• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Manajemen Personalia

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

3. Pelaksanaan Manajemen Personalia

Dalam kontek proses pembelajaran, personil sekolah atau sumber daya tenaga kependidikan guru, memiliki pandangan atau persepsi yang beragam dengan perubahan sistem manajemen pendidikan. Pera guru beranggapan bahwa MBS akan lebih memberikan kesejahtraan pada guru. Hal ini didasarkan atas pandangan bahwa sistem pendanaan sekolah lebih fleksibel jika sekolah memiliki kewenagan untuk menentukan tingkat kesejahtraan para guru. Peningkatan kesejahtraan ini harus dilakukan untuk mengimbangi beban kerja guru.

Seorang guru yang diwawancarai mengemukakan sikapnya terhadap penyelenggaraan MBS: Ketika Manajemen berbasis Sekolah dianjurkan untuk diterapakan disekolah saya, saya merasa mamfaat karena pendapatan saya bertambah. Hal ini terjadi karena Komite sekolah selalu memberikan dana yang selama ini tidak pernah saya terima. Disamping itu, saya selalu dilibatkan dalam menentukan berbagai kebijakan sekolah, baik dalam membuat perencanaan dan pengambilan keputusan yang dianggap

strategis bagi kepentingan sekolah dan masysrakat atauorang tua peserta didik. Saya merasakan menjadi lebih kreatif, dan suka mengambil inisiatif sehingga dinamika sekolah saya menjadi lebih hidup. Hal yang sangat saya suka dari diterapkan Manajemn Berbasis Sekolah itu, adalah kepala sekolah yang melibatkan saya dalam segala sesuatu yang berkaitan denhan kebijakan dan pengambilan keputusan.

Apa yang dikemukakan oleh guru tersebut menunjukan bahwa Manajemn Berbasis Sekolah yang diterapkan disekolahnya berimplikasi positif. Hal ini tentu saja berpengaruh positif terhadap peran guru dalam meningkatkan motivasi kerjanya. Dalam konteks itu, apa dikatakan bahwa kepala sekolah di sekolah tersebut telah memahami pentingnya perubahan paradigma penyelenggara pendidikan dari yang bersifat birokratis hirarkis menuju penyelenggaraan yang demokratis. Seperti pendapat Mulyasa (2003:13) yang mengemukakan bahwa:

Peningkatan efisiensi diperoleh melalui peningkatan SDM, partisifasi masysrakat dan penyederhanaan birokrasi. Peningkatan mutu diperoleh melalui partisifasi maysrakat, kelenturan pengelolaan sekolah, peningkatan profesionalisme guru, adanya hadiah dan sangsi sebagai hukuman dan berbagai hal lain yang dapat menumbuh kembangkan suasana kondusif disekolah.

Kepala sekolah yang dapat memahami dan menerapakan prinsip-prinsip manajemen berbasis sekolah, perlu tumbuhkembangkan. Sebab maju mundurnya sekolah ditentukan oleh variabel kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah dalam penerapan Manajemn Berbasis Sekolah menjadi variabel determinan, kepala sekolah lah yang akan menjamin apakah Manajemen Berbasis Sekolah dapat diterapkan atau tidak.

Secara umum dapat dikatakan bahwa sumber daya manusia yang berada dalam SMA Matangkuli, telah memahami penting dan perlunya penyelenggara Manajemen Berbasis Sekolah tersebut, disadari bukan sebagai kepentingan sasaat tetapi merupakan kepentingan jangka panjang dan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang dapat meningkatkan kesejahtraan masyarakat.

Kesadrann sumber daya pendidikan dan kesiapan untuk menyelenggarakan Manajemen Berbasis Sekolah, walaupun masih perlu disosialisasikan, yaitu upaya terus menerus untuk menjamin terselenggaranya Manajemen Berbasis Sekolah selalu efektif dan efesien. Sosialisasi ini lebih ditekankan kepada kepemimpinan sekolah (kepala sekolah), karena memang Manajemen Berbasis Sekolah akan menjamin diterapakan jika kepala sekolah memiliki pemahaman yang jelas dan tuntas Manajemen Berbasis Sekolah itu.

Saya beranggapan sebagai fenomena baru dalam sistem penyelenggaraan pendidikan persekolahan, Mananjemen Berbasis Sekolah dapat menumbuhkan dan perubahan secara berlahan tetapi memiliki kepastian dalammenerapkanya, menjadi dinamikan sekolah lebih hidup dan berkeinginan untuk menjadi lebih baik dari hari-hari sebelumnya.

Masyrakat pengelola sekolah, terutama berstatus negeri telah berupaya melaksanakanya. Walau masih terdapat personil atau oknum yang belum utuh dalam memahami pentingnya dan perlunya MBS, namun secara umum masysrakat pendidikan diwilayah Matanngkuli, memiliki kesiapan dalam melaksanakanya dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Masyarakat pendidikan yang dimaksud adalah penyelenggara pendidikan yang meliputi sekolah, kepemimpinan sekolah yang memiliki kewenangan dan tanggung jawab agar pendidikan berjalan sesuai dengan fungsi masing-masing.

Dalam kaitan ini, maka mereka diisyaratkan memiliki perencanaan yang sesuai dengan wewenang dan tanggaung jawab masing-masing sehingga proses pendidikan terselenggara sebagaimana mestinya. Proses inilah yang akan menjamin bahwa seluruh sumber daya yang mampu melaksanakan MBS di sekolah.

Adapun berbagai perencanaan yang di lakukan Kepala sekolah dalam menigkatkan manajemn personalia di sekolah SMA Negeri I Matangkuli dapat di jelaskan pada uraian berikut.

a. Perencanaan pengembangan guru

Sebagai bagian yang penting dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar maka keberadaan guru yang professional merupakan kebutuhan yang mutlak. Kepala SMA Negeri I Matangkuli Kabupaten Aceh Utara melaksanakan Pelaksanaan manajemen berbasis sekolah dalam bidang proses belajar mengajar, khususnya pengembangan mutu guru sebagai berikut:( (1) memberi kemudahan bagi guru untuk melanjutkan pendidikan guna meningkatkan sumberdaya manusia. (2) memberi intensif guru yang telah dianggarkan oleh komite sekolah yang yang mengajar lebih dari 18 (delapan belas) jam/minggu diberi intensif/honor sebesar 1000,- per jam. Sedangkan pada tahun ajaran yang akan datang akan diprogramkan oleh komite sekolah lebih dari tahun ini, (3) Memberi dispensasi oelh guru yang mengikuti penataran, seminar, dan jenis pelatihan lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas guru, (4) memberikan kemudahan bagi guru yang akan naik pangkat sepanjang telah memenuhi target angka kredit dan peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, (5) Memberikan kemudahan bagi guru yang akan memperoleh kenaikan gaji berkala.

b. Pelaksanaan Penataran/ Pelatihan

Jenis Penataran yang di ikuti guru dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan baik tingkat Kabupaten maupun tingkat Provinsi adalah penataran guru mata pelajaran, maupun metodelogi dan lainnya. Salah seorang guru kimia yang juga koordinator MGMP SMA Negeri 1 Matangkuli Aceh Utara menjelaskan tentang pengembangan guru sebagai berikut :

“Dalam hal pengembangan SDM guru, Kepala Sekolah memberikan kemudahan. Hal ini terlihat apabila ada guru yang ikut penataran diberi kesempatan oleh Kepala Sekolah, karena hal ini dapat menambah pengetahuan guru, sehingga dapat diterapkan dalam proses pembelajran di sekolah. Para guru dalam mengikuti pelatihan dan penataran juga dibiayai oleh sekolah, hal ini adanya perhatian komite dalam menanggulangi kesulitan dalam hal keuangan yang dirasakan oleh guru. Semua ini dilakukan demi terwujudnya kemampuan guru yang lebih baik”.

Para guru yang mengikuti penataran/pelatihan biasanya memperoleh fasilitas akomodasi dan konsumsi serta transport dan uang saku, buku-buku aatau diktat yang berkenaan dengan bidang tutor. c. Kelompok Kerja Guru dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)

Kegiatan lain dalam mengembangkan mutu guru adalah melalui Musyawarah Guru Mata Pelajaran sering melakukan pertemuan, dan diskusi untuk mempelajari kurikulum, teknik metode mengajar guru,namun karena kurang dana dalam hal buku, Manajemen Berbasis Sekolah, Komponen guru dan kurikulum, metode mengajar yang variatif perlu dimantapkan dalam pembelajran dikelas.

Dalam hal pelaksanaan kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran, diskusi pada awal caturwulan bisanya Kepala Sekolah mengundang guru untuk menbicarakan masalah pembelajaran bagi kalangan guru-guru Musyawarah Guru Mata Pelajaran ilmu eksat dan ilmu Sosial.

Musyawarah Guru Mata Pelajaran masih tetap menjadi salah satu sarana pengembangan murtu guru atau menjadi pengendali mutu proses pembelajran di SMA Negeri 1 Matang Kuli Aceh Utara. Bagi guru-guru di sekolah ini yang paling pokok sekarang adalah adanya kesamaan visi dan komitmen untuk perbaikan mutu sekolah dari arahan pimpinan yang mereka jabarkan bersama sehingga mendorong mereka melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi paling tidak S-1

Bedasarkan deskripsi data diatas jelaslah bahwa pelaksanaan manajemen berbasis sekolah dalam bidang personalia berlangsung melalui; penataran dan pelatihan, pendidikan lanjutan guru-guru juga dikembangkan mutunya dengan memberikan izin dan kemudahan mengikuti jenjang pendidikan lebih tinggi dengan tetap melaksanakan tugas mengajar, MGMP dan supervise.

d. Pendidikan Lanjutan

Perbaikan mutu sekolah harus diawali dari pengembangan dan pembinaan guru, karena itu kepala sekolah tetap mendorong agar guru terus meningkatkan pendidikannya bagi yang belum S.1 bahkan disekolah ini diberikan peluang untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, guru dapat menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan mengajar.

e. Supervisi

Supervisi yang dilaksanakan oleh sekolah di fokuskan kepada kesiapan guru dalam menyusun desain instruksional dan efektivitas pembelajaran termasuk evaluasi pembelajaran yang dilakukan guru setelah selesai mengajar pokok/sub pokok bahasan tertentu kepada siswa. Supervisi masih dijadikan sebagai wahana efektif untuk membantu guru memperbaiki kinerjanya dalam proses pembelajaran.

Dokumen terkait