• Tidak ada hasil yang ditemukan

SMA Negeri Tanjungsari

Seperti pantai lainnya, di Pantai Baron tersedia aneka ikan laut beserta olahannya. Pantai Baron memiliki fasilitas berupa tempat pelelangan ikan (TPI), toko pakaian, toko cenderamata, rumah makan, toko oleh-oleh, dan toko buah. Pedagang rumah makan yang ada di Pantai Baron biasanya menyediakan berbagai olahan seafood, seperti ikan bakar, ikan goreng, cumi saus tiram, udang asam manis, udang goreng, cumi goreng dan masih banyak lagi.

Pantai Baron Banyak Pedagang

Pedagang Pantai Baron menjual pernak pernik atau cen-deramata yang dibuat dari limbah hasil laut. Berbagai macam cenderamata berbahan kerang laut yang banyak dijual di Pantai Baron adalah bros, tirai kerang, lampu hias, cermin berhias ka-rang, figura, dan aneka karakter hewan yang juga terbuat dari kerang laut. Pedagang menarik perhatian pengunjung dengan cara memperbanyak dagangannya. Selain memperbayak dagang-an, pedagang biasanya menawarkan barang dagangannya ter-sebut dengan cara menyebutkan nama-nama barang yang mereka jual.

Di tempat pelelangan ikan terdapat ikan segar hasil tang-kapan nelayan, udang, cumi-cumi, kepiting, dan lobster segar. Selain itu pembeli juga bisa meminta sekalian dimasakkan di sana. Pedagang oleh-oleh di Pantai Baron sama seperti di Pantai lainnya. Pedagang menyediakan olahan hasil laut, seperti udang goreng, cumi goreng, ikan krispi, peyek udang rebon, peyek jingking (anakan undur-undur), dan undur-undur laut goreng. Pedagang menarik perhatian pengunjung dengan cara sama per-sis dengan pedagang cinderamata. Mereka menawarkan barang dagangannya dengan cara menyebutkan nama-nama barang da-gangannya.

Aneka Permasalahan di Pantai Baron

Banyaknya penjual yang berdagang keliling di sekitar ter-minal, membuat pedagang yang menetap di kios atau toko rasa tersaingi. Pedagang peyek bagian selatan terminal juga me-rasakan keluhan yang sama. Mereka beranggapan bahwa peda-gang yang berada di terminal lebih laris di bandingkan dapeda-gangan mereka. Hal tersebut telah dirasakan oleh salah seorang penjual, Ibu Santi. Ia pernah melakukan pengamatan mengenai barang dagangannya dan juga barang dagangan penjual keliling. Ia pun merasa bahwa barang dagangannya tersebut masih belum terjual laris dan pedagang keliling tersebut ternyata sudah kehabisan barang dagangannya.

Pantai Baron juga merupakan pantai yang paling banyak pedagangnya dibandingkan dengan pantai lainnya. Akibat dari banyaknya pedagang, para pedagang merasa resah dan bersaing dengan cara tidak sehat. Orang mudah mendirikan warung atau kios hanya dengan izin lisan atau bahkan tanpa izin sama sekali. Seharusnya setiap pemilik warung memiliki kartu anggota. Ku-rangnya kebijakan ketua anggota atau ketua pokdarwis meng-akibatkan para pedagang membuat harga yang tidak wajar atau merendahkan harga supaya dagangannya terjual laris. Cara itu

mengakibatkan perselisihan, saling menyindir, saling mengucil-kan, dan sebagainya.

Tingkat kebersihan di Pantai Baron masih belum bisa ter-atasi. Hal ini disebabkan ketidaksadaran para pengunjung dan pedagang yang membuang sampah tidak pada tempatnya. Hal lain yang menyebabkan tingkat kebersihan rendah yaitu kurang-nya fasilitas tempat pembuangan sampah. Kurangkurang-nya tempat pembuangan untuk limbah cair juga menyebabkan keresahan para pedagang rumah makan. Limbah cair dari rumah hanya dibuang begitu saja ke bagian belakang rumah makan. Hal ini menyebabkan pencemaran air laut. Jika hujan turun air pembuang-an tersebut akpembuang-an terbawa air hujpembuang-an ke laut. Selain pencemarpembuang-an air laut, terjadi pula pencemaran udara. Limbah itu juga menimbulkan bau tidak sedap. Hal ini sangat mengganggu pengunjung.

Banyaknya pedagang menyebabkan di antara mereka ada yang merasa tersaingi. Karena maraknya pedagang yang ber-jualan keliling di sekitar pantai lebih laris dibandingkan pedagang yang hanya menetap di kios tersebut. Akibatnya para pedagang menyindir, dan beradu mulut. Tempat pedagang yang kurang strategis juga membuat salah seorang pedagang mengeluhkan penghasilan yang menurun. Pedagang yang hanya menetap di kios mengeluh jika pengunjung pantai menurun. Mereka merasa kesulitan menawarkan barang dagangannya daripada pedagang keliling. Banyaknya pedagang yang berjualan di area dekat pantai juga mengganggu wisatawan. Pandangan ke pantai menjadi terhalang. Pemerintah sering melakukan penertiban.

Masyarakat menyambung hidup atau menghidupi keluarga-nya hakeluarga-nya dengan berjualan di pantai. Pemerintah sebaikkeluarga-nya menyediakan lahan yang cukup untuk mendirikan kios-kios di Pantai Baron. Akan tetapi, ketua kelompok juga harus membuat kebijakan agar para pedagang yang berjualan melaksanakan ke-giatannya dengan aman dan damai antarpedagang.

Solusi permasalahan

1. Tingkat kebersihan para pedagang dan barang yang akan dijual ditingkatkan supaya pengunjung merasa nyaman ber-belanja.

2. Meningkat rasa masakan atau olahan yang akan dijual kare-na itu adalah salah satu cara mekare-narik perhatian konsumen. 3. Meningkatkan kualitas bahan agar minat konsumen

mening-kat.

4. Meningkatkan tampilan kemasan agar lebih menarik per-hatian konsumen.

5. Ketua kelompok mengompakkan harga semua jenis dagang-an agar mengurdagang-angi persaingdagang-an dagang-antarkelompok.

Tri Wahyuni Lahir di Gunungkidul, 01 Juni 1999 Alamat rumah di Karang Lor 1 Kemadang, Tanjung-sari, Gunungkidul. Sekolah di SMKN 1 Tanjungsari yang beralamat di Jalan Baron Km. 19, Rejosari, Kemadang, Gunungkidul. Jika ingin berkorespon-densi dengan Tri Wahyuni dapat menghubungi ponsel 083126224162 , Judul esai “Pedagang Pantai Baron”

“Penjahat” adalah kesan yang muncul pertama kali saat mendengar kata peretas. Pada dasarnya peretas merupakan sese-orang yang tertarik atau ahli dalam menggunakan sistem kom-puter. Banyak orang yang berpendapat bahwa peretas merupa-kan penjahat komputer, tapi juga tidak sedikit yang mengatamerupa-kan bahwa peretas merupakan pelindung. Bagaimana dua kata ber-lawanan itu saling bersaing mengisi dasar pemikiran umum?

Menurut KBBI, penjahat adalah orang yang melalukan kejahat-an. Dalam hal ini, konsep pemikiran masyarakat bahwa peretas adalah seorang penjahat bukan tanpa alasan. Dikutip dari

merdeka.com, pada tahun 2013 di Indonesia tercatat 9 kasus peretasan yang mengharuskan pihak polisi turun tangan untuk menangani masalah ini. Kasus tersebut hanya beberapa dari banyaknya peretasan yang terjadi di Indonesia. Tercatat dalam news.detik.com pada tahun 2016 kejahatan peretasan di Jakarta mencapai 1.207 kasus. Peretas yang menyalahgunakan kemam-puannya ini, biasanya meretas situs atau web untuk mendapat-kan keuntungan dengan mencuri data rahasia. Ada juga yang kemudian menjual data tersebut. Kerugian yang ditanggung oleh korban juga tidak tanggung-tanggung, jutaan hingga miliaran rupiah.

PERETAS:

PENJAHAT ATAU PELINDUNG?