• Tidak ada hasil yang ditemukan

pada Website Kampus Politeknik di Indonesia

Dalam dokumen CALL FOR PAPER 2010 MUNAS APTIKOM. (Halaman 127-130)

Risnandar

Program Studi Manajemen Informatika, Politeknik Telkom, Bandung rnd@politekniktelkom.ac.id

Abstrak

Penelitian ini akan menganalisis Sistem Informasi Manajemen (SIM) dari website kampus politeknik yang ada di Indonesia, yang terdiri dari 26 website politeknik negeri dan 9 website politeknik swasta. Analisis yang dilakukan terhadap informasi layanan web untuk mengumpulkan fakta-fakta yang relevan mengenai sistem pendidikan dikaitkan dengan layanan web tersebut. Aspek utama yang dievaluasi meliputi desain dan kreativitas, konten, navigasi, scripting, dan aspek teknis lainnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 35 website tersebut menyediakan layanan web yang memungkinkan dapat mengakses ke web portal dan situs internet lainnya. Website-website tersebut terdaftar dengan domain *.ac.id dan bahasa pemrograman yang digunakan untuk mendesain website tersebut adalah HTML. Sebagian besar website jarang menggunakan Content Management System (CMS) dan tidak memiliki sistem database dalam webservice-nya. Analisis terhadap desain dan kreativitas termasuk konten dan aspek navigasi sudah cukup baik. Namun, sebagian scripting dan aspek teknis kurang optimal, terutama dari sisi keamanan website. Secara keseluruhan, analisis terhadap layanan informasi dari 35 website tersebut menampilkan informasi penting seputar kampus yang meliputi profil kampus, struktur organisasi, visi-misi, fasilitas, kegiatan akademik, pendaftaran mahasiswa baru, dan karir. Hanya sebagian kecil saja yang tidak menyediakan fasilitas webmail.

Kata kunci : SIM, politeknik, webservice 1. Pendahuluan

Informasi pendidikan di berbagai website politeknik tidak dapat berbagi informasi antara website politeknik yang satu dengan yang lainnya karena terdapat berbeda bentuk dan format. Oleh

karena itu, pengembangan aplikasi secara online

harus menjadi pertimbangan, terutama website informasi pendidikan di perguruan tinggi yang berhaluan politeknik. Pada dasarnya faktor birokrasi internal sudah terorganisasi dengan baik

dan dapat menggunakan model web service yang

khas dalam manajemen informasi pendidikan di Indonesia. Analisis desain web memungkinkan bagi

webmaster yang ada di politeknik untuk

mengembangkan web service berdasarkan standar

tertentu dalam pembangunan system informasi

karena webmaster bertanggung jawab secara

langsung terhadap bentuk dan isi dari website. Masalahnya adalah bahwa informasi yang ditampilkan oleh website kampus politeknik

berjenis website statis dan menggunakan Web

Authoring Tools dalam menulis program. Sehingga, melalui tulisan ini dapat dipelajari dan dianalisa terhadap desain yang diciptakan oleh webmaster dari sekitar 30 website politeknik di bawah Dirjen Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional. Hasil yang diperoleh dari analisis menunjukkan bahwa manajemen informasi pendidikan telah mematuhi peraturan administratif internal kampus politeknik. Kementerian Pendidikan Nasional [1] telah mengatur pemanfaatan teknologi informasi dalam menyajikan sistem informasi pendidikan di perguruan tinggi. Hasil analisis dalam tulisan ini dapat digunakan sebagai standar untuk informasi pelayanan dan manajemen dalam website politeknik.

2. Landasan Teori

2.1. Web Service

Web service yang dapat mempromosikan dan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan arsitektur pada web service itu sendiri dapat menggunakan teknologi .NET (dot net) dan untuk

116 Seminar dan Call For Paper Munas Aptikom Politeknik Telkom

Bandung, 9 Oktober 2010

service yang didefinisikan dalam penelitian ini

sebagai modul software yang mampu

berkomunikasi dengan modul software lain dengan

tugas dan fungsi secara umum dan dapat diakses

melalui internet di dengan standar XML (Extensible

Markup Language) dan SOAP (Simple Object

Access Protocol).

Web service memainkan peranan penting untuk memecahkan masalah pada website yang tidak dapat berbagi sumber daya di antara fungsi yang ada, yang disebabkan oleh sistem operasi yang beraneka ragam, bahasa pemrograman yang

digunakan untuk membuat sistem database, dan

format informasi yang berbeda. Namun, sistem operasi yang berbeda tidak menjadi masalah karena sistem informasi di internet dapat ditampilkan pada browser pada sistem operasi apa pun juga. Program yang digunakan untuk mengimplementasikan informasi yang dapat dibuat dari bahasa pemrograman yang berbeda, seperti HTML, ASP, PHP, CGI, Perl, atau JSP, yang dapat menampilkan halaman web itu sendiri. Sebaliknya, walaupun bahasa pemrograman yang berbeda dapat ditampilkan pada halaman web, tetapi informasi dan dokumen tidak dapat diperoleh dan diunduh secara langsung dari bahasa pemrograman yang berbeda untuk ditampilkan pada browser. Akibatnya, XML digunakan sebagai sarana untuk menerjemahkan berbagai bahasa pemrograman supaya dapat digunakan dengan bahasa pemrograman lain. Dengan demikian perlu disediakan web service yang dapat diterapkan sebagai standar umum bagi penyedia layanan informasi di dalam website [2].

2.2. Framework Web Service

Meskipun web service memainkan peranan yang lebih penting dalam berbagai sektor pada

website, sebagian besar webmaster kurang

menyadari akan manfaat dan pentingnya web service, termasuk menangani permasalahan

troubleshooting. Hal ini menjadi penyebab masalah awal dalam pengembangan web service pada sistem informasi pendidikan. Web service yang akan dikembangkan perlu memahami prinsip web service, yaitu untuk desain, kreativitas, dan pemeliharaan. Ada pun standar web service yang sesuai dengan standar IBM

di antaranya : Service-Oriented Architecture (SOA), adanya pengembang web service, dan manajemen sistem web service.

2.2.1. Arsitektur Web Service

Arsitektur web service terdiri dari manajemen sistem pada Web Sphere Application Server, Web Service dengan SOAP, WSDL dan XML, sistem

keamanan, J2EE, keamanan Web Sphere dan WS-

Security, manajemen web service dan berbagai

produk yang saling terkait, dan pengalaman dalam membangun infrastruktur web service.

2.2.2. Pengembang Web Service

Pengembang web service harus memiliki kemampuan dalam hal pengetahuan tentang SOAP, XML, UDDI, WSDL yang digunakan untuk menggambarkan layanan, SOA, UML, pengetahuan untuk mengembangkan arsitektur untuk e-business, dan berbagai arsitektur web service dari berbagai referensi.

3. Pendidikan Vokasi Perguruan Tinggi

Pengelolaan informasi pendidikan vokasi perguruan tinggi di Indonesia sudah memiliki kriteria yang sama dari sisi status hukum dan perundangan dalam dunia pendidikan. Perguruan tinggi vokasi ini ini dikategorikan berdasarkan kelompok teknik, sekolah tinggi kejuruan, politeknik, teknologi pertanian, seni, dan sebagainya. Dengan demikian, informasi layanan di website pendidikan vokasi di perguruan tinggi, diklasifikasikan menjadi 4 bagian [3], di antaranya : 1) Bagian manajemen sumber daya; 2) Bagian perencanaan dan kerjasama; 3) Bagian pengembangan pendidikan; dan 4) Bagian layanan akademik. Pendidikan vokasi di perguruan tinggi di Indonesia idelanya lebih menekankan semua pada pengembangan sumber daya TIK lokal, TIK untuk penilaian kinerja manajemen, pengawasan, dan

media kegiatanbelajar mengajar dengan sistem on-

line. Selain itu, pendidikan vokasi di perguruan

tinggi yang memiliki daya saing memiliki akuntabilitas dan manajemen pendidikan yang baik dalam hal mengumpulkan data, interkoneksi jaringan pendidikan vokasi satu dengan yang lainnya, dan interkoneksi pendidikan vokasi dengan

dunia kerja. Di masa depan, webservice akan

digunakan secara teknis dalam website perguruan

tinggi, sehingga webmaster harus menyadari akan

pentingnya fungsi dan peran webservice dalam pemanfaatannya di pendidikan vokasi di perguruan tinggi.

4. Standar Desain Website Pendidikan Vokasi

Informasi manajemen pendidikan vokasi di perguruan tinggi telah dipublikasikan melalui website yang sudah menyediakan link data antar institusi perguruan tinggi. Meskipun kerangka informasi manajemen pendidikan vokasi di perguruan tinggi sebagian belum memenuhi semua standar desain website pendidikan vokasi, berdasarkan analisis website pendidikan vokasi di perguruan tinggi Indonesia sudah memenuhi

Seminar dan Call For Paper Munas Aptikom Politeknik Telkom Bandung, 9 Oktober 2010

117

layanan informasi manajemen pendidikan vokasi di masa depan, tetapi belum ada website yang

memiliki standar internasional. American

Association of Webmasters, [4] menetapkan sistem penilaian dan kriteria untuk desain web dalam 4 kategori yaitu: 1) Desain dan Kreativitas; 2) Konten; 3) Navigasi; dan 4) Scripting dan Teknis.

6. Hasil dan Pembahasan

Website politeknik telah menyumbang sebanyak 2,55 % website dari sekitar 1.293 PTS yang terdiri dari 407 Akademi, 9 Politeknik, 571 Sekolah Tinggi, 44 Institut, dan 262 Universitas. dan 77 PTN yang terdiri dari 2 Akademi, 26 Politeknik, 4 Sekolah Tinggi, 10 IKIP, 4 Institut, dan 31 Universitas. Untuk bahasa pemrograman yang digunakan, dari 35 website politeknik, sebanyak 77,3% menggunakan HTML, 23,9% menggunakan PHP, 2,2% menggunakan ASP, dan sisanya 176,6% menggunakan JSP/CGI Perl. Yang menggunakan Dreamweaver sebanyak 9,0%, Ms. Frontpage sebanyak 3,4%. Yang lainnya Flash, Namo, dan paket Net Obyek sebanyak 0,4%.

Content Management System (CMS) hanya 22,7% dan mayoritas tidak suka menggunakan CMS sebesar 77,3%. PHP Nuke sebesar 8,6%, Mambo sebesar 7,3%, Joomla 1,7%, dan yang lainnya sebesar 2,6%. Moodle sekitar 1,3%, Xoops sekitar 0,9%, dan

Post Nuke program sebesar 0,4%.

Aplikasi database yang digunakan menunjukkan sekitar 24,2% menggunakan database dan sisanya 75,8% tidak menggunakan database. Database MySQL digunakan sebesar 22,9%, sedangkan database lain dan Ms. Access dan SQL sekitar 0,4%.

Sekitar 87,6% tidak RSS feed dan hanya 12,4% yang menggunakannya. RSS feed paling besar digunakan sekitar 10,3%, CSS sekitar 1,7%, dan XML sekitar 0,4%.

Hasil analisis jumlah dan persentase layanan informasi di website politeknik, dari 35 website politeknik menggunakan layanan informasi sekitar 44,93% yang sering di-update. Jenis informasi studi

meliputi : perkuliahan sebesar 80,70%, struktur organisasi politeknik sebesar 65,70%, layanan pendidikan sebesar 45,05%, manajemen sumber daya sebesar 33,06%, pengembangan pendidikan sebesar 24,45%, dan perencanaan serta kerja sama sebesar 20,06%.

7. Kesimpulan

Web service memiliki peranan yang penting bagi website politeknik. Namun, komponen informasi yang ada di website juga harus memperhatikan informasi seputar manajemen sumber daya, perencanaan dan kerjasama, pengembangan pendidikan, dan layanan akademik. Web master dan web desainer direkomendasikan untuk mengikuti standar konten webmaster internasional yang terdiri dari : desain dan kreativitas, konten, navigasi, dan script serta teknis.

REFERENCES

[1] Kemdiknas Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi.

[2] Gottschalk and others. Introduction to Web

Services Architecture.IBM System Journal.

2002. 14(2): 170-177.

[3] IBM. Web Services Education Overview. New

York: IBM Corporation. Available online: http:www.ibm.com 2004.

[4] Office of the Vocational Education

Commission. Regulations and Rules Governing

Educational Institution Administration B.E.

2549. Bangkok: Office of the Vocational

118 Seminar dan Call For Paper Munas Aptikom Politeknik Telkom

Bandung, 9 Oktober 2010

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI MOBILE REPORTER SEBAGAI

Dalam dokumen CALL FOR PAPER 2010 MUNAS APTIKOM. (Halaman 127-130)