Patriotisme merupakan salah satu sikap bela negara dan nasionalis. Rasa patriotik berhubungan dengan sikap cinta negara. Zaman dahulu rakyat Indonesia melawan penjajah dengan mengangkat senjata untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia.
Untuk yang tidak bisa hadir bertempur dengan fisik, mereka menyumbangkan tenaga dan harga benda mereka. Semua ini tercipta karena sikap patriotik yang didasari oleh rasa cinta terhadap tanah air atau nasionalisme sebagai warga negara Indonesia.
A. Pengertian Patriotisme
Patriotisme adalah sikap yang berani, pantang menyerah dan rela berkorban demi bangsa dan negara. Patriotisme berasal dari kata “patriot” dan “isme” yang berarti sifat kepahlawanan atau jiwa pahlawan, atau “heroism” dan “patriotism” dalam bahasa Inggris.
Pengorbanan tersebut bisa berupa harta benda maupun jiwa raga.
B. Ciri-Ciri Patriotisme
Patriotisme mempunyai beberapa ciri, antara lain:
1. Simpati terhadap bangsa, Patriotisme membuat seseorang mampu mencintai bangsa dan negaranya tanpa menjadikan negara tersebut sebagai tujuan yang menguntungkan diri sendiri. Patriotisme menciptakan solidaritas untuk mencapai kesejahteraan bangsa.
2. Patriotisme ini mampu melihat kekuatan dan kelemahan bangsa.
3. Dengan modal nilai-nilai dan budaya bangsa, berjuang pada saat ini untuk mencapai cita- cita bangsa.
4. Rasa mempunyai identitas diri. Patriotisme adalah sikap mau melihat, menerima, serta mengembangkan watak dan kepribadian bangsa.
5. Bersifat terbuka, Patriotisme berarti melihat bangsanya dalam konteks hidup dunia, bersedia terlibat di dalamnya dan bersedia belajar dari bangsa- bangsa lain demi kemajuan bangsa.
C. ini ciri-ciri seorang patriot:
1. Cinta tanah air
Materi Diklat Kepramukaan Yaspi Al Misri (Untuk Kalangan Sendiri) Page 101 2. Tidak kenal menyerah
3. Berjiwa Pembaru
4. Menempatkan persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan.
D. Contoh sikap dan kegiatan yang mencerminkan jiwa patriotisme dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya:
1. Mengikuti upacara hari besar kenegaraan.
2. Mengikuti kegiatan bakti sosial.
3. Mengikuti kegiatan seperti pramuka, PMR, dll.
4. Mengikuti apresiasi seni budaya.
5. Menghormati Guru/Orang tua/Orang sekitar.
6. Rajin belajar,
7. Membawa pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
8. Mencintai dan menggunakan produk dalam negeri 9. Tidak merusak lingkungan hidup
10. Ikut serta memelihara fasilitas umum 11. Ikut serta dalam pembangunan bangsa 12. Mentaati peraturan yang ada
13. Melestarikan budaya bangsa
Di zaman merdeka seperti sekarang ini rakyat sudah tidak perlu lagi mengangkat senjata dan melawan penjajah atau melakukan perlawanan dengan fisik.
Melainkan yang bisa dilakukan sekarang untuk mewujudkan sikap patriotik yang didasari oleh rasa nasionalisme diantaranya
1. dengan menegakkan hukum dan kebenaran,
2. meningkatkan sumber daya manusia dengan belajar di sekolah umum dan pondok pesantren
3. memberantas kemiskinan.
4. mengisi dan mempertahankan kemerdekaan dengan kemampuan dan profesi masing-masing
5. senantiasa amar ma’ruf nahi munkar di bumi pertiwi BAB XXXVI: NASIONALISME
Nasionalisme adalah suatu paham dari masyarakat suatu bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan, dengan demikian masyarakat suatu bangsa tersebut merasakan adanya kesetiaan yang mendalam terhadap bangsa itu sendiri.
A. Ciri-ciri Nasionalisme
1. Sifat perjuangan bersifat nasional.
Materi Diklat Kepramukaan Yaspi Al Misri (Untuk Kalangan Sendiri) Page 102 2. Mengandalkan kekuatan otak (pikiran), dimana pendidikan sangat berperan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dalam Pancasila tepatnya Sila ke – 3 telah disebutkan juga ciri-ciri Nasionalisme yakni : 1. Mencintai bangsa dan tanah air Indonesia.
2. Bangga berbangsa dan bertanah air Indonesia.
3. Rela berkorban demi bangsa dan negara.
4. Menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan.
B. Tujuan Nasionalisme
1. Menumbuhkan rasa cinta tanah air.
2. Menciptakan hubungan yang harmonis.
3. Mempererat tali persaudaraan.
4. Menghilangkan extremisme atau tuntutan berlebihan dari warga negara.
5. Menjamin kemauan dan kekuatan mempertahankan masyarakat nasional melawan musuh dari luar.
6. Menumbuhkan semangat rela berkorban.
C. Contoh Sikap Nasionalisme
1. Menggunakan produk lokal ( dalam negeri ) 2. Melestarikan Seni dan Budaya
3. Mematuhi peraturan hukum yang berlaku 4. Menjaga warisan budaya
5. Turut mempertahankan dan memajukan negara.
BAB XXXVII: BELA NEGARA
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
A. Unsur Dasar Bela Negara
Didalam proses pembelaan bangsa, ada beberapa hal yang menjadi unsur penting, diantaranya adalah :
1. Cinta Tanah Air
2. Kesadaran Berbangsa & bernegara
3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi Negara 4. Rela berkorban untuk bangsa & Negara 5. Memiliki kemampuan awal bela Negara B. Fungsi Bela Negara
1. Mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara 2. Melestarikan budaya
3. Menjalankan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945
Materi Diklat Kepramukaan Yaspi Al Misri (Untuk Kalangan Sendiri) Page 103 4. Berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.
5. Menjaga identitas dan integritas bangsa/ negara C. Manfaat Bela Negara
Berikut ini beberapa manfaat dalam kehidupan sehari-hari yang didapatkan dari bela negara:
1. Membentuk sikap disiplin waktu,aktivitas,dan pengaturan kegiatan lain.
2. Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan seperjuangan.
3. Membentuk mental dan fisik yang tangguh.
4. Menanamkan rasa kecintaan pada Bangsa dan Patriotisme sesuai dengan kemampuan diri.
5. Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok.
6. Membentuk Iman dan Taqwa pada Agama yang dianut oleh individu.
7. Berbakti pada orang tua, bangsa, agama.
8. Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan kegiatan.
9. Menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois, tidak disiplin, . 10. Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar sesama.
D. Contoh-Contoh Bela Negara : 1. Melestarikan budaya
2. Belajar dengan rajin bagi para pelajar 3. Taat akan hukum dan aturan-aturan Negara
E. Contoh bela negara dalam kehidupan sehari-hari di zaman sekarang di berbagai lingkungan:
1. Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam keluarga. (lingkungan keluarga)
2. Membentuk keluarga yang sadar hukum (lingkungan keluarga) 3. Meningkatkan iman dan takwa dan iptek (lingkungan sekolah) 4. Kesadaran untuk menaati tata tertib sekolah (lingkungan sekolah)
5. Menciptakan suasana rukun, damai, dan aman dalam masyarakat (lingkungan masyarakat)
6. Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama (lingkungan masyarakat) 7. Mematuhi peraturan hukum yang berlaku (lingkungan negara)
BAB XXXVIII: PERATURAN BARIS BERBARIS (PBB) A. Pengertian Baris Berbaris
Suatu wujud fisik yang diperlukan untuk menanamkan kebiasaan tata cara hidup suatu organisasi masyarakat yang diarahkan kepada terbentuknya perwatakan tertentu.
B. Maksud Dan Tujuan
Maksud dari PBB dibagi dua yaitu :
1. Maksud Umum adalah suatu latihan awal membela negara dan dapat membedakan hak dan kewajiban
Materi Diklat Kepramukaan Yaspi Al Misri (Untuk Kalangan Sendiri) Page 104 2. Maksud Khusus adalah menanamkan rasa disiplin, mempertebal rasa semangat
kebersamaan Tujuan dari PBB adalah :
Menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa persatuan, disiplin sehingga dengan demikian senantiasa dapat mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu, dan secara tak langsung juga menanamkan rasa tanggung jawab. Menumbuhkan adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan untuk tugas pokok tersebut sampai dengan sempurna. Rasa persatuan adalah rasa senasib sepenanggungan serta adanya ikatan batin yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.
Disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu yang hakikatnya tidak lain dari pada keihklasan, penyisihan/menyisihkan pilihan hati sendiri.
C. Aba - Aba 1. Pengertian
Suatu perintah yang di berikan oleh seorang Komandan kepada pasukannya, untuk dilaksanakan secara serentak atau berturut-turut.
2. Macam aba-aba a. Aba-aba petunjuk
Di gunakan bila perlu untuk menegaskan maksud dari aba-aba peringatan / pelaksanaan.
b. Aba-aba peringatan
Inti perintah yang cukup jelas untuk dilaksanakan tanpa ragu-ragu.
c. Aba-aba pelaksanaan
Ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba petunjuk / peringatan dengan serentak atau berturut-turut.
Aba-aba pelaksanaan yang di pakai : 1) GERAK
Untuk gerak-gerakan tanpa meninggalkan tempat menggunakan kaki atau anggota tubuh lain baik dalam berhenti maupun berjalan.
2) JALAN
Untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat.
Catatan : Bila gerakan meninggalkan tempat itu tidak terbatas jaraknya, maka di dahului dengan aba-aba peringatan ” maju ”.
3) MULAI
Untuk pelaksanaan perintah yang harus di kerjakan berturut-turut.
D. Gerakan Perorangan Tanpa Senjata / Gerakan Dasar 1. Sikap Sempurna
a. Aba –aba : ” Siap – GERAK ” b. Pelaksanaan :
1) Badan / tubuh berdiri tegap, kedua tumit rapat, kedua kaki merupakan sudut 60O 2) Lutut lurus, paha rapat, berat badan di kedua kaki.
3) Perut di tari sedikit, dada di busungkan, pundak di tarik ke belakang dan tidak di naikan.
Materi Diklat Kepramukaan Yaspi Al Misri (Untuk Kalangan Sendiri) Page 105 4) Lengan rapat pada badan, pergelangan tangan lurus, jari tangan menggenggam
tidak terpaksa, rapat di paha.
5) Ibu jari segaris dengan jahitan celana.
6) Leher lurus, dagu di tarik, mulut di tutup, gigi rapat, mata lurus ke depan, bernafas wajar.
2. Istirahat
a. Aba-aba : ” Istirahat Ditempat – GERAK ” b. Pelaksanaan :
1) Kaki kiri di pindahkan kesamping kiri, sepanjang telapak kaki ( ± 30 cm ).
2) Kedua belah lengan dibawa ke belakang di bawah pinggang, punggung tangan kanan di atas telapak tangan kiri, tangan kanan di kepalkan dengan di lepaskan, tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan di antara ibu jari dan telunjuk serta kedua lengangan di lemaskan.
3) Dapat bergerak.
3. Lencang Kanan / Kiri
a. Hanya dalam bentuk bersaf.
b. Aba-aba : ” Lencang kanan / kiri – GERAK ” c. Pelaksanaan :
1) Mengangkat tangan kanan / kiri ke samping, jari-jari tangan kanan / kiri 2) Menggenggam, punggung tangan menghadap ke atas.
3) Bersamaan dengan ini kepala di palingkan ke kanan / kiri, kecuali penjuru kanan / kiri.
4) Masing-masing meluruskan diri, hingga dapat melihat dada orang di sebelah kanan / kiri-nya.
5) Jari-jari menyentuh bahu orang yang di sebelah kanan / kirinya.
Catatan :
1) Bila bersaf tiga, saf tengah belakang, kecuali penjuru, setelah meluruskan ke depan, ikut pula memalingkan muka ke samping dengan tidak mengangkat tangan.
2) Penjuru saf tengah dan belakang, mengambil antara kedepan setelah lurus menurunkan tangan.
3) Pada aba-aba : ” Tegak GERAK ”, semua dengan serentak menurunkan lengan dan memalingkan muka kembali ke depan.
4. Setengah Lencang Kanan / Kiri
a. Aba-aba : ” Setengah Lengan Lencang Kanan – GERAK ” b. Pelaksanaan :
1) Seperti pelaksanaan lencang kanan, tetapi tangan kanan / kiri di pinggang ( bertolak pinggang ) dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri di sebelahnya.
2) Pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang dan empat jari lainnya rapat satu sama lain di sebelah depan.
3) Pada aba-aba ” Tegak Gerak ” = Seperti pada aba-aba lencang kanan.
5. Lencang Depan
a. Hanya dalam bentuk banjar.
Materi Diklat Kepramukaan Yaspi Al Misri (Untuk Kalangan Sendiri) Page 106 b. Aba-aba : ” Lencang Depan - GERAK ”
c. Pelaksanaan :
1) Penjuru tetap sikap sempurna.
2) Nomor dua dan seterusnya meluruskan ke depan dengan mengangkat tangan ke depan.
3) Lengan kanan lurus, tangan menggenggam, punggung tangan menghadap ke atas, mengambil jarak atau satu lengan dan di tambah dua kepal.
4) Pada aba-aba ”Tegak Gerak ”, semua dengan serentak menurunkan tangan kembali ke sikap sempurna.
6. Berhitung
a. Aba-aba : ”Hitung - MULAI ” b. Pelaksanaan :
1) Jika bersaf, penjuru tetap melihat ke depan, saf depan memalingkan muka ke kanan.
2) Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut mulai dari penjuru menyebut nomor, sambil memalingkan muka ke depan.
3) Jika berbanjar, semua dalam keadaan sikap sempurna.
4) Pada aba-aba pelaksanaan, mulai penjuru kanan depan berturut-turut ke belakang.
5) Penyebutan nomor di ucapkan penuh.
6) Perubahan Arah 7. Hadap kanan / kiri
a. Aba-aba : Hadap kanan / kiri - GERAK b. Pelaksanaan :
1) Kaki kanan / kiri melintang di depan kaki kanan / kiri, lekuk kaki kanan / kiri berada di ujung kaki kanan / kiri, berat badan berpindah ke kaki kanan / kiri.
2) Tumit kaki kanan / kiri dengan badan di putar ke kanan 90o.
3) Kaki kanan / kiri di rapatkan kembali seperti sikap sempurna.
8. Hadap serong kanan / kiri
a. Aba-aba : ” Hadap serong kanan / kiri - GERAK ”.
b. Pelaksanaan :
1) Kaki kanan / kiri di ajukan ke depan, sejajar dengan kaki kanan / kiri.
2) Berputar arah 45O ke kanan / kiri.
3) Kaki kanan / kiri di rapatkan kembali ke kaki kanan / kiri.
9. Balik kanan
a. Aba-aba : ” Balik kanan - GERAK ” b. Pelaksanaan :
1) Kaki kiri di ajukan melintang ( lebih dalam dari hadap kanan ) di depan kaki kanan.
2) Tumit kaki kanan beserta badan di putar ke kanan 180O. 3) Kaki kiri di rapatkan pada kaki kanan.
10. Membuka / Menutup Barisan (hanya untuk barisan berbanjar) Buka barisan
a. Aba –aba : ” Buka Barisan - JALAN ” b. Pelaksanaan :
Materi Diklat Kepramukaan Yaspi Al Misri (Untuk Kalangan Sendiri) Page 107 1) Barisan Kanan / kiri melangkah 1 x ke kanan atau kekiri sedangkan yang barisan
tengah (jika banjarnya ganjil) tetap.
2) Untuk barisan kanan melangkah ke kanan sedangkan barisan kiri melangkah ke kiri
3) Jika barisan banjar genap, maka barisan di bagi menjadi 2 yakni kanan dan kiri.
Tutup barisan
a. Aba – aba : “Tutup Barisan – Jalan “ b. Pelaksanaan :
1) Regu kanan dan kiri, masing-masing kembali membuat satu langkah ke samping kanan / kiri, sedangkan regu tengah tetap.
11. Bubar
a. Aba-aba : ” Bubar jalan ” b. Pelaksanaan :
1) Memalingkan muka ke arah komandan dan memberi hormat
2) Setelah di balas, kembali bersikap sempurna, balik kanan,menghitung dua hitungan dalam hati, mengayuhkan kaki kiri ke depan dengan hentakan bersamaan dengan itu lengan kanan di ayun setinggi pundak kemudian bubar.
12. Berhimpun / Berkumpul Berhimpun
a. Aba-aba : ” Berkumpul - MULAI ” b. Pelaksanaan :
1) Semua anggota datang di depan Komandan dengan berdiri bebas, dengan jarak tiga langkah dari komandan
2) Bentuk mengikat, jumlah saf tidak mengikat.
3) ketika sampai di tempat barisan, anggota langsung meluruskan barisan.
Berkumpul
1) Komandan memanggil salah satu anggota untuk menjadi penjuru, misalkan “ siswa / Jaya Virga Bertindak Sebagai penjuru”
2) Kemudian anggota yang di panggil tersebut menjawab dengan posisi siap“ Siap, Siswa / Jaya Virga bertindak sebagai penjuru.
3) Anggota tersebut langsung =>memegang ikat pinggang =>badan membungkuk (wajah masih menghadap kebawah) =>menghadapkan wajah kearah komandan => lari dengan di awali satu langkah ke depan.
4) Komandan memanggil semua anggota untuk berkumpul sesuai yang di inginkan komandan missal :”Banjar kumpul-mulai” atau “bersaf kumpul – mulai” dll 5) Anggota membalas dengan ucapkan : “siap” di ikuti sikap sempurna. Kemudian
=>memegang ikat pinggang =>badan membungkuk (wajah masih menghadap kebawah) =>menghadapkan wajah kearah komandan => lari dengan di awali satu langkah ke depan.
6) Seluruh anggota mengambil posisi sesuai perintah dan meluruskan dengan lencang kanan untuk barisan paling depan, dan lencang depan untuk barisan paling kanan.
Materi Diklat Kepramukaan Yaspi Al Misri (Untuk Kalangan Sendiri) Page 108 13. Meninggalkan Barisan
a. Bila pelatih memberikan perintah kepada anggota dalam barisan 1) Terlebih dahulu anggota tersebut di panggil keluar dari barisan 2) Perintah di berikan bila anggota telah berdiri dalam sikap sempurna.
3) Yang menerima perintah harus mengulangi perintah tersebut.
b. Bila anggota yang akan minta izin 1) Mengambil sikap sempurna dahulu
2) Mengangkat tangan kanannya ke atas ( tangan di buka jari-jari dirapatkan ) 3) Menyampaikan maksudnya.
4) Setelah mendapat izin, ia keluar dari barisan tanpa menunggu anggota lainnya.
14. Maju Jalan
Dari sikap sempurna
a. Aba-aba : ” Maju Jalan ” b. Pelakasanaan :
1) Kaki kiri di ayun ke depan, lutut lurus telapak kaki diangkat sejajar dengan tanah setinggi 15 cm kemudian di hentakan ke tanah dengan jarak setengah langkah, selanjutnya berjalan dengan langkah biasa.
2) Langkah pertama di lakukan dengan melenggangkan lengan kanan ke depan 90O lengan kiri 30O
3) Langkah-langkah selanjutnya lengan atas dan bawah di lenggangkan ke depan 45O dan ke belakang 30O
4) Dilarang keras berbicara, melihat ke kanan / kiri.
15. Langkah Biasa
a. Pada waktu berjalan kepala dan badan seperti sikap sempurna.
b. Waktu mengayunkan kaki ke depan, lutut di bengkokan sedikit ( kaki tidak di seret ).
c. Di letakan sesuai dengan jarak yang di tentukan.
d. Langkah kaki seperti jalan biasa.
e. Pertama tumit di letakan di tanah selanjutnya seluruh kaki.
f. Lengan berlenggang wajar, lurus ke depan dan belakang.
g. Jari-jari tangan menggenggam dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menghadap ke atas.
16. Langkah Tegap Dari sikap sempurna
a. Aba-aba : ” Langkah Tegap Maju JALAN ” b. Pelaksanaan :
1) Mulai berjalan dengan kaki kiri setengah langkah,selanjutnya seperti jalan biasa dengan cara kaki di hentakan terus menerus.
2) Telapak kaki rapat / sejajar dengan tanah, lutut lurus, kaki tidak boleh dianggat terlalu tinggi.
3) Lenggang tangan ke depan 90O, ke belakang 30O. Dari Langkah Biasa
a. Aba-aba : ” Langkah Tegap JALAN ” b. Pelaksanaan :
Materi Diklat Kepramukaan Yaspi Al Misri (Untuk Kalangan Sendiri) Page 109 1) Di berikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah di tambah satu langkah
2) Perubahan tangan dari menggenggam ke terbuka di lakukan bersamaan dengan hentakan kaki.
Kembali ke langkah biasa
a. Aba-aba : ” Langkah Biasa JALAN ” b. Pelaksanaan :
1) Di berikan pada waktu kaki kiri / kanan jatuh di tanah di tambah satu langkah.
2) Langkah pertama di hentakan,bersamaan dengan itu tangan kembali menggenggam.
Catatan : Dalam keadaan berjalan, cukup menggunakan aba-aba peringatan : Langkah tegap / biasa jalan pada perubahan langkah.
17. Langkah Perlahan
Untuk berkabung ( mengantar jenazah ) dalam upacara kemiliteran.
a. Aba-aba : ” Langkah perlahan maju JALAN ” b. Pelaksanaan :
1) Kaki kiri di langkahkan ke depan, setelah kaki kiri menapak tanah di susul dengan kaki kanan di tarik ke depan dan di tahan sebentar di sebelah mata kaki kiri, kemudian di lanjutkan di tapakan di depan kaki kiri.
2) Tapak kaki pada saat melangkah ( menginjak tanah ) tidak di hentikan.
Berhenti dari langkah perlahan a. Aba-aba : ” Henti GERAK ” b. Pelaksanaan :
1) Diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah satu langkah.
2) Selanjutnya kaki kanan / kiri di rapatkan pada kaki kanan / kiri menurut irama langkah biasa dan kembali sikap sempurna.
18. Panjang, Tempo Dan Macam Langkah Langkah dapat di bedakan sbb :
a. Macam Langkah Panjang Tempo 1) Langkah biasa 70 cm 96 / menit 2) Langkah tegap 70 cm 96 / menit 3) Langkah perlahan 40 cm 30 / menit 4) Langkah ke samping 40 cm 70 / menit 5) Langkah ke belakang 40 cm 70/ menit 6) Langkah ke depan 60 cm 70 / menit 7) Langkah di waktu lari 80 cm 165 / menit b. Panjang langkah di ukur dari tumit ke tumit
Materi Diklat Kepramukaan Yaspi Al Misri (Untuk Kalangan Sendiri) Page 110
Suara nan merdu memecah malam Jauhlah dari kampung turuti kata hati Guna bakti pada bunda pertiwi
KEMBANGKAN KEMAH KEMAH
Satu pramuka untuk satu Indonesia Melangkah maju menuju masyarakat Yang sentosa
Jayalah pramuka jayalah Indonesia
Materi Diklat Kepramukaan Yaspi Al Misri (Untuk Kalangan Sendiri) Page 111 PRAMUKA SEJATI
Rajin terampil dan gembira Senantiasa praja muda karana Sopan dan tak kenal rasa sombong Bersahaja setia suka menolong Ya ya ya ya itulah pramuka Pramuka sejati
Sejati kata dan prilakunya SATRIYA PRAMUKA
Pramuka pramudi praja muda karana Berbaris bersama ikut kata Pembina
Jadilah satria muda mudi yang hebat Tegakkan badanmu jangan kau ragu Mari-mari yokk buat lingkaran yokk
Nyanyikan lagu yowww….
1 2 3
Pramuka yang gagah berani Pramuka yang siap beraksi Pramuka siapa yang punya Yang punya Indonesia SCOUT HANNO
Scout hanno dhasa dharma Gli scout hanno un tri satya Unno scout per un Indonesia
Uniforme colore marone
Noce dicoco gemma emmblena Una volta scout pat scout pat hey KAMAJAYA
Kamajaya tempat kami ditempa Tradisi leader menempuh tugas akhir Didalam latihan tradisi perlombaan Calon pemimpin masa depan
Jadi leader memang susah sekali Setiap hari selalu menempa diri
Kadang ada yang iri ada juga yang dengki Itulah penguji hati
Mau marah tidak bisa diam saja ku tersiksa Maklum aku slalu ada dimuka
Utamakan kekompakan sampai akhir pengabdian Kubuktikan pemimpin masa depan
Kalau sudah jadi leader sejati Kumengabdi pada bunda pertiwi
Akan ku kobarkan semangat merah putih dhasa dharma dan tri satya
lima bulan dibina dan ditempa dalam latihan dikamajaya
2X
Materi Diklat Kepramukaan Yaspi Al Misri (Untuk Kalangan Sendiri) Page 112 hatiku selalu riang dan gembira
dapat berkumpul dengan kawan-kawan jiwa korsa yang slalu ditanamkan untuk mewujudkan persatuan
pantang menyerah itu semboyan kita agar Al Misri selalu tetap jaya
langkah tegap pandang lurus kedepan kaki diayun kedepan dan kebelakang majulah ayo maju terus maju
agar Al misri selalu tetap jaya
kami pemuda harapan bangsa selalu siap sedia menghadapi rintangan meraih sasaran
demi tercapainya cita-cita kami disiapkan tuk jadi pasukan pemimpin muda masa depan
KATA MUTIARA KAMAJAYA
1. PRAMUKA BUKAN HANYA SEKEDAR TONGKAT, TAPI PRAMUKA MENGAJARKAN KITA UNTUK LEBIH SEMANGAT
2. PRAMUKA BUKAN HANYA SEKEDAR SANDI, TAPI PRAMUKA MENGAJARKAN KITA UNTUK LEBIH MENGERTI
3. PRAMUKA BUKAN HANYA SEKEDAR PBB, TAPI PRAMUKA MENGAJARKAN KITA UNTUK LEBIH GEDE (DEWASA)
4. PRAMUKA BUKAN HANYA SEKEDAR PEONERING, TAPI PRAMUKA MENGAJARKAN KITA BAHWA BELAJAR DAN MENGERTI KERASNYA HIDUP ITU PENTING
5. PRAMUKA BUKAN HANYA SEKEDAR ORIENTASI, TAPI PRAMUKA MENGAJARKAN KITA UNTUK LEBIH BERPRESTASI
6. AKAN ADA SAATNYA KALIAN BANGGA PERNAH HIDUP DI PRAMUKA
“IKHLAS DHARMA BHAKTI ING BUMI PRATIWI TANPA HARSANA PAMUJI”