4.3 Determinan Faktor Terjadinya Kehamilan Tidak Diinginkan Pada Pasangan Menikah
4.3.1 Penyebab Kehamilan Tidak Diinginkan
4.3.1.2 Tidak Menggunakan KB
Kehamilan tidak diinginkan berpeluang besar terjadi pada pasangan yang tidak menggunakan KB. Ketika pasangan melakukan hubungan suami istri pada saat tidak dalam masa subur kehamilan itu tetap bisa terjadi. Pasangan tidak menggunakan KB kebanyakan dengan alasan keuangan yang tidak cukup, dilarang oleh suami dan keluarga, tenaga kesehatan yang tidak kompeten dalam pemasangan alat dan tidak tahan dengan efek samping akhirnya memutuskan untuk tidak menggunakannya.
Berikut adalah hasil wawancara terhadap informan yang mengalami kehamilan tidak diinginkan karena tidak menggunakan alat kontrasepsi :
Tabel 4.11 Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Informan Jawaban
I-1
Hamil yang terakhir ini memang pas gak pake KB, karna udah maleslah rin. Pake KB pun tetap hamil juga. Lagian suami kakak juga udah 55 tahun umurnya. Dia minta kaya gitu udah gak sering, karna pikirannya hanya sibuk mencari nafkah untuk sekolah anak-anaknya aja. Dia juga jarang dirumah. Tapi mungkin pernah kakak lupa, dia pulang kerja setelah seminggu
gak pulang. Dia mencari ikan dilaut. Mungkin dia rindu terus diajaknya kakak ya gak mungkin ditolak namanya suami. Disitulah mungkin jadinya. Tapi mungkin siap ini udah gak pala mau lagi dia itu. Karna anak kami pun udah betambah tapi kondisi kami kek gini terus. Kakak siap ini tetap gak akan pake KB karena katanya KB itu belum halal menurut agama kan,. Nanti ada apa – apa di awak tak diterima tuhan pula. Hahaha....
I-2
Pas hamil anak kedua memang gak pake KB karna kata mamak ibuk janganla dulu pake KB kalau belum haid pertama setelah melahirkan. Katanya banyakla alasannya, ibukkpun lupa. Terus itu yaudahla ibuk ikutin dibilang mamak ibuk. Namanya juga orang tua kan, ya pasti kadang ada betulnya juga. Ada memang
cara KB alami namanya, tapi dengar” aja, gak tau caranya bagaimana. Tak ado yang menjelaskan. Jadi diajak suami berhubungan tak mungkin ditolak rin, dia pun tak pake kondom. Terjadilah kebobolan itu. Padahal anak pertama masih kocik.
Kalo yang terakahir ini beda ceritanya rin, kan gini antara anak ke 3 sama anak terakhir ini kan 7 tahun. Jadi selama 7 tahun it ibu pake KB suntik. Tapi selama itu tak pernah ibu haid. Jadi ibuk pengen kalila haid, karna kalo gak haid inikan badan makin gendut.. suami pun jadinya marah kalo ibuk selalu mengeluh kan. Jadi dibilangnyalah jangan pake KB KB itu lagi. tak guna. Siap itu tak dikasinyo lagi ibu pake.
Hah udah gitu ibu konsultasi sama bidan, katanya buka ajalah dulu, nanti pasang lagi. Udah gitu kan sebulan pertama haid, selanjutnya tidak. Padahal selama kb itu dilepas kami tidak berhubungan. Tapi 2 hari sebelum KB itu dilepas memang ada
la kami berhubungan. Ya ibuk rasa itula sisa”nya yakan.
Terbentuknya pas KB nya udah dibuka. I-8
Kehamilan tidak diinginkan ini bisa terjadi pada pengguna KB, apalagi pada tidak pengguna KB makin mudah terjadinya. Walaupun kita tidak dalam masa subur melakukan hubungan seksual tetap bisa terjadi kehamilan. Percayalah, dan itu sudah terbukti.
I-9
Tidak menggunakan alat kontrasepsi karena takut efeknya. Saya juga gak tau harus bagaimana, banyak keluhan tentang efek samping dari KB ini, saya suruh la buka aja, eh udah dibuka terjadi kehamilan. Saya menyarankan untuk menggunakan MKJP semua pada ketakutan, mereka berpendapat bahwa MKJP itu menakutkan, memang saya belum pernah menggunakannya tetapi menurut riset itu bisa membantu mencegah terjadinya konsepsi dan lebih akurat ketimbang non MKJP.
Kalo MKJP juga biayanya mahal kan itu juga mungkin alasan masyarakat tidak mau menggunakannya. Istilah biaya itu
adalah biaya cuci tangan kami ajanya.
Kalau masalah halal atau tidaknya kami sering ikut pelatihan di Kabupaten tentang masalah kaitan agama dengan penggunaan KB ini. Memang asal ditanya ustadz yang dilatih oleh BKKBN
I-9
tidak pernah mau menjawab. Selalu berpaling, kalau fatwa memang tidak ada dikeluarkan. Tetapi niatnya untuk menjarangkan anak diperbolehkan. Tetapi untuk mengehentikan itu saya pribadi belum tahu.
Berdasarkan data diatas didapatkan bahwa informan (I-1, I-2) pernah mengalami kehamilan tidak dan mereka mengakui ketika itu tidak menggunakan KB sebagai penahan terjadinya kehamilan ketika kita tidak menginginkannya. Informan (I-1) tidak menggunakan KB pada saat itu dikarenakan suami yang jarang pulang dan usia suami yang sudah tua diperkirakan tidak akan mengingat dan meminta untuk melakukan hubungan suami istri. Hal yang tidak terduga pun terjadi dan informan tidak mampu untuk menolak.
Informan (I-2) mengatakan bahwa kehamilan yang dirasakannya itu merupakan kehamilan tidak menggunakan KB. Padahal pada saat itu informan ingin menggunakan KB tetapi dilarang oleh sang ibunda dengan alasan, tunggu haid pertama setelah hamil ini dulu baru boleh pake KB biar baik kandungannya. Dengan rasa terpaksa informan mengikuti permintaan ibunda. Kehamilan yang terakhir ini terjadi karena selama 7 tahun informan tidak pernah mengalami haid dan ingin mengalami itu lagi akhirnya disarankan oleh bidan untuk tidak menggunakan KB. Efek dari KB ini membuat badan informan bertambah gemuk.
Hasil diatas sesuai dengan penelitian yang dilakukan Institusi Guttmatcher di New York, satu dari empat wanita memiliki kemungkinan menjadi hamil karena ketidakonsistenan dalam penggunaan kontrasepsi. Beberapa masalah ini
dikarenakan kurangnya akses ke pelayanan kesehatan, dimana para ibu mengatakan mereka tidak memiliki uang atau tidak sanggup untuk beberapa metode kontrsepsi modern yang efektif, seperti pil pengontrol kelahiran yang diresepkan saat kunjungan ke dokter. Banyak wanita yang tidak puas dengan metode kontrasepsi yang ada, sehingga dapat memicu missing-nya pil KB.
Faktor agama dan gender juga turut mempengaruhi penggunaan alat kontrasepsi (Kusmiran, 2011). Salah satu subyek penelitian mengatakan bahwa dirinya diminta untuk berhenti menggunakan alat kontrasepsi tersebut berpengaruh terhadap penurunan gairah seksual. Sesuai dengan hasil wawancara dengan informan I-1 yang tidak ingin lagi menggunakan KB dikarenakan informan mendengar bahwa KB belum dihalalkan oleh agama islam. Sedangkan informan I-9 memaparkan keterkaitan dengan agama bahwa fatwa yang mengatur memang tidak ada, tetapi KB itu diperbolehkan dengan niat menjarangkan tidak menghentikan. Faktor gender juga menyebabkan informan I-2 tidak menggunakan alat kontrasepsi, disebabkan efek yang membuat ibu tidak nyaman sehingga suami melarangnya untuk menggunakan alat kontrasepsi.
Hal diatas dapat diartikan bahwa tidak ingin mempunyai anak tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi sebagai cara untuk menjarangkan kehamilan atau menghambat pertemuan antara sel telur dan sperma. Penggunaan metode kontrasepsi tradisional atau tanggal masa tidak subur tidak menjadi penentu kehamilan tidak terjadi. Pada saat tidak masa subur menurut kalender juga dapat terjadi kehamilan, dan menjadi kehamilan tidak diinginkan.