• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pekerjaan injeksi udara bertekanan ke dalam sumur

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA (Halaman 180-184)

BAB 7 PEMBAHASAN

7.1 Hasil Identifikasi Bahaya dan Analisis Risiko K3 pada kegiatan bagian

7.1.4 Pekerjaan injeksi udara bertekanan ke dalam sumur

Bahaya dan risiko yang ada dalam kegiatan injeksi udara bertekanan ke dalam sumur ini yang berhasil diidentifikasi dan dianalisis (lihat tabel 6.4 untuk identifikasi dan 6.20 untuk analisis) antara lain:

1. Bahaya solar yang merupakan bahan bakar genset dengan risiko kebakaran termasuk dalam kategori priority 1 dengan level risiko 300. Penentuan level risiko tersebut berdasarkan penghitungan:

Konsekuensi dari risiko ini sebesar 50 (disaster) karena apabila terjadi kebakaran besar dapat menimbulkan dampak kerugian yang cukup besar bagi perusahaan seperti kerusakan fasilitas sekitarnya, kerusakan peralatan, bahkan korban jiwa jika terdapat pekerja di lokasi saat kebakaran terjadi.

Probabilitas dengan nilai 3 yaitu unusual but possible, dengan alasan kejadian kebakaran ini tidak biasa terjadi namun masih memiliki potensi untuk terjadi. Potensi terjadinya kebakaran ini mungkin dapat terjadi apabila terdapat ceceran solar dan terdapat sumber api seperti pekerja yang merokok di sekitarnya.

Pajanan (eksposure) untuk risiko ini pada injeksi udara bertekanan ke dalam sumur adalah infrequent bernilai 2 yaitu kira-kira satu kali dalam sebulan sampai satu kali dalam setahun pekerjaan ini dilakukan. Pekerjaan ini dilakukan apabila akan menghidupkan kembali sumur yang sebelumnya tidak dialirkan ke sistem seperti sebelum bleeding atau uji produksi.

Perusahaan telah melakukan beberapa pengendalian terhadap risiko ini seperti penyimpanan solar di tempat khusus dan baik serta penyediaan APAR untuk mengurangi risiko kebakaran yang lebih besar. Tingkat risiko turun 99.67% yaitu menjadi 1 kategori acceptable sehingga hanya dibutuhkan pengawasan dan perhatian lebih secara berkesinambungan.

2. Bahaya gas H2S dan CO di atas nilai ambang batas (NAB) dengan risiko realase atau keluar dari dalam sumur dan terhirupnya gas H2S dan CO oleh pekerja hingga lebih dari NAB termasuk dalam kategori very high dengan level risiko 600. Penentuan level risiko tersebut berdasarkan perhitungan:

Konsekuensi dari risiko ini sebesar 50 (disaster) karena ketika kedua gas tersebut mengeluarkan konsentrasi lebih dari NAB nya yaitu untuk H2S 20 ppm dan CO 50 ppm dapat menyebabkan kematian atau fatality bagi pekerja yang berada di sekitar lokasi.

 Probabilitas dengan nilai 6, dengan alasan kemungkinan untuk terjadinya releasenya gas-gas tersebut sebesar 50% karena fluida panas bumi memang mengandung gas H2S dan CO hanya berbeda konsentrasi dan gas tersebut bisa secara tiba-tiba keluar tanpa bisa diprediksi konsentrasinya. Kemungkinan terbesar release nya gas-gas tersebut dalam jumlah besar

adalah saat pembukaan sumur-sumur yang telah lama tidak dialirkan ke sistem sehingga gas terakumulasi di dalam sumur.

Pajanan (eksposure) untuk risiko ini pada injeksi udara bertekanan ke dalam sumur adalah infrequent yaitu kira-kira satu kali dalam sebulan sampai satu kali dalam setahun.

Perusahaan telah melakukan beberapa pengendalian terhadap risiko ini seperti TKI atau prosedur keselamatan terhadap bahaya gas tersebut, early detection menggunakan gas detector, penyediaan Self Contained Breathing Apparatus (SCBA), Wind sock untuk menentukan arah angin penyebaran gas sehingga mengurangi tingkat risiko dampak dan kemungkinan terjadinya fatality. Tingkat risiko turun 99.67% yaitu menjadi 2 kategori acceptable sehingga risiko dapat diterima dengan catatan intensitas pekerjaan yang menimbulkan risiko ini dikurangi seminimal mungkin.

3. Bahaya elektrik dari panel atau sumber listrik kompresor dengan risiko kebakaran termasuk dalam kategori priority 1 yaitu dengan nilai risiko 300. Penentuan level risiko tersebut berdasarkan penghitungan:

Konsekuensi dari risiko ini sebesar 50 (disaster) karena apabila terjadi kebakaran besar dapat menimbulkan dampak kerugian yang cukup besar bagi perusahaan seperti kerusakan fasilitas sekitarnya, kerusakan peralatan, bahkan korban jiwa jika terdapat pekerja di lokasi saat kebakaran terjadi.

Probabilitas dengan nilai 3 yaitu unusual but possible, dengan alasan kejadian kebakaran ini tidak biasa terjadi namun masih memiliki potensi untuk terjadi. Potensi terjadinya kebakaran ini mungkin dapat terjadi apabila terjadi hubungan arus pendek, terdapat kabel terkelupas serta banyaknya konduktor penghantar listrik di sekitar lokasi.

Pajanan (eksposure) untuk risiko ini pada injeksi udara bertekanan ke dalam sumur adalah infrequent bernilai 2 yaitu kira-kira satu kali dalam sebulan sampai satu kali dalam setahun pekerjaan ini dilakukan. Pekerjaan ini dilakukan apabila akan menghidupkan kembali sumur yang sebelumnya tidak dialirkan ke sistem seperti sebelum bleeding atau uji produksi.

Perusahaan telah melakukan beberapa pengendalian terhadap risiko ini seperti penyimpanan solar di tempat khusus dan baik serta penyediaan APAR untuk

mengurangi risiko kebakaran yang lebih besar. Tingkat risiko turun 96.67% yaitu menjadi 10 kategori acceptable sehingga risiko dapat diterima dengan catatan intensitas pekerjaan yang menimbulkan risiko ini dikurangi seminimal mungkin. 4. Bahaya elektrik dari panel atau sumber listrik kompresor dengan risiko pekerja tersetrum listrik termasuk dalam kategori priority 3 yaitu dengan nilai risiko 50. Penentuan level risiko tersebut berdasarkan penghitungan:

Konsekuensi dari risiko ini sebesar 50 (disaster) karena apabila terjadi terjadi hubungan arus pendek atau korsleting listrik dan terdapat pekerja di sekitarnya dapat menimbulkan pekerja mengalami kejut listrik hingga meninggal.

Probabilitas dengan nilai 0.5 yaitu conceviable, dengan alasan kejadian ini tidak penah terjadi selama ini. Potensi terjadinya tersetrum listrik ini akibat dari hubungan pendek arus listrik akibat kerusakan peralatan atau pemakaian alat listrik secara terus menenus dan pekerja berada di sekitarnya.

Pajanan (eksposure) untuk risiko ini pada injeksi udara bertekanan ke dalam sumur adalah infrequent bernilai 2 yaitu kira-kira satu kali dalam sebulan sampai satu kali dalam setahun pekerjaan ini dilakukan. Pekerjaan ini dilakukan apabila akan menghidupkan kembali sumur yang sebelumnya tidak dialirkan ke sistem seperti sebelum bleeding atau uji produksi.

Perusahaan telah melakukan beberapa pengendalian terhadap risiko ini seperti perawatan peralatan kompresor dan pemberian tag bahaya elektrik. Tingkat risiko turun 96.67% yaitu menjadi 10 kategori acceptable sehingga risiko dapat diterima dengan catatan intensitas pekerjaan yang menimbulkan risiko ini dikurangi seminimal mungkin.

5. Bahaya temperatur tinggi pada kompresor dengan risiko kerusakan peralatan kompresor termasuk dalam kategori acceptable yaitu dengan nilai risiko 1. Penentuan level risiko tersebut berdasarkan penghitungan:

Konsekuensi dari risiko ini sebesar 1 (noticeable) karena jika terjadi kerusakan peralatan kompresor tidak menimbulkan kerugian yang terlalu besar hanya dibutuhkan biaya perbaikan.

Probabilitas dengan nilai 0.5 yaitu conceviable, dengan alasan kejadian ini tidak penah terjadi selama ini.

Pajanan (eksposure) untuk risiko ini pada injeksi udara bertekanan ke dalam sumur adalah infrequent bernilai 2 yaitu kira-kira satu kali dalam sebulan sampai satu kali dalam setahun pekerjaan ini dilakukan. Pekerjaan ini dilakukan apabila akan menghidupkan kembali sumur yang sebelumnya tidak dialirkan ke sistem seperti sebelum bleeding atau uji produksi.

Perusahaan telah melakukan pengendalian terhadap risiko ini guna menangani dampak buruk dari mesin kompresor yang menimbulkan temperatur tinggi yaitu menggunakan mesin kompresor yang secara otomatis berhenti bekerja di menit-menit tertentu. Tingkat risiko pun masih dapat turun 95.00% yaitu menjadi 0.05 kategori acceptable sehingga risiko dapat diterima.

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA (Halaman 180-184)