• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan Hasil Penelitian

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Pada Bagian ini akan dilakukan dan diuraikan pembahasan mengenai hasil-hasil penelitian tentang Efektivitas Manajemen Berbasis Sekolah untuk meningkatkan mutu dalam bidang kutikulum, kesiswaan dan personalia di SMA Negeri 1 Matangkuli Aceh Utara sudah berjalan sesuai kemampuan dan potensi sumber daya sekolah.

Strategi Manajemen Berbasis Sekolah bidang kurikulum adalah lebih didasari kemampuan kepemimpinan dan manajerial kepala sekolah, disamping dukungan para guru dan komite sekolah. Mulyasa, (2002) menyatakan “Manajemen kurikulum dan program pengajaran merupakan bagian dari MBS” Manajemen kurikulum dan program pembelajaran mencakup kegiatan perencanaan pelaksanaan, pelaksanaan dan penilaian kurikulum.

Dalam hal itu perlu dilakukan pembagian tugas guru, penyusunan kalender pendidikan dan jadwal pelajaran, pembagian waktu yang digunakan, penetapan pelaksanaan evaluasi belajar, penetapan penilaian, penetapan norma kenaikan kelas, pencatatan kemajuan peserta didik, serta peningkatan perbaikan pengajaran serta pengisian waktu jam kosong.

Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan yang mendukung pencapaian hasil belajar, karena pembinaan siswa berkaitan dengan pengembangan keterampilan, watak dan kepribadian siswa SMA Matangkuli. Manajemen Berbasis Sekolah di sini adalah lebih didasari kemmpuan kepemimpinan dan manajerial kepala sekolah, disamping dukungan para guru dan komite sekolah, hal ini ditandai dari adanya program peningkatan mutu pendidikan melalui penambahan jam pelajran, pengembangan mutu guru melalui musyawarah guru mata pelajaran , penetaran, kelompok kerja guru, supervisi dan pendidikan lanjutan, pembinaan siswa melalui pendidikan moral, pramuka, dan latihan kepemimpinan, pembinaan minat, bakat, olah raga serta peningkatan pembiayaan dari patrisifasi orang tua, komite sekolah, kerjasama dengan pengusaha dan masyarakat untuk mendukung pembiayaan/keuangan dalam rangka pelaksanaan program peningkatan mutu sekolah.

Ciri utama pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah dalam pemberian otonomi kepada kepala sekolah. Otonomi itu meliputi pemberian tugas, wewenag, tanggung jawab dan kekuasaan yang besar kepada sekolah. Pemberian otonomi ini akan membuat sekolah lebih inovatif, artinya, sekolah dapat melakukan perubahan yang memungkinkan lebih dinamis dalam penyelenggaraan pendidikan.

Manajemen Berbasis Sekolah adalah manajemen inivatif yang akan merobah pola berpikir dan bertindak. Jika selama ini Manajemen Berbasis Sekolah cendrung bersifat pasif karena keterlibatan birokrasi pemerintah sangat ketat dan secara hirarkis melakukan intervensi yang cukup besar kepada sekolah, dengan diberlakukanya MBS, akan terjadi perubahan-perubahan untuk dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan pasar.

Selama ini dunia pendidikan mengalami stagnasi yang cukup besar mempengaruhi efektifitas sekolah dalam mengolak diri. Sekolah sepertinya tidak mampu melepaskan diri dari berbagai keinginan dan kebutuhan secara mendasar. Hal inilah yang membelenggu berbagai potensi yang sebenarnya dimiliki sekolah.

Berbagai problem sekolah pada saat yang lalu menurut Syaiful (2004:12) adalah sebagi berikut : 1. Sekolah pada semua jenjang dan level diurus seadanya, kreativitas dan inovatif tidak mendapat tempat

yang layak karena bisa saja inovatif dan kreativitas malah bertentangan dengan pandangan pemegang kekuasaan.

2. Pihak sekolah menerima sarana dan prasarana pendidikan disekolah seadanya, tidak dapat

3. Guru bekerja tidak maksimal, mereka bekerja hanya memenuhi jam kerja sesui dengan yang

dijadwalkan karene jika mereka bekerja keras karir dan prestasinya tetap tidak jelas. 4. Ruang gerak lulusan sekolah jadi sempit karena kualitas seadanya.

Untuk mengatasi berbagai hal tersebut, maka MBS mensyratkan agar perlu meningkatkan partisipasi masyarakat. Semakin tinggi partisipasi masyarakat, semakin mudah sekolah memenuhi

kebutuhanya, terutama dukungan biaya masyarakat. Masysrakat sebagai stakeholder pendidikan jangan

sampai diabaikan, karena masyarakat merupakan salah satu kekuatan utama dalam mendukung program sekolah.

Keberhasilan MBS sangat ditentukan oleh keberhasilan pimpinannya dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia disekolah. Dalam hal ini, peningkatan produktivitas dan prertasi kerja dapat dilakukan dengan meningkatkan perilaku manusia di tempat kerja melalui aplikasi konsep dan teknik manajemen personalia.

Manajemen tenaga kependidikan atau manajemen personalia pendidikan bertujuan untuk mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. Sehubungan dengan itu fungsi personalia yang harus dilaksanakan pimpina adalah menarik, mengembangkan, mengkaji,dan memotivasi personil guna mencapai tujuan sistem, menbantu anggota mencapai posisi dan standar prilaku serta menyelaraskan tujuan individu dan organisasi.

Tugas Kepala Sekolah dalam kaitan dengan manajemen tenaga kependidikan bukanlah pekerjaan yang mudah karena tidak hanya mengusahakan tercapainya tujuan sekolah, tetapi tujuan tenaga kependidikan (guru dan pegawai) secara pribadi. Karena itu kepala sekolah dituntut untuk mngerjakan instrument pengelolaan tenaga kependidikan seperti daftar absensi, daftar urut kepangkatan, daftar riwayat hidup, daftar riwayat pekerjaan dan komite pegawai untuk membantu kelancaran MBS di sekolah yang dipimpinnya.

Kepala Sekolah SMA di Kecamatan Matangkuli telah melakukan secara terus menerus dalam rangka memperkuat pelaksanaan MBS. Upaya ini dilakukan sebagai bentuk pertanggung jawabanya yang memiliki otoritas di sektor pendidikan. Berbagai upaya terus dilakukan sehingga prinsip-prinsip MBS menjadi dinamika baru dalam kehidupan organisasi baru.

Upaya yang dilakukan dalam melaksanakan MBS, dengan mendorong kepemimpinan kepala sekolah yang kuat sehingga merealisir seluruh tujuan pendidikan dan tujuan sekolah. Selam ini justru dirasakan bahwa kepemimpinan kepala sekolah, tidak begitu kuat dalam menjalankan organisasi sekolah. Hal ini terjadi karena kepala sekolah dibayangi kekuasaan satuan atasanya, sehingga tidak memungkinkanya melakukan berbagai tindakan tanpa seizin satuan atasan tersebut.

Kepemimpinan kepala sekolah yang kuat akan dapat mengambil dan menghargai keputusan yang demokratis. Proses pengambilan keputusan yang demokratis adalah salah satu syarat untuk dapat menerapka MBS demokratis adalah sekolah sekolah yang mengambil keputusan demokratis pula. Hal ini perlu diterapkan, karen dalam MBS, sekolah bukan lagi hanya milik sekolah itu saja, tetapi ia adalah bagian dari masysrakatnya yang memiliki komunitas dan kepentingan terhadap komunitas itu.

Mulyasa, (2002) manajemen tenaga kependidikan (guru dan personil) mencakup (1) perencanaan pegawai, (2) pengadaan pegawai, (3) pembinaan dan pengembangan pegawai, (4) promosi dan mutasi, (5) pemberhentian pegawai, (6) kompensasi, dan (7) penilaian pegawai. Semua perlu dilaksanakan dengan baik dan benar agar apa yang diharapkan tercapai, yakni tersedianya tenaga kependidikan yang diperlukan dengan kualifikasi dan kemampuan yang sesuai serta dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan berkualitas.

Kebijakan manajemen berbasis Sekolah pada SMA Negeri 1 Matangkuli Aceh Utara berkaitan dengan perpaduan strategi kebijakan dari atas dan kebijakan dari bawah yaitu dukungan para guru, komite sekolah dan orang tua sebagai seorang teman, strategi Manajemen Berbasis Sekolah ini mengarah pada pengembangan sekolah efektif, dimana faktor profesionalisme dan pemberdayaan guru merupakan satu pilar bagi keberhasilan seluruh program peningkatan mutu di sekolah berada dalam lapangan manajemen sekolah. Kareteristiknya menurut Beare, dkk (1989) yaitu: (1) guru-guru memiliki kepemimpinan yang kuat. Kepala sekolah memberikan perhatian yang tinggi untuk perbaikan mutu pengajaran, (2) guru-guru memiliki kondisi pengharapan yang tinggi untuk mendukung pencapaian prestasi siswa, (3) atmosfir sekolah yang tidak rigid (kaku), sejuk tanpa tekanan dan kondusif dalam sekuruh proses pengajaran atau suatau tatanan iklim yang nyaman, (4) sekolah memiliki pengertian yang luas tentang focus pengajaran dan mengusahakan efektivitas sekolah dengan energy dan sumber daya sekolah untuk mencapai tujuan pengajaran secara maksimal, (5) sekolah efektif menjamin kemajuan

murid dimonitor secara periodik. Kepala sekolah dan guru mennyadari bahwa kemajuan prestasi pelajar berhubungan dengan tujuan pengajaran.

Sekolah dapat menjadi efektif dan sekaligus menjadi efisien. Sekolah efektif karena pencapaian hasil yang baik, sedangkan sekolah yang efisien ialah penggunaan sumber daya yang hemat. Untuk mengetahui indikator prestasi belajar tentunya dilihat dari absensi (kehadiran), tingkah laku di sekolah, laporan kejahatan/ penyimpangan dan hasil ujian nasional. Sekolah yang unggul tersebut adalah sekolah yang efektif dan efisien dengan menjanjikan lulusan yang terbaik, keunggulannya secara kompetitif dan komparatif. Keunggulan kompetitif dimiliki antara lulusan sejenis dalam jurusan yang sama, sedangkan komparatif antara lulusan berbeda dari suatu sekolah dengan sekolah lainnya.

Kepemimpinan transparan yang partisipatif oleh Kepala SMA Negeri 1 Matangkuli Aceh Utara dijalankan dengan memantapkan kerjasama dengan para guru harus terutama dalam meningkatkan mutu pendidikan yang muaranya dalah kelulusan berkualitas. Demikian pula para manejer atau kepala sekolah harus berfungsi sebagai bagian dari kerjasama dalam lembaga untuk menjamin perubahan dalam lingkungan pendidikan era kekinian. Semakin terpenuhinya prinsip ekonomi, transparansi, dan akuntabilitas berjalan dengan baik maka pimpinan sekolah, guru-guru, karyawan dan pihak terkait dengan sekolah semakin kuat komitmennya menjalankan program perbaikan mutu sekolah.

Berkaitan dengan pemantapan tanggung jawab masyarakat terhadap mutu pendidikan menurut Newton dan Tarran (1992:9) menjelaskan bahwa : penyebaran komitmen mutu dan tanggung jawab kepada masyarakat adalah satu bagian penting dari penerimaan dan perwujudan strategi perubahan dalam pendidikan.Mutu yang berkaitan dengan pengalaman adalah hal mendasar bagi keberhasilan sekolah. Sebab sekolah melibatkan secara tinggi sejumlah interaksi keseharian dalam memelihara mutu dari hubungan penghargaan yang dialamatkan kepada menjadi nilai penting dalam pendidikan.

Manajemen berbais sekolah pada dasarnya adalah reformasi manajemen di sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan. Reformasi di sekolah bersifat kualitatif dan kuantitatif. Dikatakan lebih bersifat kualitatif karena mutu sulit dapat diukur secara matematis, namun lebih dapat diukur dengan indikator-indikator tertentu. Itulah sebabnya desentralisasi secara politis menuntut agar MBS yang diterapkan di sekolah-sekolah, harus memberikan berbagai hal, sebagimana yang diungkapkan Duhou, (2003:128) :

1. Peningkatan efektivitas keputusan berkaitan dengan kebijakan pendidikan, baik ditingkat sekolah

maupun sistem.

2. Manajemen sekolah dan leadership pendidikan yang meningkat.

3. Ketentuan pengunaan sumber daya lebih efesien.

4. Kualitas pengajran meningkat

5. Pengembangan kurikulum lebih sesuai dengan tuntutan sosial dan tenaga kerja masa depan

6. Menghasilkan outcommes (hasil) siswa yang meningkat.

Penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan prinsip MBS, sekolah mendapat bimbingan profesional dari satuan atasan. Bimbingan ini diperlukan karena selama ini sekolah berada dalam bimbingan dan arahan satuan atasan sehingga sekolahcenderung terikat oleh satuan atasanya. Keterikatan itu bukan hanya dalam pengambilan keputusan saja, tetapi juga dalam menentukan berbagai kebijakan sekolah dalam mempelakukan masyarakat penguna jasa pendidikan sekolah itu.

Bimbingan dari satuan atasan akan semakin kuat dan kokoh jika sekolah menerapakan sikap transparan dan memiliki akuntabilitas yang tinggi kepada masysrakatnya. Transpsran itu berkaitan dengan kemauan sekolah untuk dapat lebih terbuka dan tidak menerapkan sistem tertutup dalam berbagai hal, terutama dalam pertanggungjawaban keungan yang diperoleh dari masyarakat, terutama masysrakat pengguna jasa kependidikanya. Sekolah bukan lagi menjadi sistem tertutup yang tidak memiliki kepedulian terhadap masyarakatnya, sekolah sudah menjadi sistem terbuka sehingga tidak ada lagi yang tersembunyi dan disembunyikan dari masyarakat.

Berkaitan dengan prinsip akuntabilitas, sekolah berusaha memberikan layanan memungkingkan, sehingga masyarakat merasa puas dengan kinerja sekolah. Pencapaian kinerja sekolah dalam hal ini agar seluruh pencapaian tujuan sekolah yang merupakan bagian dari tujuan pendidikan secara menyeluruh dapat dicapai. Kinerja sekolah dalam kontek MBS, adalah kinerja pendidikan secara universal, yaitu tercapainya kinerja pembelajaran sehingga memungkinkan peserta didik dapat tumbuh dan berkembanga secara profesional, yang pada saat bersamaan anak tumbuh berkembanga sesuai denga bakat, minit masing-masing sehingga anak mencapai tujuan lembaga pendidikan di mana anak tersebut sekolah.

Dapat ditegaskan bahwa semakin tinggi komitmen mutu yang di perjuangkan kepala sekolah, guru- guru dan komite sekolah serta masyarakat/orang tua dalam spectrum SMA Negeri 1 Matangkuli Aceh

Utara, maka Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah untuk peningkatan mutu akan semakin baik, semakin terpenuhi prinsip otonomi, transparansi, dan akuntabilitas berjalan dengan baik maka pimpinan sekolah, guru-guru dan karyawan dan pihak terkait dengan sekolah semakin kuat komitmennya menlajalankan program perbaikan mutu sekolah. Semakin besar dukungan kepemmimpinan, dewan guru, komite sekolah, dan masyarakat dalam menjalankan prinsip dan teknik manajemen berbasis sekolah di SMA Negeri 1 Matangkuli Aceh Utara maka sekolah ini semakin mencapai kualifikasi sekolah efektif yang menguntungkan semua pihak terkait dengan sekolah.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam bab ini akan dipaparkan kesimpulan-kesimpulan yang merupakan hasil dari peneitian. Kesimpulan tersebut diambil setelah reduksi melalui beberapa temuan yang cukup matang, penelitian ini sangat menjujung tinggi objektivitas, sehingga hasil penelitian dapat bermamfaat bagi semua kalangan.

1. Efektivitas manajemen berbasis sekolah dalam bidang kurikulum di SMA Negeri I Matangkuli didasarkan

kepada strategi perencanaan suvervisi dan evaluasi yang sesua dengan visi dan misi sekolah yang dijabarkan dalam sasaran/tujuan sekolah. Berdasarkan tujuan inilah dibuat program sekolah dalam meningkatkan mutu yang dievaluasi melalui ujian dan evaluasi kinerja. Peningkatan mutu pengajaran

dilakukan dengan membuka program tambahan jam pelajaran diluar kegiatan intrakurikuler, menetapakan disiplin waktu, pembagian tugas belajar sesuai dengan keahlian, dan disiplin administrasi pengajaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku di sekolah tersebut.

2. Efektivitas manajemen berbasis sekolah dalam bidang kesiswaan dilakukan melalui disiplin, bakat seni,

olah raga, mata pelajaran nasional, keterampilan bahasa inggris, keamanan dan budi pekerti.hal ini ditangani oleh wakil kepala sekolah bidamg kesiswaan bersama dengan dewan guru yang sesuai dengan tugasnya, dan secara otonomi pelaksanaanya di laporkan kepada kepala sekolah dan komite SMA Negeri I Matangkuli.

3. Efektivitas Manajemen Berbasis Sekolah dalam bidang personalia pada SMA Negeri I Matangkuli

sangat ditentukan oleh keberhasilan pimpinanya dalam mengelola kependidikan yang tersedia disekolah. Dalam hal ini, penigkatan produktivitas dan prestasi anak didik dapat dilakukan dengan meningkatkan perilaku manusia di tempat kerja melalui aplikasi konsep dan teknik manajemen personalia. Kepala sekolah dalam kaitanya dengan manajemen tenega kependidikan bukanlah pekerjaan yang mudah karena tidak hanya mengusahakan tercapainya tujuan sekolah, tetapi juga tujuan tenaga kependidikan (guru dan pegawai) secara pribadi, maka kepala sekoah dituntut untuk mengerjakan intrumen pengelolaan tenaga kependidikan seperti daftar absensi, daftar urut kepangkatan, daftar riwayat hidup, daftar riwayat pekerjaan, dan komite pegawai untuk membantu kelancaran manajemen berbasis sekolah disekolah yang dipimpimnya.

B. Rekomendasi

Berdasarkan temuan pembahasan diatas dapat dirumuskan berbagai rekomendasi mengenai aspek-aspek pelaksanaan manajemen berbasis sekolah pada SMA Negeri I Matangkuli Kabupaten Aceh Utara.

1. Kepala sekolah

Sekolah yang menerapkan manajemen berbasis sekolah, kepala sekolah memiliki peran yang kuat dalm mengkoordinasikan, menggerakkan dan menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia. Kepemimpinana kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong sekolah untuk dapat meujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran sekolahnya melalui program-programyang dilaksanakan

secara terencana dan bertahap. Oleh karena itu, kepala sekolah dituntut mempunyayi kemampuan manajerial dan kepemimpinan yang memadai agar mampu mengambil inisiatif/prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah.

2. Guru dan komite sekolah

Guru dan komite sekolah secara bersama-sama ikut serta penyusunan manajemen untuk meningkatkan potensi belajar siswa dalam menyusu program perencanaan kegiatan. Kelemahan terlihat dari kemampuan yang dimiliki oleh guru dan komite dalam hal melayani penggunaan sumberdaya sekolah. Manajemen sekolah yang memberikan kewenagan (otonomi) kepada warga sekolah dalam mengelola pendidikan pada tingkat sekolah.

3. Dinas Pendidikan

Sebagai lembaga yang bertugas membina SMA Negeri I Matangkuli Kabupaten Aceh Utara, diharapkan peran serta lebih besar perhatian terhadap keberadaan sekolah tersebut, sekolah yang tunduk dibawah departemen pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Aceh Utara agar dapat mengupayakan perekrutmen siswa dan mpengadaan menambah biaya pengadaan fasilitas yang lebih baik demi tercapainya siswa yang bekualitas.

C. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, dapatlah dikemukakan saran-saran untuk mengembangkan manajemen berbasis sekolah pada SMA Negeri I Matangkuli Kabupaten Aceh Utara. Adapun saran yang dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Kepada pemegan otoritas di kecamatan matangkuli, yaitu kantor dinas pendidikan dan kebudayaan agar

meningkatkan status Manajemen Berbasis Sekolah, dari anjuran menjadi keharusan.

2. Kepala sekolah diharapkan dapat mempertahankan dan lebih meningkatkan keterlibatan guru dalam

merumuskan kebijakan dan program sekolah sehingga efektivitas Manajemen Berbasis Sekolah untuk peningkatan mutu sekolah benar-benar dapat dilaksanakan oleh guru dengan penuh rasa tanggung jawab.

3. Penanggun jasa pendidikan yaitu masyarakat, seharusnya secara aktif bahkan positif memberikan

bantuan kesekolah agar setiap sekolah dapat memenuhi kebutuhanya untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif.

4. Sebagai personil yang memiliki otonomi dalam penyelengaraan sekolah, seharusnya kepala sekolah

memenuhi persyaratan untuk menduduki jabatan kepala sekolah. Tujuanya, agar kepala sekolah yang terpilih atau diangkat dapat menetapkan visi, misi dan nilai-nilai sekolah untuk dijadikan pedoman dalam memimpin persekolahan.

5. Komite sekolah harus menjadi mitra sekolah, sehingga sekolah bisa lebih konsentrasi melakukan proses

pembelajaran, sedangkan komite sekolah mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh sekolah.

Dokumen terkait