Kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan di unit kerja Peserta Latsar ditugaskan yaitu SD Negeri 7 Maginti Kabupaten Muna Barat yang beralamat di Desa Bangko Kecamatan Maginti. Waktu pelaksanaan aktualisasi dimulai dari tanggal 1 November 2021 sampai dengan 3 Desember 2021.
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Gambaran Umum Organisasi 1. Profil Organisasi
SD Negeri 7 Maginti adalah Sekolah Dasar yang terletak di Desa Bangko Kecamatan Maginti Kabupaten Muna Barat Provinsi Sulawesi Tenggara, dengan jumlah siswa sebanyak 307 orang dan guru sebanyak 12 orang yang terdiri dari Guru PNS 4 orang, CPNS 3 orang dan Honorer sebanyak 5 orang, dengan kondisi sarana dan prasarana yang masih belum lengkap. Adapun profil sekolah sebagaiberikut:
Tabel.2.1.Profil sekolah SD Negeri 7 Maginti 1. Identitas Sekolah
1 Nama Sekolah : SDN 7 MAGINTI
2 NPSN : 40400817
3 Jenjang Pendidikan : SD
4 Status Sekolah : Negeri
5 Alamat Sekolah : Desa Bangko
RT / RW : 1 / 1
Kode Pos : 93653
Kelurahan/Desa : Bangko
Kecamatan : Maginti
Kabupaten/Kota : Muna Barat
Provinsi : Sulawesi Tenggara
Negara : Indonesia
6 Posisi Geografis : -4 Lintang
122 Bujur
2. Data Pelengkap
7 SK Pendirian Sekolah :
8 Tanggal SK Pendirian : 1998-12-31
9 Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
11 Tgl SK Izin Operasional : 1910-10-10 12 Kebutuhan Khusus Dilayani : -
13 Nomor Rekening : 1090201001163-5
14 Nama Bank : BPD
15 Cabang KCP/Unit : Raha
16 Rekening Atas Nama : SDN 12 Maginti
17 MBS : Ya
18 Luas Tanah Milik (m2) : 2000 19 Luas Tanah Bukan Milik (m2) : 0 20 Nama Wajib Pajak :
21 NPWP :
3. Kontak Sekolah
20 Nomor Telepon : 2147483647
21 Nomor Fax : -
22 Email : -
23 Website : Sdn07.maginti@mail.com
4. Data Periodik
24 Waktu Penyelenggaraan : Kombinasi
25 Bersedia Menerima Bos? : Bersedia Menerima 26 Sertifikasi ISO : Belum bersertifikat 27 Sumber Listrik : Diesel
28 Daya Listrik (watt) : 900 29 Akses Internet : Tidak Ada 30 Akses Internet Alternatif :
5. Data Lainnya
31 Kepala Sekolah : La Ode Kali
32 Operator Pendataan : Muhammad Kamriddu
33 Akreditasi : B
34 Kurikulum : KTSP
1. Data PTK dan PD
Penghitungan jumlah PTK adalah yang sudah mendapat penugasan, - berstatus aktif dan terdaftar di sekolah induk.
- Singkatan:
1. PTK = Guru ditambahTendik 2. PD = Peserta Didik
2. Data Sarpras
No Uraian Jumlah
1 Ruang Kelas 8
2 Ruang Lab 0
3 Ruang Perpus 0
Total 8
3. Data Rombongan Belajar
No Uraian Detail Jumlah Total
B. Struktur Organisasi LA NDIHINA, S.Pd
WALI KELAS 5a
Wa Ode Siti Saleha, S.Pd
WALI KELAS 2b Lisnawati,S.Pd WALI KELAS 1a
Nuraida Dg Rahim, S.Pd Hasan Uge, S.Pd.SD WALI KELAS 3a
C. Visi, Misi dan Nilai Organisasi a. Visi
Terwujudnya peserta didik yang beriman, cerdas, terampil, mandiri, bermartabat dan berwawasan global yang berakar pada budaya daerah.
b. Misi
a) Menanamkan keimanan dan ketaqwaan melalui pengamalan ajaran agama.
b) Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan.
c) Mengembangkan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan minat, bakat dan potensi peserta didik.
d) Membina kemandirian peserta didik melalui kegiatan pembiasaan kewirausahaan serta pengembangan diri yang terencana dan berkesinambungan.
e) Menjalin kerjasama yang harmonis antara warga sekolah dan lembaga yang terkait.
c. Tupoksi Organisasi Nilai-Nilai Organisasi
a) Religius. Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
b) Jujur. Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
c) Disiplin. Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
d) Kerja Keras. Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
e) Kreatif dan inovatif. Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
f) Mandiri. Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
g) Rasa Ingin Tahu. Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya,
untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan mengakui serta menghormati keberhasilan orang lain.
D. Media Pembelajaran Kartu Pecahan Berbentuk Kertas Mika
Kartu pecahan merupakan media pembelajaran yang efektif untuk pembelajaran matematika kompetensi dasar membandingkan pecahan sederhana. Menurut Shamsudin (2002: 62) kartu pecahan digunakan sebagai alat peraga yang memuat gambar pecahan suatu benda dengan pecahan yang sesuai.
Berdasarkan kesulitan pembelajaran yang di alami siswa, maka di diskusikanlah permasalahan tersebut dengan guru mata pelajaran matematika di kelas Vb. Untuk memperbaiki kesulitan pembelajaran yang di alami oleh siswa, maka diciptakannya alat peraga kartu pecahan untuk meningkatkan aktivitas belajar dan pemahaman matematika dengan diterapkannya media konkret dalam pembelajaran pecahan.
Alat Peraga adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif dan efisien (Sudjana, 2002 :59 ). Salah satu contoh alat peraga kartu pecahan adalah kartu permainan pecahan berbentuk kertasmika. Alat peraga kartu permainan pecahan ini berguna untuk membina keterampilan siswa dalam menjumlahkan pecahan dengan penyebut berbeda.
E. Materi Matematika Kelas V Penjumlahan Pecahan Dengan Penyebut Berbeda Penjumlahan pecahan
Penjumlahan pecahan dapat dilakukan jika penyebutnya sama,maka yang harus kita lakukan adalah menyamakan terlebih dahulu penyebut-penyebutnya dengan cara membuat pecahan berbeda penyebut menjadi pecahan senilai dengan penyebut sama.
Setelah menjadi pecahan dengan penyebut sama, tentu dengan mudah kita bias menjumlahkannya.
Contoh :
1. Gambarkan penjumlahan + Penyelesaian:
Kita gambarkan penjumlahan tersebut dengan menggunakan luas daerah yang diarsir.
Akan diperoleh gambar sebagai berikut.
digabung menjadi
+ =
2. Gambarkan Penjumlahan + =
Penyelesaian:
Digabung Menjadi
+ =
Dari gambar di atas terlihat bahwa hasil akhirnya , berarti + =
F. Nilai-Nilai Dasar ASN
Setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki kewajiban untuk melaksanakan fungsinya, yaitu sebagai: pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa. Dalam melaksanakan fungsi tersebut, ASN wajib memiliki nilai-nilai dasar profesi ASN, yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) serta menerapkannya di lingkungan kerja masing-masing. Penerapan nilai-nilai ANEKA ini akan menciptakan ASN dan birokrasi pemerintah yang bekerja secara profesional, berintegritas, menjunjung tinggi kode etik, mengutamakan mutu pelayanan, serta bebas dari Kolusi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Penjelasan dari kelima nilai tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah pertanggungan jawab yang harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok, atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Akuntabilitas sangat penting karena merupakan prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap level/unit organisasi sebagai suatu kewajiban jabatan dalam memberikan pertanggungjawaban laporan kegiatan kepada atasannya.
Untuk mewujudkan lingkungan kerja yang akuntabel, ada 9 nilai yang perlu diterapkan, yakni sebagai berikut. Untuk mewujudkan lingkungan kerja yang akuntabel, ada 9 nilai yang perlu diterapkan, yakni sebagai berikut.
a. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah, dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya.
b. Transparansi
Keterbukaan atas tindakan atau kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi
c. Integritas
Integritas adalah kesesuaian antara perkataan dan perbuatan. Dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk menjunjung tinggi
d. Tanggung jawab (responsibilitas)
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku dan perbuatannya yang disengaja maupun tidak disengaja dan berani menerima segala konsekuensi. Tanggung jawab adalah suatu kewajiban.
e. Keadilan
Keadilan adalah landasan utama dari akuntabilitas. Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai suatu hal, baik menyangkut benda atau orang.
f. Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuh kepercayaan, dan kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
g. Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
h. Kejelasan
Fokus utama kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran dan tanggung jawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi.
i. Konsistensi
Konsistensi adalah sutau usaha untuk terus-menerus melakukan suatu hal sampai pada tercapai tujuan akhir.
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: (a) menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan; (b) menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; (c) bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri; (d) mengakui
sesama bangsa; (e) menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia; (f) mengembangkan sikap tenggang rasa.
Nilai-nilai dasar Nasionalisme meliputi:
a. Nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
Negara menjamin kemerdekaan masyarakat dalam memeluk agama dan kepercayaan masing-masing. Nilai-nilai pada sila ini mengajarkan antarpemeluk agama untuk saling menghormati dan toleransi.
b. Nilai-nilai Kemanusiaan yang adil dan beradab
Semangat nasionalisme tidak bisa lepas dari semangat kemanusiaan.
Dengan berlandaskan pada prinsip kemanusiaan, berbagai tindakan dan perilaku yang
bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan, seperti kekerasan, kemiskinan, ketidakadilan, dan kesenjangan sosial, tidak mewarnai kebijakan dan perilaku aparatur negara.
c. Nilai-nilai Persatuan Indonesia
Nilai-nilai ini meliputi membangun rasa kebangsaan, persatuan, persaudaraan, cinta tanah air, dan semangat gotong royong.
d. Nilai-nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
Nilai-nilai ini menjunjung tinggi musyawarah mufakat dan mengutamakan kepentingan bersama, bukan kepentingan pribadi maupun golongan.
e. Nilai-nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Setiap warga negara Indonesia memiliki hak yang sama dan pelayanan yang sama. Nilai-nilai ini mengajarkan untuk tidak diskriminatif.
3. Etika Publik
Etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik. Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam UU ASN adalah sebagai berikut.
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara Pancasila
b. Setia dan mempertahankan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif f. Memelihara dam menjunjung tinggi standard etika luhur
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan dan program pemerintah i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil. Aspek utama yang menjadi target stakeholder adalah layanan yang berkomitmen pada mutu melalui penyelenggaraan tugas secara efektif, efisien, inovatif, dan berorientasi mutu.
Adapun indikator komitmen mutu adalah sebagai berikut.
a. Berorientasi pada mutu, yaitu berkomitmen untuk senantiasa melakukan pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan.
b. Efisien, yaitu berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil tanpa pemborosan sumber daya dan hemat waktu.
c. Efektif, yaitu berhasil guna, menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
d. Inovatif, yaitu sesuatu yang baru sebagai perwujudan ide kreativitas untuk meningkatkan mutu pelayanan.
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa Latin, yaitu Corruptio yang berarti kerusakan, kebobrokan, dan kebusukan. Dalam bahasa Yunani, Corruptio adalah
mental, dan umum. Jadi, semua perbuatan yang melanggar aturan disebut perilau korupsi. Ada 7 kelompok tindak pidana korupsi (tipikor), yaitu: a) kerugian keuangan negara, b) suap- menyuap, c) pemerasan, d) perbuatan curang, e) penggelapan dalam jabatan, f) benturan kepentingan, dan g) gratifikasi.
Anti korupsi adalah suatu perilaku atau tindakan yang menolak untuk melakukan perilaku korupsi. Terdapat 9 nilai anti korupsi yang wajib diamalkan oleh ASN di lingkungan kerjanya, yaitu: a) jujur, b) peduli, c) mandiri, d) disiplin, e) tanggung jawab, f) kerja keras, g) sederhana, h) berani, dan i) adil.
G. Kedudukan dan Peran ASN Dalam NKRI
Manajemen ASN, Pelayanan Publik, serta Whole of Government merupakan mata pelatihan kedudukan dan peran ASN dalam NKRI. Nilai-nilai dasar Aparat Sipil Negara (ASN) terkait Kedudukan dan peran ASN dalam NKRI merupakan pegetahuan dasar yang diperoleh melalui proses pembelajaran, adapun nilai-nilai dasar, peran dan kedudukan ASN dalam NKRI dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Manajemen ASN
Mata pelatihan ini membekali peserta Pelatihan dengan pengetahuan tentang kedudukan, peran, hak dan kewajiban, dan kode etik ASN, konsep sistem merit dalam pengelolaan ASN, dan pengelolaan ASN.
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
2. Pelayanan Publik
Mata Pelatihan ini membekali peserta dengan kemampuan untuk memberikan pelayanan publik yang berkualitas melalui konsep dan prinsip pelayanan publik, pola pikir ASN sebagai pelayanan publik, praktek etiket pelayanan publik.Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik menyatakan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian
perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara kebijakan publik. Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan prima adalah: Partisipatif, Transparan, Responsif, Tidak diskriminatif, Mudah dan Murah, Efektif dan Efisien, Aksesibel, Akuntabel, dan Berkeadilan.
3. Whole of Government (WOG)
Mata pelatihan ini membekali peserta dengan pengetahuan tentang sistem pengelolaan pemerintahan yang terintegrasi dalam penyelenggaraan pemberian pelayanan melalui pembelajaran konsep Whole of Government (WOG), penerapan WoG, dan best practice penerapan WOG dalam pemberian pelayanan yang terintegrasi.
Whole of Government adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.
H. Identifikasi Isu dan Analisis Dampaknya 1. Identifikasi Isu
Berdasarkan pengamatan penulis di SD Negeri 7 Maginti selama 1 tahun 5 bulan, penulis menemukan beberapa isu terkait dengan tugas pokok dan fungsi guru. Isu-isu tersebut dianalisis berdasarkan kriteria APKL sebagi berikut:
Tabel 2.2 Seleksi Isu Menggunakan Metode APKL
No Isu A P K L Total
1.
Kurang rendahnya pemahaman siswa pada
pelajaran matematika yang di sampaikan 5 4 5 5 19
2.
Belum memadainya media pembelajaran
yang tersedia di sekolah 3 3 4 4 14
Kurangnya kepedulian siswa terhadap
Berdasarkan hasil identifikasi isu melalui kriteria APKL, maka penulis memilih isu, “Masih rendahnya daya serap siswa pada pelajaran matematika yang di sampaikan”
a. Alasan memilih isu
Isu “Masih rendahnya daya serap siswa pada pelajaran matematika yang di sampaikan” dipilih dengan alasan bahwa untuk menyelesaikan soal-soal matematika penjumlahan pecahan siswa harus memahami konsep dasar penjumlahan pecahan dengan penyebut berbeda tersebut. Siswa yang kurang paham dalam melakukan penjumlahan pecahan dengan penyebut berbeda pada proses belajar mengajar materi penjumlahan pecaahan dengan penyebut berbeda yang masih belum memanfaatkan media dan hanya mengandalkan penjelasan. Oleh karena itu pemahaman siswa tentang penjumlahan pecahan dengan penyebut berbeda dapat ditingkatkan. Sehingga siswa harus memiliki pemahaman yang kuat terhadap konsep penjumlahan pecahan berbenyebut berbeda agar dapat meningkatkan hasil belajar.
b. Faktor Penyebab Isu
- Konsep penjumlah pecahan dengan penyebut berbeda dimiliki siswa masih kurang, - Media pembelajaran matematika tidak pernah digunakan untuk membantu
proses penanaman penjumlahan pecahan berpenyebut berbeda.
c. Solusi
Untuk memecahkan isu tersebut maka solusinya adalah menyediakan dan menggunakan media pembelajaran kartu pecahan berbentuk kertas mika untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep penjumlahan bilangan bulat.
2. Analisis Dampak a. Dampak Positif
Jika dalam pelaksanaan pembelajaran matematika di kelas dilakukan dengan bantuan media pembelajaran, maka akan memiliki dampak berikut.
- Tujuan pembelajaran dapat tercapai.
- Siswa dapat memahami konsep penjumlahan pecahan berpenyebut berbeda dengan lebih baik.
- Apabila siswa mampu memahami konsep matematika dengan baik, maka akan berdampak baik pada hasil belajar matematikanya.
b. Dampak Negatif
Jika dalam pelaksanaan pembelajaran matematika di kelas dilakukan dengan tidak menggunakan media pembelajaran, maka akan memiliki dampak berikut.
- Tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai.
- Proses pembelajaran tidak berjalan secara optimal.
- Siswa akan kesulitan memahami konsep matematika yang abstrak tanpa sesuatu yang konkrit.
Tabel 2.3 Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Habituasi
N
O Kegiatan Tahap Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Subtansi Mata Pelatihan
Kontribusi Terhadap
visi, Misi Organisasi Penguatan Nilai Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 .
Melakukan
konsultasi kepada mentor terkait dengan
pelaksanaan kegiatan aktualisasi
Tahap Kegiatan 1 Menyiapkan bahan konsultasi
Tersedianya bahan konsultasi
Nilai-Nilai Dasar 1.Akuntabilitas
Dengan penuh tanggung jawab penulis akan konsultasi dengan atasan merupakan kewajiban yang harus dilakukan sebelum melaksanakan kegiatan aktualisasi disekolah.
2.Nasionalisme
Penulis akan menghormati hasil konsultasi dengan
Visi :
Terwujudnya peserta didik yang beriman, cerdas, terampil, mandiri, bermartabat dan
berwawasan global yang berakar pada budaya daerah
Misi:
Menjalin kerja sama yang harmonis antar warga sekolah dan lembaga yang terkait
atasan tentang kegiatan aktualisasi yang akan penulis laksanakan disekolah.
3.Etika Publik
Penulis akan sopan pada saat konsultasi dengan atasan serta menggunakan bahasa yang baik dan benar.
4.Komitmen Mutu
Penulis akan Konsultasi dengan atasan untuk meningkatkan minat proses pembelajaran Matematika secara berkelanjutan.
5.Anti Korupsi
Penulis akan konsultasi dengan atasan secara jujur perihal kegiatan rancangan aktualisasi disekolah.
Tahap Kegiatan 2 Melakukan
konsultasi dengan mentor untuk menyampaikan rencana kegiatan
yang akan
dilaksanakan
Tersampaikannya rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
Nilai-nilai dasar : 1.Akuntabilitas
Dilaksanakan dengan tanggung jawab,transparan dan kejelasan target
2.Nasionalisme
Tidak memaksakan kehendak,mengutamakan kepentingan public.
3.Etika Publik
Mengedepankan sikap hormat dan terbuka.
4.Komitmen mutu Menyelesaikan
permasalahan dengan inovatif
5.Anti korupsi
Menyampaikan dengan jujur
Tahap Kegiatan 3 Mencatat saran dan arahan dari mentor
Tercatatnya saran dan arahan dari mentor.
Nilai-nilai dasar : 1.Akuntabilitas
Penulis akan mencatat masukan atau saran dari mentor dengan penuh tanggung jawab.
2.Nasionalisme
Penulisakan menghormati dan mencatat masukan atau saran yang diberikan oleh mentor
3.Etika Publik
Dilaksanakan dengan tekun
4.Komitmen Mutu
Dilaksanakan dengan efisien
5.Anti Korupsi
Dilaksanakan dengan kerja keras
4.Membuat surat persetujuan
pelaksanaan
aktualisasi untuk di tanda tangani
Adanya surat
persetujuan
pelaksanaan aktualisasi yang telah di tanda tangani
Nilai-nilai dasar : 1.Akuntabilitas Bersikap konsisten 2.Nasionalisme Menghormati 3.Etika public
Dilakukan dengan sopan dan santun
4.Komitmen mutu
Dilakukan dengan efektifitas
5.Anti korupsi
Menanamkan nilai kemandirian
2 .
Merancang dan membuat media pembelajaran
Tahap kegiatan 1 Merancang media kartu pecahan
Terlaksananya
perancangan media kartu pecahan
Akuntabilitas
Dilaksanakan dengan kejelasan target
Nasionalisme
Rela berkorban dan
visi ;
Terwujudnya peserta didik yang beriman, cerdas, terampil, mandiri, bermartabat dan
berwawasan global yang
Profesional,
sederhana.
Etika Publik
Dilaksankan dengan tulus Komitmen Mutu
Dilaksanakan dengan efektif
Anti Korupsi
Dilakukan dengan mandiri.
berakar pada budaya daerah
MISI :
• Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan
• Mengembangkan
bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi berdasarkan minat, bakat dan potensi peserta didik
orang lain,
Kreatif
Inovatif.
Tahap kegiatan 2 Menyiapkan alat dan bahan.
TeTersedianya alat dan bahan untuk pembuatan media kartu pecahan
Akuntabilitas
Penulis akan menyiapkan bahan untuk pembuatan media kartu pecahan yang dilakukan dengan tanggungjawab
Nasionalisme
Mau bekerja keras dan
usaha dalam
mempersiapkan media
seperti kartu pecahan
untuk proses
pembelajaran.
Etika Publik
Dilaksanakan dengan cermat.
Komitmen Mutu
Dilaksankan dengan efisien.
Anti Korupsi
Menggunakan alat dan bahan yang sederhana.
Tahap kegiatan 3 Membuat Media Kartu pecahan yang telah disiapkan.
Tersediannya Media kartu pecahan.
Akuntabilitas
Penulis akan
berpartisipatif langsung dalam membuat media kartu pecahan yang telah disiapkan.
Nasionalisme
Penulis akan tepat waktu
(sesuai sila 5) dalam membuat media kartu pecahan.
Etika Publik
Penulis akan cermat dalam membuat kartu pecahan.
Komitmen Mutu
Menampilkan kinerja yang baik (efektivitas) dalam membuat media kartu pecahan yang akan penulis disiapkan.
Anti Korupsi
Penulis akan tanggung jawab dalam pembuatan media kartu pecahan yang
Tahap kegiatan 1 Menyiapkan dan menyusun materi yang akan di ajarkan.
Tersedianya materi yang akan di ajarkan.
Auntabilitas
Menentukan target yang jelas
Nasionalisme
Dilaksanakan dengan tidak
visi ;
Terwujudnya peserta didik yang beriman, cerdas, terampil, mandiri,
memaksakan kehendak Etika Publik
Dilaksanakan dengan cermat dan transparan.
Komitmen Mutu
Berorientasi pada peningkatan mutu
Anti Korupsi
Dilakukan dengan mandiri
berwawasan global yang berakar pada budaya daerah
Misi:
• .Mengoptimalkanproses pembelajaran dan bimbingan
• Mengembangkan
bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi berdasarkan minat, bakat dan potensi peserta didik
• Menjalin kerjasama yang harmonis antara warga sekolah dan lembaga yang terkait
Inovatif.
Tahap kegiatan 2 Menyusun RPP menggunakan media kartu pecahan
Tersusunnya RPP yang menggunakan media kartu pecahan
Akuntabilitas Memperhatikan nilai keadilan dan konsisten Nasionalisme
Menyusun dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dan lebih mengutamakan
kepentingan siswa Etika Publik
Menyusun dengan penuh tanggung jawab.
Komitmen Mutu
Menyusun dengan efisien dan berkomitmen mutu Anti Korupsi
Membuatnya dengan disiplin dengantepat waktu
Tahap kegiatan 3 Meminta
persetujuan mentor mengenai RPP yang di buat.
RPP yang telah di setujui oleh mentor.
Nilai-nilai dasar
Nilai-nilai dasar