HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian
1. Pelaksanaan Metode Resitasi Dengan Menggunakan LKS
Dalam upaya meningkatkan prestasi belajar dan menumbuhkan sikap aktif siswa dalam proses belajar mengajar guru SMA Negeri I Wuryantoro
commit to user
kegiatan belajar mengajar yaitu dengan memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada siswa yang diberi soal-soal beserta langkah-langkah penyelesaian dan konsep yang diperlukan setelah guru menyampaikan materi.
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode resitasi media LKS dalam upaya meningkatkan prestasi belajar yang akan dibahas adalah mengenai bagaimana cara pemberian tugas, pelaksanaan tugas, dan mempertanggungjawabkan tugas seorang siswa dengan menggunakan LKS.
a. Pemberian Tugas Dengan Menggunakan LKS
Pemberian tugas merupakan cara agar siswa menjadi lebih aktif. Dalam hal ini guru memberikan tugas dengan menggunakan LKS kepada siswa setelah guru menyampaikan materi pelajaran ekonomi. Hal ini sesuai dengan pendapat dari informan 8 pada wawancara tanggal 15 Desember 2010 bahwa ”Dalam proses belajar mengajar di kelas, setelah guru selesai menjelaskan materi guru memberikan tugas kepada siswa dengan menggunakan LKS dan siswa harus mengerjakannya.” Sedangkan informan 5 mengemukakan bahwa. “Biasanya dalam proses belajar mengajar di kelas guru menerangkan materi pelajaran terlebih dahulu kemudian baru memberikan tugas yaitu dengan menggunakan LKS.”
Selanjutnya informan 3 juga mendukung pernyataan di atas yang menyatakan bahwa:
“Dalam pemberian tugas dengan menggunakan LKS itu lebih
mempermudah siswa dalam mengerjakan tugas, karena di dalam LKS terdapat rangkuman materi. Selain itu, di dalam proses belajar mengajar LKS dapat membuat siswa lebih aktif serta lebih efisien waktu. Karena biasanya seorang siswa hanya mencatat saja, dengan adanya LKS maka siswa tidak hanya mencatat saja tetapi juga berdiskusi, latihan soal dan sebagainya.”
Diperkuat pula oleh pernyataan informan 2 yang mengatakan bahwa
commit to user yaitu dengan mengerjakan soal-soal pada LKS.”
Berdasarkan informasi yang telah disampaikan oleh beberapa informan di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam pemberian tugas dengan menggunakan LKS pada mata pelajaran ekonomi yang diberikan kepada siswa setelah guru menjelaskan materi pelajaran terlebih dahulu. Di samping itu, dengan pemberian tugas dengan menggunakan LKS, guru mempunyai tujuan untuk mempermudah siswa dalam penyampaian serta pendalaman materi yang diberikan oleh guru. Selain itu, untuk memberikan latihan soal siswa baik di sekolah maupun dirumah sehingga meningkatkan keaktifan siswa serta siswa dapat belajar secara lebih efektif sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar ekonomi.
b. Pelaksanaan Tugas Dengan Menggunakan Metode Resitasi Media LKS
Peran serta atau keterlibatan guru dalam pelaksanaan tugas dengan menggunakan LKS di SMA Negeri I Wuryantoro sangat diperlukan.Dalam hal ini peran guru SMA Negeri I Wuryantoro adalah sebagai pembimbing dan memberikan dorongan pada saat berdiskusi. Hal ini sesuai dengan pendapat informan 10 yang mengatakan bahwa ”Dalam pelaksanaan tugas seorang guru juga memberikan bimbingan, pengarahan, pengawasan serta dorongan. Namun, hal tersebut hanya dilakukan oleh guru pada saat melakukan diskusi saja.”
Pernyataan tersebut diperkuat oleh informan 12 yang mengatakan bahwa
”Seorang guru mendampingi siswanya pada saat berdiskusi. Apabila dalam proses belajar mengajar tidak terdapat diskusi maka guru tidak mendampingi siswanya. Namun guru tersebut hanya memberikan pengawasan kepada siswa agar suasana KBM tetap kondusif.”
Pernyataan di atas juga dibenarkan oleh informan 1 pada wawancara tanggal 15 Desember 2010
“Didalam pelaksanaan tugas biasanya guru memberikan waktu sekitar 20
-30 menit. Dalam waktu yang diberikan guru melepas siswanya, maksudnya dengan waktu yang diberikan tersebut siswa dibiarkan mengerjakan tugasnya sesuai dengan kemampuan siswa. Di mana bila
commit to user
guru hanya memberikan rambu-rambu saja sehingga diharapkan siswa lebih aktif dan kreatif.”
Pernyataan serupa juga disampaikan oleh informan 15 pada wawancara tanggal 15 Desember 2010
“Dalam pelaksanaan tugas guru memberikan kesempatan dulu kepada
siswa untuk berusaha mengerjakan tugasnya terlebih dahulu. Di mana hal ini merupakan salah satu bentuk keaktifan siswa, itu yang pertama dilakukan oleh guru. Kemudian yang kedua, mengingat fungsi seorang guru adalah mendidik, maka bila seorang siswa mengalami kesulitan maka guru mempunyai kewajiban untuk membantu siswanya. Di mana guru tidak langsung membantu siswa untuk memberi jawaban soal latihan, namun guru memberikan bimbingan pada saat berdiskusi. Hal ini dilakukan guru karena dengan begitu dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dan kreatif menemukan jawabannya sendiri sehingga dengan begitu efektifitas belajar siswa dapat meningkat.”
Dari keempat pendapat di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam pelaksanaan tugas dengan media LKS guru memberikan kesempatan terlebih dahulu kepada siswa untuk berusaha mengerjakan tugasnya, mencoba dulu dan berlatih mengerjakan soal sebisa mungkin dimana hal ini merupakan salah satu bentuk keaktifan siswa. Kemudian setelah siswa selesai mengerjakan soal pada LKS maka guru memberikan bimbingan serta dorongan kepada siswa. Namun bimbingan serta dorongan yang diberikan kepada siswa hanya pada saat berdiskusi atau pada waktu pembahasan soal. Hal ini dilakukan oleh guru dimaksudkan untuk merangsang siswa agar menjadi lebih aktif.
c. Mempertanggungjawabkan Tugas dengan Menggunakan LKS
Setelah siswa mengerjakan soal dari LKS yang diberikan oleh guru, maka siswa mempertanggungjawabkan hasil pekerjaan tersebut. Sebagai wujud atau bentuk pertanggungjawaban siswa bahwa pekerjaan tersebut dikerjakan oleh siswa itu sendiri dan LKS tersebut dikumpulkan tepat pada waktunya, siswa mempunyai alasan atas jawaban pekerjaannya dan dapat dilihat pada saat ulangan. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari informan 6 yang menyatakan bahwa”
commit to user
batasan waktu siswa mempunyai alasan atas jawaban pekerjaan siswa, dan dapat dilihat pada waktu ulangan”.
Berkaitan dengan hal tersebut, informan 9 pada wawancara tanggal 16 Desember 2010 mengatakan bahwa:
“Salah satu wujud atau bentuk pertanggungjawaban pekerjaan siswa yaitu
dengan mengumpulkan LKS sesuai dengan batasan waktu yang telah diberikan oleh guru. Misalnya saja guru meminta siswanya mengerjakan soal pada bab 1 dalam waktu satu jam. Jika waktu telah habis maka siswa harus mengumpulkan hasil pekerjaannya atau LKSnya.”
Hal senada juga diungkapkan oleh informan 11 tanggal 16 Desember 2010 bahwa:
“Biasanya guru memberikan tugas dengan LKS itu, guru memberikan
batasan waktu kepada siswanya. Dalam mengumpulkan LKS, waktu yang diberikan biasanya 1 jam, selain itu tugas yang diberikan harus sudah selesai. Sehingga siswa tidak dapat bekerjasama dengan temannya karena waktunya terbatas.”
Selain itu pertanggungjawaban siswa dapat dilihat pada waktu guru memberikan ulangan. Hal ini sesuai dengan pendapat informan 15 tanggal 15 Desember 2010 yang mengatakan bahwa:
“Pemberian tugas dengan menggunakan LKS dapat diketahui bahwa hasil pekerjan dari LKS dikerjakan sendiri oleh siswa atau bukan dapat diketahui pada saat ulangan. Pada waktu pre test, siswa diminta mengerjakan soal di depan kelas. Di situ akan kelihatan siswa yang mengerjakan sendiri ketika mendapat tugas dengan menggunakan LKS dan siswa yang tidak mengerjakan sendiri atau hanya mencontek pekerjaan teman atau siswa lain”. Sehingga siswa yang tidak mengerjakan sendiri pada waktu ulangan akan berhenti di tengan jalan ketika mengerjakan soal ulangan di depan. Misalnya pada materi pelajaran pajak, siswa diminta maju untuk mengerjakan di papan tulis tanpa membawa buku. Jika siswa tersebut banyak berlatih dengan mengerjakan soal-soal maka akan dapat
menghitung besarnya pajak pada soal yang diberikan oleh guru.”
Pernyataan di atas dibenarkan oleh informan 7 yang mengemukakan bahwa:
“Biasanya guru menyuruh siswa mengumpulkan LKS sebagai bentuk
pertanggungjawaban siswa. Hal ini bisa dilakukan dengan menyuruh siswa mengerjakan soal di depan kelas tanpa membawa buku. Misalnya siswa
commit to user
mengerjakan juga pada saat ulangan. Karena soal-soal yang dikeluarkan pada waktu ulangan banyak diambil dari LKS.”
Di samping itu, pertanggungjawaban siswa dalam mengerjakan LKS dapat dilihat oleh guru pada waktu siswa membahas LKS atau diskusi siswa dapat memberikan alasan atas jawaban yang dipilihnya. Hal ini sesuai dengan pendapat dari informan 5 tanggal 15 Desember 2010
“Dalam membedakan siswa yang mengerjakan LKS sendiri dan yang mencontek pekerjaan teman yaitu dengan mewajibkan siswa memberikan alasan atas jawaban yang dipilihnya. Misalnya saja dalam bentuk multiple
choice, siswa memilih jawaban A maka siswa tersebut harus memberikan
alasan kenapa memilih jawaban A bukan yang lainnya.”
Pernyataan di atas juga dibenarkan oleh informan 12 yang mengatakan bahwa: ”Untuk mata pelajaran ekonomi di sini guru mewajibkan siswa harus memiliki alasan dalam memberikan jawaban di LKS. Jadi misalnya siswa memilih jawaban A maka harus mempunyai alasan kenapa memilih jawaban A.”
Berdasarkan keterangan dari beberapa informan di atas, maka peneliti dapat menyimpulakan bahwa guru SMA Negeri I Wuryantoro, dalam melihat bagaimana pertanggungjawaban hasil pekerjaan siswa dalam mengerjakan tugas dengan mengggunakan LKS itu berbeda-beda. Hal ini dapat dilihat dari keterangan para informan yang menyatakan bahwa pertanggungjawaban siswa dapat dilihat dari ketepatan waktu siswa dalam mengerjakan LKS atau mengumpulkan LKS, siswa harus mempunyai alasan atas jawaban yang dipilihnya, dan pada waktu ulangan akan terlihat bagaimana siswa tersebut mengerjakan LKS. Dikerjakan sendiri atau hanya menyalin jawaban dari teman.