• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENTERI PERHUBUNGAN RI (BUDI KARYA SUMADI): Terima kasih

F- PD (WILLEM WANDIK, S.Sos.): Baik iya

Saya masih ingat ketika pertama kali saya ada di parlemen ini, di mana parlemen ini pernah ditawarkan dengan jalan keluar dari Kementerian Keuangan Sri Mulyani dengan hadirnya tax amnesty yang menjanjikan angin surga dana ribuan triliunan. Namun pada kenyataannya hanya berbentuk pendaftaran aset-aset, bahkan kios-kios kecil pun ikut terdaftar. Saat ini metode yang sama kembali diterapkan. Dan kali ini parlemen harus berani mengambil sikap kritis demi menyelamatkan keuangan negara dan masa depan ekonomi Indonesia.

Pak Ketua dan Bapak Ibu Anggota Parlemen dan Mitra.

Terlepas dari itu, saya juga ingin sampaikan terkait dengan kepentingan Dapil. Di mana kami juga menyampaikan terima kasih kepada Pak Menteri bahwa ada sejumlah program juga yang sama di Papua. Tapi kami melihat kami belum melihat dukungan infrastruktur Perhubungan yang pernah kami usulkan terkait yang dukungan penyelenggaraan PON 2021. Itu pembangunan Pelabuhan Transportasi Danau dan juga pembangunan Dermaga Transportasi Danau dan juga pembangunan Terminal Bus untuk mengurai kemacetan pasca penyelenggaraan PON ke 2020 nanti.

Saya menyampaikan terima kasih Pimpinan sudah diberi kesempatan dan mohon maaf apabila ada kekurangan.

Wabillaahittaufik walhidayah,

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT/KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS.S.Sos.,M.Si/F-PDIP):

Pak Willem dipersingkat Pak tolong dipersingkat. Nanti catatannya disampaikan. Pak Willem.

F-PD (WILLEM WANDIK, S.Sos.):

Ya, itu yang dapat kami sampaikan, kurang dan lebihnya kalau ada yang kurang berkenan kami mohon maaf.

Sekian terima kasih.

Saya menyampaikan terima kasih Pimpinan sudah diberi kesempatan dan mohon maaf apabila ada kekurangan.

Wabillaahittaufik walhidayah,

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT/KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS.S.Sos.,M.Si/F-PDIP):

Ya baik terima kasih Pak Willem.

Nanti catatannya disampaikan ke kita pak. Baik teman-teman sekalian yang virtual mohon diperhatikan waktu bicaranya ya supaya rapat kita efektif. Nanti yang terkait dengan usulan nanti sampaikan tertulis saja. Supaya nanti bisa di menurut saya lebih efektif kalau tertulis nanti disampaikan di forum sini pada rapat berikutnya ya.

Mohon izin nanti Pak Gatot dan Pak Soehartono nanti dipersingkat. Silakan Pak Soehartono, bersiap-siap Pak Gatot. Yang ini coba dibuka di-mute dulu ini, ya di un-di-mute dulu. Pak Gatot eh Pak Soehartono, di un-di-mute dulu speaker-nya kita tidak dengar pak. Saya hanya melihat bibir bapak kelap kelip saja di situ. Belum pak, belum nyambung pak, belum nyambung, coba dibuka dulu suaranya. Ya Pak Gatot dulu deh Pak Gatot, Pak Soehartono tahan dulu. Pak Gatot dulu, silakan Pak Gatot.

Pak Gatot Sudjito silakan.

F-PG (DR. H. GATOT SUDJITO, M.Si.): Ya dengar Pak Ketua?

Saya menyampaikan terima kasih Pimpinan sudah diberi kesempatan dan mohon maaf apabila ada kekurangan.

Wabillaahittaufik walhidayah,

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT/KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS.S.Sos.,M.Si/F-PDIP):

Silakan singkat ya pak ya, jangan panjang-panjang pak. F-PG (DR. H. GATOT SUDJITO, M.Si.):

Ya baik.

Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

Pak Ketua, Pak Lasarus, Pimpinan Rapat dan Bu Nurhayati dengan seluruh Anggota yang sangat kami hormati,

Pak Menteri dan seluruh Dirjen,

Pak Sekjen maupun para Direktur dan jajarannya.

Saya ingin menyampaikan sesuai dengan himbauan Pak Lasarus untuk cepat, singkat begitu. Saya lihat kita tahu bersama bahwa yang namanya kontek perhubungan, itu pasti akan mind set kita akan berkait dengan transportasi dan itu adalah pengungkit perekonomian yang sangat menjanjikan. Oleh karena itu saya melihat bahwa dalam RKA ini adalah kebutuhan sebetulnya Rp.75 Triliun tetapi di dalam pagu indikatif itu adalah Rp.41,346 berarti ada backlog ya, backlog itu sekitar 33,654 gitu. Nah jadi atau 34,5 lah gitu.

Nah tetapi saya melihat bahwa Pak Menteri yang kebetulan sudah tidak ada meninggalkan karena ada agenda lain dan ini ada diwakili Pak Dirjen dan Pak Sekjen dengan seluruh jajarannya. Yang menarik bagi kita adalah antara kebutuhan dengan pagu indikatif yang diberikan. Jadi

kebutuhan itu adalah sekitar 21,537 tetapi di dalam pagu indikatif dari Surat Bersama adalah Menteri Keuangan dan Bappenas itu 3408. Ini antara ini adalah ada kelebihan 160%, biasanya tidak pernah pada posisi itu.

Nah ketidaktahuan kami, apakah ini kaitannya karena kita melihat ada belanja modalnya itu nol. Apakah itu gabungan dari pada yang namanya belanja barang non-operasional dan modal itu dijadikan satu? Ini mohon penjelasan, sehingga yang namanya kebutuhan itu hanya 21,537 itu di dalam pagu indikatifnya adalah menjadi 3408.

Pak Menteri dan seluruh Dirjen dan Sekjen.

Mohon izin Pak Ketua, saya ingin mempercepat saja. Yang jelas adalah pagu indikatif yang menarik bagi kami pagu indikatif, itu adalah sekitar 41,36. Walaupun di situ adalah kebutuhan prioritas program prioritas kementerian itu hanya Rp.17 Triliun, sehingga di sini ada selisih 24,346. Perlu diingat bahwa kebutuhan Pak Sekjen, Pak Inspektorat dan Sekretariat itu sekitar adalah 84 sekian Rp.800 Miliar maksud saya. Karena 716 plus 121 itu adalah kebutuhan yang didapat. Sehingga ada selisih itu antara itu, itu masih ada Rp.23,5 Triliun.

Kemudian yang ingin saya juga tegaskan bahwa Rp.23,5 Triliun itu kalau dikurangi karena itu adalah persoalan belanja rutin, itu adalah belanja pegawai itu kebutuhannya adalah Empat Triliun Satu Tujuh Puluh. Berarti di sini adalah masih ada angka Rp.19 Triliun. Nah Rp.19 Triliun itu sebetulnya itu bisa digunakan untuk belanja operasional dan belanja modal yang belum masuk kepada pagu indikatif.

Nah teman-teman, saya melihat ada inspirasi dari Pak Hamka, Pak Ansar, Pak Rifqi, Bu Novi dan Pak Dedi tadi, termasuk adalah Pak Santana tadi adalah kebutuhan-kebutuhan aspirasi Anggota. Nah Rp.19 Triliun itu saya pikir ada Dirjen tentunya adalah penguatan kepada Dirjen Udara, Laut, Darat dan Kereta Api, itu penting. Nah tetapi Rp.19 Triliun ini ada saya pikir ada kelonggaran-kelonggaran yang barangkali di dalam skala prioritas yang itu adalah belanja operasional dan belanja modal yang belum masuk kepada pagu indikatif itu bisa disampaikan.

Termasuk yang satu itu yang paling penting kami adalah kawan-kawan itu menyampaikan dengan tegas dan lugasnya adalah jangan lupa 10% dari pada persoalan anggaran itu untuk aspirasi Anggota DPR dan DPR itu adalah prioritasnya adalah Komisi V. Komisi V itu adalah bukan untuk dirinya sendiri tetapi untuk kepentingan Dapil.

Oleh karena itu tentunya tadi disampaikan apakah persoalan...(rekaman suara kurang jelas), apakah PJU, apakah gardrill pembatas jalan, apakah itu masalah pariwisata dan terakhir adalah palang pintu kereta api. Ini sebetulnya Rp.19 Triliun ini jangan lupa itu menjadi bagian yang harus dipikirkan. Karena 10% itu saya pikir segala sesuatu pengaturan anggaran itu kita kembalikan, kita serahkan. Itu adalah kewenangan tanggung jawab dari pada mitra kita adalah eksekutif.

Oleh karena itu saya berharap bahwa Pak Dirjen Udara, Laut, kemudian Darat dan Kereta Api, aspirasi Anggota itu betul-betul diperjuangkan dan betul-betul dicatat, tidak hanya dicatat tetapi bisa diwujudkan dalam bentuk program.

Saya pikir itu Pak Ketua, mudah-mudahan apa yang menjadi aspirasi kawan-kawan dengan adanya misteri Rp.19 Triliun itu yang masih memungkinkan untuk dibawa ke mana itu dan itu adalah kewenangan Kementerian Perhubungan.

Terima kasih.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

Saya menyampaikan terima kasih Pimpinan sudah diberi kesempatan dan mohon maaf apabila ada kekurangan.

Wabillaahittaufik walhidayah,

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT/KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS.S.Sos.,M.Si/F-PDIP):

Terima kasih Pak Gatot.

Selanjutnya ke Pak Soehartono, silakan pak. F-P.NASDEM (Drs. H. SOEHARTONO):

Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. Ketua dan Anggota Komisi V yang saya hormati.

Bisa didengar Pak Ketua? Bisa pak ya?

Saya menyampaikan terima kasih Pimpinan sudah diberi kesempatan dan mohon maaf apabila ada kekurangan.

Wabillaahittaufik walhidayah,

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT/KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS.S.Sos.,M.Si/F-PDIP):

Jelas, jelas, jelas pak.

Ya, singkat saya tidak terlalu banyak, aspirasi Anggota banyak sekali saya dengar sejak awal persidangan. Jadi saya tahu semuanya. Oleh karena itu saya hanya ingin mengusulkan kepentingan Dapil saya.

Pertama, Pak Dirjen Kereta Api ya. Stasiun Madiun itu menampung 6 kabupaten. Kemarin saya sudah koordinasi dengan Kepala Stasiun Madiun bersama Walikota ya. Karena apa? Karena saya prihatin sekali melihat Stasiun Madiun yang sempit karena dibatasi oleh jalan. Nah karena di sebelah jalan itu juga asetnya PJKA, saya koordinasi dengan Pak Wali memindah jalan.

Cuma harapan dari kota itu tidak sepenuhnya bisa dipenuhi oleh stasiun atau kereta api. Karena apa? Maunya itu pelebaran yang untuk stasiun itu paling tidak ada 30 Meter tapi karena stasiun ini kesulitan untuk apa ya untuk tanahnya dihibahkan menjadi Fasum, akhirnya itu tidak capable, karena pelebarannya hanya sempit. Saya sudah kemukakan kepada Bapak Menteri, kemudian saya suruh bawa gambar-gambarnya itu. Jadi yang eksisting dan yang rencana itu nanti akan segera kami masukan kepada Pak Dirjen Kereta Api.

Kemudian masih di Kereta Api, Jembatan Sebidang di Kota Madiun yang sangat dekat dengan stasiun. Jadi mepet gitu ya, jadi kalau langsung ganggu dan sebagainya ini mohon diperhatikan.

Terus kemudian yang kedua tentang terminal, ini untuk Pak Dirjen Darat ya. Terminal Dapil kami itu Jombang Madiun pak. Yang Mojokerto-Nganjuk sudah dibangun. Yang Jombang-Madiun belum dibangun gitu ya. Jadi di situlah Dapil saya ini ada darat dan kereta api, bandara tidak ada, laut tidak ada. Jadi itulah usulan kami kepada Pak Dirjen. Khusus untuk stasiun bisa meluncurkan tenaga ahli datang di Madiun dan nanti saya dampingi agar apa namanya stasiun itu menjadi representatif.

Saya kira demikian Ketua, terima kasih.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

Saya menyampaikan terima kasih Pimpinan sudah diberi kesempatan dan mohon maaf apabila ada kekurangan.

Wabillaahittaufik walhidayah,

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

KETUA RAPAT/KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS.S.Sos.,M.Si/F-PDIP):

Selanjutnya Pak Roberth Rouw monitor? Pak Roberth Rouw? Pak Roberth? Ya volume suaranya belum keluar Pak Roberth masih ya.

F-P.NASDEM (ROBERTH ROUW):

Dokumen terkait