• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

A. Tinjuan Pustaka

3. Tinjauan Tentang LKS

a. Pengertian LKS

Pengertian LKS, Lembar kerja siswa (LKS) ialah lembar kerja yang berisi informasi dan perintah/instruksi dari guru kepada siswa untuk mengerjakan

commit to user

suatu kegiatan belajar dalam bentuk kerja, praktek, atau dalam bentuk penerapan hasil belajar untuk mencapai suatu tujuan.

Pandangan pertama tentang LKS, Saat ini di sekolah-sekolah banyak ditemui penggunaan buku jenis LKS (Lembar Kerja Siswa) yang sebenarnya merupakan buku rangkuman materi pelajaran yang disertai dengan kumpulan soal, terutama soal-soal pilihan ganda. LKS yang semestinya dikerjakan di sekolah dalam kegiatan pembelajaran, seringkali juga harus dikerjakan di rumah sebagai PR. Dalam LKS jenis ini, materi pelajaran biasanya tidak disampaikan dalam bentuk uraian/bacaan, melainkan sudah dalam bentuk rangkuman atau poin-poin penting saja. Akibatnya, ketika menggunakan LKS ini, siswa-siswa cenderung langsung mengerjakan soal-soal, yang pada umumnya berupa soal-soal pilihan ganda. Jika siswa tidak dapat mengerjakan sebuah soal, maka siswa akan mencari jawabannya dalam rangkuman materi pelajaran di LKS tersebut. Jika kondisi ini dibiarkan terus-menerus, bukan tidak mungkin bahwa kemampuan siswa untuk memahami bacaan, berpikir kritis, dan berpikir kreatif tidak akan berkembang. Masalah ini menarik juga karena ini terjadi pada anak-anak di SD bukan di jenjang pendidikan tinggi seperti SMA dan Perguruan Tinggi yang semestinya banyak dilatih untuk memiliki kemampuan membaca yang baik, berpikir kritis, dan berpikir kreatif. Lembar kerja siswa (LKS) dapat dianggap sebagai suatu media atau alat pembelajaran, karena dipergunakan guru sebagai perantara dalam melaksanakan kegiatan pengajaran untuk mencapai tujuan instruksional khusus atau tujuan pembelajaran khusus.

Pandangan kedua tentang LKS. LKS dikatakan sebagai sarana belajar, karena dengan LKS siswa dapat melaksanakan kegiatan belajar untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Selain itu LKS juga mendorong siswa untuk mengolah sendiri bahan yang dipelajari atau bersama dengan temannya dalam suatu bentuk diskusi kelompok. Suatu kegiatan belajar yang menggunakan LKS memberikan kesempatan penuh kepada siswa untuk

commit to user

mengungkapkan kemampuan dan keterampilan, didorong dan dibimbing berbuat sendiri untuk mengembangkan proses berpikirnya.

Dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian LKS adalah kertas yang berisi tugas-tugas atau rencana kerja atau langkah-langkah kegiatan yang mengarahkan siswa untuk mempelajari bab yang ada dibuku ajar dan mengerjakannya.

Menurut Piduk Rentayati, Sri Dwastuti, dkk (2000:36), mengatakan

bahwa “Dengan menggunakan LKS dapat membantu siswa dalam

memperoleh materi yang dipelajarinya serta dapat menambah siswa

memperoleh catatan materi yang dipelajarinya”.

Dalam proses belajar mengajar LKS digunakan untuk :

1. Memberikan pedoman kepada guru dan siswa melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

2. Mengaktifkan siswa.

3. Membantu siswa mengembangkan konsep dan memperoleh atau menemukan konsep berdasarkan data yang diperoleh dalam kegiatan eksperimen atau observasi.

4. Membantu guru dalam menyusun rencana pengajaran.

5. Memberikan pedoman bagi guru dan siswa dalam meaksanakan kegiatan lapangan atau laboratorium.

6. Melatih siswa untuk mengembangkan ketrampilan proses sesuai dengan tuntutan kurikulum.

7. Membantu siswa menambah informasi tentang konsep yang dipelajari lewat kegiatan.

8. Membantu siswa memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui kegiatan.

commit to user

Lembar kerja siswa dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : 1. Lembar Kerja Berstruktur

Lembar kerja ini dirancang untuk membimbing siswa dalam satu program kerja atau pelajaran dengan sedikit atau sama sekali tanpa bantuan guru untuk mencapai sasaran yang dituju dalam pelajaran ini. Lembar Kerja ini telah disusun petunjuk atau pengarahannya. Lembar kerja ini tidak dapat menggatikan peranan guru dalam kelas. Guru tetap mengawasi kelas, memberi semangat/dorongan belajar, dan memberi bimbingan pada perorangan tertentu.

2. Lembar Kerja Tak Berstruktur

Lembar kerja tak berstruktur adalah lembaran yang berisi sarana untuk menunjang materi pelajaran., sebagai alat bantu kegiatan siswa yang dipakai guru untuk menyampaikan pelajaran. Contohnya : kumpulan soal- soal, daftar bilangan rondam untuk pelajaran probabilitas statistik, kertas berpetak, kumpulan data statistik, dan diagram atau tabel. Lembar kerja ini merupakan alat bantu mengajar, dapat dipakai untuk mempercepat pengajaran, memberi dorongan belajar pada tiap individu atau melengkapi materi buku paket. Lembar kerja ini penting sebagai alat bantu, dapat berisi sedikit petunjuk tertulis atau lisan untuk mengarahkan siswa.

b. Tujuan dan Manfaat LKS

Kohler dalam Slametto (2000: 9) menjelaskan bahwa “Dengan

menggunakan LKS pada dasarnya yang terpenting adalah adanya penyesuaian pertama yaitu siswa memperoleh respon yang tepat untuk memecahkan problem yang dihadapi, dalam belajar pengulangan dan pemahaman merupakan hal yang penting.”

Pendapat tersebut senada dengan tujuan dan Manfaat dari penggunaan LKS yang diungkapkan oleh Boediono (2000:25) adalah sebagai berikut : 1. Mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar.

commit to user

3. Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan ketrampilan siswa. 4. Membantu guru dalam menyusun rencana pengajaran.

5. Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran.

6. Membantu siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan yang sistematis.

Berdasarkan pada tujuan dan manfaat LKS tersebut, maka penggunaan LKS sangat membantu dalam pembelajaran termasuk dapat mengecek tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan dan memudahkan siswa dalam menyelesaikan tugas. Selain itu LKS merupakan salah satu buku penunjang yang diharapkan dapat membantu mendorong kreativitas siswa dalam mengembangkan minat, bakat, dan kemampuan serta menumbuhkan pola pikir yang positif dan kreatif dalam rangka meningkatkan efektivitas belajar siswa.

Karena LKS merupakan sarana penunjang pada kegiatan pembelajaran maka guru harus memadukan dengan sumber belajar yang lain agar materi yang didapatkan oleh siswa tidak hanya terpaku pada LKS saja. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Boediono (2000: 27) yang mengatakan bahwa ”Karena materi di

LKS terbatas maka guru perlu menyarankan siswa untuk mencari materi dengan sumber lain. Misalnya perpustakaan, internet,koran, majalah yang relevan dengan materi pelajaran.” Pernyataan tersebut diperkuat oleh Syaiful BD dan Aswan Zain

(2002: 97) berpendapat bahwa “Salah satu tahapan dalam penggunaan metode

resitasi dengan menggunakan LKS yaitu adanya petunjuk atau sumber lain yang dapat membantu pekerjaan siswa.”

c. Fungsi LKS

Dalam proses belajar mengajar ada dua, yaitu: (1) dari segi siswa: fungsi LKS adalah sebagai sarana belajar baik di kelas, di ruang praktek maupun di luar kelas sehingga siswa berpeluang besar untuk mengembangkan kemampuan, menerapkan pengetahuan, melatih keterampilan, memproses sendiri untuk

commit to user

mendapatkan perolehannya, (2) dari segi guru: melalui LKS, guru dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar sudah menerapkan metode

“membelajarkan siswa” dengan kadar SAL (Student active learning) yang tinggi.

Intervensi yang diberikan guru bukan dalam bentuk jawaban atas pertanyaan siswa, tetapi berupa panduan bagi siswa untuk memecahkan masalah. Lembar kerja siswa (LKS) merupakan salah satu dari sekian banyak media yang digunakan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Dalam pengajaran mata pelajaran, media LKS banyak digunakan untuk memancing aktivitas belajar siswa. Karena dengan LKS siswa akan merasa diberikan tanggung jawab moril untuk menyelesaikan sesuatu tugas dan merasa harus mengerjakannya, terlebih lagi apabila guru memberikan perhatian penuh terhadap hasil pekerjaan siswa dalam LKS tersebut.

Ditinjau dari isinya, lembar kerja berstruktur mempunyai beberapa fungsi antara lain :

a. Untuk tujuan latihan

Diberikan serangkaian tugas latihan, siswa diminta mengkorelasikan jawabannya dengan huruf sehingga merupakan suatu pertanyaan,. Siswa sendiri dapat mengetahui salah benarnya latihan itu. Lembar kerja seperti ini sering digunakan untuk memotivasi siswa ketika mengerjakan tugas latihan. b. Untuk menerangkan penerapan (aplikasi)

Siswa dibimbing menuju suatu metode penyelesaian soal, dengan kerangka penyelesaian dari serangkaian soal-soal tertentu. Hal ini bermanfaat jika kita akan menerangkan penyelesaian soal aplikasi yang memerlukan banyak langkah, atau menerangkan diagram atau gambar yang berlatar belakang pengetahuan yang berbeda-beda. Kecuali penggunaan lembar kerja dapat memeriksa sendiri jawaban dari pertanyaan itu.

commit to user c. Untuk kegiatan penelitian (survey)

Siswa ditugaskan untuk mengumpulkan data tertentu kemudian menganalisa data tersebut. Lembar kerja untuk kegiatan penelitian memerlukan waktu yang lama.

d. Untuk tujuan penemuan (discovery)

Dalam lembar kerja ini, siswa dibimbing untuk menyelidiki suatu situasi tertentu agar menemukan pola situasi itu, kemudian menggunakan bentuk umum atau pola tersebut untuk membuat suatu perkiraan atau dugaan atau hipotesa. Kebenaran hasilnya dapat diperiksa dengan pengamatan dari contoh yang sederhana. Latihan semacam ini dapat diperiksa sendiri oleh siswa, tetapi kadang-kadang ada beberapa siswa yang masih memerlukan bantuan individual untuk menemukan pola umumnya

e. Untuk penelitian yang bersifat terbuka

Penggunaan lembar kerja ini mengikutsertakan sejumlah siswa dalam penelitian bidang tertentu. Kegiatan tersebut bertujuan untuk pendalaman dan pengajaran tentang suatu hal. Sering pula digunakan jika guru bermaksud untuk mengumpulkan informasi penemuan siswa secara perorangan dalam suatu rangkaian. Tugas terbuka semacam ini biasanya dinilai laporan siswa baik lisan maupun tulisan.

Sehingga dapat disimpulkan bawasannya fungsi LKS yaitu mendidik siswa untuk aktif, sebagai umpan balik dari siswa tersebut terhadap materi yang disampaikan oleh guru, agar siswa dapat mengetahuai hal-hal penting dan masalah-masalah yang dipecahkan oleh siswa, untuk memberikan evaluasi terhadap kemampuan siswa sehingga siswa tidak perlu mencatat ulang namun hanya belajar dari informasi yang berada dalam LKS. Selain itu LKS juga berfungsi dalam memupuk rasa tanggung jawab siswa seperti yang diungkapkan oleh Slametto (2003: 36) yang mengatakan bahwa ”Dengan adanya metode resitasi

siswa dituntut untuk menyelesaikan tugas dan mengumpulkan tugas tersebut, sehingga dapat memupuk rasa tanggung jawab pada diri siswa.

commit to user d. Syarat Penyusunan LKS

Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka banyak pula bentuk dan macam LKS, namun demikian dalam penyusunannya harus selalu berpegang dan mengacu pada materi buku atau buku pokok yang telah digariskan oleh pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional.

Dalam penyusunan LKS seringkali terdapat istilah-istilah asing yang sulit dipahami. Seperti yang diungkapkan oleh Boediono (2000: 23) yang mengatakan

bahwa “Hambatan penggunaan LKS yaitu siswa sering tidak memahami bahasa

dalam LKS”. Oleh sebab itu hendaknya penyusunan LKS memenuhi beberapa

persyaratan seperti yang disampaikan oleh Boediono (2000: 25) yang menjelaskan bahwa, LKS hendaknya memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Sederhana dan mudah dipahami 2. Singkat dan jelas

3. Istilah baru hendaknya diperkenalkan terlebih dahulu

4. Informasi yang panjang hendaknya dituangkan dalam bentuk gambar

Sudharto (2000: 1) mengemukakan bahwa agar penyusunan LKS mampu mengarah kepada pencapaian tujuan pembelajaran, maka pembuatannya perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Memuat ringkasan materi pelajaran dalam bentuk buku atau lembaran b. Berbentuk ringkasan dari buku pelajaran pokok

c. Berbentuk soal-soal atau tanya jawab

Dari pendapat tersebut di atas, ternyata saling melengkapi sehingga semua perlu untuk dijadikan acuan dalam pembuatan LKS agar sasaran yang telah ditetapkan dapat tercapai. Menyadari kenyataan tersebut, maka pembuatan LKS harus memperhatikan batasan-batasan dalam menyusun LKS, karena diharapkan dari LKS tersebut siswa dapat memahami materi pelajaran dan mampu menyelesaikan soal-soal latihan serta membantu berkreasi dalam menyiapkan masa depannya. Bila dalam pembelajaran menggunakan LKS yang disusun sesuai

commit to user

dengan ketentuan maka diharapkan akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Menyusun LKS berarti menyusun informasi dari guru kepada siswa sehingga siswa dapat mengerjakan sendiri suatu aktivitas belajar untuk mencapai tujuan instruksional tertentu. Konstruksi LKS yang baik yaitu LKS harus memuat konsep suatu materi secara jelas sehingga mampu mempelajarinya.