• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.3 Determinan Faktor Terjadinya Kehamilan Tidak Diinginkan Pada Pasangan Menikah

4.3.3 Tindakan Pada Kehamilan Tidak Diinginkan

4.3.3.2 Tidak Memeriksakan Kehamilan Tabel 4.22 Tidak Memeriksakan Kehamilan

Informan Jawaban

I-1

Yasudah, saya putus asa., akhirnya selama hamil dia saya tidak mengonsumsi makanan yang bergizi, vitamin, susu apapun itu tidak ada. Pemeriksaan ke bidan pun sama sekali saya tidak pernah.

Terus kalo hamilnya anak ke 3 dari suami ke 2 itu rin kakak selalu cek kehamilan ke bidan dewi, ya walaupun gak setiap bulan tapi pernah la sekali-sekali, kakak juga minum susu secukup duitnyalah.

Kalo hamil anak ke 6 ini kakak selalu kontrol ke bidan di dusun 7 selama hamil, minum vitamin, minum susu sekali- sekali, tapi kalo makan yang bergizi seadanyanyalah. Apa

yang ada itulah yang dimakan, gak pernah harus ada protein, karbohidrat atau apapun itu. Karena rina bisa lihat sendiri kondisi keluarga kakak, rumah pun tak layak huni.

I-2

Anak ke 2 itu pas hamil memang sangat-sangat tidak ibuk mau kak rin, karena ibuk gak mau jadinya ibuk pernah periksa kebidan, ibuk agak-agak ajalah sendiri gimana gimananya. Kalo pas hamil yang terakhir ini ibuk periksanya ke bidan dusun 7 sekali sekali ajalah, kalo lagi rajin periksa, kalo gak rajin ya gak periksa. Apapun kejadian dia didalam tak tau ibu. mau posisinya nya bagus ibu tak mau tau. Karena datangnya saja ibu gak mau jadi mau ngapa-ngapain pun ya malas.

I-3

Hamil anak kedua tak sesemangat pas anak pertama tah kenapa itu, padahal sama sama anak laki. Pas hamil ini awak tak ada tanda-tanda hamil kan, awak tak periksalah..karna hamil anak pertama bagus-bagus aja jadinya yaudah awak anggap aja lah ini hamil kedua bagus-bagus aja, tak ada kendalanya itu.

I-4 Selama hamil awak ke bidan meriksakan kehamilan saya itu Cuma dua kali aja., pas usia kehamilan 6 bulan sama 8 bulan. Di sarankan minum ini minum itu awak tak mau kak rin.

I-5

tapi untuk mengingatkan dia periksa ke bidan itu gak pernah. Aku tau itu bayar dan untuk makan pun kadang kami susah, harus bagi-bagi. Aku pikir dia udah berpengalaman hamil anak pertama dan kedua kami, jadi gak perlu periksa-periksa. Mengingatkan minum vitamin ataupun apalah itu namanya aku gak pernah, kaya yang aku bilang tadi makan pun telor 2 dibagi 4 orang. Susah kami belum lagi ngurus mamak mertua yang udah tua dan sakit-sakitan waktu itu. Sekarang udah tinggal dimedan sama kakak ipar. Aku gak pernah nanya pun gimana kehamilannya sehat apa enggak, yang terakhir ini juga gitu. Yang kutau dia hamil sama mau melahirkan aja. Karna aku juga jarang dirumah. Aku kerjanya dilaut pergi seminggu pulang kerumah 3 hari, karena udah sering juga hamil tak pas di pengennya kami jadi pulang kerja aku gak pernah minta berhubungan lagi.

I-6

Pas hamil aku tak pernah suruh dia ke bidan, tak pernah ajak, tak pernah niat antar. Kami pas itu masih numpang di rumah mertua ku mamaknya dia.

Yang terakhir ini jugo, yang terpikir di aku adalah mencari uang untuk orang ni. Walaupun makan pas-pasan, tak pernah yang bergizi.

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa tindakan 4 informan setelah mengetahi bahwa pada saat itu sedang mengalami kehamilan berma cam ragam.

Ada yang mencoba untuk mengugurkannya, ada yang enggan dan tidak sama sekali memeriksakan kehamilan nya kepada petugas kesehatan setempat, dan ada yang tetap memeriksakan kehamilannya.

Berdasarkan tabel diatas juga dapat dilihat bahwa terdapat 3 informan yang mecoba membunuh janjin yang mereka kandung, dikarenakan berbagai alasan. Seluruh informan dangat tidak mengharapkan kehadiran kehamilan tersebut.terdapat 2 informan yang tidak memeriksakan kehamilannya sama sekali, dan yang lainnya memeriksakan kehamilan tetapi tidak sesuai ketetuan karena masih merasa malas untuk berkunjung ke pelayanan kesehatan dikarenakan kehamilan tersebut bukan diharapkan kehadirannya, dan setelah berbulan-bulan mengandung baru mereka menyadarinya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang mengalami kehamilan tidak diinginkan mempunyai peluang untuk tidak melakukan perawatan kehamilan sesuai kriteria 1,79 dibandingkan ibu yang kehamilannya diinginkan. Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggraini menggunakan data SDKI 2012, ibu yang mengalami kehamilan tidak diinginkan memiliki odds untuk tidak memeriksakan kehamilan secara lengkap 1,4 dibandingkan kehamilan yang diinginkan.

Menurut Kost, wanita dengan kehamilan tidak diinginkan memiliki kecenderungan untuk tidak mengenali tanda-tanda awal kehamilan dibandingkan wanita dengan kehamilan yang diinginkan, yang menyebabkan mereka tidak melakukan pemeriksaan sejak awal kehamilan.

Wanita dengan kehamilan tidak diinginkan lebih sedikit untuk termotivasi dalam mencari informasi mengenai kesehatan kehamilan, oleh karena itu dapat mendorong perilaku yang tidak sehat karena mereka tidak peduli pada risiko yang akan terjadi. Penelitian sebelumnya diketahui ibu dengan kehamilan tidak diinginkan lebih sedikit dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan, tidak cukup nutrisi, serta stres dan depresi.

Hasil analisis stratifikasi menunjukkan ada beda efek kehamilan tidak diinginkan terhadap perilaku perawatan kehamilan pada berbagai status ekonomi setelah dikontrol oleh variabel umur, tingkat pendidikan, status pekerjaan, status perkawinan, paritas, dan tempat tinggal. Ibu yang mengalami kehamilan tidak diinginkan dengan status ekonomi termiskin efeknya lebih besar untuk tidak melakukan perawatan kehamilan sesuai kriteria dibandingkan ibu yang mengalami kehamilan tidak diinginkan dengan status ekonomi terkaya.

Perawatan kehamilan merupakan awal dari continuum of care atau perawatan keberlanjutan dari sejak ibu hamil sampai masa nifas dan dilanjutkan dengan bayi baru lahir sampai usia balita. Saat seorang ibu hamil kontak dengan tenaga kesehatan merupakan peluang bagi tenaga kesehatan memberikan edukasi agar ibu hamil mempunyai pengetahuan yang baik akan pentingnya perawatan kesehatan sejak masa hamil sampai masa nifas serta memberikan pemahaman tentang pentingnya rangkaian perawatan dan akses bayinya sampai balita terhadap pelayanan kesehatan.

Dokumen terkait