BAB II LANDASAN TEO RI
HASIL PENELITIAN
A. Deskri psi Keraton Surakarta
6) Panti Pidana
Rumah tahanan bagi sent ana dan kerabat keraton yang sedang m enjalani hukum an penjara.
7)Sidhikara
Ruang rapat yang sekaligus difungsikan m enjadi tempat pem eriksaan perkara perdata.
Kant or urusan warisan bagi putra sentana. 9)Wismayana
Kant or bagian kontrol. 10) Sriman ganti
Sri m angant i m em punyai dua fungsi. Yakni, tempat m enanti para tamu sebelum dterima m enghadap raja. Dan tempat raja menjem put kunjungan pembesar sert a tamu kehormat an. Di atas pint u bangsal bercorak Sernar T inandu ini berhiaskan relief Sri Makuta Raja.
Srimanganti lebih m irip "koridor" karena m enghubungkan langsung antara halam an Kamandungan dengan pelataran dalam keraton. Di kawasan inilah berdiri bangunan-ban gun an pokok keraton. Ant ara lain:
a) Panggung Sangga Buwana
Berbentuk menara segi delapan, nama lengkap bangunan ini adalah Panggung Luhur Sinangga Bawana yang sebenarnya merupakan candrasengkala. Panggung dalam perwatakan angka melam bangkan 8. Luhur m engart ikan 0, Sinangga dan Bawana m asing-m asing m enunjuk angka 7 dan 1.
Jika keseluruhannya dirangkai dari belakang akan m enghasilkan angka 1708 sebagai tahun pem buatan berdasarkan tarikh Jawa. Ini, cocok dengan hiasan di atas atapnya yang berujud orang naik di atas punggung seekor naga bersayap yang m enyimbolkan Naga (8) Muluk (0), Tinit ihan (7) Jalma (1).
Ruang teratas dari panggung berketinggian 30 m eter ini sangat dikeram atkan, karena menurut mitos dipercaya merupakan sanggar sem adi dan tempat pert emuan ant ara Raja-raja Kasunanan dengan Kangjeng Ratu Kidul, penguasa gaib Sam udera Selatan.
Sem entara berdasarkan analisa m odern, fungsi panggung sebenarnya unt uk m emata-m atai kegiatan m iliter Belanda dalam Bent eng Vastenburg yang dibangun hanya beberapa puluh m eter di Utara Gladag. Sangga Buwana pernah terbakar di tahun 1954. Setelah
direnovasi, wujudnya berhasil dipulihkan kebentuk aslinya seperti yang terlihat sekarang.
Sedang Vasternburg sendiri kini justru telah diruntuhkan, dan di atas bekas pekarangannya yang luas akan dibangun hotel berbint ang lima oleh pemilik m odal.
b) Maligi
Maligi merupakan bagian terdepan dari Sasono sewoko. Joglo model Lim asan Jubang ini dalam arsitekt ur modern disebut kanopi dipakai sebagai tempat sunat/khitan para pangeran putra raja.
c) Sasono sewoko
Berbentuk pendapa luas dengan dapur Joglo Pengrawit. Sasono sewoko berarti tempat unt uk siniwaka atau duduk raja di kursi tahta dihadap abdi dalem berpangkat tinggi. Pada masa Sinuhun Pakoe Boewono IX, pisowanan diselenggarakan setiap Senin, dan Kamis. Sedang, Pakoe Boewono XI m elakukannya hanya pada hari Senin.
Dibangun tahun 1767 M (Wawu 1697), Sasono sewoko berdiri di atas halaman int i keraton yang teduh oleh sejumlah tanaman pohon sawo kecik, sim bol dari "sarwo becik" atau serba baik.
Sasono sewoko yang sekarang m erupakan hasil pembangunan kem bali setelah dalam kebakaran hebat 1985 lampau musnah menjadi abu bersama bangsal utam a lainnya.
d) Paningrat
Emperan atau teras yang m engelilingi Sasono sewoko dengan lantai yang agak lebih rendah.
e) Pringgitan Parasdya
Berbentuk Joglo Kepuhan Jubungan, bangunan ini menghubungkan Sasono sewoko dengan Dalem Agung Prabasuyasa. Dari pringgitan inilah Sinuhun sering menonton pagelaran wayang kulit yang digelar dalang-dalang keraton maupun gladi kesenian term asuk latihan tari Bedaya Ketawang oleh putri-putri bedaya, terutama
menjelang upacara tinggalan-Jum enengan (upacara peringatan ulang tahun kenaikan taht a).
f) Praba Suyasa
Berarsitektur Joglo Limasan Sinom Mangkurat, Dalem Ageng Prabasuyasa terbagi menjadi 4 ruangan penting: Kamar Gading, Kamar Ageng, Gedong Pusaka dan P rabasana.
Sebagai bagian paling utam a dari keraton, Praba Suyasa dibangun di atas berbagai jenis tumbal dan rajah serta inti dari segala emas, perak, permata berlian, tembaga dan besi yang ditanam sebagai alas lant ai bangunan.
T anah urug Praba Suyasa diambilkan dari Desa Talawangi dan Sana Sewu yang pernah dicalonkan sebagai bakal keraton baru penggant i Kart asura sebelum akhirnya memilih Desa Sala.
Pem batalan kedua daerah itu dilatarbelakangi oleh ramalan yang mengatakan pembangunan kerat on di T alawangi hanya mampu bert ahan 150 tahun. Sem ent ara jika didirikan di Sana Sewu umur kerat on akan lebih singkat, sekitar 50 tahun.
Dengan m em anfaatkan cam puran tanah urug dari T alawangi dan Sana Sewu, diharapkan usia Keraton Surakarta mampu m encapai 200 tahun.
g) Sasana Handrawina
T erletak tepat di sam ping Selatan Sasono sewoko. Bangunan dhapur Lim asan Klabang Nyander ini dibuat sem asa pemerint ahan Sinuhun Pakoe boewono V sekitar tahun 1823.
Penyem purnaan dilakukan, oleh Pakoe Boewono X. Dinding keliling ruangan digant i kaca, lantai m empergunakan marmer putih, tiang soko ditinggikan dan plafon lama dibongkar digant i baru yang berornamen. Sasana Handrawina merupakan tempat, perjamuan resm i saat keraton menerima kunjungan tam u-t amu terhorm at.
pem bangunan kem bali Bangsal yang sam a setelah terbakar habis pada akhir Januari 1985. Selesai dibangun sesuai bent uk aslinya tanggal 19 Desember 1997 menghabiskan dana Rp 5,3 m ilyar bantuan dari pem erint ah dan 15 pengusaha nasional. Sasana Handrawina diformat untuk penyelengararaan perjam uan m odern dengan kelengkapan sistem pendingin udara, pantry dan fasilitas lainnya.
h) Keputren
Kom pleks tem pat tinggal para isteri dan puteri-puteri raja. T erletak di halam an belakang Praba Suyasa, Keputren terdiri dari dua gedung, Panti Rukm i dan Pant i Astuti.
Keputren m erupakan kawasan terlarang bagi pria. Dulu, dalam kompleks ini dilengkapi dengan pasar yang para bakul atau penjualnya terdiri atas para abdi dalem wanita.
i) Banon Cinawi
Sering pula disebut T ursinopuri. Bangunan ini dibuat Pakoe Boewono X untuk tinggal 40 selirnya. Berbeda dengan Panti Rukm i dan Panti Astuti yang masih dihuni dan terawat baik. T ursinopuri sudah dalam kondisi rusak parah.
j) Keraton Kilen
Berada di Utara Keputren. Keraton kilen m em punyai art i simbolis penyelamatan wahyu raja-raja Jawa.
Menjelang jatuhnya tempo ram alan akan habisnya Keraton Kasunanan setelah berdiri selama 2 abad, Sinuhun Pakoe Boewono X mem bangun istana baru, yakni Keraton Kilen, di Barat gunung.. Dengan kepindahan ini diharapkan Kerat on Surakart a terbebaskan dari ram alan tersebut. Gunung yang dimaksudkan dinam akan Junggring Saloka adalah tanah yang ditimbun tinggi dibent uk mirip gunung, lengkap ditanami berbagai jenis pohon menyerupai hutan yang dibangun tepat di tengah memisahkan Praba Suyasa dengan Keraton Kilen.
Kerat on Kasunanan Surakarta telah diramalkan usianya hanya 200 tahun. Oleh karena itu, Susuhunan Pakoe Boewono X setelah mendapat petunjuk gaib, mewiradati supaya Kerat on Kasunanan Surakart a dapat langgeng sepanjang masa dengan membuat Keraton Kilen, ( Keraton yang berada di dalam keraton ). Untuk itu namanya ” Kerat on Kilen Hing Probosono ”. Makna simbolism e pada Probosono yaitu m em ancarkan kesegaran yang alam i sebagai alam tum buh-tum buhan ( tetuwuhan ) terutama tanaman padi ( parisepuh/ hijau daun padi tua ), warna hijau sebagai lam bang kasih sayang atau kecint aan antar keluarga raja dan cint a raja sebagai pengayoman rakyat atau kawula yang m erujuk pada m akna dasar pert um buhan suatu keturunan kerat on yang diharapkan akan m em ancarkan sinar secara alami yang mem iliki kekuatan dan keastian/ percaya diri secara seim bang. Pada gilirannya, para raja yang kelak memim pin kerajaan diharapkan mem iliki ketegaran dan teguh pendirian dalam menjalankan cita-cita luhur keraton ( wawancara : KGPH Poeger ).
Dalam Keraton Kilen Hing Probosono terdapat motif bunga wijaya kusuma yang m erupakan sum ber kekuatan bagi keraton. Bunga wijaya kusuma adalah sejenis pohon yang m asih sekerabat dengan Kolbanda. Bunga wijaya kusuma dipakai untuk penobatan raja dan perm aisuri raja yang sedang hamil sebagai sum ber kekuatan dan keharum annya. Apabila sedang m ekar, dapat m encapai sepuluh m eter wanginya. T anaman wijaya kusuma hanya terdapat di daerah tert entu seperti Pulau Bali, Kepulauan Karim un Jawa, Pulau Nusakam bangan, Pulau Puteran ( dekat Madura ), dan Ambon
k) Argapura dan Argapeni
Dua bangunan kem bar yang berdiri berjajar di Argasoka. taman dalam keraton. Fungsi kedua bangunan ini sebagai tempat pemujaan.
Argapura dan Argapeni dianggap sebagai pengejawant ahan Krendhawahana, satu diant ara pusat ''pedhanyangan" (kerajaan makhluk halus) di 4 kiblat (arah m ata angin) yang diagungkan
Keraton Surakarta.
l) Bandegan
Bandengan m erupakan tempat m editasi dan shalat raja. Bangunan ini terletak di tengah sebuah kolam. Di sisi Barat Bandengan terdapat semacam cungkup untuk m enyimpan Kiai Pamor, pecahan batu meteorit yang pernah jatuh di sekit ar Prambanan sem asa. Pakoe Boewono X. agak di sebelah Selatan terdapat pershalatan, juga tempat shalat tahajud dan shalat hajat raja yang berbentuk bangunan terbuka berlant ai tinggi.
m )Masjid Pudyasono
Didirikan tahun 1912 M, masjid yang terletak di bagian dalam kompleks keraton ini khusus dipergunakan shalat sehari-hari raja sert a keluarganya. Di masjid ini pula jenazah raja dan perm aisuri yang mangkat disucikan sebelum dimakam kan.
n) Madusuko
Tempat tinggal Sinuhun Pakoe Boewono X. o) Langen Katong
Bangunan bert ingkat bekas rumah pribadi Pakoe Boewono II. Salah satu ruangan di lantai atas dinamakan Sanagar Wewarungan yang dipakai Sinuhun melihat perang.
p) Bangsal Puspan
Terdiri dari dua bangunan bersebelahan, tempat abdi dalem yang khusus m elayani raja saat berada di Madusuko.
q) Sasana Hadi
Didirikan oleh Pakoe Boewono IX ketika m asih m enjadi putra mahkota.4 Gedung ini dilengkapi pendapa yang disebut Parankarsa. Sinuhun Pakoe Boewono X menam bahkan sebuah pintu dinam akan Kori T alangpaten m enghadap ke Utara arah garasi kereta. Sekarang, Sasana Hadi m erupakan tem pat tinggal resmi Sinuhun Pakoe
Boewono XII
r) Wismayana
Bangsal yang awalnya dipakai sebagai kantor pengawas keuangan kerat on
s) Sasana Dayinta
Dibangun Sinuhun Pakoe Boewono IX sebagai rumah tinggal resmi. Semasa Pakoe Boewono X gedung ini dijadikan kediaman permaisurinya, Gusti Kangjeng Ratu Hem as, sehingga disebut pula Gedung Kemasan. Nama ini berubah lagi menjadi Dalem Paku Buwanan, karena dipakai sebagai tempat tinggal Gusti Kangjeng Ratu Pakoe Boewono, perm aisuri Sinuhun Pakoe Boewono XI.
Selain bangunan-bangunan di atas, m asih terdapat sejumlah besar bangsal atau gedung lainnya yang berada dalam kawasan kerat on. Diant aranya yang penting adalah:
(1) Kadipaten Anom
Sem acam istana kecil khusus bagi calon pewaris tahta. Gedung di sebelah Tim ur Sasono sewoko yang dibatasi pagar tembok pem isah dengan halaman dalam keraton ini, sekarang beralih fungsi menjadi art galeri yang terbuka untuk kunjungan wisatawan domestik maupun asing.
(2) Sasana Prabu Gedung kant or raja. (3) Bangsal Pradangga
T em pat menabuh gamelan saat berlangsun g upacara resmi Kerat on. (4) Bale Kretarta
Kant or Keuangan Kerat on. (5) Bale Sitaradya
Kant or P angageng Parentah Keraton. (6) Bangsal Mandrasana
(7) Bale Karta (8) Karyabaksana (9) Sasana Wilapa
Kant or Sekretariat yang mem buat surat dari raja dan mengurus surat-surat masuk ke keraton.
(10)Nguntarasana
T em pat transit para pangeran dan abdi dalem sebelum diperkenankan naik menghadap di Sasono sewoko.
(11)Bale Drawisana
T empat m enyiapkan minum an untuk perjam uan. (12)Panti W ardaya
Kant or P erbendaharaan. (13)Sasana Pustak a
Gedung perpustakaan kerat on. (14)Gandarasan
Rum ah abdi dalem Gandarasa, ahli m embuat sesaji serta tum bal. (15)Kori G adung Mlathi
Pint u di kompleks Magangan yang m enghubungkan kerat on dengan alun-alun Kidul atau Selatan. Kemudian Reksa Wahana, Amongraras, Marta Reksa Cangkrama, Gedung Reksa Panjuta, Gedung Joli, Gedung Langen Taya, Gedung Bekakas, Gedung Duryareka, Kori Srim angant i Kidul, Pendapa Pamagangan, Gedhong Cebolan, Gedhong Magasen, (t em pat penyimpanan senjata-senjata api prajurit keraton). Di luar cepuri atau bangunan int i kerat on namun masih dalam kawasan Baluwart i bert ebaran bangunan-bangunan pendukung kelengkapan kerat on, ant ara lain :
(a) Ge dong Kereta
Berupa dua bangunan berjajar m em anjang. Satu diantaranya sekarang telah berubah menjadi human. Sedang gedung satunya masih berfungsi sebagai bangsal penyim panan kereta. Sedikit nya keraton memiliki 9 kereta yang masing-masing dipergunakan untuk
kepentingan berbeda. Nam a kereta-kereta itu adalah: 1. Kiai Garudha Kencan a
Dipakai kirab raja seusai penobatan t ahta. 2. Kiai Garudha Putra
Keret a jemputan bagi tamu agung. 3. Kiai Manik Kumal a
Dipergunakan raja saat m emeriksa barisan atau parade prajurit kerat on.