• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Alumni adalah mereka yang telah menamatkan pendidikannya di Universitas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat menjadi anggota ikatan alumni. Ikatan alumni dapat berpartisipasi aktif dalam membina kerjasama antar alumni untuk membantu pengembangan Universitas.

2. Job Placement Center adalah unit kegiatan yang berfungsi sebagai pusat informasi, layanan keterampilan kerja, dan wadah penyaluran untuk mendapatkan pekerjaan bagi alumni Universitas. Job Placement Center dikelola oleh Universitas dengan membentuk badan pengelola yang dapat melibatkan alumni atau Keluarga Alumni Universitas Muslim Buton (KA-Universitas Muslim Buton) yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Rektor.

3. Untuk menunjang profesi alumni, menjalin dan meningkatkan silaturrahim antar alumni dan hubungan dengan Universitas dalam upaya membantu pengembangan dan menunjang pencapaian tujuan Universitas, alumni Universitas bergabung dalam organisasi Keluarga Alumni Universitas Muslim Buton disingkat KA-Universitas Muslim Buton.

4. Kepengurusan KA-Universitas Muslim Buton ditetapkan berdasarkan keputusan Musyawarah Besar Universitas Muslim Buton yang terdiri dari utusan KA-Universitas Muslim Buton tingkat Fakultas dan dikukuhkan oleh Rektor.

5. Ketentuan tentang organisasi, kepengurusan, keanggotaan, usaha, keuangan dan kegiatan Universitas Muslim Buton diatur di dalam AD-ART KA-Universitas Muslim Buton atas keputusan Musyawarah Besar KA-KA-Universitas Muslim Buton dan dikukuhkan oleh Rektor.

6. Alumni dan Ikatan Alumni tidak mempunyai hak untuk ikut serta dalam menangani proses pembinaan pendidikan dan pengajaran atau masalah yang berkaitan dengan administrasi kepegawaian dan keuangan.

7. Ketentuan lebih lanjut tentang organisasi alumni serta teknis dan operasional Job Placement Center ditetapkan oleh Rektor dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku

VI. TATA TERTIB

A. Ketentuan Umum

1. Tata tertib adalah peraturan yang mengatur sikap, perkataan dan perbuatan dosen/mahasiswa Universitas Muslim Buton.

2. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat

3. Mahasiswa Universitas Muslim Buton adalah anggota masyarakat yang sedang mengikuti proses pendidikan di Universitas Muslim Buton.

4. Pelanggaran tata tertib adalah setiap sikap, perkataan dan perbuatan yang bertentangan dengan tata tertib dosen/mahasiswa Universitas Muslim Buton yang diketahui pada saat atau setelah melakukan pelanggaran berdasarkan laporan/pengaduan dari keluarga besar Universitas Muslim Buton, ataupun pihak lain yang bertanggung jawab.

5. Sanksi adalah suatu konsekuensi yang mempunyai fungsi agar tata tertib diataati sebagai akibat hukum atas pelanggaran tata tertib yang dilakukan oleh dosen/mahasiswa.

6. Pembelaan adalah upaya dosen/mahasiswa yang dinyatakan melakukan pelanggaran sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku di Universitas Muslim Buton untuk mengajukan alasan-alasan dan sanksi- sanksi yang meringankan atau membebaskannya dari sanksi.

7. Keberatan adalah upaya terakhir dosen/mahasiswa terhadap kepurtusan pemberian sanksi yang dikeluarkan oleh Dekan atau Rektor.

8. Rehabilitasi adalah pemulihan hak atau nama baik Dosen/Mahasiswa yang terkena sanksi.

B. Dosen

1. Kode Etik Dosen Perguruan Tinggi Universitas Muslim Buton

Bahwasanya Lembaga Pendidikan Tinggi Universitas Muslim Buton bertujuan untuk mewujudkan masyarakat Adil dan Makmur di negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan tinggi Universitas Muslim Buton yang bertujuan

untuk menghasilkan sarjana muslim yang beriman, bertaqwa, barakhlak mulia, dan memiliki pengetahuan yang luas serta menguasai keterampilan untuk diabdikan bagi kesejahteraan umat manusia.

Dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi, dosen menempati posisi yang sangat strategis dan menentukan. Oleh karena itu, untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut diatas maka Badan Pengurus Yayasan menetapkan Kode Etik Dosen Universitas Muslim Buton dengan Surat Keputusan nomor:

... dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Kepribadian Dosen Lembaga Pendidikan Tinggi Universitas Muslim Buton 1) Beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.

2) Berjiwa Pancasila dan taat pada UUD 1945.

3) Berkepribadian Aswaja.

4) Berpengetahuan yang luas.

5) Berpendidikan sarjana atau berkemampuan akademik yang sederajat, sehingga mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan sebaik- baiknya dan seikhlas-ikhlasnya sebagai rangkaian pengabdian untuk mencapai tujuan Tridharma Perguruan Tinggi.

b. Tanggung Jawab Dosen Universitas Muslim Buton

1) Menghayati dan mengamalkan ilmu yang dimiliki disertai konsistensi dalam satu kata dengan perbuatan.

2) Secara terus menerus meningkatkan diri dalam penguasaan ilmu pengetahuan.

3) Menegakkan ahlaqul karimah secara konsisten pada diri sendiri dan mahasiswa.

4) Tidak takabur dengan ilmu yang dimilikinya dan tidak meremehkan kemampuan orang lain, termasuk mahasiswa.

5) Senantiasa membina hubungan baik dengan sejawat dan tidak menyimpang dari norma-norma agama dan susila.

6) Menjaga martabat dan nama baik diri sendiri, kolega serta Perguruan Tinggi Universitas Muslim Buton sesuai dengan aturan dan etika yang ada.

Tanggung Jawab dalam Bidang Pengajaran:

1) Senantiasa melaksanakan amanat dan tanggung jawab untuk mengembangkan potensi mahasiswa secara maksimal.

2) Dalam melaksanakan perkuliahan, dosen akan menyampaikan materi paling tidak sebagaimana yang tercantum dalam kurikulum dan silabi serta senantiasa mengupdate materi perkuliahan.

3) Dosen Lembaga Pendidikan Tinggi Universitas Muslim Buton menguasai materi yang harus disampaikan kepada mahasiswa dan mempersiapkan perkuliahan dengan sebaik-baiknya.

4) Dosen Universitas Muslim Buton menyampaikan materi dengan senantiasa mengindahkan prinsip-prinsip perkuliahan sebagaimana ditentukan oleh lembaga.

5) Dosen Universitas Muslim Buton dalam melaksanakan perkuliahan senantiasa bersifat terbuka, responsif, dan menghargai kreativitas mahasiswa.

6) Dosen Universitas Muslim Buton akan melaksanakan pernilaian hasil studi dengan objektif dan sejujur-jujurnya.

Tanggung Jawab dalam Bidang Penelitian:

1) Melakukan Penelitian yang bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan kepentingan Universitas Muslim Buton pada khususnya.

2) Tidak mempublikasikan hasil penelitian yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat atau kegoncangan negara, sehingga merugikan masyarakat pada umumnya dan Universitas Muslim Buton.

3) Melaksanakan penelitian dengan senantiasa menjunjung tinggi integritas akademik dan penuh tanggung jawab untuk mengembangkan ilmu pengetahuan demi kesejahteraan bangsa serta negara pada umumnya.

Tanggung Jawab dalam Bidang Pengabdian kepada Masyarakat:

1) Senantiasa mengabdikan ilmunya bagi kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan Persyarikatan Muhammdiyah pada khususnya.

2) Senantiasa harus bisa dijadikan suri tauladan bagi masyarakat pada umumnya dan anggota profesi pada khusunya.

c. Dewan Pengawas Kode Etik Kelembagaan Pengawas Kode Etik

1) Untuk mengawasi pelaksanaan Kode Etik Dosen Perguruan Tinggi Universitas Muslim Buton, perlu disusun Dewan Kehormatan Kode Etik.

2) Anggota Dewan Kehormatan Kode Etik ditunjuk oleh Badan Pengurus Yayasan untuk masa kerja 5 tahun

3) Ketua Dewan Kehormatan Kode Etik ditentukan oleh anggota pada rapat pertama Badan Pengawas Kode Etik

Mekanisme Kerja

1) Dewan Kehormatan Kode Etik membahas kasus pelanggaran kode etik atas dasar laporan dan atau pengaduan.

2) Keputusan Dewan Kehormatan Kode Etik diambil dengan suara bulat.

Sanksi

1) Sanksi yang diambil oleh Dewan Kehormatan Kode Etik adalah bisa berupa:

a) Peringatan atau teguran tertulis b) Skorsing untuk jangka waktu tertentu c) Skorsing untuk jangka waktu tidak terbatas

d) Pemecatan sebagai dosen Universitas Muslim Buton

2) Keputusan Dewan Kehormatan Kode Etik disampaikan kepada Pimpinan Perguruan Tinggi Universitas Muslim Buton untuk dilaksanakan.

2. Tata Krama Dosen Perguruan Tinggi Universitas Muslim Buton

Dalam penyelenggaraan pendidikan, dosen mempunyai tugas dan kewajiban akademik yang harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Tugas akademik dosen tersebut meliputi pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Ketiga tugas pokok ini merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan secara optimal, dengan penuh rasa tanggung jawab.

Menyangkut pelaksanaan tugas dalam mengajar, dosen dituntut tidak hanya berupaya untuk mentransfer ilmu dan mengembangkan kemampuan intelektual mahasiswa dalam suatu program studi, tetapi juga mengaitkannya dengan aspek tata krama yang harus dipertahankan secara seksama. Tata krama dalam pelaksanaan tugas mengajar merupakan aspek yang sangat penting dan menentukan dalam mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran karena tata krama itu menyangkut tata cara atau etika, sopan santun, sikap dan prilaku yang harus dimiliki oleh dosen ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung di ruang kuliah. Oleh karena itu, tata krama dalam hubungan dengan pelaksanaan tugas dosen merupakan kode etik dosen dalam mengajar

yang ditetapkan Surat Keputusan Rektor nomor

...

...

a. Tujuan

Tujuan penyusunan tata krama dosen dalam mengajar adalah:

1) Untuk menciptakan suasana yang dinamis dan edukatif antara dosen dan mahasiswa ketika kegiatan belajar-mengajar berlangsung di ruang kuliah.

2) Untuk motivasi mahasiswa dalam belajar.

3) Untuk menciptakan kultur ilmiah yang dialogis antara dosen dan mahasiswa selama proses belajar-mengajar berlangsung di ruang kuliah.

b. Tata Krama Sebelum Mengajar

1) Mempersiapkan diri semaksimal mungkin dengan cara menguasai bahan dan media yang digunakan.

2) Datang/pulang tepat pada waktunya.

c. Tata Krama Dosen dalam Mengajar

1) Tata Krama Ketika Mengawali dan Mengakhiri Kuliah:

a) Ketika memasuki ruang kuliah dosen handaklah mengucapkan salam (Assalamu'alaikum).

b) Ketika mengawali kuliah dosen hendaklah membaca Basmallah.

c) Sebelum menyampaikan materi kuliah, mengajak mahasiswa bersama- sama dosen harus menertibkan kelas dan menciptakan suasana yang kondusif bagi mahasiswa (memberikan tausiyah selama 5 menit) sehingga perkuliahan berlangsung dengan baik.

d) Ketika menutup kuliah, dosen mengucapkan alhamdallah.

e) Ketika meninggalkan ruang kuliah dosen mengucapkan salam.

2) Tata Krama Ketika Mengajar

a) Harus bertindak sebagai fasilisator, motivator dan dinamisator dalam mengajar yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran dengan baik.

b) Tidak dibenarkan mengucapkan kata-kata yang vulgar dan kotor ataupun mencaci maki dan merendahkan martabat mahasiswa.

c) Dituntut agar mampu menciptakan suasana dialogis.

d) Harus bersifat terbuka, berpandangan luas, luwes, jujur dan adil kepada seluruh mahasiswa.

e) Harus menghargai keberagaman dan perbedaan pendapat di kalangan mahasiswa.

f) Tidak dibenarkan bersikap otoriter, kasar, dan arogan kepada mahasiswa.

g) Harus mempunyai perhatian yang tinggi kepada mahasiswa dan mampu menciptakan rasa saling menghormati, kasih sayang, dan akrab secara timbal balik terhadap seluruh mahasiswa.

h) Harus bersikap tegas, tegar, meyakinkan, simpatik, dan berwibawa.

i) Tidak dibenarkan bersandar pada dinding kelas atau duduk di meja dan meletakkan kaki di atas kursi.

j) Selama mengajar dosen tidak diperkenankan merokok.

k) Bagi yang membawa handphone agar menon-aktifkan handphonenya.

l) Dalam proses mengajar agar menggunakan metode yang sesuai dengan materi yang diajarkan.

m) Dianjurkan agar tidak memakai kaca mata hitam/gelap.

3) Tata Krama dalam Berpakaian a) Dosen Pria

(1). Harus memakai pakaian yang pantas dan rapi seperti:

(a). Pakaian Dinas Harian (PDH) (b). Pakaian Sipil Harian (PSH)

(c). Celana panjang dengan kemeja lengan panjang dan dianjurkan memakai dasi atau kopiah.

(2). Tidak dibenarkan memakai celana jeans atau celana ketat.

(3). Tidak dibenarkan memakai baju kaos atau kaos oblong.

(4). Harus memakai sepatu dan tidak dibenarkan memakai sepatu sandal atau sandal.

(5). Tidak dibenarkan memakai gelang atau kalung.

(6). Rambut harus rapi dan tidak gondrong.

b) Dosen Wanita

(1). Harus memakai pakaian yang menutup aurat (berbusana muslimah).

(2). Tidak dibenarkan memakai pakaian tipis yang tembus pandang.

(3). Tidak dibenarkan memakai pakaian yang ketat.

(4). Tidak dibenarkan memakai baju kaos/terkecuali kaos berkerah.

(5). Tidak dibenarkan memakai perhiasan dan kosmetik yang berlebihan dan mencolok.

(6). Tidak dibenarkan memakai celana jeans.

(7). Tidak boleh memakai sandal atau sepatu sandal.

d. Tata Krama Penilaian

1) Penilaian atas prestasi mahasiswa harus seobjektif mungkin.

2) Tidak dibenarkan menerima imbalan dilakukan dalam bentuk apapun dari mahasiswa.

3) Nilai ujian harus diserahkan ke Fakultas paling lambat seminggu setelah ujian dilaksanakan.

e. Sanksi

Dosen yang melanggar pedoman tata krama ini akan diberi sanksi berupa teguran lisan, teguran tertulis, skorsing, dan pemberhentian.

C. Mahasiswa

1. Hak dan Kewajiban Mahasiswa a. Hak Mahasiswa

1) Menggunakan kebebasan akademik secara bertanggung jawab untuk menuntut dan mengkaji ilmu sesuai dengan norma dan susila yang berlaku dalam lingkungan akademik menurut tuntunan Islam.

2) Memperoleh pengajaran sebaik-baiknya dan layanan bidang akademik sesuai dengan minat, bakat, kegemaran dan kemampuan.

3) Memanfaatkan fasilitas Universitas dalam rangka kelancaran proses belajar mengajar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4) Mendapat bimbingan dari dosen yang bertanggung jawab atas Program Studi yang diikutinya dan dalam penyelesaian studinya.

5) Memperoleh layanan informasi yang berkaitan dengan Program Studi yang diikutinya serta hasil belajarnya.

6) Menyelesaikan studi lebih awal dari jadwal yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7) Memperoleh layanan kesejahteraan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

8) Memanfaatkan sumber daya Universitas melalui perwakilan/

organisasi kemahasiswaan untuk mengurus dan mengatur kesejahteraan, minat dan tata kehidupan bermasyarakat.

9) Pindah ke program studi atau perguruan tinggi lain.

10) Turut serta dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan intrauniversitas.

11) Memperoleh pelayanan khusus bilamana mahasiswa tersebut menyandang cacat.

b. Kewajiban Mahasiswa

1) Melaksanakan ibadah sesuai dengan tuntunan Al Qur'an dan As Sunnah, serta mengamalkan ketentuan dalam Pedoman Hidup Islami Warga Aswaja.

2) Turut serta bersama-sama mahasiswa lain menciptakan kampus Universitas sebagai lingkungan masyarakat ilmiah yang Islami dan dinamis.

3) Menegakkan ahlaqul karimah dalam pergaulan hidup sehari-hari antar mahasiswa dan antara mahasiswa dengan pimpinan, dosen, dan karyawan.

4) Turut memelihara sarana dan prasarana serta kebersihan, ketertiban dan keamanan kampus Universitas.

5) Membayar biaya penyelenggaraan pendidikan.

6) Menghargai ilmu pengetahuan, teknologi, agama, dan kesenian.

7) Menjaga kewibawaan dan nama baik Universitas dan pimpinan, dan sivitas akademika Universitas.

8) Menjunjung tinggi kebudayaan nasional yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam, nilai moral dan kebenaran ilmiah, menjaga integritas pribadi dan kejujuran intelektual.

9) Membantu dan tidak menghalang-halangi terselenggaranya kegiatan Universitas baik kegiatan di bidang akademik maupun bidang non akademik.

10) Berdisiplin, bersikap jujur, bersemangat, bertanggung jawab, dan menghindari perbuatan tercela antara lain plagiat dan pemalsuan karya ilmiah, berbudi luhur, berperilaku dan berpakaian sopan sesuai dengan tuntunan Islam.

11) Menghormati semua pihak demi terbinanya suasana hidup kekeluargaan sebagai pengamalan ajaran Islam, memelihara dan meningkatkan mutu lingkungan hidup.

12) Senantiasa belajar dengan tekun dan berusaha meningkatkan ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian dan/atau keislaman sesuai dengan bidangnya.

13) Mematuhi semua peraturan dan tata tertib yang berlaku di Universitas.

14) Mahasiswa dilarang melakukan perbuatan yang dapat mengganggu pelaksanaan misi dan tugas Universitas:

a) Mengganggu penyelenggaraan perkuliahan, seminar, kegiatan laboratorium, pengkajian, penelitian, administrasi, keagamaan, kesenian, pendidikan jasmani dan olahraga,

b) Menghambat pejabat, pegawai atau petugas universitas dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, serta

c) Menghambat dosen atau mahasiswa dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar atau penelitian.

2. Jenis-Jenis Pelanggaran

a. Pelanggaran ringan terdiri dari:

1) Memakai sandal, baju kaos oblong dan pakaian lain yang tidak pantas pada saat mengikuti perkuliahan ataupun sedang mengkuti ujian.

2) Memakai asesoris anting, gelang, kalung dan lain-lain serta berambut panjang menyentuh kerah baju bagi mahasiswa (laki-laki) pada saat mengikuti perkuliahan ataupun ujian.

3) Memakai pakaian ketat dan akseoris yang berlebihan bagi mahasiswi (perempuan) pada saat mengikuti perkuliahan ataupun ujian.

b. Pelanggaran berat adalah sebagai berikut:

1) Memalsukan tanda tangan dosen, dan/atau pejabat yang berwenang dalam upaya memperlancar kegiatan akademik.

2) Berkelahi sesama mahasiswa dalam lingkungan Fakultas maupun antar Fakultas di lingkungan Universitas Muslim Buton.

3) Memalsukan Kartu Hasil Studi (KHS), Kartu Rencana Studi (KRS), dan bukti-bukti pembayaran yang sah yang berlaku di lingkungan Universitas Muslim Buton serta dokumen-dokumen penting lainnya.

4) Membawa dan/atau menggunakan senjata tajam/senjata api untuk kejahatan di lingkungan Universitas Muslim Buton.

5) Melakukan perbuatan asusila dalam lingkungan kampus Universitas Muslim Buton.

6) Berkelahi dengan dosen, karyawan atau pimpinan pada semua tingkatan lembaga di Iingkungan Universitas Muslim Buton.

7) Memalsukan nilai yang sah/resmi atau dokumen penting Iainnya yang dikeluarkan Fakultas/Lembaga di Iingkungan Universitas Muslim Buton.

8) Mencuri atau ikut serta membantu melakukan pencurian terhadap semua benda/aset yang dimiliki Universitas Muslim Buton.

9) Menggunakan dan/atau mengedarkan narkoba, mabuk-mabukan atau bermain judi di Iingkungan Universitas Muslim Buton.

3. Sanksi dan Prosedur Pemberian Sanksi

a. Sanksi terhadap pelanggaran ringan adalah sebagai berikut:

1) Sanksi terhadap pelanggaran ringan sebagaimana yang diatur pada poin 2a peraturan tata tertib ini adalah berupa peringatan/teguran maksimum tiga kali.

2) Apabila peringatan/teguran tiga kali tersebut tetap tidak diindahkan, maka yang bersangkutan dikenakan sanksi pelanggaran sedang.

b. Sanksi terhadap pelanggaran berat adalah sebagai berikut:

1) Sanksi terhadap pelanggaran sedang sebagaimana ketentuan yang diatur pada poin 2b peraturan tata tertib ini adalah skorsing selama satu semester.

2) Selama menjalani skorsing sebagaimana diatur ayat 1 tersebut, maka mahasiswa yang bersangkutan tidak diperkenankan mengikuti semua bentuk kegiatan akademik di Iingkungan Universitas Muslim Buton.

3) Apabila mahasiswa melakukan pelanggaran sedang sebanyak dua kali maka akan dikenakan sanksi pelanggaran berat.

4) Pelanggaran terhadap ketentuan poin b3, b4, b5, b6, dan b7 peraturan tata tertib ini adalah skorsing selama dua semester.

5) Selama menjalani masa skorsing mahasiswa yang bersangkutan tidak diperkenankan mengikuti semua bentuk kegiatan akademik di Iingkungan Universitas Muslim Buton.

6) Pelanggaran terhadap ketentuan poin b8 dan b9 peraturan tata tertib ini adalah diberhentikan dengan tidak hormat sebagai mahasiswa Universitas Muslim Buton.

c. Prosedur pemberian sanksi adalah sebagai berikut:

1) Prosedur pemberian sanksi pelanggaran ringan sebagaimana ketentuan poin d peraturan tata tertib ini adalah peringatan/teguran secara tertulis oleh Dekan maksimal tiga kali yang ditembuskan kepada Rektor.

2) Prosedur pemberian sanksi pelanggaran sedang dengan cara pihak pimpinan Fakultas memanggil mahasiswa yang bersangkutan dan membuktikan kesalahannya, kemudian merekomendasikan kepada Rektor Universitas Muslim Buton untuk dikeluarkan keputusan skorsing.

3) Prosedur tentang pemberian sanksi skorsing adalah:

a) Pimpinan Fakultas memanggil mahasiswa yang bersangkutan dan orang tuanya dengan maksud memberitahukan tentang pelanggaran yang telah dilakukan oleh mahasiswa yang bersangkutan termasuk sanksi apa yang dikenakan.

b) Pimpinan Fakultas (Dekan) merekomendasikan kepada Rektor Universitas Muslim Buton untuk diterbitkan surat keputusan skorsing.

c) Surat keputusan Rektor sebagaimana ketentuan pasal 10 ayat 2 dan 3 huruf b di atas, ditembuskan kepada seluruh pimpinan Fakultas di lingkungan Universitas Muslim Buton, dan BPH.

4) Prosedur pemberian sanksi pelanggaran adalah:

a) Berlaku ketentuan pasal 10 ayat 3 huruf a tersebut di atas.

b) Pimpinan Fakultas/Dekan merekomendasikannya kepada Rektor Universitas Muslim Buton untuk diterbitkan surat

keputusan pemberhentian dengan tidak hormat terhadap mahasiswa bersangkutan.

c) Surat keputusan Rektor ditembuskan kepada semua pimpinan Fakultas di lingkungan Universitas Muslim Buton, BPH dan serta Kepala LLDikti Wilayah IX Sulawesi dan Gorontalo.

Dokumen terkait