LANDASAN TEORI
A. Tinjuan Pustaka
2. Tinjauan Tentang Metode Resitasi
a. Pengertian Metode Resitasi
Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 130) menyatakan
“Metode resitasi atau pemberian tugas suatu cara interaksi belajar mengajar yang
ditandai adanya tugas dari guru untuk dikerjakan oleh peserta didik di sekolah
atau dirumah secara perorangan atau kelompok”. Sedangkan menurut Roestiyah N.K (2001: 133) menyatakan bahwa “Pemberian tugas digunakan dengan tujuan
agar siswa dapat memiliki hasil belajar yang lebih mantap karena siswa melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas sehingga pengalaman
siswa dapat terintegrasi “.
Pengertian metode resitasi menurut Ulih Bukit Karo-karo (2005: 39) adalah
“Penyajian kembali atau penimbulan kembali apa-apa yang dimiliki, diketahui
atau dipelajari.” Lebih lanjut Ulih Bukit Karo-karo (2005: 39) menyatakan
bahwa, “Metode resitasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan
menugaskan pelajar-pelajar mempelajari sesuatu kemudian harus dipertanggung
jawabkan.” Winarno Surakhmad (2006: 91) mengartikan bahwa “Metode resitasi
mempunyai tiga fase: pertama guru memberi tugas, kedua siswa melaksanakan tugas (belajar), dan fase ketiga siswa mempertanggungjawabkan kepada guru apa
yang telah mereka pelajari.”
Lebih lanjut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002: 96) menyebutkan: Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Masalah tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan di dalam kelas, di
commit to user
halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di bengkel, di rumah siswa, atau di mana saja asal tugas itu dapat dikerjakan.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode resitasi adalah suatu metode yang digunakan guru untuk mengaktifkan siswa dalam mengerjakan tugas baik yang berhubungan dengan materi yang telah diberikan atau materi yang akan dibahas dan dipertanggungjawabkan hasilnya dengan tujuan agar hasil belajar siswa menjadi lebih mantap. Metode banyak sekali jenisnya disebabkan oleh karena metode ini dipengaruhi oleh banyak faktor misalnya: a) Tujuan yang berbagai jenis dan fungsinya; b) Anak didik yang beragam tingkat kematangannya; c) Situasi yang beragam keadaannya; d) Fasilitas yang beragam kualitas dan kuantitasnya; e) Kemampuan profesionalnya guru.
Macam-macam metode yang digunakan oleh guru adalah metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode pemberian tugas, metode resitasi, metode eksperimen, metode problem solving dan lain sebagainya. Pemilihan metode ini menurut Rostiyah NK (2001: 68) berdasarkan: “a). Sifat dari pelajaran, b). Alat-alat yang tersedia, c). Besar kecilnya kelas, d). Tempat dan lingkungan, e). kesanggupan guru, f). Banyak sedikitnya bahan, dan g). Tujuan mata pelajaran.”
Dengan adanya pemberian tugas ini maka akan mengaktifkan siswa dalam mengerjakan tugas yang berhubungan dengan materi. Sehingga siswa dapat lebih memahami materi pelajaran dengan lebih baik.
b. Penggunaan Metode Resitasi
Metode resitasi dapat digunakan apabila :
a. Ruang lingkup bahan pengajaran yang sangat luas, sedangkan waktu yang disediakan tidak memadai.
b. Suatu pekerjaan yang tidak mungkin dapat diselesaikan selama jam pelajaran.
commit to user
c. Dalam keadaan darurat guru tidak dapat melaksanakan tugasnya untuk mengajar, di mana tidak ada guru lain yang dapat menggantikannya. d. Suatu pokok bahasan perlu adanya suatu pendalaman melalui latihan soal-
soal yang mana dapat dikerjakan secara kelompok maupun individu. Adapun kelebihan dari penggunaan metode resitasi menurut Mulyani Sumantri dan Johan Permana (2001:131-132 ) yaitu:
1. Membuat peserta didik aktif belajar.
2. Merangsang peserta didik aktif belajar lebih banyak, baik dekat dengan guru maupun pada saat jauh dari guru di dalam sekolah maupun di luar sekolah.
3. Mengembangkan kemandirian peserta didik.
4. Lebih meyakinkan tentang apa yang dipelajari dari guru, lebih memperdalam dan memperkaya atau memperluas tentang apa yang dipelajari.
5. Membina kebiasaan peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri informasi dan komunikasi
6. Membuat peserta didik bergairah belajar karena dapat dilakukan dengan bervariasi.
7. Membina tanggung jawab dan disiplin peserta didik. 8. Mengembangkan kreativitas peserta didik.
9. Membiasakan peserta didik giat belajar.
Namun ada juga kelemahan dengan menggunakan metode ini : 1. Sangat sulit mengontrol, apalagi jika tugas dikerjakan di rumah.
Hal ini seperti pendapt yang diungkapkan oleh Winarno Surakkman (2006
:95) yang mengatakan bahwa “Kendala dalam penggunaan metode resitasi
yaitu sulitnya mengontrol siswa dalam mengerjakan tugas.”
2. Menjadikan siswa jenuh karena terlalu monoton
Menurut Syaiful BD dan Aswan Zain (2002: 98) mengemukakan bahwa
commit to user
LKS yaitu siswa menjadi bosan bila pemberian tugas yang diberikan hanya dengan menggunakan LKS saja.”
Sehingga guru harus memberi inovasi dalam pemberian tugas, apabila guru tidak mengembangkan variasi metode pemberian tugas maka siswa akan merasa bosan seperti yang diungkapkan oleh Moh. Uzer Usman (2001: 34) yang mengatakan bahwa “Siswa cenderung merasa bosan jika guru tidak memberikan inovasi pada metode pembelajaran.”
3. Jika tugas terlalu banyak akan menjadikan beban bagi siswa
Mulyani Sumantri dan Johan Permana (2001: 132) mengatakan bahwa
”Salah satu kekurangan dari metode resitasi adalah tugas yang banyak dan
sering membuat beban dan keluhan bagi siswa sehingga siswa malas mengerjakan tugas tersebut.”
4. Bagi tugas kelompok sering kali hanya dikerjakan oleh orang tertentu saja dalam kelompok itu
Menurut Roestiyah N.K (2001: 30) mengatakan bahwa “Siswa sering
menyepelekan tugas yang diberikan oleh guru apalagi tugas tersebut dikerjakan secara kelompok. Kemungkinan besar yang mengerjakan hanya orang-orang tertentu saja dalam kelompok tersebut.”
Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan metode resitasi dengan media LKS menurut Roestiyah N.K (2001: 35) mengatakan bahwa :
Metode resitasi sangat efektif digunakan karena dengan metode ini siswa tidak hanya mendengarkan guru namun juga mengerjakan latihan-latihan soal tentang materi yang telah disampaikan sehingga tingkat pemahaman siswa dapat maksimal serta pengetahuan yang didapatkan oleh siswa akan lebih lama untuk diingat.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode resitasi siswa dapat lebih mengingat materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Sedangkan keuntunggan penggunaan metode resitasi dengan media LKS menurut Syaiful B.D dan Aswan Zain (2002 :98) ”Setelah pelaksanaan tugas guru mengadakan pembahasan soal yang belum ditemukan
commit to user
jawabannya. Pada waktu itu siswa dapat mengembangkan inisiatifnya untuk menjawab soal tersebut.”
Tujuan metode resitasi agar hasil belajar siswa memuaskan, guru perlu merumuskan tujuan yang jelas yang hendak dicapai oleh siswa. Metode tugas biasanya digunakan dengan tujuan sebagai berikut:
1) Agar siswa berusaha lebih baik, memupuk inisiatif, bertanggungjawab, dan berdiri sendiri.
2) Membawa kegiatan-kegiatan sekolah yang berharga kepada minat siswa yang masih terluang, agar dapat dipergunakan lebih konstruktif.
3) Memperkaya pengalaman-pengalaman sekolah dengan memulai kegiatan-kegiatan di luar kelas.
4) Memperkuat hasil belajar di sekolah dengan menyelenggarakan latihan-latihan yang perlu integrasi dan penggunaannya. (Winarno Surakhmad, 2006: 92).
Metode resitasi akan efektif dan berhasil dengan baik apabila ada upaya untuk mengatasi kekurangan dari metode ini, antara lain :
a. Untuk menghindari penipuan yang dilakukan siswa, guru data menyuruh siswa mengerjakan tugas di depan kelas, sehingga guru data menilai tingkat pemahaman siswa.
Senada dengan pendapat Winarno Surakhman (2006: 98) yang mengatakan bahwa untuk mensiasati tugas yang diberikan di rumah oleh guru, maka dalam mengevaluasi tugas tersebut yaitu dengan menyuruh siswa mengerjakan tugas tersebut di depan kelas tanpa membawa buku.
b. Untuk menghindari tugas siswa dikerjakan orang lain, guru dapat memperbanyak tugas di sekolah daripada tugas yang dikerjakan dirumah. Tugas yang dikerjakan di rumah biasanya membuat siswa kurang bersemangat untuk mengerjakannya. Mereka lebih sering mencontek dari temannya yang sudah mengerjakan. Dengan demikian guru perlu memberikan tugas yang banyak agar siswa tidak mempunyai kesempatan untuk hanya mencontek dari pekerjaan teman yang lain.
c. Tugas-tugas yang diberikan terbatas dan jelas, apa yang menjadi masalah yang perlu dipecahkan.
commit to user
Sebelum memberikan tugas seharusnya guru memberikan penjelasan terlebih dahulu atas tugas yang harus dikerjakan oleh siswa tersebut. Sehingga mereka paham mana tugas yang harus dikerjakan dan mereka mengerti bagaimana cara memecahkan masalah yang ada pada soal tersebut.
d. Memberikan tugas dengan memperhitungkan taraf kesukaran soal dengan kemampuan siswa
Guru harus mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas. Jika guru memberikan tugas tidak sesuai dengan kemampuan siswa maka siswa kesulitan dalam menyelesaikan tugas. Akhirnya mereka kurang bersemangat dalam mengerjakan tugas.
Tujuan dari pemberian tugas ini adalah agar pemahaman siswa terhadap materi lebih mantap. Dengan kegiatan melaksanakan tugas, siswa aktif belajar dan merangsang untuk meningkatkan efektivitas belajarnya. Banyak tugas yang harus dikerjakan siswa, diharapkan mampu menyadarkan siswa memanfaatkan waktu senggang untuk hal-hal yang menunjang belajarnya.
Dalam penelitian ini proses belajar mengajar menggunakan metode resitasi ini, guru mengontrol pelaksanaan tugas siswa apakah dikerjakan dengan baik. Sehingga dengan penggunaan metode resitasi melalui LKS dapat optimal guna pencapaian efektivitas belajar siswa. Setelah siswa melaksanakan tugas-tugas yang ada di LKS, guru harus memeriksa apakah sudah dikerjakan atau belum. Kemudian memberikan evaluasi, karena hal ini akan memberi motivasi belajar siswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar.