• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Parameter

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan dengan mengirimkan paket ICMP dari PC sumber ke PC tujuan menggunakan trafik generator, didapatkan hasi parameter delay-nya. Hasil perbandingan akan dilihat dari waktu rerata yang dihasilkan saat trafik sibuk dan tidak sibuk untuk teknik routing Border Gateway Protocol (BGP) dan Open Shortest Path First (OSPF). Pengiriman paket data dilakukan antar jaringan dalam satu area hingga diluar area. Hasil perbandingan rerata delay dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4. 7 Perbandingan Delay ICMP Teknik Routing

Data (bytes) Delay rerata OSPF (ms) Delay rerata BGP (ms) Trafik Tunggal Trafik Sibuk Trafik Tunggal Trafik Sibuk

500 50.875 64.6 44.5 63

1000 60.75 84.6 68.125 84

1875 93.375 129 83.237 134.3

Dari hasil perbandingan berdasarkan yang ada pada tabel 4.7 didapatkan hasil rerata dari parameter delay berupa grafik seperti yang dapat dilihat pada Gambar 4.8. Pada gambar tersebut terdapat 2 grafik pengujian, yaitu trafik tunggal dengan trendline berwarna hijau

0

Linear (Trafik Sibuk) Linear (Trafik Sibuk)

Gambar 4. 8 Grafik Perbandingan Rerata Delay OSPF

dan trafik sibuk dengan trendline berwarna biru. Pada grafik terlihat pengaruh besaran data pada sebuah trafik dimana terjadi peningkatan pada setiap besaran data.

Pada Gambar 4.8 menunjukan hasil dari trafik tunggal dengan besar data 500byte waktu rerata yang dicapai yaitu 50.875 ms, sedangkan untuk trafik sibuk dengan besar data 500byte adalah 64.6 ms, sehingga menghasilkan selisih waktu rerata yaitu 13.725 ms. Begitu juga yang terjadi pada trafik tunggal saat besar data 1000byte waktu rerata yang dicapai yaitu 60.75 ms, dan trafik sibuk saat besar data 1000byte yaitu 84.6 ms sehingga menghasilkan selisih waktu rerata yang yaitu 23.85 ms. Perbedaan waktu rerata pada besar data 1000byte mengalami peningkatan yang cukup signifikan dilihat dari nilai selisihnya. Kemudian untuk besar data 1875byte saat trafik tunggal yaitu 93.375 ms, dan 129 ms untuk besar data 1875byte saat trafik sibuk memiliki selisih rerata waktu yang dicapai yaitu 35.625. Hasil selisih waktu pada besar data 1875byte mengalami peningkatan yang cukup besar jika dibandingkan dengan hasil selisih pada besar data 500byte dan 1000byte.

Berdasarkan hasil pengujian pada masing-masing besaran dapat dilihat bahwa trafik sibuk memiliki waktu rerata yang lebih besar jika dibandingkan dengan trafik tunggal. Hal tersebut dikarenakan saat pengiriman pada trafik sibuk terjadi antrian dimana paket dikirimkan secara bersamaan dalam jumlah yang banyak, sehingga adanya waktu tunggu yang menyebabkan selisih waktu rerata nya cukup besar. Pada pengiriman trafik tunggal, paket dikirim dengan sejumlah data secara satu per-satu sehingga tidak terjadi kepadatan.

Hal tersebut menyebabkan penggunaan waktu nya sedikit untuk paket bisa sampai pada tujuannya dari PC sumber, sehingga rata-rata waktu yang dihasilkan cukup rendah.

Gambar 4. 9 Grafik Perbandingan Rerata Delay BGP

Linear (Trafik Tunggal) Linear (Trafik Sibuk)

Berdasarkan hasil pengujian pada OSPF, delay yang dihasilkan oleh trafik tunggal lebih sedikit jika dibandingkan dengan trafik sibuk. Jika dilihat indikator delay menurut standar TIPHON di Tabel 2.2 menunjukan bahwa waktu rerata untuk trafik tunggal dan trafik sibuk pada teknik routing OSPF masuk dalam kategori sangat bagus. Hal tersebut dikarenakan waktu rerata yang dihasilkan oleh kedua trafik berada di bawah 150 ms, sehingga nilai indeks untuk trafik tunggal dan trafik sibuk adalah 4.

Dari hasil perbandingan berdasarkan yang ada pada tabel 4.7 didapatkan hasil rerata dari parameter delay berupa grafik garis seperti yang dapat dilihat pada Gambar 4.9. Pada gambar tersebut terdapat dua grafik pengujian, yaitu trafik tunggal denga trendline berwarna hijau dan trafik sibuk dengan trendline berwarna biru. Pada grafik trafik tunggal dan trafik sibuk menunjukan pengaruh disetiap besaran data dari teknik routing Border Gateway Protocol (BGP). Pengaruh yang dimaksud yaitu terjadi kenaikan waktu rerata delay mengikuti besarnya data.

Pada gambar 4.9 menunjukan hasil dari trafik tunggal dengan besar data 500byte waktu rerata yang dicapai yaitu 44.5 ms, sedangkan untuk trafik sibuk dengan besar data 500byte adalah 63 ms sehingga menghasilkan selisih waktu rerata yang yaitu 18.5 ms. Begitu juga yang terjadi pada trafik tunggal saat besar data 1000byte waktu rerata yang dicapai yaitu 68.125 ms, dan trafik sibuk saat besar data 1000byte yaitu 84 ms sehingga menghasilkan selisih waktu rerata yang yaitu 15.875 ms. Hasil selisih waktu pada besar data 1000byte tidak terlalu jauh jika dibandingkan dengan hasil selisih pada besar data 500byte. Kemudian untuk besar data 1875byte saat trafik tunggal yaitu 83.237 ms, dan 134.3 ms untuk besar data 1875byte saat trafik sibuk memiliki selisih rerata waktu yang dicapai yaitu 51.063.

Gambar 4. 10 Kepadatan Trafik

Dari hasil pengujian pada masing-masing ukuran data dapat dilihat bahwa trafik sibuk memiliki waktu rerata dan selisih yang lebih besar, jika dibandingkan dengan trafik tunggal . Pada pengiriman trafik tunggal, paket dikirim dengan sejumlah data secara satu per satu. Hal tersebut menjadi salah satu faktor penyebab waktu yang dibutuhkan lebih sedikit dibanding trafik sibuk, sehingga rata-rata waktu yang dihasilkan cukup rendah jika dibandingkan dengan trafik sibuk.

Pengiriman saat trafik sibuk, terdapat 8-16 paket yang dikirim secara bersamaan dalam satu waktu, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk paket sampai pada tujuannya. Selain itu, pengiriman pada trafik sibuk terjadi antrian atau kepadatan trafik seperti yang dapat dilihat pada Gambar 4.10. Perbedaan waktu rerata pada besar data 1875byte mengalami banyak kenaikan dilihat dari nilai selisih yang dihasilkan, jika dibandingkan dengan nilai selisih pada 500byte dan 1000byte. Antrian dan kepadatan yang terjadi juga disebabkan oleh topologi yang digunakan. Topologi tree hanya memiliki satu jalur utama dimana jalur tersebut merupakan tulang punggung (backbone) dari sebuah jaringan. Backbone adalah jalur utama yang akan dilewati oleh paket data untuk sampai pada tujuannya, sehingga jika terdapat pengiriman lebih dari satu paket dan dari berbagai sumber maka akan terjadi antrian atau kepadatan pada sebuah trafik. Paket akan ditampung pada router sambil menunggu jalur tersebut tidak sedang digunakan dan mengirimkan paket lain sesuai antrian yang ada, sehingga dengan begitu memerlukan waktu yang lama untuk paket mencapai tujuannya. Berdasarkan indikator delay pada jaringan menurut standar ITU di Tabel 2.2 menunjukan bahwa waktu rerata untuk trafik tunggal dan trafik sibuk pada teknik routing OSPF dan BGP masih masuk dalam kategori sangat bagus. Hal tersebut dikarenakan waktu rerata yang dihasilkan oleh kedua trafik berada di bawah 150 ms, sehingga nilai indeks untuk trafik tunggal dan trafik sibuk adalah 4.

0 perbedaannya. Perbandingan waktu rerata dapat dilihat pad a tabel 2.5 dan direpresentasikan menggunakan grafik garis seperti yang ada pada Gambar 4.11 . Grafik dengan line berwarna biru adalah routing OSPF dan line berwana jingga adalah routing BGP. Jika dilihat dari ketiga besaran data, perbedaan antar kedua routing tidak terlalu jauh dan saling mengejar.

Pengiriman paket saat besar data 500byte routing BGP menghasilkan delay rata-rata sebesar 44.5 ms, sedangkan routing OSPF menghasilkan delay rata-rata sebesar 50.875 ms sehingga selisih waktu nya adalah 6.375 ms. Berdasarkan waktu rata-rata pada besar data 500byte, routing BGP lebih unggul karena routing OSPF membutuhkan waktu pengiriman lebih besar dibanding routing BGP. Sedangkan saat besar data adalah 1000byte, routing OSPF lebih unggul dikarenakan routing BGP memiliki waktu pengiriman lebih besar dibanding routing OSPF dengan selisih 7.375 ms. Waktu rerata routing BGP yaitu 68.125 ms dan routing OSPF yaitu 60.75 ms. Kemudian saat besar data 1875byte, routing BGP menghasilkan waktu rerata sebesar 83.237 ms, sedangkan routing OSPF menghasilkan 93.375 ms. Sehingga routing BGP lebih unggul dengan perbedaan waktu sebesar 10.138 ms.

Data (bytes)

Gambar 4. 11 Grafik delay saat trafik tunggal untuk OSPF dan BGP

0 Data (bytes) Delay rerata trafik sibuk (ms)

OSPF BGP perbedaannya. Perbandingan waktu rerata dapat dilihat pada tabel 4.9 dan direpresentasikan menggunakan grafik garis seperti yang ada pada gambar 4.12. Grafik dengan line berwarna biru adalah routing OSPF dan line berwana jingga adalah routing BGP. Jika dilihat dari ketiga besaran data, perbedaan antar kedua routing sangat kecil. Pengiriman paket saat besar data 500byte routing BGP menghasilkan delay rata-rata sebesar 63 ms, sedangkan routing OSPF menghasilkan delay rata-rata sebesar 64.6 ms sehingga selisih waktu nya adalah 1.6 ms. Berdasarkan waktu rata-rata pada besar data 500byte, routing BGP lebih unggul karena membutuhkan waktu pengiriman lebih sedikit 1.6 ms, dibanding routing OSPF. Pada besar data 1000byte, selisih yang dihasilkan oleh kedua routing sangat kecil yaitu 0.6 ms dengan routing BGP menghasilkan waktu rata-rata 84 ms dan 84.6 ms untuk routing OSPF.

Kemudian saat besar data 1875byte, routing BGP menghasilkan waktu rerata sebesar 134.3 ms, sedangkan routing OSPF menghasilkan 129 ms. Sehingga routing OSPF lebih unggul dengan perbedaan waktu sebesar 5.3 ms.

Gambar 4. 12 Grafik delay saat trafik sibuk untuk OSPF dan BGP

Tabel 4. 10 Delay rerata HTTP Delay Rerata HTTP

Teknik Routing Trafik Tunggal Trafik Sibuk

BGP 83.88 104

OSPF 81.38 97.6

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan dengan mengirimkan paket HTTP dari Server ke PC tujuan menggunakan web browser, didapatkan hasi parameter delay-nya.

Pengujian dilakukan saat trafik sibuk dan trafik tunggal untuk teknik routing Border Gateway Protocol (BGP) dan Open Shortest Path First (OSPF). Pengiriman paket data dilakukan antar jaringan dalam satu area hingga diluar area. Pengujian HTTP tidak menggunakan besaran data. Hasil rata-rata delay dapat dilihat pada tabel 4.10 dan direpresentasikan menggunakan grafik batang seperti yang ada pada gambar 4.13. Grafik dengan balok berwarna biru adalah routing OSPF dan balok berwana hijau adalah routing BGP. Pengiriman file HTTP untuk teknik routing OSPF menghasilkan delay rata-rata saat trafik tunggal sebesar 81.38 ms, sedangkan routing BGP menghasilkan delay rata-rata sebesar 83.88 ms sehingga selisih waktu nya adalah 16.22 ms. Pada saat trafik sibuk routing OSPF menghasilkan waktu rata-rata sebesar 97.6 ms, sedangkan routing BGP menghasilkan 104 ms sehingga selisih antara kedua routing yaitu sebesar 6.4 ms. Berdasarkan waktu rata-rata tersebut untuk pengujian saat trafik tunggal dan trafik sibuk yaitu routing OSPF lebih unggul karena membutuhkan waktu pengiriman lebih sedikit dibanding routing BGP.

83.88

Gambar 4. 13 Grafik Rata-rata Delay HTTP Routing OSPF dan BGP

4.3.2 Packetloss

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan dengan mengirimkan paket ICMP dari PC sumber ke PC tujuan menggunakan trafik generator dan command prompt, didapatkan hasi parameter packetloss-nya. Hasil perbandingan akan dilihat dari paket yang hilang saat pengiriman berlangsung yang dimana ditampilkan saat pengiriman selesai pada jendela command prompt. Pengujian dilakukan saat trafik sibuk dan tidak sibuk untuk teknik routing Border Gateway Protocol (BGP) dan Open Shortest Path First (OSPF). Pengiriman paket data dilakukan antar jaringan dalam satu area hingga diluar area. Hasil perbandingan packetloss dapat dilihat pada tabel 4.11.

Tabel 4. 11 Hasil Perbandingan Packetloss OSPF dan BGP

Data (bytes) Packetloss BGP (%) Packetloss OSPF (%) Trafik Tunggal Trafik Sibuk Trafik Tunggal Trafik Sibuk

500 0 0 0 0

1000 0 0 0 0

1875 0 0 0 0

Perbandingan packetloss dapat dilihat pada tabel 4.11 dan direpresentasikan menggunakan grafik seperti yang ditunjukan pada Grafik 4.14. Packetloss merupakan suatu kondisi yang menunjukkan kegagalan paket dalam mencapai tujuannya atau total paket yang hilang. Pada grafik terlihat line yang berada pada satu garis lurus untuk trafik tunggal dan trafik sibuk. Hasil 0% yang diperoleh untuk setiap routing menunjukan tidak adanya paket yang hilang selama pengiriman terjadi yang berarti pengiriman berhasil, tidak terjadi

Gambar 4. 14 Grafik Packetloss BGP dan OSPF

0%

0 250 500 750 1000 1250 1500 1750 2000

Packetloss (%)

Besar Data (bytes)

Packetloss BGP dan OSPF

Trafik Tunggal BGP Trafik Sibuk BGP Trafik Tunggal OSPF Trafik Sibuk OSPF

Gambar 4. 15 Command Prompt

kegagalan dan semua paket sampai pada tujuannya. Berdasarkan indikator packetloss pada jaringan menurut standar ITU di Tabel 2.4 menunjukan nilai indeks untuk parameter packetloss saat trafik tunggal dan trafik sibuk adalah 4 dan masuk dalam kategori sangat bagus. Hal tersebut dikarenakan tidak ada kegagalan yang terjadi dalam pengiriman paket dimana hasil yang didapat adalah 0% untuk kedua trafik. Kategori sangat bagus memiliki indikasi dari 0% sampai dengan 3%.

4.3.3 Throughput

Rancangan pengambilan data untuk mencari nilai throughput awalnya dilakukan dengan mengirimkan file HTTP menggunakan tiga besaran data sesuai skenario, namun saat melakukan pengujian terdapat masalah pada simulatornya. Pada jendela trafik generator yang dimana digunakan untuk memasukan parameter seperti besaran data saat pengiriman file HTTP tidak bisa dijalankan, sehingga tiga besaran data tersebut tidak dapat digunakan.

Pengiriman tidak akan menggunakan trafik genetaror dan akan menggunakan simulation panel dan jendela web browser yang ada pada PC. Paket file HTTP tidak akan digunakan untuk mencari parameter throughput tetapi akan digunakan untuk mencari parameter delay seperti yang ditunjukan oleh Tabel 4.10 karena yang saat pengujian hanya nilai delay yang dapat terlihat.

Berdasarkan hal tersebut, agar hasil throughput bisa didapatkan sebagai salah satu parameter dalam pengujian, dilakukan penambahan file FTP untuk menggantikan HTTP dalam mencari nilai throughput. FTP digunakan untuk mengakses dan melakukan kegiatan transfer file di dalam jaringan. FTP biasanya digunakan untuk melakukan upload dan download file antara suatu server dan PC. Pengujian untuk jenis paket FTP tidak menggunakan trafik generator seperti pada PING dan HTTP, tetapi menggunakan command prompt yang ada pada PC seperti yang terlihat pada gambar 4.15.

Pada pengujian FTP, besaran data diambil dari ftp directory yang berada di bagian server. Sebelum itu, perlu untuk mengakses command prompt pada PC dan memasukan IP Server yang akan digunakan, kemudian untuk masuk ke dalam FTP Server perlu untuk menuliskan username dan password nya. Setelah menerima konfirmasi, makan PC akan bisa mengakses FTP Server dan mengunduh file data FTP yang ada pada server. Size data yang digunakan yaitu 2877440byte, 5571584byte, dan 15522644byte. Pengambilan besaran data diambil berdasarkan urutan dari terkecil hingga yang paling besar. FTP directory dan size data yang akan digunakan dapat dilihat pada Gambar 4.16.

Tabel 4. 12 Karateristik throughput kabel serial Karakteristik Throughput Kabel Serial Kategori Throughput Throughput (%) kbps

Sangat Baik 100% 128

Baik 75% 96

Sedang 50% 64

Buruk 25% 32

Gambar 4. 16 Listning FTP Server directory

Pada Tabel 4.12 merupakan tabel karakteristik throughput untuk kabel serial. Tabel karakterisitik ini digunakan karena pada simulasi ini menggunakan dua jenis kabel yaitu serial dan fastEthernet, selain itu tabel karakteristik ini akan digunakan sebagai indikasi dan tolak ukur dari nilai throughput yang dihasilkan saat pengujian. Kabel serial dan fastEthernet merupakan kabel dengan kecepatan pengiriman terkecil. Indikasi nilai throughput masuk ke dalam kategori sangat baik jika throughput yang dihasilkan yaitu 100% dimana memiliki kecepatan lebih besar sama dengan 128 kbps, untuk kategori baik 75% yaitu memiliki kecepatan diatas dan sama dengan 96 kbps, nilai throughput akan masuk dalam kategori sedang jika yang dihasilkan 50% yaitu lebih besar sama dengan 64 kbps, kemudian nilai throughput akan dikatakan buruk jika memiliki kecepatan 32 kbps.

Tabel 4. 13 Hasil Perbandingan Throughput BGP dan OSP

Gambar 4. 17 Throughput BGP

Dari hasil perbandingan berdasarkan yang ada pada tabel 4.13 didapatkan hasil rerata dari parameter throughput yang kemudian direpresentasikan dalam bentuk grafik seperti yang dapat dilihat pada Gambar 4.17. Pada gambar tersebut terdapat 2 grafik pengujian,

0 2500000 5000000 7500000 10000000 12500000 15000000

Throughput (bps)

Besar Data (bytes)

Throughput Rerata BGP

Trafik Tunggal BGP Trafik Sibuk BGP

Data (bytes)

Throughput BGP Throughput OSPF

Trafik Tunggal Trafik Sibuk Trafik Tunggal Trafik Sibuk

2877440 14760952 667139 13383712 452832

5571584 3406488 129424 3417088 146160

15522644 2512960 70800 2288384 92320

yaitu trafik tunggal dengan trendline berwarna biru dan trafik sibuk dengan trendline berwarna jingga. Pada grafik terlihat pengaruh besaran data pada sebuah trafik dimana hasil pengujian throughput mengalami penurunan pada setiap kenaikan besaran data.

Hasil pengujian throughput untuk teknik routing BGP saat trafik tunggal 2877440 bytes yaitu 14760952 bps dan saat trafik sibuk yaitu 667139 bps. Pada pengujian trafik sibuk terjadi kepadatan jalur dimana terdapat antrian paket sehingga memiliki selisih 14,093,813 bps. Pada besar data 5571584 bytes, hasil throughput saat trafik tunggal adalah 3406488 bps dan saat trafik sibuk adalah 129424 bps. Pada pengujian trafik sibuk terjadi kepadatan jalur dimana terdapat antrian paket sehingga memiliki selisih 3,277,064 bps dengan trafik tunggal.

Kemudian pada besar data 15522644 bytes, hasil throughput saat trafik tunggal yaitu 2512960 bps dan saat trafik sibuk adalah 70800 bps sehingga terdapat selisih sebesar 2,442,160 bps. Berdasarkan hasil pengujian pada masing-masing besaran dapat dilihat bahwa trafik sibuk memiliki kecepatan trafik yang lebih kecil jika dibandingkan dengan trafik tunggal. Hal tersebut dikarenakan saat pengiriman pada trafik sibuk terjadi antrian dimana paket dikirimkan secara bersamaan dalam jumlah yang banyak, sehingga terdapat kepadatan jalur yang menyebabkan nilai throughput nya sangat kecil jika dibandingkan dengan trafik tunggal. Pada pengiriman trafik tunggal, paket dikirim dengan sejumlah data secara satu per-satu sehingga tidak terjadi kepadatan. Hal tersebut menyebabkan kelancaran trafik sehingga nilai throughput yang dihasilkan lebih besar. Hasil throughput dengan nilai yang besar menunjukan bahwa kualitas jaringan dan pengiriman data adalah baik. Semakin besar nilai throughput maka semakin baik kualitas pengiriman pada jaringan tersebut.

Berdasarkan hasil pengujian pada BGP, nilai throughput yang dihasilkan oleh trafik tunggal jauh lebih besar jika dibandingkan dengan trafik sibuk.

Gambar 4. 18 Throughput OSPF

Dari hasil perbandingan berdasarkan yang ada pada tabel 4.13 didapatkan hasil rerata dari parameter throughput yang kemudian direpresentasikan dalam bentuk grafik seperti yang dapat dilihat pada Gambar 4.18. Pada gambar tersebut terdapat dua grafik pengujian, yaitu trafik tunggal dengan trendline berwarna biru dan trafik sibuk dengan trendline berwarna jingga. Pada grafik terlihat pengaruh besaran data pada sebuah trafik dimana hasil pengujian throughput mengalami penurunan pada setiap kenaikan besaran data.

Hasil pengujian throughput untuk teknik routing OSPF saat trafik tunggal 2877440 bytes yaitu 13383712 bps dan saat trafik sibuk yaitu 452832 bps. Pada pengujian trafik sibuk terjadi kepadatan jalur dimana terdapat antrian paket sehingga memiliki selisih 12,930,880 bps. Pada besar data 5571584 bytes, hasil throughput saat trafik tunggal adalah 3417088 bps dan saat trafik sibuk adalah 146160 bps. Pada pengujian trafik sibuk terjadi kepadatan jalur dimana terdapat antrian paket sehingga memiliki selisih 3,270,928 bps dengan trafik tunggal.

Kemudian pada besar data 15522644 bytes, hasil throughput saat trafik tunggal yaitu 2288384 bps dan saat trafik sibuk adalah 92320 bps sehingga terdapat selisih sebesar 2,196,064 bps. Berdasarkan hasil pengujian pada masing-masing besaran dapat dilihat bahwa trafik sibuk memiliki kecepatan trafik yang lebih kecil jika dibandingkan dengan trafik tunggal. Hal tersebut dikarenakan saat pengiriman pada trafik sibuk terjadi antrian dimana paket dikirimkan secara bersamaan dalam jumlah yang banyak, sehingga terdapat kepadatan jalur yang menyebabkan nilai throughput nya sangat kecil jika dibandingkan dengan trafik tunggal. Pada pengiriman trafik tunggal, paket dikirim dengan sejumlah data secara satu per-satu sehingga tidak terjadi kepadatan. Hal tersebut menyebabkan kelancaran

10000000

0 2500000 5000000 7500000 10000000 12500000 15000000

Throughput (bps)

Besar Data (bytes)

Throughput Rerata OSPF

Trafik Tunggal OSPF Trafik Sibuk OSPF

trafik sehingga nilai throughput yang dihasilkan lebih besar. Hasil throughput dengan nilai yang besar menunjukan bahwa kualitas jaringan dan pengiriman data adalah baik. Semakin besar nilai throughput maka semakin baik kualitas pengiriman pada jaringan tersebut.

Berdasarkan hasil pengujian pada OSPF, nilai throughput yang dihasilkan oleh trafik tunggal jauh lebih besar jika dibandingkan dengan trafik sibuk.

Gambar 4. 19 Throughput Trafik Tunggal

Dari hasil perbandingan berdasarkan yang ada pada tabel 4.13 didapatkan hasil rerata dari parameter throughput yang kemudian direpresentasikan dalam bentuk grafik seperti yang dapat dilihat pada Gambar 4.19. Pada gambar tersebut terdapat 2 grafik pengujian, yaitu trafik tunggal BGP dengan trendline berwarna biru dan trafik tunggal OSPF dengan trendline berwarna jingga. Pada grafik terlihat pengaruh besaran data pada sebuah trafik dimana hasil pengujian throughput mengalami penurunan pada setiap kenaikan besaran data.

Hasil pengujian throughput saat trafik tunggal BGP adalah 2877440 bytes yaitu 14760952 bps dan saat trafik tunggal OSPF yaitu 13383712 bps. Pada pengujian trafik sibuk terjadi kepadatan jalur dimana terdapat antrian paket sehingga memiliki selisih 1,377,240bps. Pada besar data 5571584 bytes, hasil throughput saat trafik tunggal BGP adalah 3406488 bps dan saat trafik tunggal OSPF adalah 3417088 bps, sehingga selisih yang dihasilkan yaitu 10,600 bps. Kemudian pada besar data 15522644 bytes, hasil throughput saat trafik tunggal BGP yaitu 2512960 bps dan saat trafik tunggal OSPF adalah 2288384 bps sehingga terdapat selisih sebesar 224,576 bps. Berdasarkan hasil pengujian pada masing-masing besaran dapat dilihat bahwa trafik tunggal pada teknik routing BGP memiliki kecepatan trafik yang lebih besar jika dibandingkan dengan trafik tunggal OSPF. Selisih

0

0 2500000 5000000 7500000 10000000 12500000 15000000

Throughput (Bps)

Besar Data (bytes)

Throughput Trafik Tunggal

Trafik Tunggal BGP Trafik Tunggal OSPF

antar kedua routing tidak terlalu jauh, hal tersebut dikarenakan topologi yang digunakan hanya memiliki satu jalur untuk paket sampai pada tujuannya. Pada hal tersebut BGP menghasilkan kecepatan pengiriman lebih baik, sehingga hasil throughput dengan nilai yang besar menunjukan bahwa kualitas jaringan dan pengiriman data adalah baik. Semakin besar

antar kedua routing tidak terlalu jauh, hal tersebut dikarenakan topologi yang digunakan hanya memiliki satu jalur untuk paket sampai pada tujuannya. Pada hal tersebut BGP menghasilkan kecepatan pengiriman lebih baik, sehingga hasil throughput dengan nilai yang besar menunjukan bahwa kualitas jaringan dan pengiriman data adalah baik. Semakin besar