• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA A. Ikan Patin Jambal (Pangasius djambal)

B. Onggok Singkong

Onggok adalah hasil samping pengolahan singkong menjadi tapioka yang berupa limbah padat setelah proses pengepresan. Onggok yang diolah menjadi tepung onggok singkong jumlahnya melimpah, memiliki harga yang relatif murah, ketersediaannya berkelanjutan, dan sampai saat ini masih belum dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan ikan. Penggunaan tepung onggok singkong dalam pakan dibatasi oleh beberapa hal, yaitu kandungan protein

yang rendah (2-5%), kandungan serat kasar yang cukup tinggi (12-20%). Onggok singkong dan tepung onggok singkong dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.2Onggok singkong (Kiri) dan tepung onggok singkong (Kanan)

(Sumber:www./onggok/singkong.html)

Komposisi nutrisi padatepung onggok singkong dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.1 Kandungan Nutrisi Pada Tepung Onggok Singkong

No Komponen Kandungan Nutrisi (%) A B C 1 Protein 3,6 1,88 1,28 2 Lemak 2,3 0,25 0,55 3 Karbohidrat 65,9 81,10 87,24 4 Serat 8,1 15,62 8,92 5 Abu 4,4 1,15 2,01 6 Air 20,31 20 8,27 Sumber :Hasibuan (2002)

Keterangan kode A, B, C pada Tabel 2.1 : A. Ningrum (2007)

B. Wizna (2008) C. Basuki (2013)

C. Fermentasi

Fermentasi merupakan suatu proses yang melibatkan reaksi oksidasi reduksi sehingga terjadi perombakan kimia terhadap suatu senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana oleh makhluk hidup. Senyawa kompleks yang berupa karbohidrat, protein, dan lemak akan diubah menjadi glukosa, asam amino, asam lemak, dan gliserol. Proses fermentasi dapat diterapkan dalam pembuatan pakan ikan. Setelah fermentasi, bahan yang sebagian besar komponennya sudah berupa senyawa sederhana dapat diberikan sebagai pakan ikan sehingga ikan tidak perlu mencerna lagi, melainkan sudah dapat langsung menyerapnya.Organ pada ikan dapat memanfaatkan karbohidrat hasil fermentasi secara lebih baik sebagai sumber energi.Pada prinsipnya fermentasi dapat mengaktifkan pertumbuhan dan metabolisme mikroorganisme yang dibutuhkan sehingga membentuk produk yang berbeda dengan bahan bakunya (Santoso, 1996).

Pada fermentasi terjadi proses yang menguntungkan di antaranya dapat menghilangkan bau yang tidak diinginkan, meningkatkan daya cerna, menghilangkan daya racun yang terdapat pada bahan mentah, dan menghasilkan

warna yang diinginkan. Mikroba yang banyak digunakan sebagai inokulum fermentasi adalah kapang, bakteri, dan khamir.Pertumbuhan kapang mudah dilihat karena penampakannya yang berserabut seperti kapas berwarna putih (Sukarminah, 2008).

Menurut Fajarudin (2014) waktu dalam proses fermentasi yang semakin lama akan mengakibatkan penurunan kadar air. Semakin lama waktu fermentasi maka akan banyak glukosa yang dihasilkan sehingga mikroorganisme berkembangbiak menjadi semakin banyak, kemampuan mikroba Rhizopus oryzae memecah glukosa untuk menghasilkan metabolit primer (asam laktat dan alkohol) dan metabolit sekunder semakin banyak.

Keuntungan lain dari proses fermentasi adalah meningkatnya gizi dan daya simpan pakan karena proses fermentasi akan merombak senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga mudah diserap oleh tubuh. Protein, lemak, dan polisakarida dapat dihidrolisis sehingga bahan pangan setelah difermentasi mempunyai daya cerna yang lebih tinggi. Selain itu, selama proses fermentasi berlangsung, akan terjadi penurunan pH yang akan menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk sehingga daya simpan pakan buatan lebih lama. Selama proses fermentasi, perombakan senyawa kompleks akan menghasilkan senyawa volatil yang mempunyai aroma khas. Senyawa volatil inilah yang akan memperbaiki aroma dan cita rasa pakan buatan hasil fermentasi sehingga ikan akan terangsang untuk mengkonsumsi pakan lebih banyak. Hasil akhir fermentasi sangat bergantung pada bahan dasarnya

(substrat), macam mikroba atau inokulum, dan kondisi lingkungan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan metabolisme mikroba (Mudjiman, 1992).

D. Rhizopusoryzae

KapangRhizopus oryzae merupakan kapang yang sering digunakan dalam pembuatan tempe (Soetrisno, 1996). KapangRhizopus oryzae aman dikonsumsi karena tidak menghasilkan toksin dan mampu menghasilkan asam laktat (Purwoko dan Pamudyanti, 2004).KapangRhizopus oryzae mempunyai kemampuan mengurai lemak kompleks menjadi trigliserida dan asam amino dengan bantuan enzim lipolitik (Septiani, 2004).Selain itu kapang Rhizopus oryzae mampu menghasilkan protease dengan adanya enzim proteolitik (Margiono, 1992).

Menurut Soetrisno (1996) sifat-sifat kapangRhizopus oryzae yaitu koloni berwarnaputih berangsur-angsur menjadi abu-abu; stolon halus atau sedikit kasar dan tidak berwarnahingga kuning kecoklatan; sporangiofora tumbuh dari stolon dan mengarah ke udara, baiktunggal atau dalam kelompok (hingga 5 sporangiofora); rhizoid tumbuh berlawanan danterletak pada posisi yang sama dengan sporangiofora; sporangia globus atau sub globusdengan dinding berspinulosa (duri-duri pendek), yang berwarna coklat gelap sampai hitambila telah masak; kolumela oval hingga bulat, dengan dinding halus atau sedikit kasar; sporabulat, oval atau berbentuk elips atau silinder; suhu optimal untuk

pertumbuhan 350C,minimal 5-70C dan maksimal 440C. Klasifikasi Rhizopus oryzae menurut Germain, (2006) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Fungi Divisio : Zygomycota Class : Zygomycetes Ordo : Mucorales Familia : Mucoraceae Genus : Rhizopus

Species : Rhizopus oryzae

MorfologiRhizopus oryzaetersaji pada Gambar di bawah ini:

Gambar 2.3 Rhizopus oryzae

(Sumber:www./fermentasi/Rhizopus.html) E. Hasil Penelitian yang Relevan

A. Dalam penelitianAntika, (2014), mengatakan kandungan nutrisi (protein) tepung onggok singkong meningkat dengan adanya miselium dari kapang Rhizopusoryzae.Tepung onggok singkong difermentasi selama 3 hari dan menghasilkankandungan nutrisi tepung onggok singkong sebagai berikut :

Tabel 2.2 Hasil analisa proksimat tepung onggok singkong (100gr) sebelum dan sesudah fermentasi dengan Rhizopus oryzae

Parameter (%) Sebelum difermentasi Sesudah difermentasi Kadar air 8,27 4,13 Protein 1,28 8,06 Lemak 0,55 0,74 Kadar abu 2,01 2,89 Serat kasar 8,92 2,11 Karbohidrat 87,24 59,20

Setelah dilakukan uji Anova penggunaan tepung onggok singkong terfermentasi Rhizopus oryzae memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan berat ikan nila merah.

B. Penelitian peningkatan kualitas bahan nabati (dedak padi dan dedak polar) melalui proses fermentasi (Rhizopus oryzae) dan penggunaannya dalam pakan ikan mas (Cyprus carpio) yang dilakukan oleh Suhendra, (2008). Penelitian ini dilakukan dengan 2 tahap yang pertama untuk menentukan lama fermentasi bahan nabati dengan Rhizopus oryzae dengan penentuan 1, 3, 5 hari sedangkan tahap kedua yaitu pengujian bahan hasil fermentasi tersebut berupa uji kadar nutrisi dengan uji proksimat untuk melihat pengaruhnya terhadap pakan ikan mas.

Tahap kedua ini menggunakan ikan mas dengan bobot ±5,47 gram. Wadah yang digunakan yaitu akuarium volume 100L, dengan padat penebaran 30 ekor per akuarium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil

proksimat kandungan nutien tertinggi untuk dedak padi dengan lama waktu fermentasi 3 hari kandungan protein meningkat menjadi 19,02% sedangkan kandungan lemaknya turun 13,33%. Pada dedak polar kadar protein naik 38,14% sedangkan kadar lemak turun 19,28%. Pada pengujian tahap kedua dedak polar memberikan hasil lebih baik atau memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan ikan mas dari pada dedak padi.

Dokumen terkait