• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI V DPR RI DENGAN MENTERI PERHUBUNGAN R.I.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI V DPR RI DENGAN MENTERI PERHUBUNGAN R.I."

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPAT KERJA KOMISI V DPR RI DENGAN MENTERI PERHUBUNGAN R.I. Tahun Sidang : 2019-2020

Masa Persidangan : IV

Rapat ke- :

Jenis Rapat : Rapat Kerja Sifat Rapat : Terbuka

Hari, Tanggal : Selasa, 23 Juni 2020 Waktu : Pukul 10.10 s.d. 15.15 WIB

Tempat : Ruang Rapat Komisi V DPR RI (KK V) Gedung Nusantara, Jakarta

Ketua Rapat : LASARUS.S.Sos.,MSi/Ketua Komisi V DPR RI / F-PDIP

Sekretaris Rapat : Nunik Prihatin Budiastuti, S.H.

Acara : Membahas Pendahuluan RAK K/L dan RKP K/L dalam RAPBN T.A. 2021

Hadir : 40 Anggota hadir dari 53 Anggota Komisi V DPR RI dengan rincian sebagai berikut:

A. Anggota DPR RI: PIMPINAN :

1. Lasarus, S.Sos, M.Si

2. H. Andi Iwan Darmawan Aras.,SE.,M.Si 3. Hj. Nurhayati

1. FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN:

7 orang Anggota dari 11 Anggota: 1. H. Herson Mayulu.,S.IP 2. Hj. Sadarestuwati.,SP.,MMA 3. Ir. Sudjadi 4. Mochamad Herviano 5. H.M. Rifqinizamy Karyasuda 6. Bambang Suryadi, SH,MH 7. H. Irmadi Lubis

(2)

2. FRAKSI PARTAI GOLKAR: 7 orang Anggota dari 7 Anggota: 1. Drs. Hamka B Kady, MS

2. Dr. H. Gatot Sudjito.,M.Si

3. H. Daniel Mutaqien Syafiuddin.,ST 4. H. Ansar Ahmad.,SE.,MM

5. H. Hasan Basri Agus 6. Ir. H. Anang Susanto.,M.Si 7. Tubagus Haerul Jaman, SE 3. FRAKSI PARTAI GERINDRA:

6 orang Anggota dari 6 Anggota: 1. Hj. Novita Wijayanti.,SE.,MM 2. Sudewo.,ST.,MT

3. Iis Edhy Prabowo, S.Hum, MM 4. Drs.H.Mulyadi.,MMA

5. Ir.Eddy Santana Putra,MT 6. Ir. Sumail Abdullah

4. FRAKSI PARTAI NASIONAL DEMOKRAT:

3 orang Anggota dari 4 Anggota: 1. Drs.H. Soehartono

2. Drs.H. Tamanuri, MM 3. Roberth Rouw

5. FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA : 5 orang Anggota dari 6 Anggota:

1. Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz, S.Th 2. Ruslan M Daud

3. Sofyan Ali.,S.Ag.,SH.,M.Pd 4. H. Dedi Wahidi.,S.Pd 5. H. Syafiuddin.,S.Sos

6. FRAKSI PARTAI DEMOKRAT: 3 orang Anggota dari 5 Anggota: 1. H. Irwan.,S.IP.,MP

2. Drh. Jhoni Allen Marbun 3. Lasmi Indaryani.,SE

7. FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA: 3 orang Anggota dari 4 Anggota:

1. Ahmad Syaikhu

2. H. Syahrul Aidi Maazat.,Lc.,MA 3. H. Suryadi Jaya Purnama.,ST

8. FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL: 2 orang Anggota dari 4 Anggota:

1. H. A. Bakri.H.M.,SE 2. Athari Ghauthi Ardi

(3)

9. FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN:

1 orang Anggota dari 1 Anggota: 1. H. Muh Aras, S.Pd,MM

B. LEMBAGA NEGARA/ PEMERINTAH: 1. Menteri Perhubungan (Budi Karya Sumadi)

2. Djoko Sasono (Sekjen Kementerian Perhubungan) 3. Gede Pasek. S (Irjen Kementerian Perhubungan)

(4)

KETUA RAPAT/KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS. S.Sos.,MSi/ F-PDIP):

Karena ini virtual jadi kita dibatasi oleh waktu. Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua. Yang terhormat Pimpinan dan Anggota Komisi V DPR RI,

Yang kami hormati saudara Menteri Perhubungan yang pada kali ini rapat hadir secara virtual beserta seluruh jajarannya para Dirjen,

Bapak Ibu saudara saudari sekalian yang berbahagia.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, sehingga pada hari ini kita masih dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab kita. Yaitu fungsi anggaran dalam keadaan sehat wal'afiat secara fisik dan virtual zoom cloud meeting dari tempat masing-masing dan yang hadir langsung di ruangan Komisi V ini.

Walaupun sudah melewati Hari Raya Idul Fitri, tidak ada salahnya karena ini masih masuk bulan Syawal. Saya mengucapkan minnal aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir dan bathin pada kita semua.

Sebelum dilanjutkan, kami ingin memperkenalkan Anggota baru belum datang ya, ya nanti kita akan perkenalkan. Beliau dari Fraksi Partai Gerindra saudara Ir. Sumail Abdullah Nomor Anggota 108 daerah pemilihan Jatim III, nanti akan kita perkenalkan kalau sudah sampai.

Sesuai hasil kesepakatan Rapat Konsultasi penganti Rapat Bamus, pada tanggal 16 Juni 2020, terkait tata cara Rapat Komisi atau Badan Masa Tatanan Baru atau New Normal pada Masa Persidangan IV Tahun Sidang 2019-2020 ini. Pelaksanaan Raker, RDP dihadiri secara fisik maksimal 60% dan jumlah Anggota Komisi atau Badan dengan komposisi sesuai dengan jumlah suara Fraksi secara proporsional, mitra kerja atau pemerintah maksimal 45 orang dari kapasitas 60 tempat duduk dan lamanya pelaksanaan Raker RDP disepakati pada saat pembukaan rapat agar lebih efektif dan efisien. Kalau di sini ditulis kurang lebih 4 jam. Mudah-mudahan sebelum 4 jam kita selesai karena ini masih sangat awal dalam rangka kita membahas APBN 2021.

Oleh karena itu sebagaimana ketentuan yang diatur dalam Pasal 251 Peraturan DPR RI tentang Tata Tertib, izinkanlah saya membuka rapat pada hari ini dan berdasarkan ketentuan Pasal 246 Ayat (1) Rapat Kerja ini saya nyatakan terbuka untuk umum.

(5)

Terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada saudara Menteri Perhubungan. Sehat selalu Pak Menteri yang telah memenuhi undangan kami pada hari ini untuk hadir secara virtual dan beserta jajarannya yang secara fisik hadir di tempat ini di Ruangan Rapat Komisi V DPR RI.

Sebagaimana undangan yang telah disampaikan Rapat Kerja hari ini diagendakan acara membahas Pembicaraan Pendahuluan Rencana Kerja Anggaran Kementerian Lembaga dan RKP Kementerian Lembaga dalam RAPBN Tahun Anggaran 2021 RKP Rencana Kerja Pemerintah ya.

Saudara-saudara sekalian yang kami hormati.

Sebagaimana telah kita ketahui bersama, salah satu kebijakan keuangan pemerintah pada tahun 2020 yang menjadi landasan penting dalam perumusan kebijakan anggaran tahun 2021 adalah ditetapkannya Perpu Nomor 1 Tahun 2020 dan Perpres Nomor 54 Tahun 2020 sebagai langkah penanganan pandemi Covid-19 dan sekaligus untuk menjaga kondisi perekonomian serta stabilitas sistem keuangan.

Oleh karena itu dalam rangka menjaga keberlanjutan pembangunan nasional di tengah tantangan fundamental perekonomian yang sangat dinamis, APBN sebagaimana instrumen kebijakan fiskal hendaknya dirancang dengan lebih produktif, efektif dan efisien, agar mampu mengakselerasi pertumbuhan ekonomi untuk kesejahteraan rakyat dan perbaikan neraca keuangan pemerintah.

Selanjutnya sebagaimana surat Badan Anggaran tanggal 8 Juni 2020, perihal Penyampaian Ralat Rancangan Jadwal Pembahasan Pembicaraan Pendahuluan RAPBN Tahun 2021 dan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2021. Dan sesuai jadwal Rapat Kerja Komisi-komisi dengan mitra kerjanya, maka pada kesempatan Rapat Kerja hari ini Komisi V DPR RI hendak mendapatkan penjelasan dari saudara Menteri Perhubungan, terkait dengan Pembicaraan Pendahuluan RKA K/L dan RKP dalam RAPBN Tahun 2021 Kementerian Perhubungan.

Saudara Pimpinan, Anggota Komisi V dan Menteri Perhubungan beserta jajaran yang kami hormati.

Demikian pengantar dari kami, untuk menyingkat waktu kami persilakan kepada saudara Menteri untuk menyampaikan pemaparannya berkaitan dengan penjelasan mengenai Pembicaraan Pendahuluan RKA K/L dan RKP K/L dalam RAPBN Tahun Anggaran 2021.

Teman-teman sekalian, Pak Menteri mohon izin untuk virtual ya kita setujui ya? Baik.

(6)

Yang kedua, Pak Menteri mohon izin nanti dua jam untuk hadir menyampaikan. Setelah itu nanti akan dilanjutkan oleh Pak Sekjen yang akan mewakili. Bisa disetujui ya?

Baik saya persilakan Menteri Perhubungan untuk menyampaikan paparannya. Waktu dan tempat kami persilakan.

MENTERI PERHUBUNGAN RI (BUDI KARYA SUMADI): Terima kasih Pak Ketua.

Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh, Shaloom,

Om swastiastu,

Namo Buddhaya dan salam kebajikan.

Yang saya hormati dan saya banggakan Bapak Ketua,

Bapak Ibu Wakil Ketua dan Bapak Ibu Anggota Komisi V dan Hadirin yang saya hormati.

Hari ini kita panjatkan puji syukur bahwa kita bisa bertemu dan tentunya dalam keadaan sehat wal'afiat. Dan izinkan saya menyampaikan garis besar pokok-pokok kebijaksanaan Kementerian Perhubungan Penyusunan RAPBN 2021 dan Rencana Kerja 2021 dengan sistematika sebagai berikut.

Sebelumnya saya sampaikan maaf lahir bathin dan minnal aidzin wal faidzin dan juga saya sampaikan maaf saya vicon dari kantor. Tapi saya harapkan apa yang kita lakukan ini tetap produktif dan teman-teman saya Sekjen, para Dirjen siap dan Eselon I siap di DPR juga untuk menambah hasil diskusi kita.

Adapun yang akan dibahas satu tema Rancangan Rencana Kerja Pemerintah 2021. Surat Bersama Pagu Indikatif 2021, penetapan komposisi penyesuaian pagu indikatif tahun 2021 dan highlight prioritas kegiatan tahun 2021.

Bapak Ketua,

Bapak Ibu Wakil Ketua,

Dan para Anggota Komisi V yang saya banggakan dan saya hormati.

Pandemi Covid memberikan tekanan berat terhadap perekonomian nasional yang menimbulkan dampak yang signifikan pada sektor mana pun itu, termasuk sektor transportasi. Saat ini pertumbuhan ekonomi kita dalam kisaran 3% tentu saja pertumbuhan ekonomi nasional ini berpengaruh pada kapasitas fiskal negara. Sehingga belanja negara dalam APBN 2020 perlu disesuaikan dan kondisi tersebut masih berlanjut pada APBN 2021.

Skema rancangan kerja RKP 2021 adalah mempercepat pemulihan ekonomi dan reformasi sosial. Hal ini selaras dengan kebijakan pemerintah

(7)

yang mendorong adaptasi kebijakan baru menuju recovery ekonomi nasional sehingga masyarakat dan perekonomian dapat berjalan secara produktif namun tetap aman dari Covid-19.

Dalam sektor transportasi, adaptasi kebijakan baru bertransportasi, ini dimaknai sebagai cara baru bertransportasi dengan mengedepankan pelaksanaan protokol kesehatan yang ketat bagi penumpang, operator prasarana, maupun operator sarana. Mulai dari tempat pemberangkatan, selama di perjalanan, tempat kedatangan sehingga penyelenggaraan transportasi ke depan, tidak saja berorientasi mewujudkan transportasi yang nyaman dan berkeselamatan tapi juga memenuhi syarat kesehatan, jaga jarak dan protokol kesehatan.

Kemarin saya sempat vicon dengan Terminal Purabaya di Surabaya. Saya lihat baik di grup Jawa Timur, di grup Surabaya maupun pengelola itu sudah cukup intensif melakukan apa yang kita arahkan.

Berkaitan anggaran 2021, Kementerian Perhubungan sesuai dengan tema RKP 2021, maka kami memastikan agar program yang direncanakan mendukung program recovery ekonomi tetap mengacu pada RPJMN 2020-2024 dan sesuai dengan Renstra Kemenhub 2020-2020-2024.

Dalam Rancangan RKP 2021 Kementerian Perhubungan diamanahkan untuk mewujudkan proyek prioritas nasional strategis infrastruktur ekonomi. Yaitu, satu jaringan Pelabuhan Utama Terpadu ya beberapa diantaranya jembatan timbang dan sebagainya. Kedua, Kereta Api Makassar-Pare Pare. Jembatan Udara adadi 37 rute dan ada di beberapa pulau, terutama Papua, Sulawesi dan Kalimantan. Infrastruktur transportasi perkotaan, yaitu mewujudkan sistem angkutan massal di 6 wilayah transportasi. Tadi rute udara itu ada di Sumatera juga berdekat-dekatan.

Berdasarkan Surat Bersama Pagu Indikatif 2021 yang telah diterbitkan Kementerian Keuangan dan Bappenas, pada tanggal Mei 2020, Kementerian Perhubungan mendapat pagu indikatif tahun 2021 sebesar Rp.41,3 Triliun dengan rincian sebagai berikut:

Rincian per jenis belanja, belanja pegawai Rp.3,9 Triliun; belanja barang operasional Rp.2,8 Triliun; belanja barang non-operasional Rp.34,5 Triliun; termasuk anggaran pendidikan Rp.2,9 Triliun.

Rincian berdasarkan pendanaan. Rupiah murni sebanyak Rp.30,2 Triliun; PNBP sebanyak Rp.3,3 Triliun; BLU sebanyak Rp.1,6 Triliun; PLN sebanyak Rp.806 Triliun; SBSN sebanyak Rp.5,3 Triliun.

Rincian program pagu indikatif tersebut telah sesuai dengan Surat Edaran Bersama tentang Daftar Program Kementerian Lembaga Tahun 2021 untuk Kemenhub yang sebelumnya memiliki 9 program direstruktur menjadi 4 program dengan porsi anggaran sebagai berikut. Dukungan manajemen sebanyak 1,1; infrastruktur konektivitas sebanyak Rp.36,2 Triliun; selanjutnya

(8)

untuk riset dan inovasi sebanyak Rp.197 Miliar dan pendidikan dan vokasi sebanyak Rp.3,7 Triliun.

Berdasarkan pagu indikatif 2021 sebesar Rp.41,3 Triliun ini masih selisih kurang jika dibandingkan dengan pagu kebutuhan 2021 sebanyak Rp.75,7 Triliun. Namun kami tetap berkomitmen melaksanakan program kerja tahun 2021, serta melanjutkan program 2020 yang sempat tertunda dengan kebijakan refocusing anggaran pemerintah untuk mengendalikan pandemi Covid sehingga anggaran Kemenhub 2020 dikurangi sebanyak Rp.10,4 Triliun.

Sebagaimana petunjuk teknis penganggaran yang telah disampaikan Bappenas, kebijakan penganggaran infrastruktur 2021 adalah memprioritaskan:

1. Proyek yang telah dimulai pelaksanaannya tetap dilanjutkan dengan memperpanjang waktu pelaksanaan dengan cara multiyears contract; 2. Membiayai proyek yang ditunda;

3. Membiayai proyek yang telah siap dilaksanakan khususnya yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan pariwisata;

4. Mengalokasikan anggaran terhadap kegiatan Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) dan tunggakan.

Untuk itu kami telah memformulasikan alokasi pagu indikatif Kementerian Perhubungan 2021 menunjuk Eselon I sebagai berikut:

1. Setjen sebanyak Rp.716 Miliar; 2. Itjen sebanyak Rp.121 Miliar;

3. Ditjen Darat sebanyak Rp.6,9 Triliun; 4. Ditjen Laut sebanyak Rp.10,2 Triliun; 5. Ditjen Udara sebanyak Rp.9,1 Triliun; 6. Kereta Api sebanyak Rp.9,9 Triliun; 7. Litbang sebanyak Rp.197 Miliar;

8. BPSDM atau Vokasi dan Pendidikan sebanyak Rp.3,5 Triliun;

9. Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek sebanyak Rp.350 Miliar. Dengan komposisi alokasi anggaran pada 4 program yang menjadi pengunaan anggaran Kementerian Perhubungan sebagai berikut:

1. Program dukungan manajemen sebanyak Rp.1 Triliun; 2. Program infrastruktur konektivitas sebanyak Rp.36,7 Triliun; 3. Program riset dan inovasi sebanyak Rp.197 Miliar;

4. Pendidikan dan pelatihan sebanyak Rp.3,2 Triliun. Bapak Ketua, Bapak Ibu Wakil Ketua,

Bapak Ibu para Anggota Komisi V DPR RI yang saya hormati dan saya banggakan.

Dalam penyusunan kebutuhan RKA 2021, Kementerian Perhubungan berusaha turut andil dalam menggerakkan kendali roda perekonomian untuk mempercepat pemulihan ekonomi dengan kegiatan prioritas diantaranya adalah:

(9)

1. Subsidi angkutan umum perkotaan dengan skema pemberian layanan atau by the service di luar Jabodetabek dan 9 kota besar yang lainnya; 2. Revitalisasi terminal A di 18 lokasi;

3. Pengadaan dan pemasangan perlengkapan jalan untuk keselamatan jalan;

4. Pembangunan jalur trans Sulawesi antara Makassar-Pare pare; 5. Pembangunan jalur ganda Bogor-Sukabumi;

6. Penyediaan subsidi perintis kereta api;

7. Pembangunan infrastruktur laut mendukung reborn pariwisata seperti pembangunan Labuan Bajo, pembangunan Labuan Sanur, Pelabuhan Likupang dan Pelabuhan dan pembangunan kapal buatan untuk pariwisata;

8. Meningkatkan distribusi barang dan pelabuhan melalui penyelenggaraan angkutan laut, tol laut dan ternak;

9. Pengadaan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran melalui pembangunan SBNP, telekomunikasi pelayaran dan APLD;

10. Penyediaan layanan jembatan udara dengan memberikan subsidi angkutan perintis, cargo dan BBM di Papua, Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera;

11. Pembangunan bandara baru diantaranya di Ngloram, Pohuwato, Bolaang Mongondow, Banggai Laut, Sogohan, Murung Raya, Mandailing Natal, Nagari Baru, Siboro Pakpak, Rokot Baru Mentawai; 12. Pelaksanaan Diklat vokasi pendidikan Perhubungan darat, Laut, Udara

dan Kereta Api serta Diklat Pemberdayaan Masyarakat untuk safety dan security SDM transportasi bagian dari program yang inklusif;

13. Studi penyelenggaraan transportasi di Ibu Kota Negara;

Berikutnya saya sampaikan juga bahwa kita tetap berkomitmen meningkatkan kinerja pembangunan sektor transportasi melalui skema investasi, melalui kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU).

Beberapa hal yang sudah dilaksanakan yaitu melaksanakan kegiatan di Makassar-Pare pare dan Bandara Labuan Bajo. Dalam taraf transaksi yaitu Patimbang Kereta Api Lahat-Tarahan dan Proving Ground, ya juga di sini tercatat ada di Gorontalo. Ada juga di Garonggong dan beberapa tempat sehingga persiapan ada 15 lokasi perencanaan dan ada lima kegiatan.

Selain itu dalam rangka menyediakan layanan yang proporsional dan kompetitif serta mengurangi biaya operasional APBN, sekaligus mendapatkan preseden bagi Kementerian Perhubungan. Kami juga mendorong optimalisasi KSP atau KSPI sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

Dapat kami laporkan bahwa KSP dan KSPI dan sewa yang telah berjalan 9 yaitu:

1. Dari darat adalah Terminal Terpadu Merak; 2. Laut itu ada di NTT dan Probolinggo;

3. Untuk Udara ada di Sentani, ada di Cilik Riwut, Cilik Riwut di Kalimantan, Fatmawati Soekarno Bengkulu. Ada Hasanudin Hanandjoeddin di Belitung, Radin Inten di Lampung dan KSPI di Labuan Bajo.

(10)

Kegiatan KSP dan KSBI sewa sedang dalam proses lima kegiatan yaitu 12 di sektor laut, 1 di udara dan 3 di kereta api.

Bapak Ketua, Bapak Ibu Wakil Ketua, dan para Bapak Ibu Anggota Komisi V yang saya hormati dan saya banggakan.

Demikian secara umum dapat saya sampaikan hari ini. Selanjutnya kami mohon dukungan, saran dan masukan Pimpinan serta Anggota Dewan yang terhormat guna penyempurnaan penyusunan RKA Kementerian Perhubungan 2021 ini.

Terima kasih. Shaloom, Om swastiastu.

Namo buddhaya dan salam kebajikan.

KETUA RAPAT/KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS. S.Sos.,MSi/ F-PDIP):

Terima kasih Pak Menteri Perhubungan sudah menyampaikan paparannya.

Untuk mempersingkat waktu, karena jam kita virtual ini terbatas, saya beharap teman-teman kita gunakan waktu seefektif dan seefisien mungkin. Di sini yang pertama kali mendaftar sesuai dengan daftar hadir. Saya kira ingin mengulas dulu apa yang sudah disampaikan oleh Pak Menteri, langsung saja Ibu Hajah Sadarestuwati, silakan. Bersiap-siap Pak Sudewo.

F-PDIP (HJ. SADARESTUWATI, SP, M.MA.): Terima kasih Pimpinan.

Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh, Selamat pagi,

Salam sejahtera untuk kita semua.

Yang saya hormati Pimpinan dan seluruh Anggota Komisi V, Pak Menteri dan seluruh jajaran.

Sebelumnya tentunya saya juga menyampaikan mohon maaf lahir dan bathin juga Alhamdulillaah pada pagi hari ini kita bisa bertatap muka.

Pak Menteri, untuk rencana kerja pemerintah 2021 tentunya kami berharap anggaran ini benar-benar juga mengacu pada kondisi saat ini. Di mana dengan wabah Covid-19 ini kita dihadapkan pada persoalan perekonomian yang begitu luar biasa, kejatuhan ekonomi secara nasional.

(11)

Ini mempunyai dampak bukan hanya di kota tetapi juga di desa walaupun boleh dikatakan desa tidak terlalu terdampak. Tetapi ketika transportasi ini tidak lancar seperti kemarin di awal-awal ketika ada PSBB, ini masyarakat desa khususnya mereka yang petani peternak ini menjadi terkena dampak yang luar biasa.

Saya ambil contoh saja di Blitar ini harga telur itu sampai harganya di bawah Rp.12.000 per kilo. Kemudian ayam 1 ekor itu harganya hanya 6.000 dan sudah dipasar itu harganya Rp.12.000. Ini benar-benar terjadi dan cabai di sini harga Rp.40.000 di tempat saya di Jombang itu 1 Kg hanya Rp.12.000. Jadi ini benar-benar membawa dampaknya sampai pada masyarakat di tingkat bawah. Karena apa? Karena transportasi yang tidak lancar. Bagaimana jadinya kalau kemudian ini terus menerus terjadi PSBB atau terjadi lockdown di sana sini? Saya yakin ini juga akan membawa dampak buruk bagi perekonomian kita.

Maka dari itu Pak Menteri, tentunya kita tidak bisa terus seperti ini. Mau tidak mau suka tidak suka, harus ada kebijakan yang benar-benar bisa memberikan ruang bagi mereka agar mereka tetap bisa produktif. Perekonomian bisa bangkit kembali. Saat ini pariwisata hampir seluruh kegiatan pariwisata itu benar-benar berada pada titik nol. Tidak hanya di perkotaan tetapi keseluruhan. Begitu juga mereka UMKM pedagang yang biasanya mereka berjualan di sekitar lokasi-lokasi wisata, saat ini betul-betul mereka tidak bisa melakukan apa-apa.

Maka yang saya maksudkan adalah di dalam perencanaan ini benar-benar harus dihitung secara matang, mana yang harus diprioritaskan untuk bisa membangkitkan kembali perekonomian nasional ini. Tidak perlu kita brebicara proyek-proyek yang terlalu apa? Yang muluk-muluk, tetapi untuk khusus untuk 2021 ini saya harapkan benar-benar difokuskan untuk memulihkan kembali perekonomian secara nasional.

Baik itu di Perhubungan Darat, Laut, Udara maupun Kereta Api. Dan juga kita tidak bisa kemudian menutup atau terus menerus memberlakukan cara seperti ini yang saat ini sedang kita terapkan. Contohnya saja ketika kita harus naik pesawat dengan berbagai persyaratan yang seperti ini, ini juga tidak mungkin kita lakukan dalam jangka waktu yang panjang.

Maka yang perlu dilakukan adalah adanya sosialisasi masif kesadaran terhadap penumpang atau pengguna transportasi ini, untuk bagaimana bisa melindungi dirinya sendiri dari wabah Covid ini. Karena kalau terus menerus pemerintah membuat kebijakan seperti ini, harus dengan persyaratan ini dan itu, saya yakin kita tidak akan bisa segera bangkit. Pertumbuhan perekonomian tetap tidak bisa segera untuk naik. Jadi ini memang menjadi persoalan bersama.

Dan juga seperti untuk kebijakan terhadap transportasi umum, termasuk di sini adalah ojek online atau ojol, ini juga harus kita pikirkan secara mendalam. Saya kira beberapa hal itulah yang perlu saya sampaikan

(12)

Pak Menteri. Dan tentunya kami harapkan program-program ini juga nyambung atau sinkron dengan kementerian-kementerian yang lain. Khususnya Kementerian PUPR yang tentunya jangan sampai kemudian apa yang menjadi pemikiran dari Pak Presiden kemudian penterjemahannya menjadi tidak tepat.

Saya kira itu saja dari saya, terima kasih.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT/KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS. S.Sos.,MSi/ F-PDIP):

Terima kasih Bu Sadarestuwati.

Silakan saudara saya yang terhormat, Pak Sudewo silakan. F-P.GERINDRA (SUDEWO, S.T., M.T.):

Terima kasih.

Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

Yang saya hormati Pak Rahmat Gobel kawan kami ini, Pimpinan DPR RI berkenan hadir di tengah-tengah kita,

Pak Lasarus Ketua Komisi V,

Kawan-kawan Komisi V yang saya banggakan,

Pak Menteri Perhubungan beserta jajarannya yang saya hormati saya muliakan.

Langsung saja saya ingin melakukan pendalaman kepada Kementerian Perhubungan terkait dengan RKP dan RKA Tahun Anggaran 2021 Kementerian Perhubungan.

Pertama, saya mengingatkan kepada Kementerian Perhubungan bahwa dalam menyusun program itu hendaknya memperhatikan asas efektifitas dan efisiensi. Asas efektifitas dan efisiensi ini akan bisa tercipta apabila ada koordinasi antar kementerian. Dalam hal ini yang saya maksud adalah Kementerian Perhubungan dengan Kementerian PUPR.

Saya mengambil contoh ada satu yang overlapp yang tumpang tindih yang menguras anggaran negara pada satu program tertentu, ya dengan tujuan tertentu. Tetapi itu menguras anggaran negara yaitu Kementerian Perhubungan mengalokasikan anggaran untuk membuat double track atau kereta dari Bogor pembangunan jalur ganda kereta api Bogor-Sukabumi.

Itu menelan anggaran Rp.439 Miliar, nah sementara kita tahu bahwa sekarang ini Kementerian PUPR sedang membangun jalan tol Bogor-Sukabumi. Ini punya tujuan yang sama, maksud dan tujuan yang sama.

(13)

Kemudian output yang hendak dicapai dalam konteks perekonomian itu juga sama, tetapi sarana dan prasarana itu disiapkan terlalu berlebih. Saya katakan ini overlapp, ini double, penganggarannya sama-sama dari pemerintah, meskipun itu beda lembaga.

Tolong Kementerian Perhubungan melakukan koordinasi dengan Kementerian PUPR supaya hal ini tidak terjadi. Barangkali hal yang demikian itu terjadi di sektor yang lain, di ruas yang lain, di tempat yang lain. Perlu peningkatan koordinasi antara Kementerian Perhubungan dengan Kementerian PUPR.

Itu alangkah tepatnya kalau anggaran yang disediakan untuk pembangunan jalur ganda kereta api Bogor-Sukabumi ini, sementara diprioritaskan untuk penganggaran pembangunan kereta bandara Yogya-Kulon Progo, dalam rangka mendukung eksistensi bandara Yogya yang baru. Ini memang perlu ada satu pencermatan, penyisiran dalam menempatkan skala prioritas.

Jadi efektifitas dan efisiensi ini mohon menjadikan pertimbangan, menjadikan perhatian dan efektifitas dan efisiensi itu bisa tercapai apabila ada koordinasi antar lembaga. Yang kami maksudkan di sini adalah Kementerian PU dengan Kementerian Perhubungan.

Yang kedua, saya mendukung apa yang direncanakan oleh Kementerian Perhubungan bahwa pagu indikatif tahun anggaran 2021 itu diantaranya diprioritaskan untuk peningkatan konektivitas, connectivity antar sarana prasarana yang satu dengan yang lain dalam rangka mendukung percepatan perkembangan perekonomian.

Yang disampaikan oleh Kementerian Perhubungan banyak hal di sini. Satu per satu tentu saya tidak bisa mencermati karena begitu cepatnya data ini saya baca, saya buka. Tetapi ada satu hal yang ingin saya sampaikan kepada Kementerian Perhubungan bahwa pembangunan jalan tol trans Pulau Jawa, khususnya di daerah Semarang sampai dengan Jakarta ini.

Kota Semarang sampai dengan Jakarta itu sudah dinikmati oleh warga, tetapi sungguh disayangkan connectivity dari jalan tol sampai pada kabupaten-kabupaten tertentu di sekitar jalan tol ini belum dibuat. Meskipun ini sarana prasarana atau pintu jalan tol itu disediakan oleh Kementerian PUPR, tetapi ini juga ada kaitannya dengan kewenangan Kementerian Perhubungan dalam percepatan transportasi. Percepatan transportasi itu akan adanya efisiensi cost produksi dan juga akan percepatan perekonomian itu juga.

Kita lihat jalan tol antara Jakarta dengan Semarang, itu pintu tolnya hanya di sisi utara saja yang mengarah kepada jalur Pantura. Jalan tol di sebelah selatan jalan tol, misalnya di Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara untuk masuk ke jalan tol itu harus putar-putar harus sampai ke jalan Pantura harus putar-putar. Jadi artinya jalan tol itu tidak bisa mendukung

(14)

terbukanya potensi daerah menjadi satu perekonomian yang diinginkan oleh masyarakat setempat.

Jadi perlu dipikirkan oleh Kementerian Perhubungan supaya jalan tol itu tidak hanya untuk mempercepat lalu lintas yang berada di jalan tol, tapi bagaimana daerah-daerah sekitarnya itu bisa memanfaatkan jalan tol. Sehingga arus perjalanan barang maupun orang itu menjadi cepat yang dampaknya cost produksi itu menjadi lebih efisien.

Kemudian saya mendukung kepada senior saya yang berbicara lebih awal bahwa kondisi ekonomi sekarang ini bapak ibu sekalian, Pak Menteri Perhubungan itu sungguh sangat memprihatinkan. Saya sepakat bahwa kesehatan merupakan satu hukum tertinggi yang harus menjadikan perhatian oleh pemerintah. Kesehatan, keselamatan nyawa seseorang itu menjadikan prioritas segala di atas segala, tetapi kita harus melihat kondisi perekonomian bangsa.

Jangan sampai wabah Corona ini akan melahirkan wabah yang lebih dahsyat dari pada wabah Corona itu sendiri yaitu sulitnya perekonomian kita. Akibat ekonomi tidak berjalan, pendapatan negara itu menjadi terdegradasi terkoreksi yang sangat luar biasa, tidak ada pemasukan terhadap negara. Sehingga beban pembangunan ke depan, itu jauh lebih berat dihadapi dari pada kondisi sekarang ini. Maka pemerintah saya harap bijak dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini, karena ada pertimbangan lain yang harus menjadi fokus yang harus menjadi perhatian yaitu masalah ekonomi.

Saya sependapat bahwa transportasi sekarang ini, baik itu transportasi darat, laut maupun udara itu segera dibuka. Tapi meskipun itu dibuka protokol kesehatan itu tetap dijalankan, tapi protokol kesehatan tidak seperti yang berjalan di bandara itu seolah-olah mempersulit. Protokol kesehatan itu ya sebagaimana orang yang akan masuk di bandara, yang akan masuk di kereta itu, sebagaimana orang yang akan rapat di dalam ruangan ini. Yang penting ada jaga jarak, yang penting cuci tangan, yang penting pakai masker. Tidak harus rapid test dan segala macam.

Rapid test itu kan bisa dilihat dari cek suhu misalnya seperti itu masuk ke bandara. Mengapa harus ada rapid test? Harus ada apa itu swab, ini hanya seolah-olah kita begini menganalogkan, ini menganalogkan jadi tikus memakan padi di dalam lumbung, tikusnya yang tidak kita bunuh tapi lumbungnya yang kita bakar. Jadi pemerintah ini jangan menganggap bahwa masyarakat ini terlalu bodoh ya.

Masyarakat itu tahu apa itu Corona ya, kemudian apa yang harus dilakukan supaya tidak penyebaran tidak terjadi penyebaran itu tahu. Jangan langsung dipukul rata kamu tidak boleh keluar rumah ya, kamu naik pesawat tidak boleh ini harus rapid test dan segala macam. Itu menganggap masyarakat terlalu bodoh. Kalau seperti ini kondisinya terus menerus, telur tidak hanya Rp.12.000 harganya, tetapi bisa menjadi Rp.5.000.

(15)

Jadi memang keterkaitan satu hal itu memang menjadi satu kenyataan bahwa harga telur itu ditentukan dengan transportasi, transportasi ditentukan dengan pakan ternak, pakan ternak ditentukan dengan segala itu ada mata rantainya.

Nah inilah yang menjadi fokus dari Kementerian Perhubungan, khususnya dalam konteks transportasi itu memberikan andil terhadap solusi dari perekonomian yang dihadapi oleh bangsa dan negara. Jangan berbicara Perhubungan itu seolah-olah tidak ada hubungannya dengan masalah perekonomian, tidak ada kaitannya dengan harga telur, tidak ada kaitannya dengan harga ikan, tidak ada kaitannya dengan harga ayam. Semuanya itu terkait ya, tapi kalau dalam satu Kementerian Perhubungan ini sudah bisa fokus membuat suatu kebijakan yang tepat, ya itu bisa dirasakan dampaknya terhadap sektor yang lain.

Yang berikutnya saya ingin memberikan masukan kepada Dirjen Perhubungan Darat. Saya belum melihat pagu indikatif di tahun 2021 ini menjawab dari segala persoalan Pehubungan Darat. Khususnya adalah masalah terminal a, terminal b ya, yang menjadikan kewenangan Kementerian Perhubungan Darat. Kita tahu bahwa banyak sekali terminal bus di beberapa kabupaten itu fungsinya sudah tidak optimal, sama sekali tidak optimal.

Banyak sekali terminal bus yang tidak produktif, itu mungkin ada beberapa faktor mengapa dibangun terminal bus di lokasi tersebut. Ya ada beberapa faktor sehingga menjadi tidak efektif, uang itu terhambur-hamburkan dan sekarang ini saya memberikan masukan kepada Menteri Perhubungan supaya hal itu tidak terjadi kembali. Saya minta dilakukan evaluasi semua terminal yang berada di jalur nasional itu dilakukan evaluasi.

Lagi kepada Kementerian Perhubungan Darat, kita tahu bahwa banyaknya traffic light pengaturan lampu merah di semua titik di jalan nasional itu, hampir semua saya katakan hampir semua. Mengapa hampir semua? Saya ini sering melakukan traveling pak jalur anu jalan darat pak di jalan nasional.

Hampir semua lampu merah yang berada di jalan nasional itu, itu pengaturannya sama sekali tidak tepat. Ya coba bapak lihat itu jalan nasional Yogya-Solo, banyaknya lampu merah yang harusnya tidak layak dipasang lampu merah. Ya hanya dengan perempatan kecil, pertigaan kecil pasang lampu merah, lampu merah yang dipasang pun pengaturannya sangat tidak tepat. Ya yang harusnya hijaunya lama tapi merahnya dibuat lama. Kita pakai ilmu dasar saja kalau lalu lintasnya lebih banyak pak, jumlah lalu lintasnya lebih banyak, itu logikanya lampu hijaunya itu mesti lebih lama, tapi ini berbalik.

Jadi kita mengeluarkan anggaran untuk membangun jalan yang besar sampai triliun ratusan miliar itu, itu tujuannya adalah untuk mempercepat arus lalu lintas ya. Jadi tersedianya jalan nasional, tersedianya sarana prasarana lalu lintas itu bukan satu tujuan, tapi tujuannya adalah mempercepat arus lalu

(16)

lintas, tapi dengan jalan itu dengan anggaran besar itu, arus lalu lintas tidak menjadi cepat. Waktu tempuhnya juga tidak menjadi pendek, itu oleh karena pengelolaannya dan ini bobot pengelolaannya jalan tersebut adalah di Kementerian Perhubungan yaitu di Perhubungan Darat.

Bapak lihat itu lintas Selatan, dari Kebumen sampai dengan Yogya banyak sekali lampu lalu lintas lampu merah yang dipasang tapi itu salah. Jadi karena ini tidak hanya terjadi di satu daerah, tidak hanya terjadi di satu dua kabupaten, itu terjadi di seluruh Indonesia ini perlu ada satu evaluasi dari Kementerian Perhubungan dalam hal ini Dirjen Perhubungan Darat.

Saya kira itu Pimpinan yang saya sampaikan, mohon maaf saya menyampaikan panjang. Saya hanya menambah sedikit lagi Pimpinan, mengapa dari Kementerian Perhubungan dengan situasi kondisi yang dihadapi oleh masyarakat yang begitu besar sekarang ini, tidak ada satu program yang disenggol oleh Kementerian Perhubungan yaitu namanya program padat karya. Ini belum pernah, belum ada, belum muncul dari Kementerian Perhubungan soal program padat karya. Kementerian yang lain pasti mengalokasikan anggarannya untuk padat karya. Itu dalam rangka membantu pemerintah dalam membantu masyarakat kecil.

Saya kira itu Pimpinan, terima kasih.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT/KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS. S.Sos.,MSi/ F-PDIP):

Terima kasih mas Dewo.

Kayanya sudah 90% sudah kena borong Mas Dewo ini, tapi saya lega kalau mimpin rapat kalau Mas Dewo sudah ngomong pasti rapat kita cepat selesai.

Baik, selanjutnya saya persilakan Pak Herson. Bersiap-siap Pak Ahmad Syaikhu.

F-PDIP (H. HERSON MAYULU, S.IP.): Terima kasih.

Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. Wakil Ketua DPR yang saya hormati Pak Gobel, Wakil Ketua Komisi,

Pak Menteri yang hadir secara virtual,

Teman-teman Anggota Komisi V yang saya hormati,

Para Pejabat Struktural yang ada di Kementerian Perhubungan, Yang saya hormati Hadirin yang berbahagia.

(17)

Saya tidak panjang, saya ingin melihat tema yang diusung Kementerian Perhubungan untuk 2021 yaitu mempercepat pemulihan ekonomi dan reformasi sosial. Artinya bahwa kondisi yang ada sekarang bagaimana kita merubahnya menanganinya untuk bermuara kepada pemulihan ekonomi.

Seperti yang disampaikan tadi oleh senior saya Mba Restu, dengan kondisi sekarang ini pemulihan ekonomi sektor perhubungan memegang peranan yang sangat penting. Di sisi lain ada perilaku sosial masyarakat yang betul-betul akan menjadi satu tantangan di dalam upaya pemulihan ekonomi ini. Di pihak kita, pihak pemerintah begitu banyak aturan yang simpang siur dari pusat provinsi, kabupaten, kota yang ada.

Hari ini Pak Rahmat Gobel, di Provinsi Gorontalo untuk rapid test itu Rp.900.000, yang bagi supir berlaku 14 hari supir antar provinsi. Bagi penumpang Rp.900.000 itu hanya berlaku untuk masa 3 hari. Oleh karena itu ini harus ditangani. Persoalannya ini katanya Pergub (Peraturan Gubernur). Kalau ini kita biarkan, harapan di era new normal itu tidak akan pernah ada. Rakyat harus kita kasih jaminan dalam mereka beraktivitas menggunakan berbagai media.

Oleh karena itu mungkin Pak Dirjen Perhubungan Darat, kalau boleh saya mengusulkan kendaraan-kendaraan DAMRI itu ditambah agar masyarakat terjamin melakukan perjalanan sesuai aktivitas mereka. Kalau selama ini mungkin di satu kabupaten cuma ada dua, tolong pengaturannya ditambah lagi.

Demikian juga Pak Menteri, karena ini kita mengatur transportasi, contoh-contoh seperti tadi yang terjadi di Gorontalo, mereka mau ke Sulawesi Tengah, ke Sulawesi Utara, supirnya harus rapid test, kalau pesawat di-swab. Nah ini mungkin ada solusi-solusi yang bisa diambil oleh Kementerian Perhubungan, agar aktivitas pemulihan ekonomi yang kita tahu persis bahwa kondisi ekonomi kita sekarang ini yang katanya konsumsi rakyat menengah itu masih bagus, kenyataannya sudah tidak demikian.

Oleh karena itu mungkin kita tidak terlalu optimis dengan upaya yang kita lakukan, apa lagi kalau kita hanya bicara proyek-proyek. Maka untuk Kementerian Perhubungan yang baru proyek baru kegiatan baru yang sangat prioritas. Tapi paling banyak merenovasi atau meninjau kembali, mengevaluasi kembali seperti yang dikatakan oleh pembicara awal tadi, sehingga kondisi betul-betul bisa tercipta.

Objek wisata belum bisa dibuka, contoh di tempat-tempat apanya resting area yang ada di jalan-jalan tol. Mana mau mereka berjualan di situ, sewanya saja sudah lebih mahal dari pada pendapatan mereka. Kenapa? Karena orang yang mampir kurang. Oleh karena itu kebijakan-kebijakan ini harus kita tempuh untuk kembali menghidupkan roda ekonomi masyarakat kita.

(18)

Ini mungkin yang dapat saya sampaikan Pak Menteri, terima kasih Pak Dirjen, Pak Sekjen, saya kembalikan kepada Ketua.

Wabillaahittaufik walhidayah,

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT/KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS. S.Sos.,MSi/ F-PDIP):

Terima kasih Pak Herson.

Karena Pak Syaikhu sedang keluar, saya persilakan Pak Syahrul. Kalau di daftar oh diwakilkan Pak Suryadi, ya sudah oke baik.

Silakan Pak Suryadi.

F-PKS (H. SURYADI JAYA PURNAMA, S.T.): Terima kasih Pak Ketua.

Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

Yang kita hormati, Pak Wakil Ketua DPR RI, Pak Rahmat Gobel, Pak Ketua Komisi,

Rekan-rekan Anggota,

Bapak Menteri mudah-mudahan tetap sehat beserta seluruh jajaran dan Hadirin sekalian.

Saya mohon izin tadi sebagian apa yang akan disampaikan oleh Pak Ahmad Syaikhu dititipkan ke kami. Beliau izin ada acara partai.

Pertama, kami mengapresiasi tema pembangunan tahun 2021 yang memberi judul besar mempercepat pemulihan ekonomi dan reformasi sosial ya? Saya kira memang tema ini tepat dan itulah yang menjadi kebutuhan kita. Target kita setidaknya kembali pada posisi nol gitu ya kalau sebelum pandemi gitu. Jadi kalau pun setelah pandemi ini kan banyak sekali kemunduran-kemunduran, terutama di sektor perhubungan gitu. Jadi itu yang pertama apresiasi kami.

Kemudian yang kedua, Kementerian Perhubungan kita berharap juga mem-break down kebijakan ini. Kemudian merinci program-program apa yang masuk di dalam fokus pemerintah. Ya misalnya di situ ada 4 fokus ya, pemulihan industri pariwisata dan investasi, reformasi sistem kesehatan nasional, reformasi sistem jaring pengaman sosial dan reformasi sistem ketahanan bencana.

Mungkin yang akan banyak bersinggungan dengan sektor perhubungan adalah poin pertama dan keempat pemulihan industri pariwisata dan investasi. Nah kita berharap supaya kegiatan yang akan dilaksanakan oleh setiap kementerian itu tetap punya cantolan di judul yang sudah dibuat.

(19)

Jangan sampai kita sudah bangga dengan kebijakannya, tapi kegiatannya tidak ada sambungannya gitu, tidak nyambung.

Nah ini kita berharap nanti kegiatan-kegiatan yang dipaparkan ini masuk pada fokus yang mana gitu. Nah ini perlu dirinci ya supaya konsistensi kita dengan kebijakan umum, jangan sampai arahannya sudah benar, tapi jalannya tidak sesuai dengan arahan.

Kemudian yang ketiga, tadi Pak Menteri juga sudah menyebut beberapa nomenklatur pembangunan di 2021 terkait dengan IKN. Nah Ibu Kota Negara ini kan sebagaimana kita ketahui bersama belum punya dasar hukum dan salah satu landasan dasar kita menetapkan anggaran itu adalah harus memiliki dasar hukum, karenanya agar ini tidak dicantumkan.

Kalaupun ada pembangunan di daerah yang direncanakan, itu merupakan kegiatan yang reguler dan Menteri Keuangan sudah di beberapa kesempatan sudah menyampaikan tidak ada kegiatan untuk IKN di 2021.

Kementerian yang lain juga misalnya di Kementerian PU menunggu dasar hukum dari IKN ini baru akan dianggarkan. Karena jangan sampai ya prosesinya nikahnya belum terjadi tapi anaknya sudah ada.

Saya kira ini perlu menjadi perhatian, karena setiap nomenklatur anggaran di dalam dokumen-dokumen anggaran itu harus memiliki dasar hukum ya dan ini terkait dengan IKN supaya menjadi catatan. Apalagi misalnya pengembangan Bandara Pranoto, ya ini kan baru berjalan peresmiannya akhir 2018 gitu.

Bahkan dengan keberadaan bandara itu Bandara Sepinggan yang terdekat itu mengalami penurunan jumlah penumpang tanpa pandemi, ya tanpa adanya Covid-19. Sepinggan mau dikembangkan lagi, padahal penurunan kapasitasnya masih sangat memadai gitu, apalagi dengan adanya pandemi ini kan penumpang juga sangat berkurang. Jadi ini perlu selain ada kajian-kajian yang sifatnya teknis kebutuhan objektif di lapangan, juga ada kajian-kajian yang sifatnya prosedural ya dasar hukum dari setiap penganggaran. Itu yang ketiga.

Kemudian yang keempat, ada kesepakatan dan memang ini juga merupakan ruh dari konstitusi kita dan juga di dalam undang-undang bahwa anggaran ini kan merupakan pembahasan bersama antara Presiden atau Pemerintah dengan DPR. Nah karenanya slot anggaran yang ada juga selain mengakomodir arahan-arahan Presiden secara langsung, juga mengakomodir masukan-masukan dari DPR.

Ya terutama kegiatan yang berbasis masyarakat tadi ada sempat disinggung tentang padat karya dan berbasis aspirasi-aspirasi daerah. Nah saya kira ini belum terlihat ya, karena DPR ini merupakan representasi dari daerah yang mereka salah satu tugasnya dan itu setiap tahun dilaksanakan berkali-kali menyerap aspirasi daerah. Ya jangan sampai kewenangan yang ada dalam DPR ini kemudian tidak bisa diakomodir di dalam anggaran.

(20)

Oleh karena itu harus ada slot selain arahan Presiden juga arahan dari aspirasi daerah melalui DPR. Jadi ini penting, misalnya kami di daerah ya, kita sebut saja tadi pada poin yang kedua yang saya sampaikan ada judul tentang pemulihan industri ya atau pemulihan pariwisata.

Di NTB di Lombok itu kan salah satu super prioritas pariwisata nasional kawasan Mandalika. Itu kita punya pelabuhan Gili Mas Pak Dirjen ya. Sarananya juga belum memadai gitu sebagai sebuah pelabuhan internasional yang akan nanti menjadi pintu masuk wisatawan ke kawasan Mandalika yang insha Allah 2022 akan ada event internasional Moto GP ya, diselenggarakan di sana. Demikian juga pelabuhan-pelabuhan penunjang yang lain.

Ada juga misalnya pemulihan industri. Nah di Dompu di Kabupaten Dompu itu Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perikanan Kelautan merencanakan pembangunan kawasan industri perikanan, tapi pelabuhannya belum ada. Nah ini kan tadi sudah disinggung ada koordinasi antara kementerian, ya kementerian ini bangun industrinya tapi sarana pendukungnya karena kewenangan kementerian lain ya.

Karenanya kami mengusulkan ada Pelabuhan Kilo di Dompu dan secara teknis, saya kira juga dokumen-dokumennya sudah lengkap. Demikian juga yang lain-lain. Jadi ini perlu ada slot anggaran untuk program-program yang berbasis daerah. Karena ruh dari APBN itu adalah kesepakatan bersama antara Pemerintah dengan DPR.

Barangkali demikian terima kasih Pak Ketua.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

Baik terima kasih.

Ini Kyai ini saya karena namanya terdaftar apa cukup tadi Pak Kyai terwakili?

Ya silakan.

F-PKS (AHMAD SYAIKHU):

Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh, Salam sejahtera untuk kita semuanya.

Yang saya hormati Wakil Ketua DPR RI,

Juga Ketua Komisi V serta seluruh Rekan-rekan Anggota Komisi V yang saya banggakan,

Pak Menteri Perhubungan serta seluruh jajaran yang saya hormati saya banggakan.

(21)

Ada hal yang ingin saya sampaikan terkait dengan mungkin perlu ada kaitan dengan prioritas keselamatan di dalam transportasi, baik darat, laut maupun udara. Kebetulan di daerah pemilihan saya, ini banyak lintasan-lintasan yang kereta api pak yang masih sebagiannya adalah lintasan-lintasan sebidang padahal ini transportasinya cukup crowded padat gitu.

Nah oleh karena itu kiranya ini bisa menjadi prioritas bagi Kementerian Perhubungan untuk memperhatikan agar supaya di sana terjadi keselamatan bagi warga-warga dan mereka nyaman untuk bisa berlalu lintas. Apakah dibuat fly over atau dengan cara-cara yang lain karena lintasannya ini betul-betul cepat sekali itu, mungkin itu.

Yang kedua, kaitan dengan beberapa terminal-terminal di daerah masih ada yang terminal tipe c. Nah tampaknya ini juga perlu ada penguatan sehingga menimbulkan suatu kelancaran pada transportasi-transportasi yang ada di daerah. Nah ini yang perlu turun tangannya Kementerian Perhubungan untuk menangani kaitan dengan terminal-terminal.

Saya kira itu Pak Ketua, terima kasih atas kesempatannya. Wallahul muafik illa aqwamittoriq,

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT/KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS. S.Sos.,MSi/ F-PDIP):

Terima kasih Pak Syaikhu.

Selanjutnya adinda Rifqi silakan. Pak Syarul mau? Nanti setelah Pak Rifqi ya.

Silakan Pak Rifqi.

F-PDIP (H.M. RIFQINIZAMI KARSAYUDA, S.H.): Terima kasih Kanda.

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. Kakanda Rahmat Gobel Pimpinan DPR RI,

Kanda Lasarus Ketua Komisi V DPR RI,

Para Anggota Komisi V yang kami hormati dan kami muliakan,

Pak Menteri Perhubungan beserta seluruh jajaran Eselon I dan II yang hadir pada kesempatan hari ini baik secara fisik maupun virtual.

Izinkan saya memanfaatkan momentum pembahasan RKA dan RKP Tahun 2021 sebagai pembahasan awal RAPBN Tahun 2021 ini, dengan memaksimalkan aspirasi kami dari Kalimantan Selatan daerah pemilihan yang kami wakili di DPR RI ini.

(22)

Sebelum itu karena kita baru ketemu setelah bulan Ramadhan yang lalu, izinkan kami secara pribadi dan mungkin juga mewakili Teman-teman dari Poksi PDI Perjuangan di Komisi V mengucapkan, taqobalallahu minkum mina waminkum taqobal ya karim minnal aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir dan bathin kepada bapak ibu sekalian. Semoga kita semakin bertakwa dan menjadikan Indonesia semakin berkah di kemudian hari.

Saya membaginya kepada empat item terkait dengan aspirasi yang ingin saya sampaikan. Pertama, terkait dengan sektor perhubungan darat Pak Dirjen. Ada dua hal yang ingin saya sampaikan. Yang pertama, dalam beberapa bulan kami bertugas di Komisi V DPR RI ini. Kami telah berkunjung ke dua terminal tipe A di Kalimantan Selatan dan di Kalimantan Tengah. Kebetulan Kalimantan Tengah itu tidak ada Anggota Komisi V-nya, sementara posisinya persis bersebelahan dengan kami di Kalimantan Selatan.

Saya telah berkunjung ke terminal tipe A Gambut Barakat di Kalimantan Selatan dan terminal tipe A WA Gara di Palangka Raya. Kedua-duanya juga tempat berkantor BPTD setempat Pak Dirjen dan kedua-Kedua-duanya mengalami nasib yang serupa, bangunannya megah, besar sangat representatif tapi tak kunjung dapat dioperasionalkan. Persoalannya tentu bukan hanya persoalan yang terkait dengan administratif, tapi ada hal-hal yang terkait dengan sosiologis.

Misalnya keengganan para pengguna termasuk para supir dan pengusaha angkutan untuk menggunakan terminal itu. Karena itu dalam kesempatan yang baik ini menurut saya tidak cukup hanya sekedar penambahan anggaran untuk itu. Tapi kemauan kita untuk berdialog dengan multi stake holders agar persoalan-persoalan ini nanti tidak menjadi persoalan di kemudian hari. Asetnya telah kita bangun berpuluh-puluh miliar rupiah, bertahun-tahun tidak teroperasionalkan dan pada akhirnya tentu ini akan menjadi catatan kita bersama di kemudian hari.

Saya menyambut baik ikhtiar yang dilakukan oleh Kepala BPTD setempat untuk memaksimalkan aset yang belum terfungsikan dengan optimal itu dengan bekerjasama misalnya dengan beberapa perguruan tinggi swasta. Karena perguruan tinggi setempat mahasiswanya banyak tapi gedungnya terbatas dan itu dipakai untuk ruang perkuliahan. Saya juga sarankan bisa dipakai untuk misalnya aspek-aspek yang bersifat bisnis bekerja sama dengan hotel-hotel budget dan seterusnya. Tetapi kita jangan lupa bahwa hakekatnya itu tetap terminal dan karena itu tolong ini menjadi perhatian kita bersama.

Yang kedua terkait dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. Saya melihat di RKP ini dan di RKA ini hanya tertera untuk bus yang sifatnya apa day service ya pak? Tetapi kemudian Bus BRT nampaknya sudah tidak menjadi prioritas dari Dirjen Perhubungan Darat.

Saya kira kita tidak bisa menyamaratakan kebutuhan di semua tepat di kota-kota di Indonesia ini, bahwa kota-kota yang sifatnya menengah dan kecil, saya kira masih memerlukan Bus BRT. Dan penganggaran terkait dengan

(23)

pengadaan bus untuk menunjang PON di Papua, saya kira setelah PON di Papua itu nanti bus-nya banyak tidak terpakai. Dan karena itu mohon didistribusikan dengan proporsional di Indonesia ini agar bisa dimanfaatkan menjadi bus BRT.

Saya 4 bulan yang lalu mengajak Pak Dirjen ke Banjarmasin kita resmikan trayek Bus BRT yang baru di Kalsel dan saya kira salah satu percontohan yang cukup baik. Karena peminatnya lebih dari 80% setiap hari dan Pemda bersedia untuk memberikan subsidi secara penuh sehingga kemudian karcis busnya itu jauh dekat cuma Rp5.000,-. Dan itu menjadi kebanggaan masyarakat Kalsel terutama Kota Banjarmasin, Banjar Baru dan Martapura sampai dengan saat ini.

Yang kedua, saya ingin bicara dalam lingkup Perhubungan Udara. Pada saat awal-awal saya duduk di Komisi V ini saya telah menyampaikan bahwa salah satu kawasan di Kalimantan Selatan kami menyebutnya kawasan Banua Anam atau kawasan hulu sungai. Kawasan ini terdiri dari enam kabupaten, tidak memiliki akses selalin akses darat. Karena sungainya Pak walaupun namanya hulul sungai, sungainya kecil dan tidak mungkin dibangun pelabuhan besar dan karena itu connectivity di sektor udara menjadi harapan besar bagi kami.

Beberapa teman-teman Bupati dan DPRD setempat telah melakukan silaturahmi, dulu pada saat Mba Polana menjadi Dirjen Pak Novi. Dan saya berharap ini bisa ditindaklanjuti untuk segera disusunkan visibility study di tempat itu. Karena kami juga tidak mungkin ngotot untuk mendorong satu kawasan untuk dibuat bandaranya tapi kemudian tidak didukung oleh visibility study.

Karena itu saya berharap 2021 visibility study sudah bisa dilakukan dan berdasarkan kajian kecil yang dilakukan di Kalimantan Selatan, bandara itu yang paling cocok diletakkan di tengah-tengah dari kawasan 6 kabupaten itu yaitu di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Dan kawasan Hulu Sungai ini nanti yang berbatasan langsung secara darat dengan Ibu Kota Negara yang baru jika RUU-nya nanti kami sahkan di DPR ini, di Kabupaten Penajam Pasir Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara.

Yang ketiga, dalam lingkup BPSDM, Kalsel itu pernah diminta oleh Kementerian Perhubungan untuk menyiapkan lahan dalam rangka pembentukan sekolah tinggi atau Politeknik Pelayaran di Kalsel. Kepala KSOP Kelas I Banjarmasin, Kepala KSOP Kelas II, Kelas III mungkin ya di Batulicin Kota Baru itu Pak Agus ya, itu pernah bicara dengan saya terkait dengan ini. Persoalannya adalah pada saat pembicaraan awal, itu lahan belum tersedia dengan cukup. Saya sudah bicara dengan Pak Gubernur dan Pak Sekda Provinsi, Pemerintah Provinsi Kalsel siap menghibahkan tanah sebesar 30 Hektar di kawasan Kapet Batulicin, di Kabupaten Tanah Bumbu Kalimantan Selatan.

Saya minta ini ditindaklanjuti agar kemudian pembicaraan awal terkait dengan keinginan kita menghadirkan Politeknik Pelayaran satu-satunya milik

(24)

Kementerian Perhubungan di Kalimantan itu, menjadi bisa kita realisasikan di waktu yang tidak terlalu lama dan mudah-mudahan 2021 langkah menuju itu sudah bisa kita anggarkan.

Yang keempat atau yang terakhir dalam sektor perkeretaapian. Pak Dirjen Kereta Api, dalam lembar terakhir dari paparan Pak Menteri Perhubungan pada kesempatan hari ini, disebutkan daftar proyek KPBU di Kementerian Perhubungan di Ditjen Perkeretaapian dan salah satunya dalam tahap persiapan adalah pembangunan jalur kereta api dari Kota Tanjung Paringin, Barabai, Rantau, Martapura sampai ke Banjarmasin.

Ini persis di Dapil saya pak, Dapil Kalimantan Selatan I. Sifatnya KPBU atau public and private partnership nilainya tidak kecil Rp.608 Miliar. Kalau dilihat dari demografi atau kepadatan penduduk Kalsel memang mungkin belum terlalu memerlukan kereta api. Tapi kalau lihat dari aspek yang lain bahwa kereta api tentu bukan hanya mengangkut orang, bukan hanya mengantarkan logistik secara umum, tetapi juga bisa menjadi transportasi bisnis yang menjanjikan di kemudian hari.

Di Kabupaten Tabalong di Kota Tanjung itu ada investasi penanaman modal asing yang dilakukan oleh pengusaha China yaitu semen Conch pak, Pak Rahmat Gobel, yang sudah beroperasi lebih dari 5 tahun. Angkutannya itu seringkali mendapat kritik dari masyarakat karena tonasenya berlebihan. Dirjen Perhubungan Darat baru menganggarkan nanti membuat Jembatan Timbang tahun depan di situ, karena tahun ini gagal karena tanahnya masih bermasalah.

Tapi persoalan ini terus menjadi persoalan, karena apa, Kota Tanjung dekat dengan sumber daya alam yang menjadi bahan baku bagi semen. Tetapi kemudian pelabuhannya harus mengkoneksi di Banjarmasin pak. Sehingga dibawa kalau pakai darat itu 6 jam jaraknya hampir 300 KM.

Yang terkorbankan bukan hanya dari sisi ekonomi mahal Pak Rahmat Gobel, tapi yang terkorbankan jalan nasional kita. Karena mau tidak mau tonasenya pasti berat. Kalau disesuaikan dengan tonase normal maka jumlah angkutannya harus banyak dan itu cost bagi perusahaan juga tinggi. Jadi saya pikir ini potensi pak untuk kemudian kita kelola kalau kita bikin kereta api.

Yang kedua, di Kabupaten Tabalong dan Kabupaten Balangan ini dua kabupaten bersebelahan. Kabupaten Tabalong tadi Ibukotanya Tanjung persis seperti pusat atau pabrik dari PT. Conch. Di situ pusat dari pertambangan batu bara pak, yang saya tidak perlu sebutkan berapa depositnya. Mayoritas dikelola oleh PT. Adaro Indonesia. Kalau kita sudah bicara PT. Adaro tidak perlu disebutkan siapa owner-nya, kita semua tahu.

Persoalannya bukan hanya menambang PT. Adaro di sana pak, tapi memonopoli transportasi. Di Kalimantan Selatan ada Perda yang tidak memperbolehkan dilaluinya jalan nasional untuk angkutan batu bara dan perkebunan besar termasuk kelapa sawit.

(25)

Dan karena itu Perda ini membuka jalan bagi pengusaha-pengusaha besar untuk membuat jalan sampai dengan ke pelabuhan khusus. Persoalannya adalah tambang di sana banyak, IUP banyak. Kalau dulu kita sebut sebagian KP karena dikeluarkan oleh para Bupati, tetapi KP-KP setempat ini tidak bisa beroperasi kalau tidak menundukan diri kepada PT. Adaro karena jalannya hanya milik PT. Adaro.

Dalam kontek keadilan pak, tentu ini akan memarginalkan pengusaha-pengusaha yang sifatnya lebih kecil. Saya tidak ingin bicara lokal atau tidak lokal dan bagi saya kereta api, tentu mestinya bisa menjadi jalan baru bagi proses-proses aktivitas ekonomi yang berdasarkan pada ekonomi Pancasila yang salah satu nafas dari ekonomi Pancasila itu adalah ekonomi yang berkeadilan. Kita semua tidak anti investasi, kita justru menyambut baik investasi, tetapi investasi yang membunuh investasi yang lain, tentu harus kita carikan jalan oleh negara ini. Termasuk kita yang berada di legislatif dan Bapak-bapak yang ada di eksekutif.

Saya kira nilai Rp.608 sekian Miliar dalam kontek KPBU bagi pembangunan jalur kereta api dari Tanjung sampai Banjarmasin menjadi tidak terlalu besar, kalau Pak Dirjen berani membuka diri pada persoalan-persoalan yang tadi sudah saya sampaikan. Karena itu saya himbau Pak Dirjen untuk lebih proaktif untuk menghadirkan ini semua.

Karena Kalimantan ini pak penduduk kami, termasuk di kampung Pak Lasarus di Kalbar, baru bisa menyaksikan kereta api itu di TV-TV dalam sinetron dan film. Seluruh Kalimantan tidak punya kereta api pak. Saya pertama kali lihat kereta api itu pada saat Datuk Maringgi membawa Siti Nurbaya pak. Ya dalam Film Siti Nurbaya yang dilanjutkan dalam film “Sengsara Membawa Nikmat”. Pada saat itu saya berpikir kapan di kampung saya ada kereta api, sehingga saya menjadi Anggota DPR RI ini cita-cita itu masih menjadi cita-cita belaka.

Mudah-mudahan dengan kepemimpinan Bang Lasarus putra Kalbar dan saya di sini Pak orang Kalsel, ada Bang Irwan orang Kaltim. Cita-cita kami dulu itu bisa dirasakan oleh anak cucu kami dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi.

Wabillaahittaufik walhidayah, Waridho walinayah,

Wallaahul muafik illaa aqwamittoriq,

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh, Selamat pagi,

Salam sejahtera untuk kita semua, Dan biar semangat Pak, Merdeka!.

KETUA RAPAT/KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS. S.Sos.,MSi/ F-PDIP):

(26)

Waduh mantap ini Kalimantan Selatan.

Pak Menteri kalau masih monitor ini memang menarik yang tadi disampaikan Pak. Bagaimana pondasi infrastruktur yang baik ini yang sudah kita bangun, ini juga nanti akan disambut secara baik oleh sektor lain. Termasuk tadi yang disampaikan oleh Pak Rifqi.

Salah satunya tadi saya ngobrol-ngobrol sama Pak Rahmat Gobel di sini, terkait bagaimana perkembangan industri dan seterusnya, memanfaatkan seluruh infrastruktur yang sudah kita bangun dengan baik ini. Jangan sampai infrastruktur yang baik ini hanya sangat baik dimanfaatkan oleh barang-barang dari luar yang melewati lancarnya infrastruktur di Indonesia. Nanti mungkin bisa di sedikit digarisbawahi atau mungkin dijelaskan kepada kita.

Kemudian berikutnya untuk mempersingkat waktu Pak Syahrul, silakan bersiap-siap Pak Ansar Ahmad.

F-PKS (H. SYAHRUL AIDI MAAZAT, L.C., M.A.): Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. Bapak Rahmat Gobel Wakil Ketua DPR RI,

Pak Lasarus dan Pimpinan Komisi V serta Anggota, Seterusnya Pak Menteri beserta jajarannya,

Bapak-bapak ibu-ibu hadirin yang berbahagia.

Sudah banyak yang disampaikan oleh teman-teman pembicara sebelumnya. Saya tidak akan mengulangi terkait tanggapan terhadap RKP dan RKA ini secara umum. Tetapi pada kesempatan ini yang akan saya sampaikan, tentunya adalah selaku Anggota DPR RI yang dipilih oleh rakyat yang mewakili Dapil-nya. Saya ingin sampaikan kepada Pak Menteri ternyata Riau ini tidak menjadi perhatian bagi Kementerian Perhubungan.

Di awal rapat dahulu ketika setelah pelantikan, saya menyampaikan kepada Kementerian Perhubungan bahwasanya kontribusi Riau untuk Indonesia ini cukup besar. Tetapi nyatanya dalam RKP RKA ini, saya ingin melihat satu kata Riau, saya tidak temukan. Tidak ada yang menjadi program strategis di Riau dari Kementerian Perhubungan, hanya mungkin bersifat reguler saja.

Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan kepada Menteri Perhubungan bahwasanya kalau kita berbicara untuk program kegiatan kita 2021 itu adalah untuk menunjang pariwisata. Saya ingin sampaikan bahwasanya potensi wisata di Riau itu juga tidak kalah bagus dan baik. Diantaranya ada wisata Bono di Pelalawan.

Bono itu hanya ada dua di dunia ini. Nah untuk penunjang wisata Bono ini, Bupati Pelalawan sudah mengajukan permohonan pembangunan

(27)

Pelabuhan Sokoi yang ini akan terhubung dengan Batam dan Singapura. Karena kondisinya untuk sampai ke sana dalam dengan jalur darat, itu ratusan kilo meter dari Pekanbaru.

Maka salah satu akses yang bisa terhubung lebih dekat, nanti wisatawan mancanegara nanti ke Singapura, Singapuranya ke Batam, dari Batam itu bisa ke Bono melalui Pelabuhan Sokoi. Ini sudah disampaikan, saya tidak tahu apakah ini tersampaikan terhubungkan ke Kementerian Perhubungan atau tidak. Pada kesempatan ini ingin saya sampaikan.

Kemudian ada juga peningkatan fasilitas Pelabuhan Dumai yang menghubungkan dengan Malaka. Dumai-Malaka ini strategis sekali karena terhubung dengan luar negeri perbatasan, tapi fasilitasnya masih sangat minim. Mohon menjadi perhatian, bahkan ini direncanakan ada Roro yang menghubungkan Dumai-Malaka.

Dan di Dumai itu berdekatan dengan Dumai Kabupatennya Bengkalis, ada namanya Pulau Rupat yang juga menjadi destinasi wisata bagi saudara kita dari Malaysia. Maka mohon juga ini penambahan fasilitas ada di Pelabuhan Dumai.

Kemudian Kota Pekanbaru sebagai Ibu Kota Provinsi Riau dan kita tahu bahwasanya industri di Riau itu cukup besar. Ya kemajuannya pesat kemajuannya, dan pertumbuhan penduduk di Riau itu, dari Sumbar hijrah ke Riau, dari Aceh hijrah ke Riau, dari Sumatera Utara hijrah ke Riau. Tetapi kalau tidak diberikan tunjangan dalam bentuk sarana transportasi atau sarana-sarana infrastruktur lainnya, maka ini akan tidak menunjang pertumbuhan ekonomi di Riau.

Ada usulan dari Kota Pekanbaru, mereka menyediakan tanah untuk terminal barang ya. Terminal barang sehingga terfokuskan barang-barang yang baik itu yang mau diekspor atau yang impor itu terfokuskan di satu tempat dan itu akan menjadi penghasilan pendapatan bagi daerah atau bagi negara nantinya.

Kemudian saya tambahkan di sini selain yang lain-lain nanti itu adalah relokasi Bandara Sultan Syarif Kasim II. Saat ini Bandara Sultan Syarif Kasim II itu, itu berada betul-betul di tengah-tengah kota dan itu bergabung dengan Bandara Angkatan Udara. Jadi permintaan dari Gubernur Riau agar dan Masyarakat Riau, agar Bandara Sultan Syarif Kasim II direlokasi dan pernah Kementerian Perhubungan melakukan survey dan kajian terhadap lokasinya. Nah saya melihat di sini tidak menjadi perencanaan untuk tahun 2021, tahapan perencanaan pun tidak.

Maka saya ingin sampaikan relokasi Bandara Sultan Syarif Kasim II ini, mohon dijadikan dalam perencanaannya itu menjadi kegiatan kita di 2021. Karena sangat padat sekali dan kami juga masyarakat Riau sedang mengharapkan agar keberangkatan haji itu tidak lagi melewati Batam, tetapi langsung dari Riau. Maka memerlukan bandara yang kelasnya tentu yang memadai.

(28)

Kemudian penambahan panjang runway dari Bandara Tempuling Indragiri Hilir. Saya berharap Pak Menteri dan jajarannya, agar bisa memperhatikan dan mempertimbangkan keberadaan saya di Komisi V ini, untuk bisa ditampung aspirasinya. Karena sekali lagi saya sampaikan dari catatan yang ada, yang diberikan bahan yang ada diberikan kepada kami, ternyata Riau tidak mendapatkan porsi yang strategis. Untuk subsidi angkutan umum saja selalu saja kota-kotanya itu seperti itu. Di Sumatera itu Medan dan Palembang. Kemudian daerah-daerah Jawa. Pertanyaannya Riau kok tidak ada?

Terima kasih.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT/KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS. S.Sos.,MSi/ F-PDIP):

Baik Pak Sekjen, saya ke Pak Sekjen Pak Menteri juga dengar tolong dicatat Riau pak, karena Riau bagian dari NKRI pak.

Bagaimana Pak Syahrul masih ada yang perlu saya pertegas? Cukup ya? Baik.

Pak Ansar Ahmad, ini dari Kepri pak ya? Ya Kepri ini harus kita perhatikan juga pak. Karena sebelahnya langsung Singapura, dekat sekali, ya berandanya negara ini.

Silakan Pak Ansar Ahmad.

F-PG (H. ANSAR AHMAD, S.E., M.M.): Baik, terima kasih.

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh, Selamat siang dan salam bahagia untuk kita semua.

Yang kita banggakan Pimpinan DPR RI, Kakanda kami Bapak Rahmat Gobel, Kemudian Ketua dan Pimpinan Komisi V,

Selanjutnya Pak Menteri Perhubungan,

Pak Sekjen, para Dirjen dan jajaran Kementerian Perhubungan yang hadir. Kita semua senantiasa mendoakan semoga Pak Menteri dalam keadaan sehat wal'afiat dan jajaran Kementerian Perhubungan semoga senantiasa di bawah lindungan Allah SWT, Aamiin ya robbal’alaamiin.

Hadirin hadirat sekalian,

(29)

Saya tadi pangling lihat Pak Sekjen pakai pakaian daerah, saya kira Pak Sekjen mau main silat tadi pak. Maka karena kita perlu melestarikan adat budaya daerah, izinkan saya antarkan ucapan saya ini dengan satu bait pantun, boleh Pak Ketua ya? Pak Ketua boleh pantun? Oh Pak Ketua lagi ngobrol. Pantunnya begini:

Ibu-Ibu membeli beras Beras dibeli di tengah pasar

Walaupun dalam suasana Covid-19 Semangat kerja kita tak pernah pudar.

Nah itu pantunnya. Terima kasih Pak Menteri, saya kira semua kementerian dan lembaga, arahan programnya ke depan sudah jelas dari Bapak Presiden, dua hal yaitu pertama percepatan pemulihan ekonomi. Yang kedua reformasi sosial. Kalau kita bicara dua hal ini, tentu kaitannya sangat erat dengan penyediaan infrastruktur yang memadai. Kalau kita bicara ketersediaan infrastruktur, maka Kementerian Perhubungan punya kapasitas yang besar untuk melakukan itu.

Maka walaupun pagu indikatif tahun anggaran 2021 ini tentu relatif terbatas. Kita berharap benar-benar Pak Menteri benar-benar menskala prioritaskan program-program yang disampaikan, kegiatan-kegiatan yang disampaikan kepada kita. Agar apapun yang dilaksanakan oleh Kementerian Perhubungan bisa benar-benar memenuhi kebutuhan aksesibilitas ekonomi, memperkuat interaksi sosial di masyarakat dengan baik.

Mungkin saya secara garis besar saja. Pertama saya juga ingin memberikan apresiasi, saya lihat dari pagu anggaran Rp.41 Triliun lebih ini pak, ada Rp.3,2 Triliun untuk pengembangan SDM. Saya yakin angka sebesar ini mungkin sebagian kecil digunakan untuk SDM di internal Perhubungan, akan tetapi sebagian besar mungkin digunakan untuk pendidikan vokasi. Pendidikan vokasi ini tentu orientasinya ke masyarakat. Nah kalau bisa justru anggarannya lebih diperbesar pak situasi seperti ini. Ke depan untuk membangun produktifitas, meningkatkan daya saing generasi kita.

Nah karena kita bermitra pak, karena kami punya Dapil masing-masing, kalau bisa kita Anggota DPR RI ini ikutlah memfasilitasi. Kita bisa mengikutsertakan generasi-generasi kita yang potensial di daerah untuk ikut serta dalam pendidikan-pendidikan vokasi ini dan kadangkala pendidikan seperti ini jarang tersebar luas pak ke daerah-daerah. Maka bapak mesti menginstruksikan sampai ke tingkat bawah agar pendidikan-pendidikan vokasi ini benar-benar dibuka seluas-luasnya dan kita bisa ikut serta memfasilitasi itu.

Kalau memungkinkan pak kalau ada program-program yang mungkin tingkat skalanya skala prioritasnya kurang, sebaiknya kita perbesar untuk pendidikan vokasi maupun peningkatan SDM di internal Kementerian Perhubungan, itu pertama.

(30)

Yang kedua, saya lihat hampir semua usulan kegiatan ini pak adalah kegiatan-kegiatan pembangunan baru begitu. Tapi saya belum melihat ada sedikit pun usaha untuk revitalisasi mengoptimalkan berbagai infrastruktur aset-aset yang sudah dibangun oleh Kementerian Perhubungan, tapi hampir di semua provinsi banyak yang belum termanfaatkan.

Padahal Undang-undang Anggaran itu mengisyaratkan bukan hanya output yang kita hasilkan, tapi setiap yang kita bangun infrastruktur itu, harus memberikan trickle down effect ke masyarakat. Saya tidak usah jauh-jauh saya contoh di Kepri saja pak, ada namanya Pelabuhan Dompa, Pelabuhan Internasional Tanjung Berakit, belum termanfaatkan. Saya kira di provinsi-provinsi lain masih banyak sekali.

Saya saran ke Pak Menteri, alangkah baiknya pak prioritas anggaran ini digunakan untuk mengoptimalkan itu. Saya lihat persoalannya hanya karena mungkin persoalan operasional, persoalan aset, yang sebenarnya bisa didudukan antara Kementerian Perhubungan dengan daerah. Pak karena ini tidak sedikit, banyak sekali pak, sebaiknya Kementerian Perhubungan kita sarankan, supaya segera menginventarisasi itu semua di seluruh wilayah Indonesia pak.

Kemudian mengklasifikasi persoalan-persoalannya pak. Kalau ada kaitannya dengan daerah satu per satu dibahas itu. Sayang itu pak, apa gunanya kita orientasinya membangun yang baru, terus orientasi anggaran, orientasi output tapi outcome-nya bisa kita yakinan itu.

Bahkan kalau bisa pak pekerjaan-pekerjaan yang tertunda selama ini selesaikan pak segera itu. Contoh di tempat saya itu di Karimun karena Pak Menteri kemarin bulan Februari ke Kabupaten Karimun. Ada Pelabuhan Malarko Pelabuah Petikemas, itu sudah Rp.250 Miliar pak tapi tertunda masih butuh Rp.125 Miliar.

Tadi saya cek sama Bupatinya untuk sisi daratnya mereka sudah bebaskan semua kebutuhan-kebutuhan lahannya. Padahal di sana potensi pengembangan industrinya luar biasa karena dekat dengan Singapura, memanfaatkan skill offer effect Singapura. Sebaiknya itu diselesaikan pak, saya tidak tahu mungkin ada persoalan cacat konstruksi atau apa, jangan nanti jadi problem karena proyek mangkrak pak. Sebaiknya itu dianggarkan pak dan diselesaikan walaupun mungkin kalau tidak bisa satu tahun dua tahun yang penting itu selesai.

Kemudian dalam bicara revitalisasi, banyak bandara-bandara yang membutuhkan tambahan landasan pacu. mungkin itu bisa menjadi prioritas juga Pak Menteri. Seperti di Karimun itu baru 1.400 Meter pak, baru pesawat-pesawat kecil yang sering kecil mungkin bisa turun, tapi mereka masih butuh 600 Meter dan Pak Menteri sudah tinjau itu.

Pak, saya ingin sampaikan bahwa tiga kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas Batam-Bintan-Karimun itu akan segera disatukan pak menjadi satu kesatuan dengan fasilitas dan relaksasi yang sama. Hari ini pak

Referensi

Dokumen terkait

Setiap manusia memiliki hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan secara seimbang. Setiap orang tidak bisa menggunakan haknya secara semena-mena karena dibatasi oleh hak

Berbagai hal yang diinginkan istri selama memberikan ASI. Jenguk anak atau istri ke sini tuh udah senang. Juga perhatian sama moral juga ya tapi itu ngga di

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu data profil pendidikan jenjang pendidikan dasar yaitu Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah

RAWATAN KANSER PESAKIT LUAR TAHUNAN Jika Orang Yang Diinsuranskan didiagnosis menghidap kanser seperti yang tertakluk di dalam Definasi Penyakit Kritikal, Syarikat akan

Pada penelitian ini hipotesis 1 dan 2 akan menggunakan model regresi linier sederhana untuk melakukan pengujian dengan memanfaatkan program SPSS 20.0, sedangkan

Setelah pembuatan dan pengujian produk, kemudian masing-masing kelompok melakukan pemasaran produk melalui media promosi yang telah ditentukan oleh masing-masing

Dari 28 industri batik, jenis produksi yang paling dominan di Kampung Batik Laweyan adalah batik tulis dengan prosentase 40%, sedangkan posisi kedua terdapat batik

Skripsi berjudul Etos Kerja Penambang Belerang Tradisional di Kawah Ijen (Studi Deskriptif di desa Taman Sari , Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi) oleh Maria