• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.3 Determinan Faktor Terjadinya Kehamilan Tidak Diinginkan Pada Pasangan Menikah

4.3.1 Penyebab Kehamilan Tidak Diinginkan

4.3.1.3 Partisipasi Suami Menggunakan Alat Kontraseps

Keterlibatan pria didefinisikn sebagai partisipasi pengambilan keputusan KB, pengetahuan pria tentang KB dan penggunaan kontrasepsi pria. Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa partisipasi pria tidak hanya dalam hal pemakaian alat kontrasepsi saja tapi juga dalam hal pengambilan keputusan berKB oleh istri ataupun dengan pengetahuan yang dimiliki oleh pria tentang KB digunakan untuk membantu mensosialisasikan program-program KB. Keterlibatan pria dalam KB diwujudkan melalui perannya berupa dukungan terhadap KB dan penggunaan alat kontrasepsi serta merencanakan jumlah anak dalam keluarga.

Tabel 4.12 Partisipasi Menggunakan Alat Kontrasepsi

Informan Jawaban

I-5

untuk harus mengurus dia mau pake KB atau gak itu tak la urusan aku lagi. Aku Cuma taunya nyari duitlah. Terus ku kasi sama dia.

Kalo pas berhubungan gitu aku tak la pernah mau pake pake itu, tak ada duit ondak boli. Tak sempat jugo untuk berpikir nyari itu dolu. Kalo ondak itu kadang suka-suka tetiba, karna awak jugo jarang dirumah, sepala pulang dia mengalir gitu saja. Jadinya aku juga tak pande pake nya gimana. Gak pernah tau gak pernah dengar gak pernah jugo mau ikut ikut kalo penyuluhan gitu.

I-6

Gak pernah pake itu. . gak mau, gak paham juga. Awalnya aku setuju kalo ibukmu mau pake KB. Tapi tak tau KB apa apa aja itu, terserah ibukmu ajalah. Dia lah yang tau itu kan. Awak tak paham. Biasanya mamak mamak ini banyak taunya kan. . . gosip sajanyooo.. gosip tapi kesusahan membolinya, tapiya lama kelamaan aku gak suka pula liatnya, banyak kali perubahan dia jadi kusuruh gak usah pake lagi.

I-7

Pernah, pernah nyoba sekali, tapi tak enak. Beli kurasa. Aku belinya harga 25ribu di indomaret lupa aku namanya apo, tapi yang ku tau itu lah dia jadi ku ambil aja. Di tengok tengok orang pun buat aku marah. Aku tau pasal itu dikasi tau kawan kawan yang sering ngelakukan hubungan pake itu. Biar menunda hamilla katanya.

I-8

Kami dari pihak puskesman selalu ngasi arahan untuk ibu-ibu disini untuk ber KB, untuk bapak-bapaknya juga seperti itu. Tetapi minat mereka untuk mendengarkan hal tersebut sangat

kurang. Mereka yang apabila dikumpulkan selalu berpikir bantuan dana, bantuan dana. Jadi tidak mau bergabung kalau pemberitahuan KB. Tapi kami sellau berusaha untuk menurunkan tingkat kelahiran di desa ini.

Mengenai istri yang datang untuk menggunakan KB, saya tidak pernah menanyakan atas izin suami atau tidak. Karena saya pikir hal itu sudahlah menjadi perbincangan di rumah tangga mereka. Terkecuali kalao penggunaan metode jangka panjang. Suami layak tahu.

I-9

Kami selalu melakukan pemasangan KB gratis, ya tetap saja minat dari masyarakat hanya untuk pil dan suntik yang kemungkinan gagal dan merasakan kegagalan itu besar.

Kondom selalu ada stok di kantor kami, dan itu selalu gratis tetapi nyatanya hingga expaid datenya tetap tidak ada yang ingin mengambil dan menggunakan. Kami dan pihak kader selalu memberikan penyuluhan kepada msyarakat di desa ini. Terutama sekitaran kampung KB. Kampung KB itu didirikan sebab kelahiran di dusun tersebut sangat tinggi, dan keinginan mereka untuk menggunakan KB sangat rendah. Padahal mereka sangat pantas untuk menggunakannya (unmeet need). Disini pencapaian KB memang sudah 70% tetapi dari keseluruhannya banyak yang gagal, yang katanya lah gak tahan karna efeknya, pas berhubungan ada yang mengganggu la, kalauu pake implant tangan bengkak la. Itu yang membuat kami yang 70% itu berkurang. Tapi kami selalu mengajak masyarakat terus menggunakan KB.

Informan (I-5, I-7) mengatakan kedua memberikan izin kepada istrinya untuk menggunakan KB daripada harus informan yang menggunakan. Salah satu Informan (I-7) mengatakan pernah mencoba menggunakan kondom pada saat ingin berhubungan. Hasilnya tetap tidak merasa nyaman dan mahal. Informan mengatakan untuk berhubungan tidak akan pernah mengingat untuk membeli alat pengaman. Salah satu dari informan (I-7) pernah berpartisipasi dalam penggunaan kondom. Hasilnya informan mengatakan bahwa menggunakan alat tersebut sangat mengganggu dalam berhubungan. Tidak nyaman dan tidak leluasa.

Terdapat satu informan (I-6) yang awalnya memberikan izin kepada istri untuk menggunakan alat kontrasepsi tetapi lama kelamaan tidak mengizinkan

karena banyak perubahan pada istrinya. Jadi informan menyuruh untuk tidak menggunakan KB dan informan juga tidak ingin berpartisipasi menggunakannya.

Informan (I-8, I-9) membenarkan, bahwa suami di desa ini tidak pernah ingin berpartisipasi dalam penggunaan alat kontrasepsi. Apabila diadakan penyuluhan mengenai hal tersebut, mereka selalu mengutarakan pendapat kalau tidak menguntungkan tidak perlu untuk berlama-lama mereka berbincang. Yang mereka anggap penting adalah ketika perbincangan yang menghasilkan uang ataupun bantuan lainnya, barulah mereka tertarik. Kedua informan juga sudah berusaha untuk selalu meyakinkan masyarakat untuk terus menggunakan KB agar dapat menjarangkan kehamilan, atau mengehentikan kehamilan apabila tidak menginginkan anak lagi. Agar terciptanya keluarga bahagia dan sejahtera.

Dalam hal ini keterlibatan pria dalam program KB dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung. Penggunaan metode kontrasepsi merupakan satu bentuk partisipas secara langsung, sedangkan keterlibatan pria secara tidak langsung misalnya pria yang memiliki sikap positif dan membuat keputusan yang lebih baikberdasarkan sikap dan persepsi, serta pengetahuan yang dimilikinya.

Artinya selain sebagai peserta KB, suami juga dapat berperan sebagai motivator yang dapat berperan aktif memberikan motivasi kepada istrinya untuk menjadi peserta KB dengan menggunakan salah satu kontrasepsi. Untuk memotivasi istinya maka seyogyanya dia sendiri harus sudah menjadi peserta KB, karena keteladanan sangat dibutuhkan untuk menjadi seorang motivator yang baik.

Dokumen terkait