• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENTERI PERHUBUNGAN RI (BUDI KARYA SUMADI): Terima kasih

F- PD (WILLEM WANDIK, S.Sos.): Baik terima kasih Pak Ketua

Alhamdulillaah puji Tuhan kita semua baik para Anggota dan Pak Ketua para Wakil dan juga Pak Menteri Perhubungan serta seluruh jajarannya atas limpahan rahmat dan karunia Tuhan. Sehingga kita masih dalam keadaan sehat wal'afiat di tengah-tengah pandemi Covid ini dan ya belum tentu pasti kapan akan berakhir pandemi Covid ini. Tapi kita selalu berharap dan berdoa pada Tuhan supaya kita senantiasa terus diluputkan dari pandemi Covid ini.

Baik, Pak Ketua dan Pak Menteri yang kami hormati dan kami banggakan. Mencermati situasi kita seperti ini, sepertinya saya harus menyampaikan pandangan makro saja dulu. Di mana tema RKP pada 2021 yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu percepatan pemulihan ekonomi dan reformasi sosial. Di mana Kementerian Perhubungan telah mengidentifikasi bahwa infrastruktur untuk ekonomi dan pelayanan dasar menjadi sasaran ekonomi dan sasaran major project yang ditetapkan untuk dituntaskan pada tahun 2021 ini, eh 2021 mendatang.

Di sana ada penyiapan jaringan pelabuhan, jembatan udara, kereta api, sistem angkutan massal perkotaan. Dan perlu kami garisbawahi bahwa keadaan terkini pandemi Covid di Indonesia telah mencapai 46,825 kasus, di mana berdasarkan register kasus Indonesia belum menunjukkan tanda-tanda mengalami penurunan pandemi Covid-19. Nah ini berbeda dengan situasi global puncak Covid di seluruh dunia sudah terlewati, yaitu sekitar tanggal 19 Juni yang lalu dengan puncak kasus mencapai 181.581 orang yang terinfeksi dalam satu hari.

Pak Ketua dan Bapak Ibu para mitra yang kami hormati.

Oleh karena itu dalam kesempatan Rapat Kerja ini, kami ingin mengingatkan kepada Kementerian Perhubungan tentang tugas dan fungsi pelayanan Kementerian Perhubungan yang menjadi vital dalam perubahan perilaku manusia baik di tengah-tengah menghadapi pandemi Covid maupun juga proyeksi pasca pandemi terjadi.

Kami membaca dalam outline yang disajikan oleh Kementerian Perhubungan, tidak ada sedikit pun pembahasan variabel pandemi global. Padahal kita semua merasakan dampak yang begitu nyata dan dari kebijakan pemerintah dalam mencegah penyebaran pandemi di Indonesia.

Terlihat birokrasi seperti bekerja dalam rumah yang berbeda dengan realitas sosial yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia. Kami perlu ingatkan kepada Kementerian Perhubungan bahwa tugas pemerintah tidak hanya sekedar memikirkan sumber keuangan dan bagaimana menghabiskannya. Tapi tidak memikirkan bagaimana variabel eksternal yang dapat mempengaruhi sukses tidaknya agenda pembangunan yang telah ditetapkan dalam RKP maupun RKA kementerian lembaga.

Pak Ketua dan Bapak Ibu dan para Mitra.

Poin konkrit yang ingin kami sampaikan dalam kesempatan Rapat Kerja ini. Yang pertama transportasi menjadi media carrier dalam penyebaran pandemi pada tahun 2020 ini dan bagaimana proyeksi program yang akan diterapkan oleh Kementerian Perhubungan di tahun 2021. Jawaban ini ingin kami dengar dari para Tim Perencanaan Kementerian Perhubungan yang sedari awal kami hanya melihat penggunaan rencana anggaran yang mencapai Rp.51 Triliun itu untuk sekedar belanja yang sama rutinnya dengan rencana belanja Kementerian Perhubungan di tahun-tahun sebelumnya.

Ingat variabel ancaman yang akan Indonesia hadapi setidak-tidaknya dibagi menjadi tiga bagian. Pertama, pandemi Covid. Kedua, resesi global. Ketiga, perang laut China Selatan atau semua implikasi perang lainnya. Seperti Korea Selatan dan Utara, China dan India, China dan Taiwan dan seterusnya.

Pak Ketua dan Bapak Ibu dan Mitra yang kami hormati.

Dan perlu kami ingatkan Kemenhub pernah membuat kesalahan fatal di awal masuknya pandemi di awal bulan Februari sampai Maret. Di mana Kemhub tidak menerapkan sistem kewaspadaan dini dalam menghadapi pandemi Wuhan. Bahkan sejumlah maskapai di dalam negeri menerapkan strategi promosi pariwisata dengan diskon besar-besaran harga tiketing dan reservasi pesawat yang kami tidak tahu, apakah pemerintah ikut memberikan subsidi kepada pelaku bisnis penerbangan dan menggunakan dana APBN atau tidak? Yang kemudian berubah menjadi bencana kesehatan yang sampai hari ini dampaknya begitu buruk bagi semua aspek kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.

Pak Ketua dan Bapak Ibu Anggota, para Mitra.

Satu kesalahan kecil yang dilakukan pada aspek transportasi manusia tidak sadar dengan perubahan yang terjadi secara global, mengakibatkan Indonesia hampir terkapar di tahun 2021.

Yang kedua, kami masih meragukan indikator kebijakan umum anggaran dan platform anggaran sementara yang disusun bersama Tim Kemenkeu yang diproyeksikan ke dalam anggaran Kemenhub. Di mana salah satu indikator yang telah ditetapkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 4,5% sampai 5,5% pada tahun 2021 mendatang. Sederhananya pertumbuhan naik maka penerimaan pajak pun juga akan naik.

Kami justru menduga bahwa instrumen pertumbuhan ini hanyalah sekedar dummy pertumbuhan untuk memancing di air yang keruh yang dapat kami artikan bahwa target pertumbuhan ini hanyalah pembenaran untuk memperkuat skema pelibatan swasta. Baik asing maupun dalam negeri dalam proyek-proyek APBN Indonesia, seperti yang terjadi dalam beberapa tahun belakangan ini. Selain itu yang semakin aneh pula Menkeu dan BI semakin gencar pula menerbitkan surat SBN di pasar keuangan yang terus mencetak rekor utang Indonesia ke angka yang semakin tinggi.

Saya menyampaikan terima kasih Pimpinan sudah diberi kesempatan dan mohon maaf apabila ada kekurangan.

Wabillaahittaufik walhidayah,

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT/KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS.S.Sos.,M.Si/F-PDIP):

Pak Willem, kalau bisa fokus ke agenda kita hari ini. F-PD (WILLEM WANDIK, S.Sos.):

Kita coba tepat secara menyeluruh instrumen apa yang mengalami pertumbuhan...(rekaman suara kurang jelas) di tahun-tahun pandemi ini jawabannya pasti sama yaitu instrumen utang Indonesia.

Kami berharap Indonesia memiliki skema yang jelas dan lebih berdaulat dalam mengelola sumber-sumber keuangan pemerintah. Tidak dengan jalan metodelogi dan membuat justifikasi dummy yang pada awalnya membutakan kita semua. Bahkan membuat parlemen ini seolah-olah tinggal membuat tukang stampel saja. Setuju atau tidak setuju, dan tidak membuka ruang perdebatan kritis mengapa itu dilakukan. Padahal ada opsi lain yang lebih rasional dan masuk akal tetapi kebijakan yang menjebak itu selalu saja diambil untuk membuat kita di parlemen ini di Komisi V ini.

Saya menyampaikan terima kasih Pimpinan sudah diberi kesempatan dan mohon maaf apabila ada kekurangan.

Wabillaahittaufik walhidayah,

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT/KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS.S.Sos.,M.Si/F-PDIP):

Pak Willem bisa dipersingkat Pak Willem? Bisa dipersingkat pak? F-PD (WILLEM WANDIK, S.Sos.):

Ya. Ini di mana saya masih ingat ketika saya pertama kali masuk di parlemen ini.

Saya menyampaikan terima kasih Pimpinan sudah diberi kesempatan dan mohon maaf apabila ada kekurangan.

Wabillaahittaufik walhidayah,

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT/KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS.S.Sos.,M.Si/F-PDIP):

Pak Willem, bisa dipersingkat pak, ini putus-putus kita dengarnya putus-putus ini, tidak begitu jelas kedengaran pak. Bisa dipersingkat saja nanti tulis sampaikan di sini saja Pak Willem, kirim ke saya nanti akan saya sampaikan.

F-PD (WILLEM WANDIK, S.Sos.): Baik, baik ya.

Saya menyampaikan terima kasih Pimpinan sudah diberi kesempatan dan mohon maaf apabila ada kekurangan.

Wabillaahittaufik walhidayah,

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT/KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS.S.Sos.,M.Si/F-PDIP):

Ya dipersingkat coba ini putus-putus kita tidak bisa dengar semua ini.

F-PD (WILLEM WANDIK, S.Sos.):

Dokumen terkait