• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNTUK JARINGAN TELEKOMUNIKAS

Dalam dokumen CALL FOR PAPER 2010 MUNAS APTIKOM. (Halaman 197-200)

Muhammad Iqbal

Institut Teknologi Telkom miq@ittelkom.ac.id

Abstraksi

Kebutuhan akan jaringan telekomunikasi yang aman dan bersifat circuit switch network masih sangat diperlukan, untuk menjamin reliabilitas paket suara dan data yang dikirimkan sehingga dapat mengurangi paket loss yang terjadi. Solusi yang ditawarkan salah satunya adalah dengan menggunakan protokol stack CCS, common channel signalling (CCS) mentransmisikan sinyal kendali pada kanal signaling khusus yang digunakan bersama oleh beberapa kanal suara atau data, ada 2 mode operasi yang digunakan dalam CCS, yaitu associated (quasi-associated) mode dan disassociated mode, CCS yang banyak digunakan adalah Signaling System No 7 (SS7), keuntungan yang dapat diperoleh adalah telah teroptimasi untuk jaringan telekomunikasi digital, menggunakan kanal 64 kbps, dirancang untuk dapat mengakomodasi fungsi call control, remote control, manajemen, dan pemeliharaan jaringan, kehandalan dalam hal keterurutan data yang dikirim tanpa loss maupun duplikasi, dapat diimplementasikan pada jaringan analog dengan kecepatan kurang dari 64 kbps, dapat pula digunakan untuk link terestrial point- to-point dan satelit. Pada penelitian ini akan diimplementasikan pergelaran jaringan CCS 7 dengan menggunakan MAP Test Utility (MTU) dan MAP Test Response (MTR) yang akan memberikan informasi tentang protocol stack yang akan digunakan dalam komunikasi data dan memberikan contoh nyata tentang konfigurasi pada sebuah jaringan telekomunikasi.

Keyword : CCS, MTU, MTR, Jaringan Telekomunikasi

__________________________________________________________________________________ 1. Pendahuluan

Tuntutan pelanggan akan kebutuhan informasi kapan dan dimana saja membuat industri pertelekomunikasian berlomba-lomba untuk dapat menemukan dan menerapkan teknologi yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Sekarang kebutuhan informasi disediakan dalam bentuk standar yaitu dalam format suara, data, dan gambar yang pada akhirnya semua ini akan berkembang dalam format

data seperti pada teknologi Circuit Switch Network

System yang membutuhkan jalur informasi yang

reliable. Salah satu teknologi yang mendukung

perubahan ini adalah SS7, dimana istilah ini

mencakup semua istilah untuk data-packet

switching systems.

Teknologi SS7 tidak hanya digunakan pada jaringan PSTN yang sudah lama berlangsung, sekarang pun pihak operator telekomunikasi khususnya operator selular masih menanganggap

teknologi ini masih layak digunakan untuk core network, karena sistemnya yang bersifat point to point, sehingga interferensi dari jaringan yang lain tidak mungkin dapat terjadi

Dalam penelitian ini akan dibagi menjadi beberapa bagian agar lebih terperinci. Bagian pertama akan dibahas mengenai pokok-pokok protokol stack yang bekerja dalam arsitektur, protokol stack pada level aplikasi setiap operator akan selalu berbeda tergantung jenis voice atau data yang dikirimkan. Bagian selanjutnya adalah bagian implementasi sistem SS7, dimana level MTP dan aplikasi sangat berpengaruh terhadap pihak OLO (Other Licensed Operator).

2. Dasar Teori

Sebagaimana kita tahu bahwa dalam melakukan komunikasi via telepon, ada dua komponen penting yang harus diperhatikan yakni

186 Seminar dan Call For Paper Munas Aptikom Politeknik Telkom

Bandung, 9 Oktober 2010

yang pertama, adalah konten yang sebenarnya suara kita dan yang kedua adalah informasi yang menginstruksikan pertukaran telepon untuk membangun hubungan dan meroutekan atau mengirimkan "isi" ke tujuan yang tepat. Maka untuk bisa mendapat komunikasi telepon dengan baik dan lancar, maka diciptakan suatu standar- standar, standar-standar ini dikenal sebagai protokol. Sistem Signaling SS7 atau Nomor 7 adalah hanya seperangkat protokol lain yang menggambarkan sarana komunikasi antara switch telepon dalam jaringan telepon umum. Mereka telah diciptakan dan dikendalikan oleh berbagai badan di seluruh dunia, yang mengakibatkan beberapa variasi lokal yang spesifik, tapi organisasi utama dengan tanggung jawab administrasi mereka adalah International Telecommunications Union atau ITU- T.

Signalling System Number 7 (SS # 7 atau C7) adalah protokol yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan telepon untuk sinyal antar sesama rekan. Di masa lalu, dalam teknik signalling-band digunakan di jalur trunk antar sesama. Metode ini menggunakan jalur fisik yang sama untuk panggilan-sinyal kontrol dan aktual panggilan terhubung. Metode signalling ini tidak efisien dan secara cepat digantikan oleh out-of- band atau teknik signalling common-channel.

Untuk memahami SS7 kita harus terlebih dahulu memahami sesuatu dari inefisiensi dasar metode isyarat sebelumnya dimanfaatkan dalam Public Switched Telephone Network (PSTN).

Sebuah jaringan memanfaatkan sinyal Common-channel sebenarnya dua jaringan dalam satu:

1. Pertama ada circuit-switched "user"

jaringan yang benar-benar membawa suara dan data pengguna lalu lintas. Ini menyediakan jalur fisik antara sumber dan tujuan.

2. Yang kedua adalah jaringan sinyal yang

membawa call control lalu lintas. Ini adalah

jaringan packet-switching menggunakan common channel switching protokol.

Original Common Protocol Interoffice didasarkan pada Sistem Signalling Nomor 6 (SS # 6). Sekarang SS # 7 sedang digunakan dalam instalasi baru di seluruh dunia. SS # 7 adalah protokol sinyal didefinisikan antarkantor untuk ISDN. Hal ini juga umum digunakan saat ini di luar lingkungan ISDN.

Gambar 2.1 Topologi PSTN

2.1 Common Channel Signalling System

Terdapat 2 tipe dasar signaling:

1. Antara pelanggan dan jaringan (local

loop)

2. Antar node dalam jaringan (inter switch)

Setelah digunakannya komputer untuk pengontrolan sentral (stored-program control), berbagai modifikasi kontrol dan fitur baru mulai diperkenalkan.

CCS mentransmisikan sinyal kendali pada kanalsignaling khusus yang digunakan bersama olehbeberapa kanal suara. Jadi pada saat call setup, prosesor yang mengendalikan sentral juga harus saling berkomunikasi untuk mempertukarkan informasi pensinyalan. Teknik sebelum CCS adalah channel associated signaling (CAS) atau inchannel signaling.

Seminar dan Call For Paper Munas Aptikom

Politeknik Telkom

Bandung, 9 Oktober 2010

187 Gambar 2.2 Metode CAS dan CCS

2.2 Mode Operasi CCS

Ada 2 mode operasi yang digunakan dalam CCS, yaitu associated (quasi-associated) mode dan disassociated mode.

a. Associated/quasi-associated mode: Kanal

signaling mengikuti track/rute yang sama dengan saluran data interswitch antara 2 endpoint, Sinyal kontrol berada pada kanal yang berbeda dari sinyal data pelanggan

b. Disassociated mode: Jaringan signaling

terpisah dari jaringan untuk transfer data, lebih rumit, diperlukan node tambahan yang disebut signal transfer point

Walaupun sebagian besar jaringan telah dikendalikan secara CCS, namun inchannel signaling masih diperlukan di beberapa titik, misalnya komunikasi antara pelanggan dengan sentral lokal

2.3 Signaling System No 7 (SS7)

Skema/standar CCS yang sangat banyakdigunakan adalah Signaling System No 7 (SS7). Karakteristik utama SS7:

a. Telah teroptimasi untuk jaringan

telekomunikasi digital, menggunakan kanal 64 kbps

b. Dirancang untuk dapat mengakomodasi

fungsi call control, remote control, manajemen, dan pemeliharaan jaringan

c. Keandalan dalam hal keterurutan data

yang

dikirim tanpa loss maupun duplikasi

d. Dapat diimplementasikan pada jaringan

analog dengan kecepatan kurang dari 64 kbps

e. Dapat pula digunakan untuk link terestrial

point-to-point dan satelit

2.4 Arsitektur Protokol SS

Jaringan SS7 adalah jaringan berbasis paket yang mengendalikan pembangunan, pengelolaan, dan pembubaran panggilan telepon. Message transfer part bersesuaian dengan 3 lapis terbawah

OSI, Signaling connection control part (SCCP) menyediakan layanan connectionless dan connection-oriented.

Gambar 2.3 Protokol Stack CCS 7

a. Physical Layer (MTP-1) mendefinisikan

karakteristik fisik, listrik, dan fungsional dari signaling data link. Ini mendefinisikan karakteristik fisik dan listrik dari link sinyal dari jaringan SS7. Signaling link menggunakan DS-0 saluran dan membawa data pensinyalan dengan kecepatan dari 56 kbps atau 64 kbps (56 kbps adalah pelaksanaan yang lebih umum).

b. Message Transfer Part-Level 2 (MTP-2)

menjalankan fungsi-fungsi signaling link, di antaranya: Delimitasi unit pensinyalan dengan flag, Pencegahan imitasi flag dengan bit stuffing, deteksi kesalahan dengan check bit, kendali kesalahan dengan retransmisi dan penerapan nomor urut eksplisit, Deteksi kegagalan signaling link. Tingkat 2 bagian dari transfer pesan bagian (MTP Level 2) link-lapisan menyediakan fungsionalitas. Memastikan bahwa kedua titik akhir dari sebuah link signaling dapat diandalkan pertukaran pesan pensinyalan. Ini mencakup kemampuan tersebut sebagai pengecekan error, kontrol aliran, dan urutan memeriksa.

c. Message Transfer Part-Level 3 (MTP-3),

menjalankan fungsi jaringan signaling yang terbagi dalam 2 kategori: fungsi signaling message-handling dan fungsi signaling network management. Tingkat 3 bagian dari transfer pesan bagian (MTP Level 3) memperluas fungsionalitas yang

188 Seminar dan Call For Paper Munas Aptikom Politeknik Telkom

Bandung, 9 Oktober 2010

disediakan oleh MTP level 2 untuk menyediakan fungsionalitas lapisan jaringan. Memastikan bahwa pesan-pesan dapat disampaikan antara titik pensinyalan di seluruh jaringan SS7 terlepas dari apakah mereka secara langsung terhubung. Ini mencakup kemampuan sebagai node seperti pengalamatan, routing, alternatif routing, dan kontrol kemacetan.

d. Signaling Connection Control Part

(SCCP), mendefinisikan fungsi dan prosedur sesuai dengan tipe user, apakah telepon, data, atau ISDN. The Signaling Connection Control Part (SCCP) lapisan menyediakan stack SS7 menyediakan connectionless dan connection-oriented layanan jaringan dan global terjemahan judul (GTT) di atas kemampuan MTP Level 3. SCCP digunakan sebagai lapisan transport untuk layanan berbasis TCAP. Menawarkan keduanya Kelas 0 (Basic) dan Kelas 1 (sequencing) layanan connectionless. SCCP juga memberikan Kelas 2 (sambungan berorientasi) jasa, yang biasanya digunakan oleh Aplikasi Sistem Base Station Bagian, Lokasi Layanan Extension (BSSAP-LE). Selain itu, menyediakan SCCP Global Title Translation (GTT) fungsionalitas.

e. Transaction Capability Application Part

(TCAP) mendefinisikan pesan dan protokol yang digunakan untuk berkomunikasi antara aplikasi (digunakan sebagai subsistem) di node. Hal ini digunakan untuk layanan database seperti kartu panggil, 800, dan AIN serta beralih- ke-switch layanan termasuk mengulang panggilan dan menelepon kembali. Karena pesan TCAP harus disampaikan ke setiap aplikasi dalam bening alamat mereka, mereka menggunakan SCCP untuk transportasi.

f. ISDN User Part (ISUP) mendefinisikan

pesan dan protokol yang digunakan dalam pembentukan dan meruntuhkan suara dan data panggilan melalui jaringan telepon diaktifkan publik (PSTN), dan untuk mengelola jaringan bagasi di mana mereka bergantung. Walaupun namanya, ISUP digunakan baik untuk ISDN dan non- ISDN panggilan. Dalam versi Amerika Utara SS7, ISUP pesan mengandalkan hanya pada MTP untuk mengangkut pesan antara node yang bersangkutan.

g. Mobile Application Part (MAP) pesan

yang dikirim antara ponsel switch dan database untuk mendukung otentikasi pengguna, peralatan identifikasi, dan roaming yang dibawa oleh TCAP. Dalam jaringan mobile (IS-41 dan GSM), ketika pelanggan mobile menjelajah ke mobile baru switching center (MSC) wilayah, lokasi pengunjung terpadu mendaftar layanan permintaan informasi profil dari lokasi rumah pelanggan register (HLR) dengan menggunakan MAP (aplikasi mobile bagian) informasi dilakukan dalam TCAP pesan.

h. Intelligent Network Application Part (

Inap) adalah protokol signaling yang digunakan dalam Jaringan Intelligent. Dikembangkan oleh International Telecommunications Union (ITU), yang diakui sebagai standar global. Dalam ITU, total fungsi IN telah ditetapkan dan diimplementasikan di segmen dicerna kemampuan disebut set. Versi pertama yang akan dirilis adalah Kemampuan Set 1 (CS-1). Saat ini CS-2 didefinisikan dan tersedia. The CAMEL Application Part (CAP) adalah turunan dari Inap dan memungkinkan penggunaan mobile Inap di jaringan GSM.

2.5 Format Pesan SS7

Tiga tipe signal unit yang digunakan pada SS No. 7:

a. Message signal unit (MSU)

b. Link status signal unit (LSSU)

c. Fill-in signal unit (FISU)

Gambar 2.4 Format Message SS7

Keterangan tiap field :

a) BIB: backward indicator bit

b) BSN: backward sequence number

c) CK: check bits

d) F: flag

Dalam dokumen CALL FOR PAPER 2010 MUNAS APTIKOM. (Halaman 197-200)