• Tidak ada hasil yang ditemukan

Orientasi Kebijakan Luar Negeri Iran terkait Isu Palestina

BAB II DINAMIKA HUBUNGAN IRAN-HAMAS

B. Orientasi Kebijakan Luar Negeri Iran terkait Isu Palestina

Orientasi Iran dalam implemetasi kebijakan luar negerinya berdasarkan pada Pasal 152 Konstitusi Republik Islam Iran 1979 seperti yang telah dijabarkan pada poin A.60

Selain itu, Pemimpin Revolusi Islam Iran Ayatollah Rhoullah Khomeini dalam sebuah wawancara dengan Lebanese Al-Nahar Daily pada akhir 1978, sebelum kemenangan Revolusi Islam Iran menyampaikan pandangan

58 Goodarzi, “Syria and Iran,” 31-34.

59 Rafke Risseeuw, “The Syrian-Iranian Nexus: a Historical Overview of Strategy Cooperation,” Brussels International Center (December 2018): 3-14.

60 Constitution of the Islamic Republic of Iran 1979, 32.

26

politiknya bahwa Palestina merupakan bangsa yang harus dibela dan Iran di bawah kepemimpinan akan memberikan bantuan.61

Sejalan dengan Ayatollah Khomeini, Pemimpin Tertinggi Iran yang kedua, Ayatollah Khamenei mengatakan dalam sebuah wawancara pada tahun 2000 bahwa Palestina merupakan isu penting yang menjadi prioritas kebijakan luar negeri Iran, terutama dalam menghadapi pengaruh Israel di kawasan.62

1. Komitmen Iran terhadap Palestina di Dunia Internasional

Salah satu implementasi kebijakan Iran yang paling penting adalah penolakan terhadap Konferensi Madrid 1991, yang bertujuan untuk memulai negosiasi Arab-Israel. Konferensi tersebut dalam pandangan Iran akan mengancam posisi tawar di kawasan. Oleh karena itu, Teheran mengadakan konferensi internasional untuk Palestina yang berjudul

“International Conference on the Islamic Revolution’s Support for People of Palestine”, diselengarakan pada 19-22 Oktober 1991. Konferensi ini

dihadiri oleh perwakilan parlemen negara-negara Muslim, perwakilan partai politik dan kelompok di Palestina serta politikus, budayawan, dan akademisi dari 49 negara.63

Tujuan akhir konferensi, yaitu untuk mendukung perlawanan Palestina. Kemudian Teheran membetuk komite tingkat tinggi untuk menyatukan

61 Thomson, The Ties that Bind.

62 Levin, “Iran, Hamas, and Palestine Islamic Jihad.”

https://www.wilsoncenter.org/article/iran-hamas-and-palestinian-islamic-jihad (diakses pada 12 September 2019).

63 Islamic Parliament of Iran, “First Conference; Tehran: October 19-22, 1991”,

https://en.parliran.ir/eng/en/VjNwWFh0M0pycmcxVEE3Y0VmZ2doN1luSzAlMmZsa3BROA== /First-Conference-Tehran-October-19-22-1991; diakses pada 22 September 2019.

27

gerakan-gerakan perlawan di Palestina yang menolak negosiasi dengan Israel.64

Pasca konferensi Madrid 1991, Iran mulai memfasilitasi gerakan perlawanan Palestina dalam serangkaian serangan ke wilayah Israel. Selain itu, Teheran juga menyediakan pelatihan militer dan senjata untuk Hamas dan PIJ.65

Selanjutnya pada 2001, tepatnya di masa intifada al-Aqsha (2000-2005) Iran mengadakan konferensi “Support for the Palestinian Intifada” di Teheran tanggal 24-25 April 2001. Konferensi ini dihadiri oleh negara-negara Muslim dan beberapa gerakan perlawanan yang termasuk ke dalam daftar kelompok perlawanan Departemen Luar Negeri Iran, seperti Hamas, PIJ, Hizbullah, dan Front Rakyat untuk Palestina. Pada konferensi ini, Ayatollah Khamenei menekankan bahwa zionisme adalah musuh bersama yang harus dilawan. Selain itu, Khatami juga memberikan dukungan diplomatik terhadap Palestina untuk mengusulkan referendum menjadi negara yang independen dengan Yerusalem sebagai ibukotanya.66

64 Ely Karmon, “The Iran-Palestine Linkage,” IDC Herzliya, 15 December 2013. 4

65 Palestine Islamic Jihad (PIJ) merupakan sebuah organisasi nasionalis Palestina yang bertujuan untuk melawanan dominasi Israel. Tidak seperti Fatah dan Hamas, PIJ tidak berpartisipasi dalam pemilihan umum. Selain itu, PIJ juga tidak menyediakan pelayanan sosial bagi masyarakat dan dialog dengan Israel. PIJ didirikan oleh Fathi Shaqaqi dan Abd al-Aziz Awda yang merupakan lulusan Mesir dan anggota Ikhwanul Muslimin Mesir. Pada akhir 1970-an ketika Ikhwanul Muslimin dianggap lebih moderat dan kurang berkomitmen dalam penyelesaian isu Palestina sehingga membuat keduanya berinisiatif mendirikan PIJ (memisahkan diri dari Ikhwanul Muslimin) dan secara resmi berdiri pada 1981. Secara ideologi, PIJ berdasarkan asas Sunni, namun organisasi ini dalam gerakannya terinspirasi oleh Revolusi Iran. Dalam menghadapi Israel, PIJ lebih memilih jalur kekerasan dibanding diplomasi. PIJ bersikeras untuk mengusir Israel dan mengembalikan wilayah Palestina seperti tahun 1948. Lihat Holy Fletcher, “Palestine Islamic Jihad,” Council on

Foreign Relations, April 10, 2008. www.cfr.org/backgrounder/palestinian-islamic-jihad. Diakses

pada 30 September 2019.

66 Bill Samii, “Iran Report: April 30, 2001,” 2001, Radio Free Europe Radio Free Liberty, April 30, 2001. https://www.rferl.org/a/1342828.html; diakses pada 12 September 2019.

28

Usaha lainnya yang dilakukan oleh Iran dalam memperjuangkan Paletina adalah konferensi yang diadakan di Teheran pada 14-16 April 2006, berjudul “Support for the Palestinian Intifada Conference.” Konferensi ini membahas mengenai rencana kerjasama militer Iran dengan pemerintah baru Palestina yang dikuasai Hamas dan kelompok-kelompok lainnya. Konferensi ini menindaklanjuti ancaman negara-negara Barat terhadap pengayaan uranium Iran.67

Peran lainnya di dunia internasional yang diberikan Iran kepada Palestina adalah konferensi PBB yang berlangsung di Jenewa, Swiss pada 19 April 2009. Dalam konferensi tersebut, Presiden Mahmoud Ahmadinejad menegaskan pentingnya membela hak-hak Palestina dan mengecam pendudukan Israel yang bersifat diskriminatif terhadap warga Palestina. Meskipun pernyataannya mendapat kecaman dari beberapa negara pro-Amerika hingga pemanggilan duta besar Swiss untuk Israel.68

Selain di Swiss, Iran juga mengadakan konferensi keempat di Teheran, 4-5 Maret 2009 berjudul “International Conference on Palestine, Symbol of

Resistance, Gaza, and Victim of Crime.” Konferensi yang dihadiri lebih dari

80 negara ini bertujuan untuk menindaklanjuti penyerangan Israel di wilayah Gaza selama 22 hari dan Lebanon 33 hari. Dalam pidatonya, Ayatollah Khemenei mengajukan solusi untuk diadakan referendum kepada

67 Samii, “Iran: Intifada Conference in Tehran has Multiple Objectives,” Radio Free

Europe Radio Liberty, April 14, 2006. https://www.rferl.org/a/1067669.html; diakses pada 13

September 2019.

68 Neil MacFarquhar, “Iranian Calls Israel Racist at Meeting in Geneva,” New York

Times, April 20, 2009. https://www.nytimes.com/2009/04/21/world/21geneva.html; (diakses pada

29

warga Islam, Nasrani, dan Yahudi untuk menentukan nasibnya, selanjutnya ia menekankan bahwa pemerintahan Palestina di bawah Hamas merupakan pilihan terbaik.69

Kemudian pada 2011, Iran mengadakan konferensi di Teheran yang dihadiri oleh 50 delegasi parlemen dari negara muslim dan non-muslim, jurnalis, dan akademisi, sebagai respon dari resolusi PBB mengenai solusi dua negara. Menurut Ayatollah Ali Khamenei, resolusi ini hanya akan memperlemah posisi Hamas di dunia Internasional. Ia menambahkan, solusi dua negara itu bertujuan untuk memperkuat legitimasi wilayah Israel di Palestina.70 Sesi pidato lainnya, Ahmadinejad menegaskan bahwa pengakuan Palestina sebagai anggota PBB adalah langkah awal untuk membersikan tanah Palestina dari kaum Zionis.71

Dokumen terkait