• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaturan pengiriman uap ke PLTP

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA (Halaman 175-180)

BAB 7 PEMBAHASAN

7.1 Hasil Identifikasi Bahaya dan Analisis Risiko K3 pada kegiatan bagian

7.1.3 Pengaturan pengiriman uap ke PLTP

Bahaya dan risiko yang ada dalam kegiatan pengaturan pengiriman uap ke PLTP ini yang berhasil diidentifikasi dan dianalisis (lihat tabel 6.3 untuk identifikasi dan 6.19 untuk analisis) antara lain:

1. Bahaya gas H2S dan CO di atas nilai ambang batas (NAB) dengan risiko realase atau keluar dari dalam sumur dan terhirupnya gas H2S dan CO oleh pekerja hingga lebih dari NAB termasuk dalam kategori very high dengan level risiko 600. Penentuan level risiko tersebut berdasarkan perhitungan:

Konsekuensi dari risiko ini sebesar 50 (disaster) karena ketika kedua gas tersebut mengeluarkan konsentrasi lebih dari NAB nya yaitu untuk H2S 20 ppm dan CO 50 ppm dapat menyebabkan kematian atau fatality bagi pekerja yang berada di sekitar lokasi.

 Probabilitas dengan nilai 6, dengan alasan kemungkinan untuk terjadinya releasenya gas-gas tersebut sebesar 50% karena fluida panas bumi memang mengandung gas H2S dan CO hanya berbeda konsentrasi dan gas tersebut bisa secara tiba-tiba keluar tanpa bisa diprediksi konsentrasinya. Kemungkinan terbesar release nya gas-gas tersebut dalam jumlah besar adalah saat pembukaan sumur-sumur yang telah lama tidak dialirkan ke sistem sehingga gas terakumulasi di dalam sumur.

Pajanan (eksposure) untuk risiko ini pada pengaturan pengiriman uap ke PLTP adalah infrequent yaitu kira-kira satu kali dalam sebulan sampai satu kali dalam setahun.

Perusahaan telah melakukan beberapa pengendalian terhadap risiko ini seperti TKI atau prosedur keselamatan terhadap bahaya gas tersebut, early detection menggunakan gas detector, penyediaan Self Contained Breathing Apparatus (SCBA), Wind sock untuk menentukan arah angin penyebaran gas sehingga mengurangi tingkat risiko dampak dan kemungkinan terjadinya fatality. Tingkat risiko turun 99.67% yaitu menjadi 2 kategori acceptable sehingga risiko dapat diterima dengan catatan intensitas pekerjaan yang menimbulkan risiko ini dikurangi seminimal mungkin.

2. Bahaya water hammer atau vibration mengandung risiko terjadinya pipa bergetar, bergeser, jatuh hingga pecah dan termasuk dalam level risiko very high dengan nilai 600. Penentuan leve risiko tersebut berdasarkan penghitungan sebagai berikut:

Konsekuensi dari risiko ini sebesar 50 (disaster) karena apabila kondisi water hammer tersebut terjadi pada pipa panasbumi maka akan menimbulkan pipa bergetar, bergeser, jatuh hingga kondisi terparah pecah dan akan menyemburkan fluida panas bertekanan besar. Hal ini akan menimbulkan kebisingan sangat besar dari fluida yang keluar dan dari bunyi ledakan pipa pecah, sistem terhenti, bahkan fatality apabila terdapat pekerja di sekitarnya.  Probabilitas dengan nilai 6, dengan alasan kemungkinan untuk terjadinya

risiko ini sebesar 50:50 terutama apabila safety devices pada pipa tidak dioperasikan dengan baik atau tidak dalam keadaan terbuka untuk merelease kondesat yang ada di dalam pipa, sementara fluida panas bertekanan dialirkan secara langsung ke pipa dingin dengan flow rate tinggi atau dengan kata lain master valve dibuka secara langsung sehingga terjadi hentakan dalam pipa. Pajanan (eksposure) untuk risiko ini pada pengaturan pengiriman uap ke

PLTP adalah infrequent bernilai 2 yaitu kira-kira satu kali dalam sebulan sampai satu kali dalam setahun.

Perusahaan telah melakukan beberapa pengendalian terhadap risiko ini seperti TKI atau prosedur keselamatan dalam proses heating up, pemasangan alat-alat

pengaman pada pipa seperti steam trap, blow down dan alat pemantau tekanan serta pembukaan valve dilakukan secara bertahap. Tingkat risiko turun 95.00% yaitu menjadi 30 kategori priority 3 sehingga dibutuhkan pengawasan dan perhatian lebih secara berkesinambungan.

3. Bahaya fluida panas bertekanan tinggi (over pressure pada pipa) dengan risiko pipa bergetar, bergeser, jatuh hingga pecah termasuk dalam kategori very high dengan nilai risiko 600. Penentuan level risiko tersebut berdasarkan perhitungan:

Konsekuensi dari risiko ini sebesar 50 (disaster) karena fluida panas dengan temperatur lebih dari 100oC memiliki tekanan sangat besar yaitu lebih dari tekanan pipa maka dapat menyebabkan pipa jatuh hingga pecah dan menimbulkan fluida keluar lingkungan memajan yang ada di sekitarnya termasuk menimbulkan fatality pada pekerja dan menyebabkan kebisingan tinggi.

 Probabilitas dengan nilai 6, dengan alasan kemungkinan untuk terjadinya risiko ini sebesar 50:50 terutama apabila safety devices pada pipa tidak dioperasikan dengan baik.

Pajanan (eksposure) untuk risiko ini pada pengaturan pengiriman uap ke PLTP adalah infrequent bernilai 2 yaitu kira-kira satu kali dalam sebulan sampai satu kali dalam setahun.

Perusahaan telah melakukan beberapa pengendalian terhadap risiko ini seperti TKI atau prosedur keselamatan terhadap tekanan tinggi pada pipa, pemasangan alat-alat pengaman pada pipa seperti steam trap, blow down dan alat pemantau tekanan serta pembukaan valve dilakukan secara bertahap. Tingkat risiko turun 95.00% yaitu menjadi 30 kategori priority 3 sehingga dibutuhkan pengawasan dan perhatian lebih secara berkesinambungan.

4. Bahaya ergonomi pada saat memutar master valve dengan risiko postur janggal termasuk dalam kategori substantial dengan nilai 90. Penentuan level risiko tersebut berdasarkan perhitungan:

Konsekuensi dari risiko ini sebesar 15 (serious) karena kerasnya valve saat diputar dapat menyebabkan postur janggal yang menyebabkan nyeri pada bahu, lengan dan telapak tangan.

Probabilitas dengan nilai 3 (unusual but possible), dengan alasan kemungkinan untuk terjadinya risiko ini tidak biasa namun dapat terjadi akibat dari master valve sangat jarang dibuka sehingga ada kemungkinan karat dan menyebabkan sukar untuk diputar.

Pajanan (eksposure) untuk risiko ini pada pengaturan pengiriman uap ke PLTP adalah infrequent bernilai 2 yaitu kira-kira satu kali dalam sebulan sampai satu kali dalam setahun.

Perusahaan telah melakukan beberapa pengendalian terhadap risiko ini seperti pemutaran master valve yang keras dilakukan lebih dari 1 orang dan pemberian pelumas berupa grease untuk membuat valve lebih licin dan mudah diputar. Tingkat risiko turun 88.89% yaitu menjadi 10 kategori acceptable sehingga intensitas kegiatan yang menimbulkan risiko dikurangi seminimal mungkin. 5. Bahaya kebisingan dari uap panas bertekanan yang keluar ke lingkungan dengan risiko pekerja terpajan bising secara terus menerus selama bekerja di atas nilai NAB termasuk dalam kategori substantial dengan nilai risiko 150. Penentuan level risiko tersebut berdasarkan perhitungan:

Konsekuensi dari risiko ini sebesar 25 (very serious) karena terpajan kebisingan di atas nilai ambang batas dan melebihi durasi sesuai standar NIOSH dapat menimbulkan tuli sementara hingga kecacatan permanen pada pendengaran. Selain itu, tingkat stress bertambah, peningkatan tekanan darah, pusing, hingga gangguan komunikasi.

Probabilitas dengan nilai 6 yaitu likely, dengan alasan kemungkinan untuk terjadinya sebesar 50:50 karena pekerja terpajan bising terus menerus selama bekerja dari uap yang keluar ke lingkungan terutama uap yang keluar di rockmuffler sementara pekerja mengabaikan untuk menggunakan earplug atau earmuff untuk mengurangi intensitas dan pajanan kebisingan.

Pajanan (eksposure) untuk risiko ini pada pemanasan jalur pipa dan siapkan uap di rockmuffler adalah infrequent bernilai 2 yaitu kira-kira satu kali dalam sebulan sampai satu kali dalam setahun pekerjaan ini dilakukan.

Perusahaan telah melakukan beberapa pengendalian terhadap risiko ini seperti pengukuran bising, durasi pekerjaan yang tidak melebihi batas aman dan penyediaan earplug. Tingkat risiko turun sebesar 70.00% yaitu menjadi 90

kategori substantial. Namun, existing risk masih tergolong tidak rendah karena terkadang pekerja lupa atau mengabaikan penggunaan earplug atau earmuff dan pengukuran bising hanya dilakukan di suatu titik dan pada saat itu saja sementara pengukuran tingkat bising sebaiknya selama pekerjaan berlangsung.

6. Bahaya volume air pada bejana seperti scrubber atau separator tinggi melewati batas aman kira-kira setengah volume bejana dengan risiko bejana mengalami vibrasi, jatuh hingga pecah termasuk dalam kategori very high dengan nilai risiko 300. Penentuan level risiko tersebut berdasarkan perhitungan:

Konsekuensi dari risiko ini sebesar 50 (disaster) karena volume air yang tinggi pada bejana dapat menimbulkan bejana vibrasi, jatuh hingga pecah. Saat bejana jatuh atau pecah dapat menimbulkan bising yang sangat tinggi dan menyemburkan fluida panas bertekanan dari dalamnya sehingga apabila terdapat pekerja dan tersembur fluida tersebut atau tertimpa bejana yang jatuh dapat menyebabkan fatality.

Probabilitas dengan nilai 6 yaitu likely, dengan alasan kemungkinan untuk terjadinya sebesar 50:50 karena apabila drine jalur air tidak dalam keadaan terbuka dan pekerja tidak melakukan pemantauan level air pada bejana akan menyebabkan akan sangat mungkin terjadi. Sementara itu, ada pekerja yang sedang berada di sekitar bejana yang memungkinkan dapat terpajan.

Pajanan (eksposure) untuk risiko ini pada pengaturan pengiriman uap ke PLTP adalah infrequent bernilai 2 yaitu kira-kira satu kali dalam sebulan sampai satu kali dalam setahun pekerjaan ini dilakukan.

Perusahaan telah melakukan beberapa pengendalian terhadap risiko ini seperti TKI atau prosedur keselamatan bejana saat pengaturan pengiriman uap, pemantauan rutin terhadap keselamatan bejana dan pembukaan drine-drine air untuk menjaga level air. Tingkat risiko turun sebesar 95.00% yaitu menjadi 30 kategori priority 3. Risiko ini masih belum acceptable karena masih ada kejadian vibrasi pada bejana namun masih dapat diantisipasi terhadap risiko lebih besar sehingga dibutuhkan pengawasan lebih lanjut terhadap risiko ini saat pengaturan pengiriman uap ke PLTP.

7. Bahaya tekanan berlebih (over pressure) pada bejana seperti scrubber atau separator dengan risiko bejana mengalami vibrasi termasuk dalam kategori very

high dengan nilai risiko 600. Penentuan level risiko tersebut berdasarkan perhitungan:

Konsekuensi dari risiko ini sebesar 50 (disaster) karena tekanan yang tinggi pada bejana melebihi tekanan seharusnya dalam bejana dapat menimbulkan bejana vibrasi, jatuh hingga pecah. Saat bejana jatuh atau pecah dapat menimbulkan bising yang sangat tinggi dan menyemburkan fluida panas bertekanan dari dalamnya sehingga apabila terdapat pekerja dan tersembur fluida tersebut atau tertimpa bejana yang jatuh dapat menyebabkan fatality. Probabilitas dengan nilai 6 yaitu likely, dengan alasan kemungkinan untuk

terjadinya sebesar 50:50 karena terutama saat pembaca tekanan, rupture disc dan pressure safety valve tidak befungsi dengan baik sementara terdapat tekanan dalam bejana yang melebihi kapasitas tekanan bejana.

Pajanan (eksposure) untuk risiko ini pada pengaturan pengiriman uap ke PLTP adalah infrequent bernilai 2 yaitu kira-kira satu kali dalam sebulan sampai satu kali dalam setahun pekerjaan ini dilakukan.

Perusahaan telah melakukan beberapa pengendalian terhadap risiko ini seperti TKI atau prosedur keselamatan bejana saat pengaturan pengiriman uap, pemantauan rutin terhadap keselamatan bejana, pemasangan rupture disc dan pressure safety valve (PSV), pemantauan dan menjaga tekanan yang masuk dlm bejana tekanan tidak melebihi tekanan bejana tekan tersebut serta inspeksi rutin dan sertifikasi bejana tekan. Tingkat risiko turun sebesar 99.67% yaitu menjadi 2 kategori acceptable yang berarti dengan pengendalian tersebut risiko dapat diterima dengan cacatan kegiatan yang menimbulkan risiko dikurangi seminimal mungkin.

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA (Halaman 175-180)