• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pasukan Militer Rusia Memasuki Wilayah Kedaulatan Ukraina

PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL MENGENAI INTERVENSI RUSIA DI CRIMEA

3. Pasukan Militer Rusia Memasuki Wilayah Kedaulatan Ukraina

Oleh karena itu, terlepas dari apakah Victory Yanukovich adalah Presiden Ukraina yang sah atau tidak, dia tidak punya hak untuk meminta bantuan militer dari Rusia apalagi jika pasukan militer Rusia sampai menginvasi dan mengokupasi wilayah teritorial Ukraina.

Terkait dengan argumen Rusia yang megatakan bahwa pasukan militer Rusia tidak ada memasuki wilayah Ukraina, Rusia sepertinya juga gagal untuk menemukan fakta yang mendukung argumen ini. Utusan Ukraina Di PBB, Yuriy Sergeyev melaporkan bahwa Rusia telah mengirimkan sebanyak 16.000 pasukannya ke Crimea. Ukraina kemudian mengatakan bahwa Russia juga meminta pasukan militer Ukraina di Crimea untuk menyerah.149 Menurut laporan BBC News Eropa bahwa ribuan pasukan militer Rusia telah memasuki wilayah Ukraina.150

148

Karena informasi yang diberikan bersifat sensitive, pengacara tersebut tidak menyebutkan identitas (anonym)

149

Ibid.

150

“Ukraine's Yanukovych asked for troops, Russia tells UN,” BBC News Europe (4 Maret 2014), available at Maret 2015

Dilaporkan pula bahwa perlengkapan militer yang telah menginvasi Crimea memiliki penanda Rusia, dan pasukan militer juga menggunakan seragam pasukan militer Rusia dan bendera Rusia dikibarkan dipangkalan militer Rusia yang telah diinvasi pasukan militer Rusia. Putin kemudian membantah fakta ini dengan mengatakan bahwa mengenai seragam pasukan militer bisa ditemukan dimana saja bahkan di pasar lokal sekalipun sehingga argumen ini tidak relevan.151

Komunitas Internasional menolak mentah-mentah pendapat Presiden Putin. Di satu sisi, pendapat Putin tidak dapat diterima karean ia menolak untuk mengizinkan OSCE untuk memasuki dan melakukan observasi di Crimea.

Dia juga bersikeras bahwa yang mengibarkan bendera Rusia di Crimea adalah pasukan militer ukraina yang pro-Rusia.

152

Disisi lain, pendapatnya bertentangan dengan apa yang dilaporkan media internasional. Berbagai media internasional melaporkan eksistensi agresi militer Rusia di Crimea, bahkan dikatakan bahwa pasukan militer Rusia telah menutup akses ke Bandr Udara dll.153

- Pada akhir Februari; pasukan militer Rusia menduduki dan memblokade lapangan terbang Belbek

Berikut adalah rangkaian fakta mengenai intervensi militer Rusia di Crimea:

151

Shaun Walker, “Russian takeover of Crimea will not descend into war, says Vladimir Putin,” The Guardian (4 Maret 2014), available at

152

“Russian forces move on Crimea air base, European monitors head to Ukraine,” AlJazeera America (22 Maret 2014), available at 2015

153

- 4 Maret 2014; pasukan militer Rusia mengancam akan melancarkan serangan kepada pasukan Ukraina yang tidak bersenjata yang mendekati lapangan terbang Belbek

- 22 Maret 2014; pasukan militer Rusia melancarkan serangan udara, menembaki, dan meluncurkan granat menyerang pasukan Ukraina yang tidak bersenjata yang bermukim di wilayah tersebut

- 10 Maret 2014; pasukan militer Rusia mengambil alih Chornomorskoye Naval Missile Base

- 11 Maret 2014; pasukan militer Rusia membatalkan semua penerbangan dari Kiev menuju Crimea’s Simferopol International Airport

- 15 Maret 2014; pasukan militer Rusia merebut fasilitas gas alam Strilvoke - 18 Maret 2014; pasukan militer Rusia menyerbu fasilitas pemetaan militer

Ukraina di Simferopol, membunuh seorang pasukan Ukraina dan melukai yang lainnya

- 18 Maret 2014; Vladimir Putin mengumumkan aneksasi dengan Crimea yang akan dilakukan pada tanggal 21 Maret 2014

- 19 Maret 2014; pasukan pro-Rusia mengambil alih markas besar angkatan laut Ukraina di Sevastopol

Pasukan militer Rusia juga merebut basis militer Rusia di Perevalnoe, lapangan terbang militer Kirovsky, pangkalan udara militer Yeypatoriya dan

Dzhankoy, pangkalan militer Bakhchysaray dan dua akses jalan raya menuju semenanjung Crimea.154

B. ... Tin dakan Intervensi Rusia Melanggar Prinsip Kesatuan Wilayah (Territorial Integrity) Negara Ukraina

Di dalam pasal 2 ayat (4) Piagam PBB dengan jelas dikatakan bahwa setiap negara dilarang untuk menggunakan kekuatan bersenjata atau mengancam dengan kekuatan bersenjata terhadap negara lain dengan tujuan untuk tujuan untuk mengganggu kedaulatan dan kesatuan wilayah negara lain. Tindakan intervensi Rusia baik secara militer maupun intervensi dalam referendum di Crimea telah melanggar prinsip dalam pasal ini secara khusus terhadap kesatuan wilayah Ukraina.

1.... Tin dakan Rusia Memberikan Bantuan Militer Rusia terhadap Gerakan Separatis adalah Pelanggaran dalam Hukum Internasional

Bunyi pasal 2 ayat (4) ditafsirkan secara beragam oleh banyak pihak. dengan adanya perbedaan penafsiran tersebut kemudian Majelis Umum PBB pada tahun 1965 mengeluarkan pernyataan yang isinya antara lain:

154

“Russian forces move on Crimea air base, European monitors head to Ukraine,”

AlJazeera America (22 Maret 2014), available at 2015

a. Tidak ada satu negarapun yang mempunyai hak untuk turut campur tangan, secara langsung atau tidak langsung, dengan alasan apapun dalam urusan internal atau eksternal suatu negara

b. Bahwa setiap negara memiliki hak yang tidak dapat diganggu gugat untuk memilih sistem politik, ekonomi, sosial, dan budayanya

c. Bahwa semua negara harus menghormati hak menentukan nasib sendiri dan kemerdekaan rakyat dari suatu negara155.156

Dari penjelasan singkat di atas, menunjukkan bahwa tindakan negara dalam mengintervensi Negara lain dengan jalan memberikan dukungan kepada gerakan separatis atau gerakan pemberontak yang ada dalam negara tersebut adalah bertentangan dengan apa yang digariskan oleh hukum internasional. Karena memberikan dukungan kepada gerakan separatis atau pemberontak sama saja dengan mencampuri urusan negara lain secara tidak langsung, dan hal ini tentunya bertentangan dengan hukum internasional itu sendiri.

Sehingga pada akhirnya, pemberian dukungan pada kaum pemberontak tersebut atau kaum separatis tersebut dapat menyulut perang saudara di dalam negara yang diintervensi. Pada akhirnya, hal ini akan menimbulkan perselisihan dan perpecahan antara rakyat yang mendukung pemerintah yang sah dan rakyat yang mendukung pemberontak. Tentunya hal ini berkebalikan dengan apa yang dinyatakan dalam hukum internasional yakni negara dilarang urusan dalam negeri suatu negara, dan / atau intervensi subversif, yaitu mencampuri urusan negara lain dengan jalan melakukan propaganda guna menyulut adanya perang saudara dalam

156

negara tersebut. Hal ini kemudian dipertegas dengan pernyataan PBB melalui Majelis Umum PBB pada tahun 1965. Pernyataan tersebut yakni, tidak ada satu negarapun yang mempunyai hak untuk turut campur tangan, secara langsung atau tidak langsung, dengan alasan apapun dalam urusan internal atau eksternal suatu negara.

Sebagaimana ditetapkan oleh Mahkamah Internasional dalam Nicaragua Case, bahwa segala kegiatan yang menggerakkan atau mendukung, secara langsung maupun tidak langsung terhadap gerakan separatis atau pemberontak di suatu negara adalah suatu tindakan intervensi yang melanggar kedaulatan dan kesatuan wilayah negara.157 Tindakan Rusia yang mendukung gerakan separatis di Crimea adalah pelanggaran terhadap hukum internasional.158

Pemberontak atau gerakan separatis adalah sekelompok orang yang berkeinginan untuk membentuk suatu pemerintahan yang baru atau membentuk suatu negara baru.159 Kelompok pro-Rusia di Crimea berencana untuk melakukan suatu referendum untuk membentuk suatu pemerintahan yang baru dengan cara suksesi, karena itu kelompok pro-Rusia dapat disebut sebagai pemberontak. Hukum internasional tidak melarang pemberontak atau gerakan pemberontak, namun hal ini dimaksudkan untuk mengacu kepada hukun nasional negara yang bersangkutan.160

157

Nicaragua Case, op.cit., para. 34

Namun demikian, segala bentuk dukungan terhadap gerakan pemberontak atau gerakan separatis yang menjadi urusan dalam negeri negara lain

158

Nicaragua case, supra,note 1.Para 164, 195; Cassese, Antonio 2001, International Law, New York: Oxford University Press.hlm. 98.

159

Malanzcuk, Peter 1997, Akerhurst’s Modern Introduction to International Law,

7thedn.Routledge,New York. hlm, 318.

160

tidak diizinkan dalam hukum internasional.161 Bentuk dukungan yang dilarang termasuk segala bentuk dukungan secara politik atau secara langsung menggerakkan gerakan pemberontak tersebut.162

2.... Inte rvensi Rusia Menyebabkan Ukraina Kehilangan Wilayah Negaranya

Segala tindakan yang bertujuan untuk mengganggu atau menancam kedaulatan dan kesatuan wilayah suatu negara adalah tindakan yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip dan tujuan Piagam PBB.

Tindakan intervensi Rusia dalam menggerakkan gerakan separatis berujung pada keinginan masyarakat Crimea untuk memisahkan diri dari kedaulatan negara Ukraina. Referendum yang diadakan masyarakat Crimea dilandasi dengan suatu pertanyaan yaitu mengenai suksesi Crimea dan Integrasi dengan Rusia. Rakyat Crimea menjadikan hak self-determination sebagai alasan legitimasi referendum yang mereka lakukan. Namun perlu diketahui bersama bahwa pelaksanaan hak self-determination harus dilakukan dengan kemerdekaan, tanpa campur tangan asing, dan dilakukan dengan kesadaran akan perubahan status yang akan terjadi.163

161

Nicaragua Case, op.cit., para.164 dan 206; Cassese, Antonio 2001, International Law,

New York: Oxford University Press. hlm. 98.

162

Antonio Cassese, ibid, hlm98-99

163

Legal Consequences for States of the Continued Presence of South African Namibia (South West Africa) Notwithstanding Security Council Resolution 276 (Advisory Opinion) (1971) para. 65

Namun pada faktanya Rusia sebagai pihak asing telah mengintervensi dan menggerakkan masyarakat Crimea untuk suksesi dari Ukraina dan integrasi dengan Rusia, sehingga sesungguhnya masyarakat Crimea tidak berhak atas hak

self-determination. Oleh karena itu, Intervensi Rusia telah melanggar territorial

integrity Ukraina, karena dengan mendukung gerakan separatis di Crimea

mengakibatkan Ukraina kehilangan wilayah negaranya.

Suksesi negara adalah suatu keadaan di mana terjadi perubahan atau penggantian kedaulatan dalam suatu negara sehingga terjadi semacam pergantian negara yang membawa akibat-akibat hukum yang sangat kompleks. Secara harfiah, istilah Suksesi negara (State Succession atau Succession of State) berarti penggantian atau pergantian negara. Namun istilah penggantian atau pergantian negara itu tidak mencerminkan keseluruhan maksud maupun kompleksitas persoalan yang terkandung di dalam subjek bahasan state succession itu. Memang sulit untuk membuat suatu definisi yang mampu menggambarkan keseluruhan persoalan suksesi negara.164

Pemisahan menjadikan negara yang lama atau negara yang digantikan disebut dengan istilah Predecessor State, sedangkan negara yang menggantikan disebut

Successor State.

165

164

1 Materi Pelajaran FH, “Konsepsi Suksesi negara Dalam Hukum Internasional”, http://materipelajaranfh.blogspot.com/2012/07/konsepsi - pemisahan - negara - dalam - hukum.html , diakses pada 16 Maret 2015

165

Ibid.

Contohnya: sebuah wilayah yang tadinya merupakan wilayah jajahan dari suatu negara kemudian memerdekakan diri. Predecessor state-nya adalah negara yang menguasai atau menjajah wilayah tersebut, sedangkan

successor state-nya adalah negara yang baru merdeka itu. Contoh lain, suatu negara terpecah - pecah menjadi beberapa negara baru, sedangkan negara yang lama lenyap. Predecessor -nya adalah negara yang hilang atau lenyap itu, sedangkan successor state-nya adalah negara -negara baru hasil pecahan itu.

Indonesia sendiri juga menghadapi masalah ini. Pertama adalah lepasnya Timor Timur dari Indonesia dan kemudian menyatakan kemerdekaannya (dengan bantuan masyarakat internasional yang tergabung dalam PBB). Kedua, adalah masalah suksesi negara yang terkait dengan perjanjian internasional ketika Mahkam ah Internasional memeriksa sengketa pulau Sipadan - Ligitan antara Indonesia melawan Malaysia (1997 -2002).

Masalah utama dalam pembahasan mengenai suksesi negara adalah: apakah dengan terjadinya suksesi negara itu keseluruhan hak dan kewajiban negara yang lama atau negara yang digantikan (predecessor state) otomatis beralih kepada negara yang baru atau negara yang menggantikan (sucessor state). Sebagaimana yang dikatakan oleh Starke, Dalam hal istilah suksesi negara (state succession) terutama bersangkut paut dengan peralihan hak - hak dan kewajiban - kewajiban negara negara yang telah berubah atau kehilangan identitasnya kepada negara -negara atau kesatuan-kesatuan lain, perubahan atau kehilangan identitas demikian terjadi terutama apabila berlangsung perubahan baik secara keseluruhan atau sebagian kedaulatan atas bagian-bagain wilayahnya.166

Hukum internasional positif yang mengatur bidang ini masih belum ada. Belum ada aturan baku yang menjadi acuan atau mengikat bagi negara -negara. Praktek telah pula menunjukkan bahwa tidak ada aturan yang dapat diterima umum sebagai hukum internasional. Hal ini agak mengherankan, mengingat hukum internasional telah lama berupaya mengatur bidang ini. Hukum yang ada dari sejak awal perkembangan di bidang hukum ini adalah berbag ai perjanjian

166

J. G. Starke, 2008, Pengantar Hukum Internasional 2, (Alih bahasa: Bambang Iriana Djajaatmadja), Jakarta: Sinar Grafika, hal. 431.

bilateral antara negara baru dan lama. Contoh klasik mengenai perjanjian bilateral ini adalah Perjanjian tahun 1919 yakni the Treaty of Paris yang mengatur utang-utang publik (negara lama) yang beralih kepada negara baru, yaitu Hungaria. Upaya pembentukan hukum atau perjanjian internasional mengenai hal ini bukannya tidak ada. Kekosongan hukum mengenai bidang hukum ini telah mendorong Komisi Hukum Internasional PBB (International Law Commission atau ILC) untuk mengkodifikasi hukum internasional di bidang hukum ini. Tahun 1978, ILC mengesahkan Konvensi Wina mengenai suksesi negara dalam kaitannya dengan perjanjian. Lalu pada tahun 1983, ILC juga mengesahkan Konvensi Wina mengenai Suksesi negara dalam kaitannya dengan Harta Benda, Arsip-arsip dan Utang-utang Negara. Khususnya untuk Konvensi Wina 1983, Konvensi ini mensyaratkan ratifikasi agar Konvensi dapat berlaku efektif. Hingga ini baru diketahui hanyalima negara saja yang meratifikasi. Hal ini begitu sulit untuk mendapat pengaturan hukum interna sional karena Masalahnya adalah, di dalam suksesi negara terkait di dalamnya berbagai faktor hukum dan faktor - faktor non - hukum lainnya yang melekat. Faktor - faktor ini tampak cukup banyak mengingat kasus - kasus yang menyangkut lahirnya suksesi negara ini satu sama lainnya tidak sama.

C. ... Tan ggapan Komunitas Internasional Terkait Intervensi Rusia di Crimea

Terkait mengenai intervensi yang dilakukan Rusia di Crimea, mendapatkan tanggapan yang beragam dari komunitas Internasional. Terlepas dari apakah

tindakan intervensi Rusia tersebut adalah pelanggaran terhadap hukum internasional atau tidak, banyak negara-negara didunia yang secara terang-terangan menunjukkan pernyataan mendukung dan menentang tindakan Rusia tersebut. Berangkat dari fakta ini, dunia internasional menyadari bahwa hukum internasional yang dirumuskan secara bersama-sama belum dapat melayani dunia internasional sebagai mana dicita-citakan, hukum internasional seolah seperti singa tanpa taring, yang secara penampakan terlihat berkuasa namun secara praktek tidak mampu menunjukkan kekuatannya. Di dalam kasus intervensi Rusia di Crimea ini misalnya, hukum internasional hanya mampu menyediakan teori-teori namun tidak mampu menyimpulkan apakah tindakan Rusia benar atau salah.

1.... Tan ggapan NATO (North Atlantic Treaty Organization)

Pakta Pertahanan Atlantik Utara North Atlantic Treaty

Organization atau disingkat NATO) adalah sebua

terhada dibentuk guna mencari dukungan dan solidaritas anggota-anggotanya apabila suatu waktu terjadi penyerangan terhadap anggota-anggotanya. Penyerangan terhadap salah satu atau lebih kepada negara-negara anggota NATO dianggap sebagai penyerangan terhadap semua anggota dan oleh karena itu baik secara individu maupun kolektif, para pihak dapat melakukan tindakan yang dianggap

perlu termasuk penggunaan kekuatan bersenjata untuk mejaga keamanan wilayah Atlantik Utara.Ditegaskan pula bahwa dalam pembukaan Piagam Atlantik Utara bahwa NATO menjalankan kegiatan organisasinya berdasarkan tujuan dan prinsip-prinsip piagam PBB dan untuk hidup dalam perdamaian terhadap semua bangsa dan semua pemerintahan.Pasal utama persetujuan tersebut adalah Pasal V, yang berisi:

“Para anggota setuju bahwa sebuah serangan bersenjata terhadap salah satu atau lebih dari mereka di serangan terhadap semua anggota. Selanjutnya mereka setuju bahwa, jika serangan bersenjata seperti itu terjadi, setiap anggota, dalam menggunakan hak untuk mepertahankan diri secara pribadi maupun bersama-sama seperti yang tertuang dalam Pasal ke-51 dari diserang jika penggunaan kekuatan semacam itu, baik sendiri maupun bersama-sama, dirasakan perlu, termasuk penggunaan pasukan bersenjata, untuk mengembalikan dan menjaga keamanan wilayah Atlantik Utara.”167

Terkait dengan Intervensi yang dilakukan Rusia di Crimea, Kepala NATO Anders Fogh Rasmussen mengatakan bahwa NATO melihat Rusia telah melakukan intervensi militer di Ukraina timur dan bahwa NATO mendeteksi tidak ada tanda-tanda bahwa Moskow telah menarik kembali ribuan pasukan dari dekat perbatasan Ukraina. NATO berpendapat bahwa tindakan intervensi Rusia telah menyebabkan krisis terbesar dalam hunbungan dengan Barat sejak perang dingin dan NATO telah menghentikan kerjasama praktis dengan Rusia. NATO

167

melaporkan bahwa Rusia telah mengirimkan sekitar 20.000 pasukan siap-tempur di perbatasan Ukraina dengan kedok operasi kemanusiaan yang dinilai NATO sebagai suatu operasi militer yang illegal. Meskipun demikian NATO tidak akan mempergunakan operasi militer untuk menanggapi intervensi Rusia tersebut. Rasmussen mengatakan bahwa jika Rusia melakukan intervensi lebih lanjut di Ukraina, masyarakat internasional akan memerikan sanksi berupa sanksi ekonomi atau lebih jauh lagi mengisolasi Rusia.Rasmussen juga menambahkan bahwa NATO menganggap tindakan Rusia sebagai ‘situasi bencana kemanusiaan’ dan meminta Rusia untuk menarik kembali pasukannya kembali ke Rusia dan menghentikan aliran senjata dan menghentikan segala bentuk dukungan kepada gerakan separatis.168

2. ... Tan ggapan EU (Europe Union)

Uni Eropa (disingkat UE) adalah memiliki 28 negara anggota. Persatuan ini didirikan atas nama tersebut di bawah Perjanjian Uni Eropa (yang lebih dikenal dengan pada melalui organisasi sebelumnya, kembali ke tahun

Organisasi internasional ini bekerja melalui gabungan sistem supranasional dan antarpemerintahan. Di beberapa bidang, keputusan-keputusan ditetapkan

168

http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2014/03/140304_ukraina_putin diakses pada 16 Maret 2015

melalui musyawarah dan mufakat di antara negara-negara anggota, dan di bidang-bidang lainnya lembaga-lembaga organ yang bersifat supranasional menjalankan tanggung jawabnya tanpa perlu persetujuan anggota-anggotanya. Lembaga organ penting di dalam UE adalah pula negara anggota.

Terkait dengan Intervensi yang dilakukan Rusia di Crimea, Uni Eropa menjadi salah satu pihak yang mengutuk tindakan Rusia tersebut, hal ini terlihat dari sikap Uni Eropa yang melakukan pertemuan resmi membahas antara lain menyangkut pembeuan visa bebas Ukraina dan kerja sama ekonomi antara Uni Eropa dan Rusia jika Moskwa tidak mengambil langkah yang menenangkan krisis di semenanjung Crimea, Ukraina.

Para menteri luar negeri dari negara-negara Eropa yang menjadi anggota G8 mengatakan pula bahwa mereka telah menghentikan persiapan untuk menggelar pertemuan puncak kelompok negara maju itu di Sochi, Rusia. Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Catherine Ashton, mengatakan bahwa Uni Eropa akan menunggu Rusia memperlihatkan iktikad baik sampai Kamis "Syarat" iktikad baik itu termasuk kesediaan Rusia membuka pembicaraan dan menarik pasukan mereka di Crimea, Ukraina, untuk kembali ke barak.

Para duta besar dari 28 negara anggota NATO juga akan menggelar pertemuan darurat kedua di Ukraina, setelah Polandia meminta adanya forum konsultasi. Polandia meminta hal itu setelah melihat masalah Ukraina juga terkait

dengan integritas wilayah, kemerdekaan politik, ataupun ancaman keamanan bagi mereka.

Sebelum krisis Ukraina muncul, Uni Eropa merupakan mitra dagang terbesar Rusia. Sebaliknya, Rusia merupakan mitra dagang ketiga bagi Uni Eropa. Sebagian besar transaksi itu terkait bahan baku, seperti minyak dan gas. Menteri Luar Negeri Belanda Frans Timmermans mengatakan, sanksi ekonomi untuk Rusia akan merugikan, baik bagi Rusia maupun Uni Eropa. Konsekuensi tersebut akan berakibat buruk bagi semua pihak. Namun, dampak untuk Rusia akan lebih buruk dibandingkan bagi Uni Eropa. Uni Eropa dapat menargetkan pasar lain jika memang harus, Sementara Rusia akan mengalami kesulitan untuk bisa cepat mendapatkan konsumen lain.

Para pemimpin dari 28 negara Uni Eropa menangguhkan bebas visa dan pajak antara Uni Eropa dengan Rusia sebagai akibat intervensi Rusia di Crimea yang telah menyebabkan kondisi yang tidak stabil di Ukraina. Uni Eropa juga mempertimbangkan untuk membekukan asset perbankan Rusia di Uni Eropa. Presiden Uni Eropa, Herman Van Rompuy menyatakan bahwa Uni Eropa mengutuk tindakan intervensi Rusia di Crimea dan memerintahkan Rusia untuk menarik kembali pasukan militernya dan meberikan akses kepada dunia internasional untuk memonitor situasi di Crimea.169