• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.12 Perancangan Sistem

2.12.1 Alat Bantu Perancangan Sistem

2.12.1.5 Normalisasi

Suatu teknik menstrukturkan dalam cara-cara tertentu untuk membantu mengurangi dan mencegah timbulnya masalah yang berhubungan dengan pengolahan data dalam basis data.

Proses normalisasi menghasilkan struktur record yang konsisten secara logic yang mudah untuk dimengerti.[8]

Dalam perspektif normalisasi, sebuah basis data dikatakan baik, jika setiap tabel yang menjadi unsure pembentuk basis data tersebut juga telah berada dalam keadaan baik atau normal.

Selanjutnya, sebuah tabel dikategorikan baik (efesien) atau normal, jika telah memenuhi 3 kriteria berikut :[8]

a. Jika ada dekomposisi tabel dimana dekomposisinya dijamin aman (Lossless Join Decompotition). Dekomposisi adalah proses pemisahan satu tabel menjadi dua atau lebih tabel baru.

Atribut

Digunakan untuk menggambarkan elemen-elemen dari suatu entitas yang menggambarkan karakter entitas

Hubungan/relasi

Entitas dapat berhubungan satu sama lain

Link

Digunakan sebagai penghubung antara entity-entity dan entity dengan atributnya

b. Trepeliharanya ketergantungan fungsional pada saat perubahan data (Dependency Preservation).

c. Tidak melanggar Boyce-Codd Normal Form (BCNF). Jika criteria ketiga (BCNF) tidak dapat terpenuhi, maka paling tidak harus diupayakanagar tabel tersebut tidak melanggar bentuk normal tahap ketiga. (3rd Normal Form/3NF).

Tahap-tahap normalisasi :[8]

a. Bentuk Normal Tahap Pertama (1st Normal Form)

Bentuk normal tahap pertama (1NF) terpenuhi jika sebuah tabel tidak memiliki atribut bernilai banyak atau lebih dari satu atribut dengan domain nilai yang sama.

b. Bentuk Normal Tahap Kedua (2nd Normal Form)

Bentuk normal tahap kedua (2nd Normal Form) terpenuhi jika pada sebuah tabel, semua atribut yang tidak termasuk dalam key primer memiliki ketergantungan fungsional (KF) pada key primer secara utuh.

c. Bentuk Normal Tahap Ketiga (3nd Normal Form)

Bentuk normal tahap ketiga (3NF) merupakan criteria alternatif, jika kriteria BCNF yang ketat tidak dapat terpenuhi.

Sebuah tabel dikatakan berada dalam bentuk normal tahap ketiga (3NF), jika setiap KF dengan notasi X ke A, dimana A mewakili semua atribut tunggal didalam tabel yang tidak ada didalam X, maka X haruslah superkey pada tabel tersebut, dan atau A merupakan bagian dari key primer pada tabel tersebut.

BAB III

METODE PENELITIAN

Untuk menyusun suatu laporan, diperlukan data - data yang sesuai dengan pokok permasalahan yang dihadapi. Data dikatakan baik apabila data dapat mewakili keadaan objek yang sedang diteliti, dan untuk mendapatkan data yang baik tersebut diperlukan suatu metode atau cara yang sesuai dengan kebutuhan peneliti yaitu cara kerja untuk dapat memahami objek menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.

3.1 Objek Penelitian

Obyek penelitian dalam penyusunan tugas akhir ini adalah perusahan daerah air minum tirta moedal semarang yang berlokasi di Jalan Kelud Raya No. 60 Semarang, Jawa Tengah. Dimana yang menjadi titik beratnya adalah membuat sistem informasi distribusi air bersih pada perusahan daerah air minum tirta moedal.

3.2 Jenis dan Sumber Data 3.2.1 Jenis Data

Jenis atau tipe data secara ekstrim dapat dikelompokan menjadi dua jenis, yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Dalam hal ini penulis menggunakan data kuantitatif dan kualitatif guna menunjang proses analisa penelitian sistem yang berjalan.

1. Data Kualitatif

Merupakan jenis data yang dapat dikategorikan tetapi tidak dapat dihitung. Jenis data ini tidak dapat dituliskan dalam bentuk angka-angka. Adapun data kualitatif yang akan digunakan nantinya adalah data dan informasi mengenai tinjauan umum perusahaan, diskripsi tugas dan wewenang, struktur organisasi, prosedur penjualan dan

bantuan air bersih, serta alur dokumen prosedur penjualan dan bantuan air bersih.

Data Kuantitatif

Merupakan data yang menunjukan jumlah atau banyaknya sesuatu. Jenis data ini mengacu dengan hasil atau data yang berupa angka-angka. Data kuantitatif yang digunakan penulis berupa penjualan dan bantuan air bersih kepada konsumen.

3.2.2 Sumber Data

Sumber yang digunakan dalam Laporan ini meliputi : 1. Data Primer

Merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data jenis ini diperoleh dari hasil survey, dan hasil wawancara dengan staf bagian data dan kepala urusan beagian pemasaran mengenai kajian penelitian.

2. Data Sekunder

Merupakan data pendukung yang sumbernya diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder dapat berupa bukti, catatan atau laporan historis yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Data sekunder bisa diperoleh dari media baca baik buku maupun artikel-artikel di media cetak atau elektronik lainnya.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Adapun metode yang digunakan penulis untuk mendapatkan data-data diatas adalah sebagai berikut :

a. Studi Pustaka

Untuk mendukung kajian penelitian yang dilakukan, penulis mengumpulkan beberapa sumber data yang diperoleh dari buku-buku dan media referensi lainnya yang membahas seputar kajian penelitiannya.

b. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah metode untuk mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada narasumber. Metode ini dilakukan penulis dengan cara tanya jawab secara langsung mengenai hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Wawancara dilakukan dengan salah seorang staf bagian data dan kepala urusan (KAUR) bagian transmisi dan distribusi.

c. Observasi

Yaitu dengan melihat secara langsung bagaimana proses penjualan dan bantuan air bersih yang dilakukan oleh petugas di bagian transmisi dan distribusi. Mulai dari penjualan dan bantuan hingga penyajian laporan.

3.4 Tahap-Tahap Pengembangan Sistem

Dalam melakukan pengembangan sistem, penulis memilih metode Waterfall Modelling dimana proses dilakukan secara berurutan. Dengan metode ini, diharapkan dapat menghasilkan sistem yang lebih sempurna karena memungkinkan adanya evaluasi kembali terhadap proses pengembangan sistem.

Apabila sistem yang dikembangkan kurang sesuai dengan kebutuhan, maka pengembangan dapat ditinjau ulang untuk dapat di analisis kembali agar lebih sempurna. Adapun tahapan pengembangan sistem yang akan dilakukan adalah sebagai berikut.

3.4.1 Perencanaan

Merupakan tahap untuk mempersiapkan pelaksanaan pengembangan sistem yang akan dilakukan. Adapun persiapan-persiapan yang dibutuhkan adalah :

a. Mengajukan proposal dan surat permohonan survey b. Mengatur jadwal survey dan wawancara,

c. Mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk wawancara d. Mempersiapkan alat pengembangan sistem.

3.4.2 Analisis Sistem

Yaitu proses penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian - bagian komponen dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan - permasalahan, kesempatan - kesempatan, hambatan - hambatan yang terjadi dalam kebutuhan - kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan - perbaikannya.

Adapun proses analisis sistem yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Mengidentifiasi permasalahan yang terjadi pada instansi dengan menanyakan langsung kepada bagian yang terlibat dalam proses bisnis.

b. Melakukan survey dan wawancara untuk memahami kinerja sistem yang sedang berlangsung saat ini, yang selanjutnya digambarkan dalam FOD (Flow of Ducument) dan dianalisis kembali permasalahan-permasalahan tersebut sesuai kinerja sistem yang berjalan.

3.4.3 Desain Sistem

Merupakan gambaran yang diberikan kepada user tentang sistem atau tentang kegiatan yang akan dilakukan sebagai tindak lanjut dari analisis sistem.

Dalam desain sistem kegiatan yang dilakukan adalah : a. Merancang sistem umum dengan menggunakan :

1) Context Diagram

Adalah bagian dari data flow diagram yang berfungsi memetakan model lingkungan, yang dipresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan sistem.

2) DFD Leveled

Data Flow Diagram (DFD) merupakan alat untuk membuat diagram yang serbaguna. Data flow diagram terdiri dari notasi penyimpanan data (data store), proses (process), aliran data (flow data), dan sumber masukan (entity).

Data Flow Diagram Digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada, sistem baru tersebut yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan.

Merancang sistem basis data dengan menggunakan : 1) ERD (Entity Relationship Diagram)

Adalah model konseptual yang mendeskripsikan hubungan antara entitas yang satu dengan entitas yang lain dalam suatu sistem yang terintegrasi.

2) Kamus Data / Data Dictionary

Merupakan daftar elemen data yang terorganisir dengan definisi yang tetap dan sesuai dengan sistem sehingga user dan analisis sistem mempunyai pengertian yang sma tentang input,

output, dan data storage. Kamus data adalah catalog fa kta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari sistem informasi.

3) Normalisasi

Suatu teknik menstrukturkan dalam cara-cara tertentu untuk membantu mengurangi dan mencegah timbulnya masalah yang berhubungan dengan pengolahan data dalam basis data. Proses normalisasi menghasilkan struktur record yang konsisten secara logic yang mudah untuk dimengerti.

b. Merancang desain input dan output sebagai interface antara user dengan sistem pada saat pemasukan data dan menyajikan informasi yang dibutuhkan.

3.4.4 Implementasi Sistem

Merupakan tahapan-tahapan untuk penerapan sistem yang baru ke perusahaan. Implementasi yang akan dilakukan meliputi beberapa tahap sebagai berikut:

1. Pemrograman yaitu membuat kode program yang akan dieksekusi oleh komputer, dengan mengacu pada hasil analisis dan desain input output pada tahap sebelumnya agar mampu mengatasi permasalahan yang ada.

2. Pengujian sistem baru untuk melihat tingkat keberhasilan sistem, dan untuk mengetahui kekurangan dari sistem yang baru, untuk dapat diperbaiki menjadi lebih sempurna

3. Pelatihan dan pemilihan personil operasional mengenai pengoperasian sistem agar sistem dapat berjalan dengan maksimal saat telah benar-benar diimplementasikan

4. Mengganti sistem dengan sistem yang baru

5. Perawatan sistem secara berkala untuk menyelamatkan data apabila suatu saat terjadi kerusakan pada basis data.

3.4.5 Pengujian Sistem

Pengujian sistem berarti proses mengecek apakah suatu perangkat lunak yang dihasilkan sudah dapat dijalankan sesuai standar atau belum.

Pengecekan program aplikasi dilakukan dengan pengecekan input, proses, dan pengecekan output.

Pengujian perangkat lunak menggunakan metode pengujian BlackBox.

Pengujian BlackBox, merupakan komplementer dari teknik white box testing, karena pengujian black box testing mampu mengungkap kesalahan yang lebih luas. Pengujian BlackBox berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak yang dibuat. Pada pengujian sistem ini penulis menggunakan Requirement Testing yang berarti tampilan antar muka (interface) diuji cobakan untuk menjamin informasi yang masuk atau keluar telah tepat atau sesuai dengan yang diharapkan. Pertama kali yang diuji coba adalah tampilan antarmuka (interface) karena diperlukan untuk jalannya informasi atau data antar modul.

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan Daerah Air (PDAM) Tirta Moedal kota Semarang 4.1.1 Sejarah Perkembangan PDAM Kota Semarang

Kronologis perkembangan Perusahaan Daerah Air Minum kota Semarang sampai sekarang telah mengalami 3 (tiga) jaman

yaitu :

a. Jaman Hindia Belanda (1911 s/d 1923)

Untuk mencukupi kebutuhan air minum bagi kota Semarang, pihak Belanda membangun 4 (empat) sumber alam yaitu: Moedal Besar, Moedal Kecil, lawang dan Ancar. Pada tahun 1923 s/d 1932 dibangun lagi 2 sumber alam, yaitu Kalidoh Besar dan Kalidoh kecil. Selanjutnya pada tahun 1979 Kalidoh Kecil di berikan kepada Kecamatan Ungaran.

b. Jaman penjajahan Jepang (8 Desember 1942 s/d 14 Agustus 1945) Gemeente Water Leiding Semarang diubah dalam bahasa Jepang menjadi Semarang Siya Kusnoyang artinya Perusahaan Air minum Semarang.

c. Jaman pemerintahan Republik Indonesia

Pada tahun 1952, untuk menambah kapasitas air maka dibangun 2 sumur artesis lagi di Jalan Purwogondo dan Jalan Arjuno. Pada tahun 1959 s/d 1965 status berubah dari Dinas Pekerjaan Umum Kotapraja Semarang. Pada tahun in juga dibangun Instalasi Penjernihan bahan baku Kaligarang yang di ambil dari sungai Kaligarang dengan debit 500 Idt. Berdasarkan SK DPRD nomor 48/KEP/DPRD/64 tanggal 22 Desember 1964 statusnya berubah menjadi Perusahaan Daerah Air Minum Kotapraja Semarang.

Pada Tahun 1952, untuk menambah kapasitas air maka dibangun 2 sumur artesis lagi di Jalan Purwogondo dan Jaln Arjuno. Pada tahun 1959 s/d 1965 status berubah dari Dinas Pekerjaan Umum Kotapraja Semarang menadi Dinas Penghasian Kotapraja Semarang. Pada tahun ini juga dibagun Instalasi Penjernihan Bahan Baku Kaligarang yang diambil dari Sungai Kaligarang dengan debit 5000 Idt. Berdasarkan SK DPRD nomor 48/KEP/DPRD/64 tanggal 22 Desember 1964 statusnya berubah menjadi Perusahaan Daerah Air Minum Kotapraja Semarang.

Pada Tahun 1967 s/d 1984 dibangun sumur artesis dan Kantor Pusat PDAM antara lain: sumur artesis dan Rongggowarsito, Kinibalu, Brumbung, Manyaran, Mijen, rejosari, Seleses, Abimanyu, Senjoyo, Citadui, Blimbing, Bugangan dan Kencono Wungu. Pada tahun 1994 dibangun Instasi Pengolahan Air Minum yang menggunakan bahan baku Sungai Kaligarang yang terletak di Jalan Kelud Raya sebesar 250Idt, IPA Pucang Gading sebesar 50 Idt, serta mengoptimalkan IPA miniplant Kaligarang dari 40 Idt menjadi 80 Idt.

Pada tanggal 20 Oktober 2002 PDAM membangun Instalasi disebagian wilayah tengah dan perluasan wilayah timur, wilayah industri dan pelabuhan. Pada saat ini perkembangan debit / kapasitas terpasang dari 230 Idt menjadi 2650 Idt. Namun kebutuhan saat ini 3500 Idt, dengan itu PDAM masih punya tantangan untunk pemenuhan masyarakat akan air bersih.

4.1.2 Nama Tirta Moedal

Dalam rangka membangun brain image PDAM kota Semarang, dibuat nama yang mudah di ingat oleh masyarakat.

Pihak direksi melakukan Lomba internal, akhirnya memutuskan

memberi nama “Tirta Moedal”. Tirta artinya air dan Moedal dalam Bahasa Jawa artinya muncrat, selain itu “Moedal”

merupakan nama daerah yang berada di Sumur Rejo, Gunung Pati, Semarang, yang menjadi Sumber Air pertama yang dibangun pemerintah kolonial belanda tahun 1911. Jadi, Tirta Moedal berarti air yang Muncrat atau memancar.

Dalam logo barunya digambarkan dengan lima butir air muncrat yang melambangkan sebuah cita–cita yang melimpah, sedangkan lima titik air yang memiliki arti dari segi nasionalisme bahwa dasar negara kita adalah Pancasila, dan memiliki filosofi 5M yang merupakan etos kerja manajemen. Gelombang air artinya gelora semangat yang besar tapi tetap tenang dan semakin naik.

4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan Daerah Air Minum Kota Semarang a. Visi

Visi PDAM Tirta Moedal adalah “Mewujudkan komunitas air bersih pada air sebagai ahabat kehidupan”.

b. Misi

Misi PDAM Tirta Moedal adalah sebagai berikut:

1. Ketersedian air baku meningkat 2. Kualitas produksi terjaga 3. Kontinuitas pasokan meningkat 4. Keterjangkauan pelayanan air bersih 5. Komitmen manajemen yang meningkat 6. Kontrbusi pada PDA dan Stakeholder 7. Kemitraan dengan Stakeholder

4.1.4 Batas Wilayah Pelayanan PDAM Kota Semarang

Semakin Berkembangnya jumlah penduduk di Kota Semarang mengakibatkan semakin meninggkatnya jumlah kebutuhan air. Tak hanya kapasitas produksi air yang di tambah, pelayanan terhadap pelanggan juga harus ditingkatkan. Untuk itu, Walikota bersama Pimpinan PDAM kota Semarang menambah beberapa cabang yaitu:

a. Cabang Semarang Selatan

1. Utara : Jalan Tol, Jalan Dr. Wahidin, Jalan Tentara Pelajar Selatan.

2. Barat : Kali Kripik, Sumur Jurang.

3. Selatan : Kalidoh timur sampai Barat.

4. Timur : Jalan Tol, Salak Utam, Batas Kabupaten Semarang.

b. Cabang Semarang Timur.

1. Utara : Laut Jawa.

2. Barat : Sungai Banjir Kanal Timur, Jalan Bridgen Sudiarto Selatan, Jalan kompol Maksum Timur, Jalan Mataram Timur ( Pasar Peterongan sampai dengan Jalan tentara Pelajar).

3. Selatan: Jalan tentara Pelajar Utara, Jalan Raya Kedung Mundu sampai dengan perumahan Klipang Permai.

4. Timur : Kabupaten Demak ( Sayung sampai dengan Mranggen ).

c. Cabang Semarang Utara.

1. Utara : Laut Jawa.

2. Barat : Banjirkanal Barat.

3. Selatan : kaligarang, Jalan A. Yani, Jalan Pandanaran, Mataram, Kompol Maksum, Majapahit.

4. Timur : Banjir Kanal Timur.

d. Cabang Semarang Barat.

1. Utara : Laut Jawa.

2. Barat : Kabupaten kendal.

3. Selatan: Kabupaten Seamrang sampai dengan Kecamatan Boja.

4. Timur : banjir Kanal Barat.

e. Cabang Semarang tengah.

1. Utara : Jalan A. Yani, Jalan Pandanaran.

2. Barat : Banjirkanal Barat.

3. Selatan : Jalan Tol.

4. Timur : Jalan Mt. Haryono, Jalan Dr. Wahidin.

4.1.5 Struktur Organisasi PDAM Tirta Moedal Semarang

Struktur Organisasi dan Tata Kerja PDAM Kota Semarang tercantum dalam SK Walikota Semarang No. 690/225/Th. 1989, tanggal 1 Juni 1989, kemudian pada tanggal 29 Januari 2004 berubah Sk Walikota Semarang No. 061.1./15.

BIDANG

LITBANG TEKNIK SUB BAGIAN KEAMANAN &

SEKSI TEKNIK SEKSI TEKNIK

SEKSI HUBUNGAN

Gambar 4.1 Struktur Organisasi.

Sumber : PDAM Tirta Moedal Semarang.

4.1.6 Tugas dan Wewenang 1. Walikota

Tugas dan Wewenang :

a. Memimpin penyelenggaraan daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD.

b. Mengajukan rancangan peraturan daerah (perda).

c. Menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD.

d. Menyusun dan mengajukan Perda tentang APBD kepada DPRD untuk dibahas dan ditetapkan bersama.

e. Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah.

f. Mewakili daerahnya di dalam dan diluar pengadilan, dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

g. Melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

2. Direktur Utama Tugas dan Wewenang :

Direktur Utama mempunyai tugas memimpin dan mengkoordinasikan semua kegiatan Direktur Umum, Direktur Teknik dan cabang atau unit PDAM serta melakukan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan instansi terkait. Dalam melaksanakan tugasnya Direktur Utama bertanggung jawab kepada Kepala Daerah.

3. Badan Pengawas Tugas dan Wewenang :

a. Badan Pengawas setiap akhir tahun buku melakukan penilaian atas kinerja PDAM yang meliputi aspek keuangan, operasional, dan aspek administrasi.

b. Hasil penilaian atas prestasi kerja PDAM sebagaimana dimaksud pada ayat nya dijadikan dasar dalam menentukan penggolongan tingkat keberhasilan PDAM.

c. Memberikan peringatan kepada Direksi yang tidak melaksanakan tugas sesuai dengan program kerja yang telah disetujui.

d. Memeriksa anggota Direksi yang diduga merugikan PDAM.

e. Mengesahkan program kerja PDAM Badan Pengawas dapat memberikan rekomendasi, pendapat dan saran kepada Bupati Semarang terhadap laporan neraca dan perhitungan laba rugi PDAM.

4. Staff Ahli Direksi Tugas dan Wewenang :

a. Direksi melaksanakan Pengurusan dan Pembinaan PDAM menurut peraturan yang berlaku.

b. Tata tertib dan cara menjalankan PDAM diatur dalam

peraturan yang ditetapkan oleh Direksi dengan persetujuan Badan Pengawas.

c. Direksi dalam mengelola PDAM mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Memimpin dan mengendalikan semua kegiatan PDAM

b. Merencanakan dan menyusun program kerja, rencanaanggaran perusahaan jangka pendek dan menengah

c. Membina pegawai Mengurus dan mengelola kekayaan PDAM

d. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan

e. Melaksanakan kegiatan Teknik PDAM

f. Menyampaikan laporan berkala mengenai seluruh kegiatan termasuk Neraca dan Perhitungan Laba/Rugi.

g. Bilamana Direktur Utama berhalangan, maka tugasnya dilakukan oleh salah seorang Anggota Direksi yang tertua dalam jabatannya atau atas penunjukan Direktur Utama.

5. Direktur Umum Tugas dan Wewenang :

a. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan di bidang administrasi keuangan, kepegawaian, dan kesekretariatan.

b. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan peralatan.

c. Merencanakan, mengembangkan sumber-sumber pendapatan serta pembelanjaan dan kekayaan perusahaan.

d. Mengendalikan uang pendapatan, hasil penagihan rekening penggunaan air dari pelanggan.

e. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan Direktur Utama.

f. Dalam melaksanakan tugas-tugas Direktur Umum bertanggung jawab kepada Direktur Utama.

6. Direktur Teknik

Tugas dan Wewenang :

a. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan dibidang Perencanaan Teknik, Produksi, Distribusi dan Perawatan Teknik.

b. Mengkoordinasikan dan mengendalikan pemeliharaan instalasi produksi, sumber mata air dan sumber mata air tanah.

c. Mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan pengujian peralatan teknik dan bahan-bahan kimia.

d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur Utama.

e. Dalam menjalankan tugasnya, Direktur Teknik bertanggung jawab kepada Direktur Utama.

7. Bagian Peralatan dan Pemeliharaan Tugas dan Wewenang :

a. Pelaksanaan penyusunan program kerja di bidang Peralatan dan Pemeliharaan.

b. Perencanaanpengadaan peralatan teknik dan kendaraan Dinas.

c. Perencanaan dan pngelolaan kebutuhan bahan bakar untuk kendaraan dinas maupun sarana produksi milik perusahaan.

d. Pelaksanaan pengujian, penelitian dan menilai peralatan teknik sesuai dengan kebutuhan Perusahaan Daerah.

e. Pelaksanaan perbaikan peralatan teknik dan kendaraan dinas.

f. Pelaksanaan pemeliharaan bangunan-bangunan milik Perusahaan Daerah.

g. Meneliti dan menilai peralatan tehnik sesuai dengan keperluan perusahaan.

h. Membuat laporan kegiatan Bagian perawatan/Peralatan

Teknik.

i. Mengusulkan tentang pemeliharaan/perbaikan bangunan Umum.

j. Melaksanakan tugas-tugas lain yang di berikan oleh atasan.

8. Bagian Sekretariat Tugas dan Wewenang :

a. Melaksanakan sebagian tugas Direktur Umum dalam bidang Sekretariat.

b. Pelaksanaan penyusunan program kerja di bidang secretariat.

c. Pelaksanaan urusan tata usaha dan kearsipan.

d. Penelaaah dan evaluasi pelaksanaaan Peraturan Perundang undangan, serta pemberian pertimbangan, masukan dan putusan, kebijaksanaan dalam bidang hukum.

e. Pelaksanaan urusan rumah tangga Perusahaan Daerah.

f. Pelaksanaan urusan protokoler dan kehumasan.

g. Pelaksanaan urusan perjalanan dinas.

h. Pelaksanaan urusan keamanan dan ketertiban Perusahaan Daerah.

i. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur Umum.

j. Penyusunan laporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugasnya kepada Direktur Umum.

9. Bagian Kepegawaian Tugas dan Wewenang :

a. Melaksanakan sebagian tugas Direktur Umum dalam bidang Kepegawaian.

b. Pelaksanaan penyusunan program kerja dibidang kepegawaian.

c. Pelaksanaan segala urusan yang berkaitan dengan kepegawaian.

d. Pelaksanaan administrasi kepegawaian dan pembinaan pegawai.

e. Pelaksanaan urusan pemberian kompensasi bagi pegawai.

f. Pelaksanaan kesejahteraan pegawai.

g. Pelaksanaan pembinaan pegawai dan pengembangan karier.

h. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur Umum.

i. Penyusunan laporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugasnya kepada Direktur Umum.

10. Bagian Keuangan Tugas dan Wewenang :

a. Pengendalian kegiatan-kegiatan dibidang keuangan.

b. Pengaturan program pendapatan dan pengeluaran keuangan.

c. Perencanaan dan pengendalian pendapatan serta pembelanjaan dan kekayaan PDAM.

d. Penyelenggaraan fungsi koordinasi.

e. Melaporkan dan bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Direktur Umum.

f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang berhubungan dengan aktivitas PDAM yang diberikan oleh Direktur Umum.

11. Bagian Perlengkapan Tugas dan Wewenang :

a. Melaksanakan sebagian tugas Direktur Umum dalam bidang Perlengkapan.

b. Pelaksanaan penyusunan program kerjadi bidang perlengkapan.

c. Pengelolaan rencana kebutuhan barang-barang operasional Perusahaan Daerah.

d. Pelaksanaan pengurusan administrasi perbekalan materi dan peralatan teknik.

e. Pengelolaan penyimpanan dan pengeluaran barang-barang kebutuhan operasional perusahaan.

f. Pelaksanaan pencatatan dan pengendalian asset milik Perusahaan.

g. Pengurusan pelaksanaan penjualan barang tidak terpakai dan penghapusan barang-barang inventaris yang rusak sesuai dengan ketentuan.

h. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur Umum.

i. Penyusunan pelaporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugasnya kepada Direktur Umum.

12. Bagian Perencanaan dan Evaluasi Tugas dan Wewenang :

a. Melaksanakan sebagian tugas Direktur Teknik dalam Bidang Perencanaan dan Evaluasi.

b. Pelaksanaan penyusunan program kerjadi bidang Perencanaan dan Evaluasi.

b. Pelaksanaan penyusunan program kerjadi bidang Perencanaan dan Evaluasi.