• Tidak ada hasil yang ditemukan

Con to h Ma jalah H et Licht/Al-Nur Jo ng Islamieten Bo nd

AGUS SALIM

D. Pe ranan dan Kiprah Politik Agus Salim

D. Pe ranan dan Kiprah Politik Agus Salim

1. Sarekat Islam

P eranan Agus Salim berkaitan dengan pemikirannya dalam Sarekat Islam diantaranya adalah mengenai keberhasilan usahannya dalam memebersihkan tubuh Sarekat Islam dari unsur komunis. Selain itu pula ia juga lah yang berpengaruh dalam menggariskan kebijakan dan strategis perjuangan Sarekat Islam terutama menganai warna keislaman pada tubuh Sarekat Islam yang diwujudkan dalam Keterangan Asas (Beg in sel Verk la ring).

Membersihkan tubuh Sarekat Islam dari unsur Komunis

Permasalahan ini sudah dimulai sejak tahun 1917 dimana telah terjadi perselisihan antara golongan komunis dengan golongan Islam. Diantaranya masalah perdebatan mengenai permasalahan Indie Weerba ar, selain itu pula masalah keikutsertaan Sarekat Islam terhadap lembaga Volk sraa d, dimana golongan Komunis sangat menentangnya.

Golongan komunis sebagian besar dari Sarekat Islam Semarang, diantara tokoh-tokohnya adalah Darsono dan Samaun. Yang mana keduanya sangat bertentangan dengan Agus Salim terutama mengenai arah perjuangan dari Sarekat Islam.

Puncak-puncak ketegangan mulai nampak ketika pada kongres CSI tahun 1919 (centraal Sarekat Islam) mulai diperbincangkan masalah disiplin partai oleh kongres pada waktu itu. Yang mana secara tidak langsung dengan diberlakukannya disiplin partai (Partij Discip line) maka usaha Agus Salim dalam menyingkirkan golongan komunis dapat terlaksana. Namun tentunya usaha Agus salim tidak berjalan mulus. Diantaranya perbedaan pendapat dengan Tjokroaminoto. Dimana Tjokroaminoto lebih berpandangan bahwa ia lebih menghutamakan persatuan dikalangan Sarekat Islam sehingga pun menagguhkannya. Ia lebih mengutamakan persatuan di tubuh SI ketimbang perbedaan yang menurutnya bukanlah sesuatu yang prinsip. Berbeda dengan Salim. Ia berpendapat, masalah P KI sangatlah prinsip, karena menyangkut akidah

Sehingga baru pada tahun 1921 ide disiplin partai dimunculkan kembali dalam kongres yang dipimpin oleh Agus Salim, yang kebetulan pada waktu itu 170

Tjokroaminoto tidak hadir karena sedang ditahan oleh pemerintah Hindia Belanda.P eranan Salim di SI sangat menonjol terutama dalam merumuskan kebijakan dan strategi perjuangan organisasi. Hal itu tampak saat ia berusaha membersihkan orang-orang P KI yang mulai menyusup ke tubuh SI. Usaha pembersihan itu terkenal dengan istilah "Disiplin Partai".

Soal asas Salim menyatakan, "Tidak perlu mencari isme-isme lain yang akan mengobati penyakit gerakan. Obatnya ada di dalam asasnya sendiri, asas yang lama dan kekal, yang tidak dapat dimubahkan orang, sungguhpun sedunia telah memusuhi dengan permusuhan lain. Asas itu adalah Islam." Dalam hal P KI, Salim meminta agar Kongres mengeluarkannya dari SI. Sambil mengutip ayat al-Qur'an Salim menegaskan, "Di dalam al-Qur'an terkandung perintah yang melarang kita bersaudara, yakni berikatan lahir batin dengan orang yang tidak sama keyakinan dengan kita. Karena mereka selalu hendak menjerumuskan kita dan mereka suka bila kita menderita bencana." Menanggapi Salim, Semaun menjawab bahwa SI perlu taktik yang lebih luas. Selama ini, katanya, SI hanya mampu mengumpulkan orang Islam saja buat bekerja bersama-sama membela hak rakyat. Padahal, selain Islam masih ada orang lain yang jumlahnya tidak sedikit. "PKI sudah nyata bisa membawa orang-orang Ambon, Manado, dan lain-lain rakyat Hindia yang tidak beragama Islam. Bilangan mereka tidak sedikit, pengaruhnya harus pula dihargakan. Di sini PKI sudah membuktikan taktiknya, bekerja dengan orang Islam Kristen. Kongres akhirnya mensahkan keputusan disiplin partai dan Islam sebagai asas SI. Akibatnya, PKI harus keluar dari SI. Tak lama kemudian, Semaun dan Darsono membentuk SI sendiri yang terkenal dengan sebutan "SI Merah".

Memberi nuansa Islam yang k ental terhadap o rg anisasi Sare kat Islam Usahanya dimulai dengan merumuskan keterangan asas yang

merupakan arah dan tujuan dari organisasi SI pada kongres tahun 1919 yang kemidian disyahkan pada kongres tahun 1921. Hal yang dilakukan salim merupakan penegasan kembali terhadap keterangan asas yang telah lebih dahula ada yang dibuat tahun 1917.

Menurutnya penegasan kembali terhadap keterangan asa pada organisasi SI perlu sebab islam merupaakan alternative utama bagi masyarakat Hindia Belanda untuk melakukan perubahan.

Sebab keterangan asas sebelumnya kurang menjelaskan posisi islam yang lebih luas. Sebab pada keterangan asas terdahulu mengisyarata kan bahwa sebaiknya pemerintahan atau Negara tidak dicampuri oleh masalah agama.

2. Jong Islamie te n Bo nd (JIB)

Jong Islamieten Bond atau Persatuan Pemuda Islam dilahirkan dalam lingkungan kelompok terpelajar yang mendapat pendidikan Barat. Kelahirannya merupakan reaksi sekelompok pelajar terhadap kalangan pelajar muslim lainnya yang bersikap acuh tak acuh terhadap agama Islam. Atas dasar keinginan untuk mengembalikan Islam sebagai ajarannya, sebagian pelajar

muslim yang tidak ingin terhanyut dalam pola kehidupan Barat akhirnya mendirikan JIB.

Peran Agus Salim dalam Jong Islamieten Bond adalah dengan memeberikan gagasan-gagasan tentang modernisasi Islam dan politik. Pengaruh Salim sebagai seorang modernis dapat terlihat dalam beberapa tulisannya di majalah Het Licht/An -n ur (cahaya) yang diterbitkan oleh JIB. Kemudian JIB muncul sebagai “pabrik” dengan intelek-intelek mudanya seperti: Mohammad Roem, Mohammad Natsir, Kasman Singadimedjo dan AR Baswedan.

Agus Salim yang seorang nasionalis sejati, menyatakan pendapatnya tentang organisasi ini dalam majalah Het Lich t: didirikannya JIB merupakan titik balik terhadap segala kehidupan itu, kita di sini dihadapkan dengan tekad untuk berorientasi kepada sesuatu yang asli dari bangsa kita, dengan hasrat mengagunggkan sesuatuyang asli dalam pandangan kita sendiri; tidak mengagungkan segala apa yang berasal dari asing.

Pemikiran dan tindakan Hadji Agus Salim yang tegas dalam Jong Islamieten Bond terlihat pada kongres JIB di Solo pada 1927. salim dengan tegas “tidak ragu-ragu bertindak secara demonstratif dan menonjol, membongkar hijab atau tabir yang memisahkan para hadirin wanita dari para hadirin pria”. Menurutnya, pemisahan dengan menggunakan tabir adalah pengucialn terhadap kaum wanita.

3. Perge rakan Pe nyadar

Setelah kongres PSII selesai, Agus Salim mengatakan akan tetap bekerja menyumbangkan tenaga dan fikirannya untuk kepentingan umat Islam Indonesia. Karena terjadi konflik diantara pemimpin PSII, ia melakukan langkah politik baru yaitu membentuk badan oposisi bernama Barisan Penyadar PSII (BP.P SII). Barisan P enyadar ini dimaksudkan untuk mengajak supaya setiap anggota partai sadar akan hak-haknya dalam organisasi yang selama ini dilanggar oleh Dewan Partai dan Lajnah Tanfidziyah.[8]

Salim dan Barisan Penyadar giat mengadakan pertemuan-pertemuan mempropagandakan politik kooperasidan mendesak agar partai mengubah haluannya. Aksi oposisi Salim melalui Barisan ini menggoyahkan kedudukan Abikoesno. Oleh karena itu, setelah mengadakan rapat, pada tanggal 13 Februari 1937 diberlakukan pemecatan terhadap Salim, Sangadji, Sabirin dan Roem serta 24 orang tokoh Barisan P enyadar lainnya.

Dengan dikeluarkannya tokoh-tokoh Barisan Penyadar semakin membulatkan tekad mereka untuk membentuk partai sendiri. Kemudian diadakan konferensi yang menghasilkan keputusan yaitu membentuk partai “ Pergerakan P enyadar” . salim menyatakan bahwa partai ini merupakan pergerakan merdeka dan berdiri sendiri, mempunyai bentuk organisasi sendiri, asas, haluan politik serta program-program sendiri. Konferensi juga menetapkan H. Agus Salim sebagai pemimpin Umum dan AM. Sangadji sebagai wakilnya. Sedangkan Moh. Roem dipilih untuk menduduki jabatan Presiden Partai.

Daftar Pustaka

Ahmad Syafi’i Ma’arif, Studi tentang Percaturan dalam Konstituante Islam dan Masalah Kenegaraan. Jakarta:LP3ES, 1985

Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900 – 1942, (cetakan ke 8) 1996, Jakarta;LP3ES

Drs. Suradi, HA Salim dan Konflik politik dalam Sarekat Islam, 1997, Jakarta: Sinar Harapan

Taufik Abdullah, aswab mahasin, Daniel Dhakidae, manusia dalam Kemelut Sejarah, jakarta:LP 3ES, 1978

Solihin Salam, HA Salim, Hidup dan P erjuangannya, Jakarta, 1976

Depdikbud, Tok o h-Tok oh Pemik ir Pah am Keba ng sa an: haji Agus Salim dan Muhammad Husni Thamrin, Jakarta, 1995

Pnitia Buku P eringatan, Seratus tahun Haji Agus Salim, Jakarta: Sinar Harapan, 1996.

[1] DEPD IKBUD, Tokoh-tokoh pemikir p aham k ebangsaan: Ha ji Agus Sa lim d an Muh ammad Husni Tha mrin, Jakarta. 1995, hal 18

[2] K ompas. [3] ibid [4] ibid

[5] Islam dan masalah kenegaraan

[6] M r M ohammad Roem., 1954, D jedjak Langkah H adji Agus Salim: Pikiran Karangan, U tjapan dan Pendapat Beliau dari Dulu sam pai Sekarang, Jakarta: Tinta M as, hlm 18

[7] Ibid, hlm 35

[8] Suradi., 1997, Haji Agus Salim dan K onflik Politik dalam Sarekat Islam, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, hlm 68

Sumber: Ahmad Fathul Bari. 2007. ”Agus Salim”. http://a hmadfa th ulba ri.mu ltiply.com/journa l/item/10 diakses tanggal 7 Agustus 2009.