• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Teori

Berdasarkan penelitian mengenai metode resitasi dengan media LKS dalam upaya meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran ekonomi SMA Negeri I Wuryantoro, dalam bab ini peneliti menganalisis data yang berhasil ditemukan dilapangan sesuai dengan rumusan masalah. Temuan studi yang dapat dihubungkan dengan teori yaitu:

commit to user

Pada umumnya guru dalam melaksanakan pembelajaran sering menggunakan metode ceramah. Di SMA Negeri I Wuryantoro metode yang sering digunakan oleh guru yaitu ceramah plus. Metode ceramah plus adalah metode mengajar yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah gabung dengan metode lainnya.Dalam hal ini penulis akan menguraikan dua macam metode ceramah plus yaitu:

a. Metode Ceramah Plus Tanya Jawab dan Tugas (CPTT).

Metode ini adalah metode mengajar gabungan antara ceramah dengan tanya jawab dan pemberian tugas. Metode campuran ini idealnya dilakukan secara tertib yaitu:

1) Penyampaian materi oleh guru.

2) Pemberian peluang bertanya jawab antara guru dan siswa. 3) Pemberian tugas kepada siswa.

b. Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan (CPDL)

Metode ini dalah merupakan kombinasi antara kegiatan menguraikan materi pelajaran dengan kegiatan memperagakan dan latihan (drill) Namun pada kenyataannya pada materi ekonomi karena banyaknya materi pelajaran yang harus disampaikan dan waktu yang terbatas sehingga guru kesulitan dalam penyampaian seluruh materi pembelajaran maka guru harus pandai memilih metode yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar.

Dalam hal ini guru memilih metode resitasi. Metode resitasi merupakan suatu metode yang digunakan oleh guru yang ditandai dengan adanya tugas. Dalam pelaksanaan metode resitasi dengan media LKS dilaksanakan melalui beberapa tahap yaitu :

1) Pemberian tugas dengan menggunakan LKS

Pemberian tugas dengan menggunakan LKS di SMA Negeri I Wuryantoro diberikan kepada siswa setelah guru menjelaskan materi pelajaran terlebih dahulu. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyani Sumantri dan Johan Permana (2001: 130) yang mengemukakan bahwa metode resitasi

commit to user

yang ditandai dengan adanya tugas dari guru untuk dikerjakan oleh peserta didik setelah guru memberikan materi pelajaran.

Selain itu pemberian tugas dengan menggunakan LKS di SMA Negeri I Wuryantoro dapat mempermudah siswa dalam pemahaman materi dan latihan-latihan soal. Hal ini dapat di lihat dari guru dalam memberikan tugas dengan media LKS. Di mana hal ini senada dengan yang diungkapkan Piduk R dkk (2000: 36) bahwa ”Dengan menggunkan LKS dapat membantu siswa dalam memperoleh materi yang dipelajarinya serta dapat menambah siswa memperoleh catatan materi yang dipelajarinya. Di samping itu, menurut Roestiyah N.K (2001:133) bahwa ”Pemberian tugas digunakan dengan tujuan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap karena siswa melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu dapat terintegrasi.”

Pelaksanaan metode resitasi dengan media LKS di SMA Negeri I Wuryantoro berkaitan dengan pemberian tugas pada mata pelajaran ekonomi siswa dapat dikatakan berjalan dengan baik. Guru memyampaikan materi pelajaran terlebih dahulu dengan tujuan untuk memperkenalkan materi pelajaran kepada siswa. Tindakan selanjutnya guru memberikan waktu kepada siswa untuk mengerjakan soal terlebih dahulu dengan waktu yang dibatasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada mata pelajaran yang bersangkutan dengan cara memberikan penugasan melalui LKS kemudian setelah waktu yang ditentukan selesai maka tugas tersebut dikumpulkan dan akan dibahas atau didiskusikan bersama.

Dengan penggunaan metode resitasi juga dapat memudahkan siswa dalam pembelajaran karena di dalam LKS sudah terdapat rangkuman materi yang dapat dipelajari siswa. Selain itu, karena adanya soal-soal yang dapat digunakan oleh siswa maka siswa akan mendapatkan hasil belajar yang lebih baik karena banyak latihan-latihan soal. Serta dapat menumbuhkan keaktifan pada diri siswa sehingga prestasi belajar sangat meningkat.

commit to user

tugas. Siswa mempergunakan waktu yang diberikan oleh guru untuk menyelesaikan soal-soal pada LKS. Dalam hal ini guru masih mempunyai tanggung jawab untuk membimbing serta mengarahkan siswa.

Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat yang diungkapkan oleh Syaiful B.D dan Aswan Zain (2002: 96) bahwa ”Dalam pelaksanaan tugas seorang guru harus memberikan bimbingan atau pengawasan serta dorongan sehingga anak mau bekerja.”

Di SMA Negeri I Wuryantoro sebelum memberikan tugas guru biasanya menanyakan terlebih dahulu hal-hal yang kurang dimengerti oleh siswa. Apabila terdapat hal-hal yang kurang dipahami oleh siswa maka guru akan menjelaskan sampai siswa memahaminya.setelah itu guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal. Pada saat siswa mengerjakan, guru memberikan pengawasan hal ini dilakukan agar siswa mengerjakan sendiri sehingga guru dapat benar-benar mengukur tingkat kemampuan siswa.

Guru juga memberikan bimbingan pada saat siswa mengerjakan tugas, kadang ada soal yang benar-benar tidak dimengerti oleh siswa dan jawaban soal tersebut tidak ada pada rangkuman materi. Maka guru akan memberikan bimbingan yaitu dengan memberikan penjelasan atau rambu-rambu yang mengarah pada jawaban soal tersebut tanpa memberikan jawaban secara langsung. Hal ini akan memotivasi siswa untuk menyelesaikan soal tersebut.

3) Pertanggungjawaban tugas dengan menggunakan LKS

Tahap akhir pada pelaksanaan metode resitasi yaitu pertanggung jawaban tugas. Setelah menyelesaikan tugas dalam waktu yang telah ditentukan oleh guru, siswa diharuskan untuk mempertanggung jawabkan tugas yang telah dikerjakannya tersebut. Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan yang diungkapkan oleh Moh. Uzer dan Lilis Setiawati (2001: 128) bahwa ”Dalam pemberian tugas dengan menggunakan LKS yang

commit to user

mempertanggungjawabkan tugas yang dibebankan kepadanya.”

Bentuk pertanggungjawaban yang diberikan oleh guru berbeda-beda, di SMA Negeri I Wuryantoro bentuk pertanggungjawaban dilihat dari ketepatan waktu pengumpulan tugas dan keaktifan siswa. Biasanya setelah selesai mengerjakan guru meminta siswa mengumpulkan tugas tersebut, namun seing kali guru akan melakukan pembahasan pada soal-soal pada tugas tersebut. Pada saat melakukan pembahasan akan terlihat siswa yang berperan aktif dan siswa yang hanya pasif saja.

Menurut peneliti pemilihan bentuk pertanggungjawaban tersebut sangat tepat. Jika siswa dituntut untuk mengumpulkan tugas tepat waktu maka ada motivasi pada diri mereka untuk segera menyelesaikan tugas tersebut. Kemudian dengan adanya pembahasan yang dilakukan oleh guru bersama-sama dengan siswa itu akan menumbuhkan keaktifan siswa dan rasa percaya diri siswa untuk mengungkapkan pendapat.

2. Keuntungan Penggunaan Metode Resitasi Media LKS

a. Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama.

Dengan menggunakan metode resitasi dapat membantu siwa untuk lebih bisa mengingat materi pelajaran yang telah disampaikan. Apabila guru hanya memberikan materi saja dan siswa hanya mendengarkan penjelasan tersebut maka materi yang dapat diserap oleh siwa cenderung kurang maksimal. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Rostiyah N.K (2001: 35) yang menyatakan bahwa:

Metode resitasi sangat efektif digunakan karena dengan metode ini siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan guru namun juga mengerjakan latihan-latihan soal tentang materi yang telah disampaikan sehingga tingkat pemahaman siswa dapat maksimal serta pengetahuan yang didapatkan oleh siswa akan lebih lama untuk diingat.

commit to user

resitasi maka siswa akan dapat mengetahui lebih mendalam tentang materi tersebut. Atau siswa akan dapat lebih mudah mengingat kembali materi yang telah disampaikan oleh guru.dengan demikian prestasi belajar siswa pun akan dapat meningkat karena tingkat pemahaman siswa terhadap materi dapat dimengerti secara maksimal.

b. Mengembangkan keberanian berinisiatif

Dalam pelaksanaan metode resitasi dengan media LKS siswa dituntut untuk mengerjakan soal-soal pada LKS dengan waktu yang dibatasi oleh guru. Biasanya soal pada LKS sangat banyak mencakup semua materi pelajaran, namun dalam ringkasan materi saangat sedikit dan terbatas. Hal itu dapat membangkitkan inisiatif siswa untuk menjawab soal tersebut. Siswa dapat mengembangkan logikanya den menungkan dalam jawaban soal tersebut. hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Syaiful B.D dan Aswan Zain (2002 :98) ”Setelah pelaksanaan tugas guru mengadakan pembahasan soal yang belum ditemukan jawabannya. Pada waktu itu siswa dapat mengembangkan inisiatifnya untuk menjawab soal tersebut.”

Selain itu, di SMA Negeri I Wuryantoro setelah pemberian tugas guru membahas soal bersama-sama, pada kesempatan ini siswa dapat mengeluarkan pendapatnya atau ide-idenya, sehingga dengan inisiatif dan rasa percaya diri yang tumbuh pada diri siswa dapat membantu siswa untuk memahami materi yang telah disampaikan guru.

c. Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar lebih banyak

Karena baanyaknya soal yang terdapat di dalam LKS dan rangkuman yang terdapat di dalamnya sangat sedikit, maka guru perlu menyarankan siswa untuk mencari materi dari sumber yang lain. Hal tersebut sama halnya dengan memberikan kesempatan siswa untuk belajar lebih banyak. Seperti yang diungkapkan oleh Boediono (2000: 27) yang mengatakan bahwa ”Karena

materi di LKS terbatas maka guru perlu menyarankan siswa untuk mencari materi dengan sumber lain. Misalnya perpustakaan, internet,koran, majalah

commit to user

mencari materi dengan sumber lain. Apalagi telah didukung berbagai fasilitas, perpustakaan yang lengkap misalnya. Siswa dapat belajar di perpustakaan dan mencari materi yang dipelajarinya. Meskipun di SMA Negeri I Wuryantoro belum didukung oleh fasilitas internet namun terdapat beberapa warnet di sekitar sekolah sehingga memudahkan siswa untuk mengakses internet.

Sehingga dengan adanya pemberian tugas dan menuntut siswa untuk menyelesaikan tugas tersebut maka guru telah mengajarkan kepada siswa untuk belajar lebih banyak. Untuk menemukan jawaban soal yang tidak terdapat pada rangkuman materi dengan mencari sumber lain yang relevan. Dengan demikian pengetahuan siswa akan bertambah sehingga prestasi belajar siswa juga dapat meningkat.

d. Memupuk rasa tanggung jawab

Pada pelaksanaan metode resitasi tahap akhir yaitu pertanggungjawaban tugas. Pada tahap ini siswa setelah menyelesaikan tugas siswa harus mengumpulkan tugas tersebut tepat pada waktu yang telah ditentukan oleh guru. Hal tersebut menuntut siswa untuk bertanggung jawab atas tugas yang diberikan kepadanya.

Seperti yang diungkapkan oleh Slametto (2003:36) yang menyatakan

bahwa : ”Dengan adanya metode resitasi siswa dituntut untuk menyelesaikan

tugas dan mengumpulkan tugas tersebut, sehingga dapat memupuk rasa tanggung jawab pada diri siswa.”

Di SMA Negeri I Wuryantoro pertanggungjawaban tugas dapat terlaksana dengan baik. Guru memberikan penilaian yang berbeda antara siswa yang mengumpulkan tepat waktu dan yang mengumpulkan tidak tepat waktu. Namun, rasa tanggungjawab yang terdapat pada diri siswa telah terpupuk sehingga mereka selalu mengumpulkan tugas tepat waktu.

commit to user Media LKS

Pelaksanaan metode resitasi dengan menggunakan media LKS dapat berjalan dengan baik. Siswa juga sangat antusias dalam pelaksanaan tugas tersebut. mereka selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, dan mengumpulkan tugas tepat waktu. Prestasi siswa di SMA Negeri I Wuryantoro khususnya pada mata pelajaran ekonomi juga meningkat dikarenakan siswa termotivasi untuk mengerjakan tugas dan mencari materi pada sumber lain.

Namun pada mata pelajaran ekonomi pelaksanaan merode resitasi dengan media LKS masih mengalami berbagai hambatan yaitu :

a. Sangat sulit mengontrol, apalagi jika tugas dikerjakan di rumah

Hambatan yang paling utama dari penggunaan metode resitasi dengan media LKS ini adalah sulitnya mengontrol siswa, apalagi jika tugas tersebut dikerjakan di rumah. Seperti yang diungkapkan oleh Winarno Surakhman (2006: 95) menyebutkan bahwa ”Kendala dalam penggunaan metode resitasi

yaitu sulitnya mengontrol siswa dalam mengerjakan tugas.”

Hasil penelitian yang peneliti dapatkan selama di SMA Negeri I Wuryantoro yaitu guru sering memberikan tugas setelah selesai menjelaskan materi pelajaran. Namun, apabila waktu pelajaran telah berakhir dan siswa belum selesai mengerjakan soal maka tugas tersebut dijadikan pekerjaan rumah. Berdasarkan keterangan dari guru pengampu mata pelajaran ekonomi SMA Negeri I Wuryantoro tugas yang dikerjakan di rumah itu sangat sulit untuk mengontrol. Mengerjakan di sekolah dan guru memberi pengawasan saja siswa sering bekerjasama dalam menyelesaikan soal.

Apalagi jika tugas tersebut dijadikan tugas kelompok, sering kali tugas tersebut oleh orang tertentu saja dalam kelompok tersebut. Guru sangat sulit dalam memberikan penilaian pada tugas seperti itu. Dengan demikian guru harus mempunyai ide atau mempunyai solusi untuk menyikapi hambatan tersebut.

b. Siswa merasa bosan atau jenuh bila guru dalam memberikan tugasnya hanya dengan menggunakan LKS saja karena soal dalam LKS terlalu banyak.

commit to user

digunakan oleh guru untuk memberikan soal-soal atau latihan-latihan kepada siswa. Namun dalam penggunaan LKS ternyata siswa juga merasa bosan jika tugas yang diberikan hanya dari LKS saja. Menurut Syaiful BD dan Aswan Zain (2002: 98) mengemukakan bahwa ”Salah satu kekurangan dalam pemberian tugas dengan menggunakan LKS yaitu siswa menjadi bosan bila pemberian tugas yang diberikan hanya dengan menggunakan LKS saja.”

Di SMA Negeri I Wuryantoro siswa sering mengeluh apabila guru hanya memberikan tugas dengan LKS saja. Dalam memberikan tugas guru hanya monoton pada LKS saja sehingga mereka merasa bosan atau jenuh. Hal itu merupakan salah satu hambatan dalam penggunaan resitasi sehingga hal tersebut harus diupayakan solusi pemecahan masalah tersebut agar tidak menghambat proses pembelajaran karena akan berpengaruh juga terhadap prestasi belajar.

Jika tugas yang diberikan hanya dengan LKS saja siswa malas untuk mengerjakan karena soal pada LKS sangat banyak. Siswa malas karena dalam mengerjakan tugas yang terlalu banyak juga memerlukan waktu yang banyak. Hal tersebut senada dengan pernyataan Mulyani Sumantri dan Johan Permana (2001: 132) mengatakan bahwa ”Salah satu kekurangan dari metode resitasi adalah tugas yang banyak dan sering membuat beban dan keluhan bagi siswa sehingga siswa malas mengerjakan tugas tersebut.”

Peneliti setuju bahwa dengan pernyataan Mulyani Sumantri dan Johan Permana karena saat meneliti di lapangan banyak siswa yang mengatakan bahwa mereka merasa terbebani dengan adanya tugas dari guru pengampu mata pelajaran ekonomi. Tugas tersebut sangat menyita waktu mereka sehingga mereka kadang melalaikan mata pelajaran yang lain. Selain itu mereka malas mengerjakan soal yang terlalu banyak karena memerlukan pikiran dan tenaga yang banyak pula.

c. Peyusunan LKS kurang memenuhi syarat sehingga bahasa dalam LKS kurang dapat dipahami oleh siswa serta materi dalam LKS itu hanya sedikit.

commit to user

sehingga LKS tersebut dapat digunakan sebagai media penunjang pembelajaran yang baik. Sehingga dengan penggunaan media LKS dalam pemberian tugas dapat membuat pembelajaran lebih efektif. Syarat penyusunan LKS yang baik diungkapkan oleh Boediono (2000: 25) yang menjelaskan bahwa, LKS hendaknya memenuhi persyaratan sebagai berikut :

5. Sederhana dan mudah dipahami 6. Singkat dan jelas

7. Istilah baru hendaknya diperkenalkan terlebih dahulu

8. Informasi yang panjang hendaknya dituangkan dalam bentuk gambar

Namun dalam kenyataannya penyusunan LKS masih banyak yang kurang memenuhi syarat penyusunan LKS yang baik sehingga di dalam LKS biasanya terdapat istilah-istilah asing yang kadang tidak dapat dipahami oleh siswa. Apalagi pada mata pelajaran ekonomi banyak istilah-istilah asing. Hal tersebut dapat dikatakan sebagai hambatan karena jika siswa tidak dapat memahami bahasa dalam LKS tersebut mereka juga akan salah mengartikan soal yang ada, sehingga mereka akan merasa kesulitan dalam menjawab soal.

Senada dengan pernyataan Boediono (2000: 23) yang mengatakan bahwa

”Hambatan penggunaan LKS yaitu siswa sering tidak memahami bahasa dalam LKS.” Hasil penelitian yang peneliti lakukan di SMA Negeri I Wuryantoro juga sama dengan pernyataan tersebut. Banyak siswa yang mengatakan bahwa meraka kesulitan memahami bahasa soal apalagi pada kata-kata asing yang belum pernah mereka dengar atau yang belum pernah dijelaskan oleh guru.

Hambatan lainnya yaitu materi dalam LKS hanya sedikit, hal ini dapat menjadi kendala bagi siswa dalam mengerjakan tugas karena soal yang banyak dan materi yang sedikit siswa sulit menemukan jawaban dari soal tersebut. Hambatan ini mengakibatkan siswa sulit untuk melaksanakan tugas, sehingga harus ada upaya dari guru maupun siswa untuk dapat mengatasi hambatan tersebut.

commit to user materi pelajaran

Banyak sekali metode belajar yang dapat dipilih oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar. Namun pada umumnya mereka kurang berinovasi untuk mengembangkan metode itu. Apabila guru menggunakan metode resitasi secara terus menerus tanpa berinovasi siswa lama-lama akan merasa jenuh harus mengerjakan tugas terus. Hal tersebut seperti yang diungkapkan Moh. Uzer Usman (2001: 34) bahwa ”Siswa cenderung merasa bosan jika guru tidak

memberikan inovasi pada metode pembelajaran.”

Kurangnya inovasi yang guru lakukan dalam pembelajaran dapat menjadi kendala dalam pencapaian prestasi belajar siswa. Apabila mereka sudah merasa bosan maka semangat belajar mereka akhirnya menurun. Itu akan berdampak pada pencapaian hasil belajar. Hasil penelitian yang peneliti lakukan di SMA Negeri I Wuryantoro juga demikian karena guru kurang berinovasi terhadap metode belajar yang digunakan membuat siswa bosan dan minat mereka untuk belajar menjadi menurun.

Jika minat belajar menurun mereka menjadi malas untuk mengikuti pelajaran, bila disuruh guru mengerjakan tugas mereka malas-malasan dan mengerjakannya hanya mencontek dari temannya. Hanya siswa-siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi saja yang mengerjakan soal selain itu mereka hanya menunggu jawaban dari teman saja. Dengan demikian, siswa yang mempunyai motivasi belajar yang rendah tidak dapat mendalami materi dengan maksimal karena mereka tidak mengerjakan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Dengan adanya hambatan-hambatan tersebut, maka guru mengupayakan berbagai solusi untuk mengatasi hambatan tersebut. upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut adalah :

a. Guru menyuruh siswa mengerjakan di depan kelas atau memberikan pertanyaan kepada siswa.

Untuk mengatasi hambatan bagi guru yang sulit mengontrol tugas yang diberikan apabila tugas tersebut dikerjakan di rumah yaitu guru

commit to user

pada LKS yang dikerjakan oleh siswa tersebut. Atau guru menyuruh siswa untuk mengerjakan tugas di depan kelas.

Hal ini diperkuat oleh pernyataan, Winarno Surakhman (2006: 98) yang mengatakan bahwa untuk mensiasati tugas yang diberikan di rumah oleh guru, maka dalam mengevaluasi tugas tersebut yaitu dengan menyuruh siswa mengerjakan tugas tersebut di depan kelas tanpa membawa buku.

Dengan demikian maka siswa mempunyai semangat untuk mengerjakan tugas tersebut walaupun tugas tersebut di kerjakan di rumah. Dengan adanya semangat untuk mengerjakan tugas maka siswa akan dapat menambah pengetahuannya dan dengan bertambahnya pengetahuan yang dimilikinya maka akan meningkat pula prestasi belajar siswa.

b. Memberikan penilaian atau evaluasi terhadap pekerjaan siswa

Dalam mengatasi hambatan siswa yang merasa bosan atau jenuh jika tugas yang diberikan hanya dengan LKS secara terus menerus maka guru memberikan variasi dalam pemberian tugas. Di SMA Negeri I Wuryantoro guru ekonomi juga sering memberikan variasi metode mengajar jika siswa sudah merasa bosan mengerjakan tugas dengan LKS. Misalnya pada materi pelajaran pasar persaiangan sempurna dan pasar persaiangan tidak sempurna siswa diberi tugas untuk mengamati bagaimana keadaan pasar. Jadi siswa merasa lebih semangat dalam menjalankan tugas.

Menurut Slametto (2003: 54) berpendapat bahwa”Metode belajar

mengajar merupakan cara atau jalan untuk mencapai tujuan pembelajaran, serta penggunaan alat-alat bantu mengajar dan cara menggunakan metode mengajar yang relevan dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan sehingga

dapat mendorong siswa belajar secara optimal”. Oleh karena itu, dengan

guru memberikan variasi metode mengajar maupun dalam memberikan tugas (memberikan tugas selain dengan LKS) dapat membantu siswa dalam belajar.

Dengan menggunakan sarana pendukung seperti alat-alat pembelajaran yang lengkap dan penerapan variasi metode pemberian tugas

commit to user

termotivasi untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Dengan demikian, motivasi belajar siswa dapat meningkat dan berpengaruh pula dalam peningkatan prestasi belajar siswa.

Upaya untuk mengatasi hambatan siswa yang malas mengerjakan tugas yaitu dengan memberikan penilaian atau evaluasi terhadap tugas yang diberikan. Hal itu diperkuat dengan pernyataan Menurut Syaiful BD dan Aswan Zain (2002: 97) berpendapat bahwa ”Salah satu tahapan dalam

penggunaan metode resitasi yaitu guru memberikan penilaian atau evaluasi atas pekerjaan siswa.”

Dengan memberikan penilaian maka siswa termotivasi untuk menyelesaikan tugas tersebut. Jika guru memberikan penilaian dan nilai tersebut nantinya akan berpengaruh pada nilai raport maka siswa termotivasi untuk menyelesaikan tugas tersebut agar nilai tersebut dapat sebagai nilai tambahan.

c. Guru harus lebih pandai dalam pemilihan LKS dan siswa dituntut untuk lebih aktif mencari tambahan materi baik diperpustakaan maupun di internet agar siswa mempunyai banyak pengetahuan untuk memahami bahasa soal pada LKS.

Karena sangat banyak LKS yang biasanya ditawarkan ke sekolah, maka guru harus selektif dalam pemilihan LKS. Harus memilih LKS yang benar-benar dapat digunakan secara efektif dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk soal-soal pada LKS yang sangat banyak sedangkan materi pelajaran yang ada pada LKS sangat terbatas. Hal ini membuat siswa sulit