• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENTERI PERHUBUNGAN RI (BUDI KARYA SUMADI): Terima kasih

F- PDIP (MOCHAMAD HERVIANO): Siap

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh, Selamat siang menjelang sore.

Terima kasih Ketua.

Yang kami hormati Ketua dengan para Pimpinan Komisi V DPR RI, Bapak Ibu para senior Anggota Komisi V DPR RI,

Yang terhormat Bapak Sekjen beserta jajaran Dirjen Kementerian Perhubungan.

Selamat siang.

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, kita dapat menyelenggarakan Rapat Kerja Pendahuluan terkait Rencana Kerja Pemerintah khususnya Kementerian Perhubungan.

Kami langsung saja pak izin. Kami apresiasi di infrastruktur perkotaan sistem angkutan massal masuk dalam target 2021 ada pengembangan di kota kami pak, Kota Semarang pak Jawa Tengah. Itu ada pengembangan angkutan umum massal berbasis rel LRT dan juga pengembangan berbasis jalan ke perkotaan. Kami terima kasih sudah dimasukkan menjadi prioritas di sini.

Ada hal-hal yang ingin kami tanyakan pak, jadi apa skema dari pengembangan angkutan umum massal ini KPBU atau bagaimana? Karena kami dapat di berita juga ini merupakan dana hibah, mungkin nanti bisa dijelaskan sedikit pak. Terus bagaimana langkah-langkah visibility study-nya,

DED dan selanjutnya pak kami juga ingin tahu. Agar kami bisa menyampaikan dengan jelas kepada konstituante.

Dan juga kami mohon titip dalam proses pembangunannya tidak dioptimalisasi pemberdayaan masyarakat Kota Semarang dan sekitarnya pak untuk sarana prasarananya. Karena sekarang perjalanan sedikit apapun sangat berdampak baik bagi para masyarakat akibat kondisi pandemi ini. Dan juga saran sedikit agar juga nanti pembangunannya juga tetap menyesuaikan dengan tatanan hidup baru sekarang ini pak, bagaimana physical distancing dan social distancing itu dapat diterapkan di semua sarana prasarana yang dipelopori oleh Perhubungan.

Dan terakhir pak, juga dapat dipertimbangkan untuk optimalisasi sumber-sumber pendapatan selain APBN pak. Karena itu sejatinya dapat juga membantu dalam menjaga neraca keseimbangan anggaran negara pak. Seperti yang sudah-sudah di PNBP dan BLU sudah baik, kami mohon dapat membuat inovasi-inovasi untuk lebih dapat ditingkatkan lagi. Saya kira itu yang bisa kami sampaikan pak, lebih kurangnya mohon maaf.

Terima kasih banyak.

Wabillaahittaufik Walhidayah,

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

Saya menyampaikan terima kasih Pimpinan sudah diberi kesempatan dan mohon maaf apabila ada kekurangan.

Wabillaahittaufik walhidayah,

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT/KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS.S.Sos.,M.Si/F-PDIP):

Terima kasih Mas Vino.

Sekarang dari meja Pimpinan Bu Nurhayati silakan.

F-P.GERINDRA (H. ANDI IWAN DARMAWAN ARAS, S.E., M.Si.): Saya Pak Ketua. 1 menit Pak Ketua.

Saya menyampaikan terima kasih Pimpinan sudah diberi kesempatan dan mohon maaf apabila ada kekurangan.

Wabillaahittaufik walhidayah,

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT/KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS.S.Sos.,M.Si/F-PDIP):

Ya nanti-nanti, nanti saya tambahin. Silakan Bu Nurhayati.

WAKIL KETUA KOMISI V DPR RI (Hj. NURHAYATI/FPP): Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

Pimpinan, Ketua dan Pimpinan Komisi V dan Teman-teman saya Anggota Komisi V yang saya cintai.

Terima kasih atas kehadirannya dan Mitra Kerja kami Kementerian Perhubungan dan juga beserta jajarannya, para Dirjen juga sudah hadir di sini semua.

Sebetulnya kami tidak ingin membahas satu per satu program yang ada di catatannya dari kementerian, tetapi kami hanya ingin berdiskusi dan mengevaluasi agar program kegiatan 2021 ini tetap menjaga tema RKP dan sasaran Renstra 2020-2024. Jadi dengan anggaran yang sekarang ini sangat ketat, kita ketahui pertumbuhan ekonomi juga kita belum tahu ke depan seperti apa. Maka kami menginginkan bahwa program-program prioritas nasional yang dicanangkan oleh pemerintah dan diaplikasikan oleh kementerian dari K/L untuk tahun 2021 ini, betul-betul program yang memang berkesinambungan dari program-program tahun sebelumnya yang masih berada dalam lingkup Renstra 2020-2021.

Yang kami lihat di sini adalah bahwa yang menjadi prioritas proyek infrastruktur yang dibiayai melalui belanja K/L proyek yang telah dimulai pelaksanaannya tetap dilanjutkan dengan perpanjangan waktu pelaksanaan multiyears contract. Jadi yang kami ingin kami ketahui adalah dari program yang diajukan untuk anggaran tahun 2021 ini apakah ada keterkaitan kesinambungan dengan program-program sebelumnya? Jika ada berapa persentase program lanjutan tahun sebelumnya dan berapa persen yang bukan program lanjutan?

Artinya program baru yang memang baru saja dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2021. Karena kita ketahui 2020 ini ada realokasi dan pemotongan dan segala macam. Maka kami ingin tahu apa saja program yang memang tidak terlaksana di tahun 2020 sehingga pada tahun 2021 ini masuk di sasarannya kementerian pada tahun 2021 ini.

Dan yang kami ingin kami ketahui juga adalah setiap program 2021 telah dirumuskan output, outcome maupun benefit dan impact-nya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan percepatan pemulihan ekonomi. Jadi yang ingin saya ketahui juga di sini bahwa semua telah diukur. Baik itu dari ada analisa resiko dan mitigasi resikonya.

Dikarenakan kita tidak ketahui bahwa tahun 2021 ini, apakah pertumbuhan ekonomi sesuai tidak dengan asumsi sekarang yang memang

dikeluarkan oleh pemerintah yaitu 4,5 atau 5%. Yang kita ketahui apabila itu tercapai, maka tidak ada masalah dengan RKP ini atau dengan RKA K/L 2021 ini. Tetapi apabila ada kekurangan atau perbedaan sehingga pastinya itu akan ber-impact terhadap program-program yang akan dilakukan oleh pemerintah ke depannya.

Jadi kami juga ingin pemerintah juga selain menganalisa rencana kebijakan, tetapi juga kami ingin ada analisa resiko, analisis resiko dan mitigasi resikonya, apabila ini tidak bisa dilaksanakan pada tahun 2021 dan juga kami juga ingin pemerintah menyusun indikator kinerjanya. Jadi kita ingin mengetahui apakah ketika kinerja ini telah sesuai dilakukan dengan baik dan benar atau tidak. Bagaimana impact-nya terhadap pemulihan ekonomi pada tahun-tahun berikutnya? Sehingga Resntra pada tahun 2020 dan 2024 akan tercapai sesuai dengan target dan sasaran pemerintah.

Jadi dan kita juga ingin mengetahui bahwa target atau yang mengalami keterlambatan misalkan Pelabuhan Patimban pak, karena di sini juga ada Pelabuhan Patimban sebagai KPBU. Kami melihat ada PHLN sebesar atau KPBU ya 5,7 Triliun di sini. Ini sudah sampai mana pak? Apakah sudah sesuai target atau bagaimana mengenai Patimban ini? Dan mohon dijelaskan secara singkat mengenai target dan progress-nya dikarenakan KPBU-KPBU yang kita ketahui sekarang ini bahwa Indonesia untuk pemulihan ekonomi salah satu yang ingink ita tingkatkan adalah investasi.

Maka kami juga ingin mengetahui proyek KPBU yang mana yang sudah siap ditawarkan selain Patimban ini dan apakah masing-masing proyek tersebut sudah dalam bentuk info memo pak? Artinya postur anggarannya postur yang sudah siap bisa ditawarkan kepada investor.

Sudah berapa banyak yang sudah menjadi info memo dari pada KPBU-KPBU yang dicanangkan oleh pemerintah ini yang berada di dalam buku ini? Dan hal ini penting seperti kita ketahui bahwa ini adalah untuk membantu pemulihan ekonomi Indonesia secara cepat pada tahun 2021 yaitu kita menginginkan lebih banyak investor atau investasi yang datang di Indonesia ini.

Jadi kalau misalkan bila ada hambatan mengenai KPBU ini, bentuknya seperti apa hambatannya? Dan sebagai proyek KPBU belum ditawarkan ke publik sehingga hambatannya itu apa sehingga KPBU-KPBU ini jangan sampai targetnya banyak tetapi yang ditawarkan ke publik yang sudah siap ready dijadikan investasi itu tidak ada pada tahun 2021 maupun tahun 2020 atau yang sebelum-sebelumnya. Karena kami juga menginginkan ini KPBU-KPBU ini berjalan dengan baik dan benar.

Dan yang kami lihat juga di sini ada subsidi ya, subsidi umum mohon dijelaskan bagaimana metode dan penerapannya? Apakah ini sudah merata untuk angkutan umum di seluruh Indonesia? Dan apabila ada wilayah belum terjangkau, kami juga ingin tahu wilayah-wilayah mana saja yang tidak atau belum mendapatkan subsidi? Karena kita ketahui bahwa di banyak daerah di

berbagai daerah, transportasi ini memang menjadi kendala yang seperti tadi disampaikan oleh kawan-kawan saya.

Nah apabila memang pemerintah menyiapkan subsidi angkutan umum bukan hanya di kota-kota besar saja misalkan. Apakah itu juga akan mencapai daerah-daerah yang memang belum terjangkau sekarang ini oleh subsidi. Terutama untuk angkutan masyarakat yang memang sangat membutuhkan seperti anak-anak sekolah itu saya rasa bisa dicanangkan disubsidi angkutan umum tersebut.

Yang terakhir saya melihat ada PNBP dari Kementerian Perhubungan sebanyak Rp.3,3T. Yang kami ingin tahu juga bahwa itu sangat potensial sebetulnya di Kementerian Perhubungan adalah PNBP sehingga bisa membantu belanjanya dari Kementerian Perhubungan tersebut.

Yang pertama apakah masih terdapat potensi PNBP yang belum diolah atau digarap? Karena kita ketahui sebetulnya ada di dalam Undang-undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang itu adalah menjadi amanah undang-undang yang belum bisa masuk di dalam PNBP-nya Kementerian Perhubungan. Sementara itu adalah amanah undang-undang yang kita ketahui sekarang ini yang berada di lembaga lain sekarang dan itu bukan PNBP yang kecil, itu PNBP besar begitu. Jadi kami juga ingin mengetahui apakah bagaimana kajian optimalisasi PNBP pada Departemen Perhubungan? Jadi ada apa selain dari Undang-undang Lalu Lintas, ada lagi tidak potensi PNBP yang bisa dihasilkan oleh Kementerian Perhubungan? Karena kalau menurut data saya lihat bahwa ada hutang Kementerian Perhubungan terhadap Angkasa Pura sebesar 500 Miliar. Nah apakah hal-hal seperti ini apa bagaimana itu bisa terjadi? Sementara kita melihat bahwa banyak sekali proyek-proyek Kementerian Perhubungan yang sudah berjalan dan diberikan kepada Angkasa Pura dan Pelindo. Tetapi Kementerian Perhubungan masih juga mempunyai utang yang belum dibayarkan kepada Angkasa Pura. Jadi bagaimana itu sistem kerja samanya dengan Angkasa Pura pak jadi seperti apa?

Dan yang terakhir saya tadi melihat dan mendengar dari kawan-kawan semua, bahwa kami menginginkan Komisi V semua pak, menginginkan semua program alokasi untuk kami Anggota Komisi V kami ingin sesuai kesepakatan bersama. Jadi kami ini tidak perlu mengemis-ngemis ke kementerian-kementerian untuk mendapatkan program. Kami itu sesuai dengan Undang-undang MD3 yang tadi sudah disampaikan oleh Pak Hamka. Jadi kami ingin semua alokasi program ke Dapil kami, itu sesuai kesepakatan bersama. Jadi kami tidak didikte oleh kementerian bagaimana kementerian mengalokasikan di daerah-daerah kami.

Banyak pak, kami kemarin saya kemarin ketemu Bupati dari Garut, menyatakan bahwa Garut mendapatkan infrastruktur kereta api di Cibatu. Mereka Pak Bupati bilang sama saya “Bu kalau kami minta ke Presiden, kalau kami minta ke Pak Luhut, itu pasti dapat programnya, tetapi kalau minta ke Dewan bu tidak pernah kami mendapatkannya” itu merupakan pukulan berat

bagi kami pak. Kami sebagai wakil rakyat dari daerah pemilihan tidak mengetahui ada program yang turun di Dapil kami.

Nah makanya dari itu kami dari mumpung ini masih pembicaraan awal di RKP 2021 ini. Maka kami sepakat Komisi V bahwa Komisi V ingin semua program yang berada diberikan kepada Dapil kami adalah hasil kesepakatan bersama dan setiap tahun kami menginginkan ada program major project di Dapil-dapil kami Komisi V ini.

Jadi itulah nanti yang kami ingin nanti mungkin kami tindaklanjuti dengan Sekjen. Bagaimana proses atau program-program yang bisa turun di Dapil-dapil kami sesuai kesepakatan kita bersama dari hasil pembahasan-pembahasan anggaran dari awal sampai dengan akhir. Mungkin begitu Pak Sekjen, begitu ya. Jadi sekian dari saya.

Wabillaahittaufik Walhidayah,

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

Saya menyampaikan terima kasih Pimpinan sudah diberi kesempatan dan mohon maaf apabila ada kekurangan.

Wabillaahittaufik walhidayah,

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT/KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS.S.Sos.,M.Si/F-PDIP):

Terima kasih Bu Nurhayati. Silakan Pak Iwan.

F-P.GERINDRA (H. ANDI IWAN DARMAWAN ARAS, S.E., M.Si.): Terima kasih Pimpinan.

Tadi sepertinya sudah dihabisin semua sama Bu Nurhayati, apalagi di sini ada Pak Iwan dengan Pak Aras mewakili saya Iwan Aras. Saya jadi kurang lebih hanya menyampaikan garis-garis besarnya saja mungkin Pak Sekjen dan Pak Dirjen.

Yang pertama tentu kaitannya dengan mengoptimalkan kegiatan-kegiatan yang sebelumnya belum selesai, belum rampung atau belum fungsional di tahun-tahun anggaran sebelumnya ataupun kegiatan yang kemudian di-multi years-kan seperti tadi yang disampaikan itu. Kita ingin tahu apakah kemudian di 2021 ini apa yang belum memang diprogramkan secara bertahap itu tetap bisa diakomodir atau tidak.

Selanjutnya menyangkut masalah program padat karya. Saya ingin mengetahui pak, dari setiap unit organisasi yang dari Kementerian

Perhubungan, kita tahu bahwa dengan gejala pandemi Covid-19 ini saat ini jumlah pengangguran ini semakin bertambah dan tentunya kita membutuhkan program-program padat karya.

Baik itu untuk kelompok masyarakat maupun pengusaha-pengusaha menengah ke bawah atau kecil. Nah ini yang ingin saya ingin lebih konkrit sebenarnya kegiatan apa yang Kementerian Perhubungan miliki. Jadi kalau di Kementerian PUPR itu ada program-program yang memang melibatkan kelompok masyarakat pak, seperti irigasi-irigasi desa ataupun kemudian untuk kontraktor-kontraktor kecil itu ada seperti pekerjaan PAMSIMAS ataukah itu PISEW dan lain sebagainya.

Nah di Kementerian Perhubungan ini kita tahu bahwa sebagian besar kegiatannya adalah kegiatan yang komplek yang membutuhkan peralatan dan tenaga-tenaga ahli yang cukup tinggi. Nah ini kita mungkin bisa ada spesifikasi pekerjaan khusus yang bisa mengakomodir kepentingan pengusaha menengah ke bawah itu dan kelompok-kelompok masyarakat dalam kondisi mengatasi efek dari pada pandemi Covid-19 ini.

Selanjutnya tadi mungkin juga saya ingin menyampaikan pak bahwa ada beberapa kegiatan yang dikerjakan oleh beberapa rekanan di tahun anggaran sebelumnya itu juga belum terbayar. Nah ini juga perlu dipertanyakan karena saya mendengar bahwa kegiatan tersebut ini di Dirjen Perhubungan Udara, kegiatan tersebut sudah dilaksanakan di 2000, dua tahun anggaran yang lalu kalau saya tidak salah dan itu harus diperiksa oleh BPK, kemudian hasil temuan BPK yang sudah ada.

Nah ini juga harus menjadi prioritas dari unit organisasi yang ada supaya kemudian para pengusaha yang belum terbayarkan kontraknya itu segera dialokasikan juga pak. Jangan sampai bapak membuat kegiatan baru, sementara kewajiban bapak di tahun-tahun sebelumnya itu juga belum terselesaikan.

Selanjutnya pak mungkin dari Dapil kami, kami ingin mengajukan beberapa program-program yang mudah-mudahan juga bisa diakomodir di 2021 nanti. Untuk di Dirjen Perhubungan Laut mungkin ada Pelabuhan Kajang yang sekarang ini di sana ada Pelabuhan ASDP antara Kabupaten Bulukumbah ke Kabupaten Selayar.

Tapi di sana belum ada pelabuhan lautnya Pak, mungkin itu juga yang sekarang sudah tahap studi sudah selesai. Mungkin bapak bisa bantu untuk di Kabupaten Selayar ini menyangkut masalah peningkatan fasilitas bandara. Karena salah satu itu Pak Dirjen Kabupaten Selayar ini sekarang menjadi salah satu destinasi wisata yang kita harap bahwa bandaranya itu bisa mendapat pengembangan untuk ke depannya.

Selanjutnya pak saya lihat untuk Dirjen Darat, di sini ada pembangunan dan revitalisasi terminal tipe A di 18 lokasi. Di Dapil kami itu Kota Pare pare kami harap masih karena masih belum selesai mudah-mudahan di 2021 juga tetap masih terakomodir. Mungkin itu saja pak.

Yang kereta api Alhamdulillaah terima kasih Pak Dirjen sudah dimasukkan dan satu lagi menguatkan apa yang tadi disampaikan oleh Pak Hamka menyangkut Kayu Bangkoa Pak Dirjen, itu ASDP. Itu juga memang sampai saat ini belum selesai dan saya kira data dukungnya dan semua yang dibutuhkan juga sudah selesai. Jadi mudah-mudahan di 2021 itu juga sudah bisa diakomodir. Mungkin Ibu Bapak Ketua sekian.

Terima kasih.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

Saya menyampaikan terima kasih Pimpinan sudah diberi kesempatan dan mohon maaf apabila ada kekurangan.

Wabillaahittaufik walhidayah,

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT/KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS.S.Sos.,M.Si/F-PDIP):

Baik, terima kasih Pak Iwan.

Saya rasa demikian kita semua, saya sedikit menambahkan Pak Sekjen ini kan masih awal ini kita ya, nanti kita lanjutkan lagi kan dengan Eselon I. Saya harap nanti seluruh catatan-catatan yang disampaikan oleh atau yang disuarakan oleh teman-teman tadi dicatat dengan baik. Dan kepada teman-teman sekalian seluruh Anggota Komisi V tentu rapat ini tidak untuk sempurna bagi kita semua ya. Tapi pada pertemuan berikutnya nanti saya harap kita bisa lebih efisien menggunakan waktu. Kemudian usulan-usulan silakan nanti dibuat secara tertulis.

Saya pikir jauh lebih baik ya sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku. Kita disumpah untuk menyampaikan aspirasi dari daerah pemilihan itu berbunyi. Silakan nanti teman-teman mengusulkan setelah koordinasi dengan Kepala Daerah dan seterusnya untuk disampaikan, manakala itu menjadi kewenangan pemerintah pusat, saya pikir nanti kementerianlah yang menyeleksi program itu apakah itu masuk di Renstra atau tidak dan seterusnya. Perbedaan pandangan soal prioritas dan tidak prioritas itu saja sebetulnya menurut saya yang perlu kita sepakati di ruangan ini.

Dengan refocusing yang kemarin pak, kan itu banyak sudah kegiatan yang karena Corona ini kan datang dan merebak pada saat kita sudah selesai membahas kemudian program sudah mulai jalan, kan begitu Pak Sekjen ya? Di kementerian pun beberapa kegiatan bahkan sudah kontrak dan sudah berjalan. Terus karena harus memotong anggaran akibatnya yang kontrak pun sebagian pun juga kena dipotong. Akhirnya dari single years diubahlah menjadi multi years beberapa kegiatan dan ini kami harap pak dari kementerian ini yang utama dulu supaya tidak menjadi utang kita ke depan.

Jadi saya berharap untuk yang sudah kita sepakati tahun lalu itu diselesaikan dulu supaya nanti ke depan itu tidak jadi beban kita bersama itu dulu. Nah karena juga jangan sampai nanti karena ini tidak selesai ini mengganggu pak perekonomian masyarakat di bawah. Pihak ketiga yang melaksanakan pekerjaan itu tentu kalau dia mengerjakan 100% duluan, bukan banyak utang. Jadi di pekerjaan itu dan cash flow-nya bisa terganggu dan akhirnya efek domino ekonomi dari kegiatan itu tidak bukannya bermanfaat tapi efek utangnya yang menyebar ke mana-mana dari kegiatan itu.

Oleh karenanya prioritas kita adalah menyelesaikan apa yang sudah kita sepakati di tahun lalu. Nah untuk program dan usulan dari teman-teman, saya dan Pimpinan sepakat kita mengikuti mekanisme Undang-undang MD3. Ya seperti yang tadi Pak Hamka sampaikan, pasal dan ayatnya tadi Pak Hamka sampai sumpah janji jabatan itu ada.

Bahkan tadi pak siapa itu dari Pak Dedi Wahidi menyampaikan perbandingan dengan teman di Komisi X. Tapi di ruang terbuka ini saya harapkan bahwa kita adalah bicara program bukan lain-lainnya pak ya. Ini perlu saya tegaskan sebagai Ketua Komisi dan Pimpinan supaya nanti jangan disalah artikan. Ya jangan disalah artikan sehingga terjadi penyimpangan-penyimpangan yang membuat kita melanggar daripada aturan yang kita sepakati bersama gitu.

Jadi saya pikir ini perlu saya sampaikan rapat ini direkam pak ya. Jadi saya rasa manakala terjadi sesuatu dan lain hal di belakang hari, saya pikir rapat ini rekaman hari ini bisa kita buka kembali. Segmen kita Pimpinan adalah mengacu kepada MD3 dan ketentuan-ketentuan lain yang mengatur tentang itu terkait dengan hak, tugas dan tanggung jawab Anggota DPR dalam kontek anggaran yang kita bicara hari ini.

Saya rasa ini perlu saya sampaikan, karena beberapa Anggota Pak Sekjen sudah bertanya kepada kami, “Pak Lasarus bagaimana kita menyikapi pembahasan anggaran tahun ini”? Saya bilang, kita diikat Anggota DPR itu tentu diikat oleh aturan dan ketentuan. Kita mengacu kepada aturan dan ketentuan yang ada, tugas, wewenang dan tanggung jawab Anggota DPR mengacu kepada seluruh undang-undang yang mengatur tentang itu.

Jadi demikian barangkali statement dari saya terkait dengan pembahasan ini. Silakan nanti teman-teman membuat usulan dan seterusnya ya, asal itu menjadi kewenangan pemerintah pusat. Dan selanjutnya kita serahkan sepenuhnya kepada kementerian. Ya Pak Sekjen ya, bapak yang menelaah, menilai apakah itu masuk dalam Renstra dan seterusnya, nanti disampaikan di rapat terbuka, disampaikan kepada seluruh teman-teman yang ada di ruangan ini yang mengusulkan. Apakah itu bisa dilanjutkan, diterima atau tidak disampaikan? Saya rasa itu mekanisme yang perlu kita sepakati terlebih dahulu. Karena saya walaupun Ketua saya juga dari Dapil Pak, punya Dapil sendiri.

Saya mulai dari Darat dulu Pak Dirjen, ini dermaga penyebrangan di

Dokumen terkait