• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pekerjaan bleeding sumur

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA (Halaman 184-189)

BAB 7 PEMBAHASAN

7.1 Hasil Identifikasi Bahaya dan Analisis Risiko K3 pada kegiatan bagian

7.1.5 Pekerjaan bleeding sumur

Bahaya dan risiko yang ada dalam kegiatan bleeding sumur ini yang berhasil diidentifikasi dan dianalisis (lihat tabel 6.5 untuk identifikasi dan 6.21 untuk analisis) antara lain:

1. Bahaya beda ketinggian saat pekerja di atas dump truck dengan risiko terjatuh saat akan memasukan NaOH ke dalam flash tank termasuk dalam kategori very high dengan level risiko 600. Penentuan level risiko tersebut berdasarkan penghitungan:

Konsekuensi dari risiko ini sebesar 50 (disaster) karena terjatuhnya pekerja saat akan memasukan NaOH ke dalam flashtank dengan tinggi kira-kira 1-2 meter dampat berdampak patah tulang hingga fatality.

Probabilitas dengan nilai 6 yaitu likely, dengan alasan risiko ini memiliki kemungkinan 50:50 untuk dapat terjadi. Risiko dapat mungkin terjadi karena pekerja harus memasukan NaOH secara manual ke dalam flashtank dengan tinggi kira-kira 1-2 meter, berdiri di atas dumptruck dan pekerja mengabaikan untuk menggunakan safety harness.

Pajanan (eksposure) untuk risiko ini pada bleeding sumur adalah infrequent bernilai 2 yaitu kira-kira satu kali dalam sebulan sampai satu kali dalam setahun pekerjaan ini dilakukan.

Perusahaan telah melakukan beberapa pengendalian terhadap risiko ini seperti safety briefing sebelum bekerja, penyediaan safety harness, pengawasan K3LL

serta sedang dibuat rumah NaOH untuk menyimpan NaOH yang akan mengalirkan NaOH langsung ke dalam flashtank tanpa manual. Tingkat risiko turun 95.00% yaitu menjadi 30 kategori priority 3 sehingga hanya dibutuhkan pengawasan dan perhatian lebih secara berkesinambungan.

2. Bahaya NaOH yang dimasukan ke dalam flashtank dengan risiko pekerja terpajan NaOH tersebut pada salah stau bagian tubuhnya yang termasuk dalam kategori priority 1 yaitu dengan nilai risiko 300. Penentuan level risiko tersebut berdasarkan penghitungan:

Konsekuensi dari risiko ini sebesar 25 (very serious) karena apabila salah satu bagian tubuh pekerja terpajan NaOH dapat berdampak menghancurkan jaringan badan, mata (kerusakan kornea), iritasi atau korosi saluran pencernaan (tertelan), saluran pernafasan (terhirup) dan kulit terbakar.

Probabilitas dengan nilai 6 yaitu likely, dengan alasan risiko ini memiliki kemungkinan 50:50 untuk dapat terjadi. Risiko dapat mungkin terjadi karena ketidak hati-hatian pekerja saat memasukan NaOH, NaOH terciprat terkena tubuh pekerja sementara pekerja tidak memakai alat pelindung diri standar lengkap terutama sarung tangan untuk bahan kimia.

Pajanan (eksposure) untuk risiko ini pada bleeding sumur adalah infrequent bernilai 2 yaitu kira-kira satu kali dalam sebulan sampai satu kali dalam setahun pekerjaan ini dilakukan.

Perusahaan telah melakukan beberapa pengendalian terhadap risiko ini seperti safety briefing sebelum bekerja, penyediaan safety harness, pengawasan K3LL serta sedang dibuat rumah NaOH untuk menyimpan NaOH yang akan mengalirkan NaOH langsung ke dalam flashtank tanpa manual. Tingkat risiko turun 95.00% yaitu menjadi 30 kategori priority 3 sehingga hanya dibutuhkan pengawasan dan perhatian lebih secara berkesinambungan.

3. Bahaya perilaku merokok pada pekerja di lapangan dengan risiko gangguan kesehatan pekerja yang termasuk dalam kategori very high dengan level risiko 5000. Penentuan level risiko tersebut berdasarkan penghitungan:

Konsekuensi dari risiko ini sebesar 50 (disaster) karena berdampak sangat buruk bagi kesehatan pekerja yang merokok aktif maupun pekerja perokok pasif. Dampaknya terutama salah satu faktor risiko penyebab penyakit non

communicable desease seperti gangguan kesehatan pekerja mulai dari sesak nafas, jantung, berbagai jenis kanker, gangguan kardiovaskular, dan masih banyak lagi yang dapat menyebabkan kematian.

Probabilitas dengan nilai 10 yaitu almost certain, dengan alasan risiko ini sangat mungkin dapat terjadi untuk pekerja mengalami gangguan kesehatan akibat rokok. Kemungkinan ini sangat besar terjadi karena pekerja di lapangan merokok saat bekerja di sekitar sumur yang sedang di bleeding, tidak ada pengawasan terhadap larangan merokok di lapangan dan belum ada promosi terkait bahaya merokok

Pajanan (eksposure) untuk risiko ini pada bleeding sumur adalah continously bernilai 10 karena pekerja di lapangan masih sering merokok di setiap harinya.

Perusahaan telah melakukan beberapa pengendalian terhadap risiko ini seperti Safety talk dari pengawas terkait tidak diperbolehkan merokok saat bekerja atau saat mengoperasikan peralatan kerja. Tingkat risiko turun 00.00% sehingga tetap berisiko sangat tinggi karena pekerja belum menghentikan aktivitas merokoknya. 4. Bahaya tekanan sumur naik secara tiba-tiba dan suhu tinggi sumur dengan risiko kenaikan kepala sumur termasuk dalam kategori priority 1 dengan level risiko 300. Penentuan level risiko tersebut berdasarkan perhitungan:

Konsekuensi dari risiko ini sebesar 15 (serious) karena berakibat kerusakan material coran semen yang menimbulkan kerugian finansial.

Probabilitas dengan nilai 10 (almost certain), dengan alasan kejadian ini merupakan yang paling sering terjadi akibat dari cuaca hujan atau bersuhu rendah menyebabkan uap di dalam kumpul dan menimbulkan tekanan serta suhu dalam sumur sangat tinggi.

Pajanan (eksposure) untuk risiko ini pada bleeding sumur adalah infrequent bernilai 2 yang berarti pekerjaan dilakukan kira-kira satu kali dalam sebulan sampai satu kali dalam setahun.

Perusahaan telah melakukan beberapa pengendalian terhadap risiko ini seperti TKI atau prosedur kerja yang aman, safety briefing, memasang sling pada kepala sumur, APD lengkap pekerja. Tingkat risiko turun 40.00% yaitu menjadi 180

kategori subtantial sehingga masih tergolong belum rendah karena kenaikan kepala sumur ini merupakan kejadian yang sering terjadi.

5. Bahaya tekanan sumur naik secara tiba-tiba dan suhu tinggi sumur dengan risiko tertimpa material coran semen termasuk dalam kategori priority 1 dengan level risiko 300. Penentuan level risiko tersebut berdasarkan perhitungan:

Konsekuensi dari risiko ini sebesar 15 (serious) karena berakibat terjadi dampak serius apabila pekerja tertimpa coran semen yang menyembur akibat tekanan kepala sumur naik.

Probabilitas dengan nilai 10 (almost certain), dengan alasan kejadian ini merupakan yang paling sering terjadi akibat dari cuaca hujan atau bersuhu rendah menyebabkan uap di dalam kumpul dan menimbulkan tekanan serta suhu dalam sumur sangat tinggi serta terdapat pekerja di sekitar rangkaian kepala sumur yang sedang melakukan aktivitas bleeding sumur.

Pajanan (eksposure) untuk risiko ini pada bleeding sumur adalah infrequent bernilai 2 yang berarti pekerjaan dilakukan kira-kira satu kali dalam sebulan sampai satu kali dalam setahun.

Perusahaan telah melakukan beberapa pengendalian terhadap risiko ini seperti TKI atau prosedur kerja yang aman, safety briefing, memasang sling pada kepala sumur, APD lengkap pekerja. Tingkat risiko turun 70.00% yaitu menjadi 180 kategori subtantial sehingga masih tergolong belum rendah karena kenaikan kepala sumur ini merupakan kejadian yang sering terjadi.

6. Bahaya gas H2S dan CO di atas nilai ambang batas (NAB) dengan risiko realase atau keluar dari dalam sumur dan terhirupnya gas H2S dan CO oleh pekerja hingga lebih dari NAB termasuk dalam kategori very high dengan level risiko 600. Penentuan level risiko tersebut berdasarkan perhitungan:

Konsekuensi dari risiko ini sebesar 50 (disaster) karena ketika kedua gas tersebut mengeluarkan konsentrasi lebih dari NAB nya yaitu untuk H2S 20 ppm dan CO 50 ppm dapat menyebabkan kematian atau fatality bagi pekerja yang berada di sekitar lokasi.

 Probabilitas dengan nilai 6, dengan alasan kemungkinan untuk terjadinya releasenya gas-gas tersebut sebesar 50% karena fluida panas bumi memang mengandung gas H2S dan CO hanya berbeda konsentrasi dan gas tersebut

bisa secara tiba-tiba keluar tanpa bisa diprediksi konsentrasinya. Kemungkinan terbesar release nya gas-gas tersebut dalam jumlah besar adalah saat pembukaan sumur-sumur yang telah lama tidak dialirkan ke sistem sehingga gas terakumulasi di dalam sumur.

Pajanan (eksposure) untuk risiko ini pada injeksi udara bertekanan ke dalam sumur adalah infrequent bernilai 2 yang berarti pekerjaan dilakukan kira-kira satu kali dalam sebulan sampai satu kali dalam setahun.

Perusahaan telah melakukan beberapa pengendalian terhadap risiko ini seperti TKI atau prosedur keselamatan terhadap bahaya gas tersebut, early detection menggunakan gas detector, penyediaan Self Contained Breathing Apparatus (SCBA), Wind sock untuk menentukan arah angin penyebaran gas sehingga mengurangi tingkat risiko dampak dan kemungkinan terjadinya fatality. Tingkat risiko turun 95.00% yaitu menjadi 30 kategori priority 3 sehingga harus terus dilakukan pengawasan terhadap risiko release nya gas-gas tersebut secara berkesinambungan.

7. Bahaya ergonomi pada saat memutar side valve dengan risiko postur janggal termasuk dalam kategori priority 3 dengan nilai 30. Penentuan level risiko tersebut berdasarkan perhitungan:

Konsekuensi dari risiko ini sebesar 5 (important) karena kerasnya valve saat diputar dapat menyebabkan postur janggal yang menyebabkan nyeri pada bahu, lengan dan telapak tangan.

Probabilitas dengan nilai 3 (unusual but possible), dengan alasan kemungkinan untuk terjadinya risiko ini tidak biasa namun dapat terjadi akibat dari side valve sangat jarang dibuka sehingga ada kemungkinan karat dan menyebabkan sukar untuk diputar.

Pajanan (eksposure) untuk risiko ini pada bleeding sumur adalah infrequent bernilai 2 yaitu kira-kira satu kali dalam sebulan sampai satu kali dalam setahun.

Perusahaan telah melakukan beberapa pengendalian terhadap risiko ini seperti pemberian pelumas berupa grease pada side valve yang keras untuk membuat valve lebih licin dan mudah diputar. Tingkat risiko turun 66.67% yaitu menjadi 10

kategori acceptable sehingga intensitas kegiatan yang menimbulkan risiko dikurangi seminimal mungkin.

8. Bahaya bising dari uap bertekanan yang keluar ke lingkungan melalui flashtank memiliki risiko pekerja terpajan bising di atas nilai ambang batas (NAB) dan termasuk dalam kategori substantial dengan nilai 150. Penentuan level risiko tersebut berdasarkan perhitungan:

Konsekuensi dari risiko ini sebesar 25 (very serious) karena kebisingan di atas nilai ambang batas dan melebihi durasi sesuai standar NIOSH dapat menimbulkan tuli sementara hingga kecacatan permanen pada pendengaran. Selain itu, tingkat stress bertambah, peningkatan tekanan darah, pusing, hingga gangguan komunikasi.

Probabilitas dengan nilai 3 (unusual but possible), dengan alasan kemungkinan untuk terjadinya risiko tidak biasa namun mungkin terjadi jika pekerja tidak menggunakan ear protection dan uap yang keluar lingkungan mengeluarkan bising yang tinggi.

Pajanan (eksposure) untuk risiko ini pada bleeding sumur adalah infrequent bernilai 2 yaitu kira-kira satu kali dalam sebulan sampai satu kali dalam setahun kegiatan ini dilakukan.

Perusahaan telah melakukan beberapa pengendalian terhadap risiko ini seperti pengukuran bising, durasi pekerjaan yang tidak melebihi batas aman dan penyediaan earplug. Tingkat risiko turun sebesar 98.67% yaitu menjadi 2 kategori acceptable sehingga tindakan yang diperlukan hanya mengurangi intensitas kegiatan yang dapat menimbulkan risiko seminimal mungkin seperti tidak menggunakan earplug atau earmuff.

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA (Halaman 184-189)