• Tidak ada hasil yang ditemukan

OBLIGASI SUBORDINASI (lanjutan) SUBORDINATED BONDS (continued)

Bonds II BII Finance Year 2013 with Fixed Interest Rate

25. OBLIGASI SUBORDINASI (lanjutan) SUBORDINATED BONDS (continued)

a. Obligasi Subordinasi I Bank BII Tahun 2011 (lanjutan)

a. Subordinated Bonds I Bank BII Year 2011 (continued)

Untuk keperluan perhitungan rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM), obligasi subordinasi di atas diperhitungkan sebagai modal pelengkap setelah Bank menerima surat persetujuan dari Bank Indonesia No. 13/99/DPB2/TPB2-5 tanggal 23 Juni 2011.

For the purpose of calculating the Capital Adequacy Ratio (CAR), the subordinated bonds are included as supplementary capital after the Bank receives approval letter from Bank Indonesia No. 13/99/DPB2/TPB2-5 dated June 23, 2011.

b. Obligasi Subordinasi Berkelanjutan Bank Maybank Indonesia

b. Shelf Subordinated Bonds Bank Maybank Indonesia

Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank BII Tahap I Tahun 2011

Shelf Subordinated Bonds I Bank BII Tranche I Year 2011

Pada tanggal 6 Desember 2011, Bank menerbitkan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank BII Tahap I Tahun 2011 sebesar Rp500.000 dengan tingkat bunga tetap 10,00% per tahun, berjangka waktu 7 (tujuh) tahun sejak Tanggal Emisi.

On December 6, 2011, the Bank issued Shelf Subordinated Bonds I Bank BII Tranche I Year 2011 amounting to Rp500,000 bearing fixed interest rate at 10.00% per annum, with 7 (seven) years tenor since Issuance Date.

Bunga obligasi subordinasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sesuai dengan tanggal pembayaran bunga obligasi subordinasi.

Pembayaran bunga obligasi subordinasi pertama telah dilakukan pada tanggal 6 Maret 2012, sedangkan pembayaran bunga obligasi terakhir sekaligus jatuh tempo pokok obligasi akan dilakukan pada tanggal 6 Desember 2018.

The interest of the subordinated bonds is paid on quarterly basis based on interest payment date of the subordinated bonds. The first interest payment of subordinated bonds were fully paid on March 6, 2012, while the last interest payment date, which will be made on maturity is on December 6, 2018.

Per tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, peringkat obligasi subordinasi adalah

“idAA+” dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (“Pefindo”) dan “AA(idn)” dari PT Fitch Ratings Indonesia (“Fitch”).

As of March 31, 2016 and December 31, 2015, rating of the subordinated bonds is “idAA+”

from PT Pemeringkat Efek Indonesia (“Pefindo”) and “AA(idn)” from PT Fitch Ratings Indonesia (“Fitch”).

Untuk keperluan perhitungan rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM), obligasi subordinasi di atas diperhitungkan sebagai modal pelengkap setelah Bank menerima surat persetujuan dari Bank Indonesia No. 14/3/DPB2/TPB2-5 tanggal 31 Januari 2012.

For the purpose of Capital Adequacy Ratio (CAR) calculation, the subordinated bonds have been included as supplementary capital after the Bank receives approval letter from Bank Indonesia No. 14/3/DPB2/TPB2-5 dated January 31, 2012.

193 b. Obligasi Subordinasi Berkelanjutan Bank

Maybank Indonesia (lanjutan)

b. Shelf Subordinated Bonds Bank Maybank Indonesia (continued)

Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank BII Tahap II Tahun 2012

Shelf Subordinated Bonds I Bank BII Tranche II Year 2012

Pada tanggal 31 Oktober 2012, Bank menerbitkan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank BII Tahap II Tahun 2012 sebesar Rp1.000.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 9,25% per tahun, berjangka waktu 7 (tujuh) tahun sejak Tanggal Emisi.

On October 31, 2012, the Bank issued Shelf Subordinated Bonds I Bank BII Tranche II Year 2012 amounting to Rp1,000,000 bearing fixed interest rate at 9.25% per annum, with 7 (seven) years tenor since Issuance Date.

Bunga obligasi subordinasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sesuai dengan tanggal pembayaran bunga obligasi subordinasi.

Pembayaran bunga obligasi subordinasi pertama akan dilakukan pada tanggal 31 Januari 2013, sedangkan pembayaran bunga obligasi subordinasi terakhir sekaligus jatuh tempo pokok obligasi subordinasi akan dilakukan pada tanggal 31 Oktober 2019.

The interest of the subordinated bonds will be paid on quarterly basis based on interest payment date of the subordinated bonds. The first interest payment of the subordinated bonds will be made on January 31, 2013, while the last interest payment of the subordinated bonds and due date will be made on October 31, 2019.

Per tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015, peringkat yang diberikan untuk obligasi subordinasi adalah “idAA+” dari Pefindo dan

“AA(idn)” dari Fitch.

As of March 31, 2016 and December 31, 2015, rating assigned for the subordinated bonds is

“idAA+” from Pefindo and “AA(idn)” from Fitch.

Untuk keperluan perhitungan rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM), obligasi subordinasi di atas diperhitungkan sebagai modal pelengkap setelah Bank menerima surat persetujuan dari Bank Indonesia No. 14/119/DPB2/PB2-5 tanggal 4 Desember 2012.

For the purpose of Capital Adequacy Ratio (CAR) calculation, the subordinated bonds have been included as supplementary capital after the Bank received approval letter from Bank Indonesia No. 14/119/DPB2/PB2-5 dated December 4, 2012.

Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank BII Tahap I Tahun 2014

Shelf Subordinated Bonds II Bank BII Tranche I Year 2014

Pada tanggal 8 Juli 2014, Bank menerbitkan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank BII Tahap I Tahun 2014 sebesar Rp1.500.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 11,35%

per tahun, berjangka waktu 7 (tujuh) tahun sejak Tanggal Emisi.

On July 8, 2014, the Bank issued Shelf Subordinated Bonds II Bank BII Tranche I Year 2014 amounting to Rp1,500,000 bearing fixed interest rate at 11.35% per annum, with 7 (seven) years tenor since Issuance Date.

Bunga obligasi subordinasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sesuai dengan tanggal pembayaran bunga obligasi subordinasi.

Pembayaran bunga obligasi subordinasi pertama akan dilakukan pada tanggal 8 Oktober 2014, sedangkan pembayaran bunga obligasi subordinasi terakhir sekaligus jatuh tempo pokok obligasi subordinasi akan dilakukan pada tanggal 8 Juli 2021.

The interest of the subordinated bonds will be paid on quarterly basis based on interest payment date of the subordinated bonds. The first interest payment of the subordinated bonds will be made on October 8, 2014, while the last interest payment of the subordinated bonds and due date will be made on July 8, 2021.

kecuali dinyatakan lain) unless otherwise stated)

25. OBLIGASI SUBORDINASI (lanjutan) 25. SUBORDINATED BONDS (continued)

b. Obligasi Subordinasi Berkelanjutan Bank Maybank Indonesia (lanjutan)

b. Shelf Subordinated Bonds Bank Maybank Indonesia (continued)

Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank BII Tahap I Tahun 2014 (lanjutan)

Shelf Subordinated Bonds II Bank BII Tranche I Year 2014 (continued)

Pada saat penerbitan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank BII Tahap I Tahun 2014 dengan mengacu kepada ketentuan PBI No. 15/12/PBI/2013 Pasal 19 (1) c tanggal 12 Desember 2013, tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank Umum, maka obligasi subordinasi diterbitkan dengan memiliki fitur mekanisme write down.

Sehubungan dengan adanya fitur mekanisme write down tersebut, maka dalam hal telah terjadi Peristiwa Terganggu Kelangsungan Usaha sebagaimana ditetapkan oleh OJK, Bank secara tidak dapat ditarik kembali, tanpa memerlukan persetujuan dari pemegang obligasi subordinasi atau tanpa memanggil Rapat Umum Pemegang Obligasi Subordinasi (RUPOS), akan melakukan write down.

At the issuance of Shelf Subordinated Bonds II Bank BII Tranche I Year 2014 with reference to with PBI No 15/12/PBI/2013 Article 19 (1) c dated December 12, 2013 on Commercial Bank Capital Adequacy Ratio (CAR), the subordinated bond was issued with write down mechanism feature. In relation to that write down mechanism feature, if there is any Non Viability Event as stipulated by FSA, the Bank irrevocably, without approval from the subordinated bond holders or calling Subordinated Bond Holders General Meeting (RUPOS), will conduct write down.

Walaupun Bank akan senantiasa menjaga kelangsungan usahanya, namun di masa yang akan datang Bank dapat dinyatakan terganggu kelangsungan usahanya oleh OJK, dimana kondisi ini akan mengharuskan Bank untuk melakukan write down atas obligasi subordinasi yang telah diterbitkan.

Although the Bank will always maintain its viability, in the future the Bank may be stated as non viable by FSA, in which the Bank has to conduct write down of subordinated bonds issued.

Per tanggal 31 Maret 2016 dana 31 Desember 2015, peringkat yang diberikan untuk obligasi subordinasi adalah “idAA” dari Pefindo dan

“AA(idn)” dari Fitch.

As of March 31 Maret 2016 and December 31, 2015, rating assigned for the subordinated bonds is “idAA” from Pefindo and “AA(idn)”

from Fitch.

Untuk keperluan perhitungan rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM), obligasi subordinasi di atas diperhitungkan sebagai modal pelengkap setelah Bank menerima surat persetujuan dari Bank Indonesia No. S-87/PB.32/2014 tanggal 11 September 2014.

For the purpose of Capital Adequacy Ratio (CAR) calculation, the subordinated bonds have been included as supplementary capital after the Bank received approval letter from Bank Indonesia No. S-87/PB.32/2014 dated September 11, 2014.

Obligasi-obligasi subordinasi tersebut tidak dijamin dengan jaminan khusus, tetapi dijamin dengan seluruh harta kekayaan Bank baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak sesuai dengan ketentuan dalam pasal 1131 dan 1132 Kitab Undang-undang Hukum Perdata.

The subordinated bonds are not guaranteed with specific guarantee, but guaranteed with all assets of the Bank, whether present or future fixed or non-fixed assets in accordance with the provisions of Article 1131 and 1132 of the Civil Laws.

195 Selama berlakunya jangka waktu obligasi-obligasi subordinasi dan sebelum semua pokok dan bunganya dilunasi, Bank berjanji dan mengikatkan diri, tanpa persetujuan tertulis dari Wali Amanat tidak akan melakukan hal-hal sebagai berikut:

(i) mengagunkan sebagian maupun seluruh pendapatan atau harta kekayaan Bank yang ada pada saat ini maupun di masa yang akan datang, di luar kegiatan usaha Bank; (ii) melaksanakan perubahan bidang usaha utama; (iii) mengurangi modal dasar dan modal disetor, kecuali jika pengurangan tersebut dilakukan atas dasar permintaan/perintah dari Pemerintah Republik Indonesia dan/atau otoritas yang berwenang (termasuk tetapi tidak terbatas pada Bank Indonesia, Menteri Keuangan Negara Republik Indonesia dan/atau otoritas moneter maupun otoritas penyehatan di bidang perbankan sesuai dengan ketentuan yang berlaku); (iv) mengadakan penggabungan, konsolidasi, akuisisi dengan perusahaan lain yang menyebabkan bubarnya Bank.

During the validity period of subordinated bonds and prior to the redemption of all subordinated bonds principal and interest, the Bank represents and binds itself, without written approval from the Trustee shall not perform the following actions:

(i) securing part or all of the income or asset of the Bank that exist in the present or in the future, other than for the Bank’s business activity; (ii) changing the main business activity; (iii) reducing the authorized capital and paid up capital, unless such reduction is conducted based on request/instruction from the government of the Republic of Indonesia and/or competent authority (including but not limited to Bank Indonesia, Minister of Finance of the Republic of Indonesia and/or monetary authority or remedial authority in the banking sector in accordance with the prevailing regulation); (iv) conducting merger, consolidation, acquisition with other company which led to the dissolution of the Bank.

Obligasi subordinasi ini tidak mempunyai opsi untuk pembelian kembali (buy back) sampai dengan jatuh tempo.

The subordinated bonds have no buy back option until its maturity date.

Bank menerbitkan obligasi subordinasi untuk meningkatkan aset produktif dalam rangka pengembangan usaha, terutama untuk penyaluran kredit, serta untuk memperkuat struktur pendanaan jangka panjang.

The Bank issued subordinated bonds to increase earning assets to support business growth, mainly for lending, as well as to strengthen long-term funding structure.

Selama periode 2016 dan 2015, Bank telah memenuhi ketentuan tentang pembatasan-pembatasan dan kewajiban-kewajiban sebagaimana disepakati dalam Perjanjian Perwaliamanatan.

During the period 2016 and 2015, the Bank has fulfilled the clauses related to the covenants and obligations according to the Bonds Trustee Agreements.

Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 14/18/PBI/2012 tanggal 28 November 2012 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum menyatakan bahwa pembayaran pokok dan atau imbal hasil ditangguhkan dan diakumulasikan antar periode (cummulative) apabila pembayaran dimaksud dapat menyebabkan rasio KPMM secara individual atau rasio KPMM secara konsolidasi tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam peraturan tersebut.

According to Bank Indonesia Regulation No.

14/18/PBI/2012 dated November 28, 2012 regarding Minimum Capital Adequacy for Public Bank stated that the principal payment and or profit sharing are deferred and accumulated on the cummulative period, if the aforementioned payment will cause the individual or consolidated CAR ratio to not comply with the requirement described in the regulation.

kecuali dinyatakan lain) unless otherwise stated)

26. MODAL SAHAM 26. SHARE CAPITAL

Modal ditempatkan dan disetor penuh Bank pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:

The Bank’s issued and fully paid capital as of March 31, 2016 and December 31, 2015 are as follows:

Nilai nom inal

24010000_01 (nilai pe nuh)/

Jum lah s aham / Nomi na l a mount

Je nis s aham Number of sha res (ful l a mount) Rp Types of sha res

Saham Seri A 388.146.231 900,00 349.332 Series A Shares

Saham Seri B 8.891.200.000 225,00 2.000.520 Series B Shares

Saham Seri D 58.467.494.499 22,50 1.315.518 Series D Shares

Jum lah 67.746.840.730 3.665.370 Tota l

31 De s e m be r/December 31, 2015 (Diaudit/Audi ted ) dan/a nd

31 M are t/M a rch 31, 2016 (Tidak Diaudit/Una udi ted )

Susunan pemegang saham Bank pada tanggal 31 Maret 2016 dan 31 Desember 2015 berdasarkan laporan dari Biro Administrasi Efek (BAE) - PT Sinartama Gunita adalah sebagai berikut:

The Bank’s shareholders as of March 31, 2016 and December 31, 2015 based on the statement of PT Sinartama Gunita, the shares registration bureau (Biro Administrasi Efek (BAE)) are as follows:

Jumlah saham/

% Number of shares

45,02

30.499.981.823

(Labuan) Sdn Bhd 33,96 23.006.572.441 (Labuan) Sdn Bhd 18,31

12.402.816.699 Masyarakat (masing-masing

kurang dari 5%) 2,71 1.837.469.767 Public (individually less than 5%) 100,00

67.746.840.730

Sorak Financial Holdings Pte. Ltd. Sorak Financial Holdings Pte. Ltd.

Pemegang saham Name of shareholder

dan/and

31 Desember/December 31 , 2015 (Diaudit/Audited ) 31 Maret/M arch 31 , 2016 (Tidak Diaudit/Unaudited )

Maybank Offshore Corporate Services Maybank Offshore Corporate Services

UBS AG London UBS AG London

Semua saham yang diterbitkan oleh Bank, seperti Seri A, Seri B, Seri C, dan Seri D adalah saham biasa, kecuali untuk saham Seri C yang memiliki hak tambahan. Di antara hak tambahan tersebut ialah hak untuk menerima sisa likuidasi Bank lebih dahulu.

All shares issued by the Bank, i.e. Series A, Series B, Series C and Series D are common shares, except for Series C, which have additional rights.

Among those additional rights is that of preferential treatment if the Bank is liquidated.

Sejak tahun 2001, saham Bank telah diperdagangkan dengan mekanisme “scripless”.

Since 2001, the Bank’s shares have been traded on a scripless mechanism.

Saham Seri C hanya dapat dimiliki oleh Negara Republik Indonesia atau badan hukum yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia atau badan hukum publik. Jika saham Seri C dijual atau dialihkan ke pihak lain yang bukan merupakan badan hukum Pemerintah, saham tersebut akan berubah dengan sendirinya menjadi saham Seri B.

Series C shares may only be owned by the Government of the Republic of Indonesia, companies wholly-owned by the Government of the Republic of Indonesia or public legal entity. If any Series C shares are sold or transferred to another party that is a non-Government entity then such Series C shares will be converted automatically into Series B shares.