1 . Pengertian Nilai Sosial
Pada dasarnya, nilai sosial adalah semua pola pikir yang dianggap baik dan benar oleh hampir semua orang dalam masyarakat. Nilai-nilai sosial ini diperoleh berdasarkan pengalaman-pengalaman kejadian dalam masyarakat sehingga akhirnya menjadi suatu prinsip perilaku yang kuat yang diyakini kebenarannya.
Menurut C. Kluckhohn, nilai bukanlah keinginan, melainkan yang diinginkan. Keinginan lebih bersifat individu, artinya masing-masing orang memiliki keinginannya sendiri yang berbeda dari orang lain. Sebaliknya, yang diinginkan adalah keinginan seseorang atau kelompok dengan mempertimbangkan hal-hal lain. Misalnya, apakah yang diinginkan itu sudah sesuai dengan aturan yang berlaku dalam masyarakat.
Nilai sosial memang awalnya berasal dari nilai perorangan, tetapi lama-kelamaan nilai itu diterima dan diakui oleh sebagian besar masyarakat. Akhirnya, nilai itu pun menjadi nilai sosial atau nilai bersama. Dengan kata lain, nilai sosial dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang baik yang diinginkan, dicita-citakan, dan dianggap penting oleh warga masyarakat dan dijadikan dasar dalam menentukan apa yang bernilai atau berharga.
2 . Macam-macam Nilai Sosial
Untuk mengatur hubungan dan pengaruh timbal balik di antara orang-orang dalam masyarakat diperlukan adanya nilai sosial. Pada hakikatnya, nilai adalah segala sesuatu yang dianggap baik dan benar oleh banyak orang dalam masyarakat yang selanjutnya merupakan sesuatu yang diidam-idamkan. Oleh karena itu, nilai akan dipedomani dalam setiap benak orang yang akan mempengaruhi bentuk-bentuk perilaku bagi orang tersebut. Menurut Prof. Dr. Notonegoro, nilai sosial dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a . Nilai Material
Pada dasarnya, yang dimaksud dengan nilai material adalah nilai yang ada atau yang muncul karena materi tersebut, contohnya emas. Emas ini mempunyai nilai tertentu yang muncul karena benda berupa emas mempunyai warna kuning gilap dan tidak luntur yang selanjutnya akan banyak kegunaannya untuk membuat berbagai macam perhiasan. Nilai terkandung dalam suatu benda dinamakan nilai sentral. b. Nilai Vital
Pada dasarnya, nilai vital adalah nilai yang muncul karena daya kegunaannya, contohnya pisau. Pisau mempunyai harga atau nilai tertentu karena ketajamannya yang dapat digunakan untuk memotong sesuatu. Tetapi seandainya pisau tersebut tumpul, nilainya akan merosot. Sebaliknya, apabila pisau selalu tajam dalam waktu yang amat sangat panjang (berkualitas), maka pisau ini akan memiliki harga atau nilai yang semakin tinggi. Nilai suatu benda yang muncul karena kegunaannya dinamakan nilai vital.
c . Nilai Spiritual
Nilai spiritual bersifat sangat abstrak dan berguna bagi rohani manusia . Menurut Prof. Dr. Notonegoro, nilai spiritual meliputi nilai kebenaran (kenyataan), nilai keindahan (estetika), nilai moral (etika), dan nilai keagamaan (nilai religius).
Nilai kebenaran (kenyataan) bersumber dari akal manusia (rasio atau akal). Nilai kebenaran ilmu pengetahuan merupakan nilai yang bersumber dari rasionalitas manusia. Contoh 6 u 6 = 36, angka 36 adalah kebenaran yang bersumber dari rasionalitas masnusia. Suatu nilai kebenaran yang bersumber dari pertimbangan akal
pikir manusia yang sewaktu-waktu dapat diuji kebenarannya oleh siapa pun dinamakan Nilai Kebenaran Ilmiah.
Nilai estetika didasarkan pada kemampuan perasaan manusia menangkap sesuatu yang indah tentang objek tertentu atau suatu hal. Misalnya, ketika kita mendengar suara orang yang menyanyi dengan merdu. Nilai moral (estetika) merupakan nilai yang didasarkan pada keinginan manusia terhadap sesuatu yang baik dan buruk. Misalnya, menolong orang lain bernilai baik, sebaliknya menyontek pada waktu ulangan bernilai buruk.
Nilai keagamaan (nilai religius) merupakan nilai yang didasarkan pada keyakinan manusia terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Nilai keagamaan seseorang akan berbeda dengan yang lain meskipun agama yang dianut sama.
3 . Ciri-ciri Nilai Sosial
Nilai sosial memiliki ciri, yaitu sebagai berikut. • Nilai bersifat abstrak.
• Nilai terbentuk melalui proses pengalaman dalam pergaulan antarindividu dan antarkelompok individu dalam masyarakat.
• Nilai belum merupakan perintah atau larangan sehingga tidak memiliki sanksi. • Nilai menjadi dasar pedoman perilaku.
4 . Terbentuknya Nilai Sosial
Nilai-nilai sosial tiap-tiap masyarakat memang memiliki perbedaan-perbedaan sehingga tiap-tiap masyarakat memiliki karakteristik yang berbeda-beda dalam sistem perilakunya.
Sumber:Kompas,11 Agustus 2006
Ã
Ã
Ã
Ã
Ã
Gambar 2.1 Sikap saling menolong merupakan nilai dalammasyarakat, karena sikap tersebut dianggap baik dalam kehidupan bermasyarakat.
Bentuklah kelompok yang terdiri 2 – 3 orang, kemudian kerjakan soal di bawah ini!
1 . Tulislah pelanggaran-pelanggaran terhadap tata tertib di sekolahmu!
2 . Menurut kalian, bagaimana cara mengatasi pelanggaran-pelanggaran tersebut pada nomor 1?
3 . Jelaskan mengapa tata tertib di sekolah perlu dipatuhi oleh semua siswa!
4 . Sudahkah para guru menjadi contoh dan penegak tata tertib di lingkungan sekolahmu? Jelaskan pendapatmu!
Tetapi secara universal, ada nilai-nilai kemanusiaan yang cenderung sama antara masyarakat satu dengan masyarakat yang lain, misalnya seperti contoh berikut. • Setiap orang memiliki hak dan kewajiban yang patut dihargai oleh orang yang lain. • Orang tua patut mendapatkan penghargaan dan perlindungan dari yang muda
dan yang kuat.
• Musyawarah untuk mencapai mufakat cenderung lebih baik daripada hasil pemikiran seorang yang bersifat diktator, dan lain-lain.
Nilai sosial terbentuk melalui pengalaman dan kejadian yang kemudian diseleksi dan diaktualisasikan dalam sistem perilaku sehingga dipertahankan keberadaannya oleh banyak orang dalam masyarakat. Selanjutnya nilai-nilai sosial yang abstrak ini akan dikonkretkan dalam bentuk norma-norma sosial yang berupa perintah dan larangan, serta sanksi-sanksi sesuai dengan bidang-bidang kehidupan yang ada dalam masyarakat. 5 . Fungsi Nilai Sosial dalam Membentuk Keteraturan
Secara umum, nilai bersifat abstrak dan menjadi prinsip bagi individu dalam menentukan perilakunya. Nilai sosial dalam masyarakat memang senantiasa mengalami pergeseran seiring dengan berkembangnya peradaban dan pergaulan yang terjadi dalam masyarakat. Tetapi secara umum, nilai-nilai sosial dalam masyarakat berfungsi sebagai pedoman perilaku yang telah disepakati oleh warga masyarakat termasuk para pendahulu yang membuatnya. Nilai sekaligus merupakan buah pemikiran warga masyarakat untuk mengatur dan membatasi aktivitas individu agar tidak memasuki hak-hak orang lain. Bagi mereka yang berperilaku tidak sesuai dengan nilai-nilai sosial, mereka akan ikut mendapat kecaman dari warga masyarakat, baik dalam bentuk kecaman ringan maupun kecaman berat sesuai dengan tingkat penyimpangan perilaku terhadap norma yang ada. Jadi dapat dikatakan bahwa nilai menjadi alat kontrol atau pengatur yang mengikat agar seseorang mau berperilaku baik.
C. NORMA SOSIAL
1. Pengertian Norma Sosial
Tahukah kalian bahwa norma sosial adalah pelindung kita dari tindak angkara murka orang-orang kuat yang ada di sekitar kita. Norma sosial adalah aturan-aturan tertulis maupun tidak tertulis yang berfungsi untuk mengatur perilaku semua orang dalam masyarakat sehingga tercipta keteraturan sosial. Norma sosial keberadaannya sangat diperlukan untuk menjamin semua orang termasuk yang lemah agar kepentingannya dapat terpenuhi secara wajar dalam masyarakat, sehingga orang- orang yang lemah pun dijamin kelangsungan hidupnya oleh norma-norma tersebut.
Norma-norma yang mengatur masyarakat ada yang bersifat formal atau resmi dan nonformal atau tidak resmi. Norma formal dapat berupa aturan-aturan yang tertulis yang berasal dari lembaga atau institusi resmi seperti surat keputusan, juga peraturan daerah yang bersumber dari negara.
Norma nonformal merupakan aturan tidak tertulis, contohnya aturan-aturan di masyarakat, adat istiadat, juga aturan-aturan dalam keluarga. Norma sebagai ketentuan menjadi ukuran perilaku dan merupakan pedoman yang harus ditaati setiap warga masyarakat. Dengan demikian, jika seseorang melanggar aturan, dia akan diberi sanksi berupa hukuman. Sebaliknya, sanksi diciptakan masyarakat untuk menjadi kendali bagi seseorang supaya perilakunya dapat sesuai dengan aturan-aturan yang ditetapkan. 2 . Macam-macam Norma Sosial
Norma pada dasarnya merupakan perwujudan konkret dari nilai-nilai sosial. Norma dibuat oleh warga masyarakat untuk melaksanakan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat tersebut dan telah dianggap baik dan benar. Agar norma dapat dipatuhi oleh semua warga masyarakat, maka norma dilengkapi dengan sanksi.
Sumber:Gatra, 27 November 2004
Ã
ÃÃ
ÃÃ
Gambar 2.2 Beribadah merupakan salah satu caraSanksi pada hakikatnya merupakan alat untuk menekan atau memaksa warga masyarakat mematuhi nilai-nilai yang telah disepakati. Oleh sebab itu, sering kali norma diberlakukan lebih berat dari bentuk pelanggarannya. Ada empat macam norma yang ada dalam masyarakat, antara lain:
a. Norma Agama
Setiap agama memiliki aturan-aturan atau syariat untuk mengatur hubungan- hubungan antarmanusia maupun hubungan dengan Tuhan. Norma agama adalah norma yang berasal dari wahyu Tuhan yang disampaikan melalui orang-orang yang terpilih (Nabi). Pada hakikatnya, norma agama merupakan himpunan peraturan-peraturan yang merupakan petunjuk hidup, baik perintah maupun larangan agar umat manusia dapat memperoleh jalan kebenaran sehingga dapat mencapai kebahagiaan dan keselamatan, baik di dunia maupun di akhirat. Tiap-tiap agama memiliki norma sendiri- sendiri yang akan bercorak pada zaman tertentu di mana agama itu lahir serta lokasi di mana wahyu Tuhan itu diturunkan, tetapi yang jelas norma agama merupakan norma yang berisi kebenaran terutama bagi para pemeluknya.
b. Norma Adat/Kebiasaan
Dalam kehidupan masyarakat tradisional, orang berperilaku dan perpedoman pada kebiasaan-kebiasaan atau adat. Norma adat adalah norma-norma yang berada di dalam masyarakat yang berkaitan dengan sistem penyelenggaraan hidup yang terjadi secara berulang-ulang karena telah dibakukan dan diyakini sebagai sesuatu yang baik. Selanjutnya adat dan kebiasaan akan dipedomani oleh setiap warga masyarakat sebagai suatu cara berperilaku dalam setiap kepentingan dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat. Contoh norma adat adalah adat perkawinan, adat pembagian warisan, dan lain-lain.
c . Norma Kesusilaan/Kesopanan
Setiap manusia mempunyai harkat dan martabat yang sama di hadapan Tuhan. Oleh sebab itu, setiap manusia sebenarnya perlu dihargai sama. Norma seperti inilah yang diperlukan untuk meredam terjadinya konflik yang bersumber dari perendahan martabat oleh orang lain. Pada dasarnya, norma kesusilaan dan kesopanan merupakan penjabaran dari nilai-nilai moral, yaitu mengenai tuntutan perilaku yang benar yang seharusnya diperbuat oleh setiap warga masyarakat. Norma kesusilaan dan norma kesopanan memiliki substansi pokok, yaitu mengenai penghargaan terhadap harkat dan martabat orang lain. Sebagai suatu prinsip bahwa berperilaku susila dan sopan pada dasarnya merupakan perbuatan yang akan berbuah pada penghargaan pribadi si pelakunya. Artinya, semua bentuk kesusilaan dan kesopanan akan memunculkan penghargaan dari orang lain kepada kita sendiri. d. Norma Hukum
Dalam kaitannya dengan struktur pemerintahan suatu negara, diperlukan pedoman-pedoman untuk mengatur hak dan wewenang tiap-tiap aparatur negara
secara struktural dari atas hingga ke bawah. Pada dasarnya, norma hukum adalah norma masyarakat yang dibuat oleh lembaga-lembaga yang berwenang. Lembaga yang berwenang bisa berupa majelis, DPR dan pemerintah, presiden sebagai penyelenggara eksekutif, atau pimpinan departemen hingga stafnya yang terbawah. Semua bentuk peraturan yang tertulis yang dibuat lembaga-lembaga negara yang berwenang dinamakan norma hukum. Di Indonesia, norma hukum terdiri dari hukum perdata dan pidana. Hukum perdata adalah suatu lapangan hukum yang mengatur masalah perkawinan, warisan, jual beli, dan perjanjian-perjanjian. Sebaliknya, hukum pidana merupakan suatu lapangan hukum yang mengatur masalah kejahatan seperti penganiayaan, pembunuhan, penipuan, pemerasan, pemalsuan, dan lain-lain. Sering kali hukum perdata dan hukum pidana mempunyai keterkaitan antara satu dengan yang lain. Masalah-masalah perdata sering kali berkelanjutan menjadi masalah- masalah pidana atau di dalam masalah pidana, di dalamnya terkandung banyak pelanggaran pada masalah perdata. Norma hukum merupakan norma terakhir yang lebih dapat menjamin adanya suatu tertib sosial di dalam masyarakat.
Sumber: www.asianfoodworker.net
Norma sosial pada dasarnya meliputi norma agama, norma kesusilaan dan kesopanan, norma adat dan kebiasaan, dan norma hukum. Tetapi norma hukum mempunyai peran cukup besar dalam mengatur hubungan antarindividu dalam kaitannya dengan kedudukannya sebagai warga negara. Norma-norma hukum dalam masyarakat negara memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
• Bersifat eksplisit, artinya tertulis dengan jelas dan tegas.
• Bersifat memaksa, artinya apabila orang melanggar maka akan dikenai sanksi dan apabila tidak diindahkan akan dipaksa oleh alat-alat negara.
Ã
ÃÃ
Ã
Ã
Gambar 2.3 Hukuman penjara merupakan sanksi yang diberikan• Dibuat oleh lembaga yang berwenang, artinya tiap-tiap tingkatan norma hukum dibuat oleh pejabat-pejabat yang berwenang dengan tingkatan yang tertentu pula, misalnya Undang-Undang Dasar dibuat oleh MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat), undang-undang dibuat oleh DPR dan pemerintah, dan seterusnya. • Bersifat mengatur, artinya berisi perintah-perintah dan larangan-larangan untuk
mengendalikan perilaku warga masyarakat sesuai dengan bidang-bidang yang diatur masing-masing hukum.
• Bersifat melindungi, artinya melindungi pihak-pihak yang lemah dari desakan dan cengkeraman pihak-pihak yang kuat melalui sanksi-sanksi dan alat-alat negara. 3. Proses Terbentuknya Norma Sosial
Dengan semakin berkembangnya tata keidupan dan peradaban manusia, pranata sosial disadari semakin diperlukan dalam kehidupan sehingga mulai dibakukan dan disempurnakan secara turun-temurun. Tata kelakuan mencerminkan sifat-sifat yang hidup dalam kelompok manusia dan dilaksanakan sebagai alat pengawas secara sadar maupun secara tidak sadar oleh masyarakat terhadap anggota-anggotanya.
Proses dipatuhi dan terbentuknya suatu norma sosial dapat berlangsung melalui empat tingkatan, yaitu sebagai berikut.
a. Cara (usage)
Cara (usage) adalah suatu perilaku tertentu yang secara tidak sadar telah disepakati oleh masyarakat terhadap perbuatan yang tertentu pula. Contoh: cara orang memakai topi, cara orang menuang minuman, cara orang memberi salam kepada orang tua, dan lain-lain.
b. Kebiasaan (folkways)
Kebiasaan (folkways) adalah suatu tata kelakuan yang bersifat lebih mengikat kepada anggota masyarakat dan lebih dipatuhi. Karena bila terjadi penyimpangan terhadapnya, akan dimarahi oleh para leluhurnya. Kebiasaan merupakan perbuatan yang diulang-ulang terhadap apa yang sama sebagai bukti bahwa orang menyukai perbuatan tersebut.
c. Tata Kelakuan (mores)
Tata kelakuan (mores) adalah suatu kelompok aktivitas yang benar-benar telah menjadi pedoman yang berlaku dari suatu masyarakat. Mores ini merupakan pedoman perilaku yang dianggap paling benar yang dimiliki, dipakai, dan dipertahankan oleh warga masyarakat.
d. Adat-istiadat (custom)
Apabila tata kelakuan tersebut kekal serta kuat integrasinya dengan pola-pola perilaku masyarakat, maka dapat terus meningkatkan kekuatan mengikatnya
terhadap perilaku warga masyarakat, dengan demikian terbentuklah custom (adat- istiadat).
Dalam perkembangan selanjutnya, pranata sosial terus mengalami perubahan dalam arti bertambah jumlahnya dan berubah bentuknya sejalan dengan perkembangan tata kehidupan manusia dalam masyarakat. Di dalam perkembangan selanjutnya, norma-norma tersebut berkelompok-kelompok pada berbagai keperluan pokok dari kehidupan manusia seperti kebutuhan hidup kekerabatan, kebutuhan pencaharian hidup, kebutuhan akan pendidikan, kebutuhan untuk menyatakan rasa keindahan, kebutuhan jasmaniah dari manusia, dan lain sebagainya. Misalnya, kebutuhan hidup kekerabatan menimbulkan lembaga-lembaga kemasyarakatan seperti keluarga batih, pelamaran, perkawinan, perceraian, dan sebagainya. Kebutuhan akan pencaharian hidup menimbulkan lembaga-lembaga kemasyarakatan seperti pertanian, peternakan, koperasi, industri, dan lain-lain. Kebutuhan akan pendidikan akan menimbulkan lembaga-lembaga kemasyarakatan seperti pesantren, taman kanak-kanak, sekolah- sekolah dasar, sekolah-sekolah menengah, perguruan-perguruan tinggi, pemberantasan buta huruf, dan lain sebagainya.
Dari contoh-contoh di atas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa lembaga- lembaga kemasyarakatan terdapat dalam setiap masyarakat tanpa memperdulikan apakah masyarakat tersebut mempunyai taraf kebudayaan sederhana atau modern. Hal itu disebabkan oleh karena setiap masyarakat tentu mempunyai kebutuhan- kebutuhan pokok yang apabila dikelompok-kelompokkan, terhimpun menjadi lembaga kemasyarakatan. Untuk memberikan suatu batasan, dapatlah dikatakan bahwa lembaga kemasyarakatan merupakan himpunan dari norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat. Wujud kongkret dari lembaga kemasyarakatan tersebut adalah association. Sebagai contoh, universitas merupakan lembaga kemasyarakatan, sedangkan Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, Universitas Gajah Mada, Universitas Airlangga, dan lainnya adalah institusi.
Proses pelembagaan sebenarnya tidak berhenti demikian saja, tetapi dapat berlangsung lebih jauh lagi hingga suatu norma masyarakat tidak hanya menjadi
institusionalized dalam masyarakat, tetapi menjadi internalized. Maksudnya adalah
suatu taraf perkembangan di mana para anggota masyarakat dengan sendirinya ingin berperikelaku sejalan dengan perilaku yang memang sebenarnya memenuhi kebutuhan manusia. Dengan perkataan lain, norma-norma tadi telah mendarah daging (internalized).
4 . Fungsi Norma Sosial dalam Membentuk Keteraturan
Norma sosial memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Dalam hal ini norma sosial berfungsi sebagai faktor perilaku yang memukinkan seseorang menentukan lebih dulu bagaimana tindakannya akan dinilai oleh orang lain. Selain itu, norma sosial
juga menjadi aturan yang mendorong seseorang atau kelompok untuk mencapai nilai- nilai sosial sekaligus menjadi unsur pengendali dalam hidup bermasyarakat.
Untuk membentuk keteraturan sosial dalam masyarakat, diperlukan tiga syarat pokok antara lain sebagai berikut.
a . Norma Sosial yang Memadai
Norma sosial ini berfungsi sebagai landasan perilaku yang harus diperbuat oleh setiap individu dalam bidang kehidupan tertentu.
b. Aparat Penegak Norma
Aparat penegak norma adalah semua pihak yang mempunyai keterkaitan dan kepentingan untuk menegakkan keberadaan norma dalam mengatur perilaku individu dalam masyarakat. Penegak norma ini terdiri dari penegak formal dan penegak nonformal. Penegak formal meliputi polisi, jaksa, dan hakim, sedangkan penegak nonformal meliputi tokoh-tokoh masyarakat, kaum ulama, para pendidik, dan tokoh- tokoh masyarakat lainnya.
Sumber:www.pikiran-rakyat.com
Ã
ÃÃ
Ã
Ã
Gambar 2.4 Polisi menjadi aparat penegak norma dengantujuan untuk memelihara dan menciptakan keamanan.
c. Kesadaran Akan Pentingnya Keteraturan
Untuk menciptakan kesadaran sosial tentang pentingnya hidup bersama dalam masyarakat, diperlukan pengetahuan pendidikan yang memadai serta sosialisasi terhadap norma-norma hukum. Dengan demikian warga masyarakat menyadari bahwa norma memang harus dipatuhi sebagai bentuk sumbangan seorang individu dalam menciptakan tertib sosial dalam masyarakat yang paling hakiki.
TANGKAP DULU, BARU ADILI
T
erpilihnya Abdul Rahman Saleh, SH sebagai Jaksa Agung pada Kabinet Bersatu pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono – Jusuf Kalla pada awalnya terkesan memberikan harapan, karena Abdul Rahman Saleh pada saat menjadi anggota Mahkamah Agung pada pengadilan kasus korupsi berskala besar yang melibatkan salah satu pejabat tinggi negara bersikap berbeda dengan majelis hakim.Masyarakat berharap pada masa kepemimpinan Abdul Rahman Saleh sebagai kepala Kejaksaan Agung RI, proses peadilan terhadap para koruptor dapat dipercepat dan kalau perlu koruptor-koruptor tersebut ditangkapi dahulu baru diproses.
Petunjuk Simulasi Pro Kontra
1. Siswa dalam kelas dibagi atas dua kelompok. Satu kelompok pro dan satu kelompok lagi kontra. Tuangkan pendapat dan penjelasan kalian sesuai dengan kelompok masing-masing berdasarkan pertanyaan di bawah ini! 2. Pilihlah seorang dari setiap kelompok yang bertugas sebagai presenter
untuk menyajikan kesimpulan hasil diskusi kelompokmu!
1. Buatlah sebuah uraian yang berisi laporan bagaimana kamu sebagai seorang anak dan siswa mendukung nilai dan norma yang ada di lingkungan sekolahmu sebagai orientasi acuan dalam bertingkah laku. Tuliskan tidak lebih dari satu halaman!
2. Sebutkan faktor-faktor penyebab menjamurnya pedagang kaki lima dan rumah liar di kota-kota besar, serta bagaimana cara menyelesaikannya. 3. Sebutkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya aksi demonstrasi yang
disertai dengan tindak anarkis, dan bagaimana penyelesaiannya? Buatlah analisis sosial tentang ke tiga pertanyaan di atas!
AWAS, NARKOBA MENGANCAM
M
asa depan bangsa Indonesia ada di tangan siswa-siswa sekarang. Namun, dalam perjalanannya banyak hambatan dan rintangan yang dihadapi, salah satunya bahaya narkoba yang setiap saat mengajak generasi muda. Berbagai usaha telah dilakukan, baik oleh ulama, sekolah, pemerintah, dan badan dunia untuk menekan penyebaran narkoba kepada masyarakat.Pertanyaan:
1. Bagaimana seharusnya nilai-nilai sosial itu disemaikan kepada generasi muda sehingga terhindar dari bahaya narkoba?
2. Apakah hukuman berat terhadap pengedar narkoba merupakan solusi? 3. Nilai-nilai apa yang harus didalami siswa agar terhindar dari bahaya
narkoba? Pertanyaan:
1. Setujukah kalian atas usul tangkap dulu koruptor-koruptor itu baru proses? Jelaskan!
2. Bagaimana seharusnya tindakan Kepala Kejaksaan Agung RI terhadap para koruptor di Indonesia. Berikan alasan kalian dengan mempertimbangkan norma hukum yang berlaku di Indonesia!
LALU LINTAS SUKA-SUKA
Pasca reformasi, masyarakat Indonesia khususnya di perkotaan cenderung menjadi tidak teratur. Contoh khusus terjadi pada lalu lintas. Cobalah perhatikan
1. Nilai sosial merupakan segala sesuatu yang dianggap baik dan benar dan dicita- citakan oleh warga masyarakat.
2. Nilai sosial meliputi nilai vital, nilai material, dan nilai spiritual. Nilai sosial ini berfungsi menjadi pedoman perilaku warga masyarakat dalam pergaulan. 3. Norma sosial adalah semua bentuk peraturan, baik yang tertulis maupun yang
tidak tertulis yang ada dan berlaku dalam masyarakat.
4. Norma sosial terdiri dari empat macam, yaitu norma agama, kesusilaan dan kesopanan, adat dan kebiasaan, dan norma hukum.
5. Norma sosial berfungsi mengatur hubungan dan perilaku timbal balik antarindividu dan antarkelompok individu dalam masyarakat.
6. Agar norma dapat dipatuhi oleh individu dalam masyarakat, diperlukan sanksi