalui penyelenggaraan tugas secara efektif, efisien, inovatif, dan berorientasi mutu.
Adapun indikator komitmen mutu adalah sebagai berikut.
a. Berorientasi pada mutu, yaitu berkomitmen untuk senantiasa melakukan pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan.
b. Efisien, yaitu berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil tanpa pemborosan sumber daya dan hemat waktu.
c. Efektif, yaitu berhasil guna, menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
d. Inovatif, yaitu sesuatu yang baru sebagai perwujudan ide kreativitas untuk meningkatkan mutu pelayanan.
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa Latin, yaitu Corruptio yang berarti kerusakan, kebobrokan, dan kebusukan. Dalam bahasa Yunani, Corruptio adalah
mental, dan umum. Jadi, semua perbuatan yang melanggar aturan disebut perilau korupsi. Ada 7 kelompok tindak pidana korupsi (tipikor), yaitu: a) kerugian keuangan negara, b) suap- menyuap, c) pemerasan, d) perbuatan curang, e) penggelapan dalam jabatan, f) benturan kepentingan, dan g) gratifikasi.
Anti korupsi adalah suatu perilaku atau tindakan yang menolak untuk melakukan perilaku korupsi. Terdapat 9 nilai anti korupsi yang wajib diamalkan oleh ASN di lingkungan kerjanya, yaitu: a) jujur, b) peduli, c) mandiri, d) disiplin, e) tanggung jawab, f) kerja keras, g) sederhana, h) berani, dan i) adil.