• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGGUNAAN METODE RESITASI MEDIA LKS PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SMA NEGERIIWURYANTORO TAHUN AJARAN 2010 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGGUNAAN METODE RESITASI MEDIA LKS PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SMA NEGERIIWURYANTORO TAHUN AJARAN 2010 2011"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

ANALISIS PENGGUNAAN METODE RESITASI MEDIA LKS PADA MATA

PELAJARAN EKONOMI SMA NEGERIIWURYANTORO

TAHUN AJARAN 2010-2011

SKRIPSI

Disusun Oleh

Yulia Sri Astuti

X7406094

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

ANALISIS PENGGUNAAN METODE RESITASI METODE LKS

PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SMA NEGERI

WURYANTORO TAHUN AJARAN 2010-2011

Oleh:

Yulia Sri Astuti X 7406094

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana

Pendidikan, Program Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Administrasi

Perkantoran Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(3)

commit to user

(4)

commit to user

(5)

commit to user

v ABSTRAK

Yulia Sri Astuti. ANALISIS PENGGUNAAN METODE RESITASI DENGAN MEDIA LKS DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SMA NEGERI 1 WURYANTORO TAHUN AJARARAN 2010-2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Januari 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Bagaimana pelaksanaan metode resitasi dengan media LKS pada mata pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Wuryantoro, 2) Apa saja keuntungan penggunaan metode resitasi media LKS di SMA Negeri 1 Wuryantoro dalam meningkatkan prestasi belajar Ekonomi, 3) Pengalaman apa yang didapatkan dalam penggunaan metode resitasi dengan media LKS di SMA Negeri 1 Wuryantoro.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif dan strategi tunggal terpancang. Sumber data yang digunakan terdiri dari: 1) Informan, 2) Tempat dan prestasi, 3) Arsip dan dokumen. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Validitas data menggunakan triangulasi data atau sumber dan triangulasi metode, untuk teknik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif dimana pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi saling berkaitan. Sedangkan prosedur penelitian dimulai dari tahap persiapan, tahap analisis data dan tahap penyusunan laporan penelitian.

(6)

commit to user

vi

(7)

commit to user

vii ABSTRACT

Yulia Sri Astuti. THE ANALYSIS OF IMPLEMENTATION HESITATION METHOD BY USING STUDENT'S WORKSHEET IN IMPROVING STUDENTS' ACHIEVEMENT ON ECONOMICS SUBJECT IN PUBLIC SENIOR HIGH SCHOOL 1 WURYANTORO ACADEMIC YEAR 2010-2011. Thesis, Surakarta: Faculty of Teaching Training and Education. Sebelas Maret University, January 2011.

The purpose of the research is to know: 1) How the implementation of recitation method by using student's worksheet on Economic subjects to improve students' achievement in Public Senior High School 1 Wuryantoro, 2) The advantages of using recitation method of student's worksheet in Public Senior High School 1 Wuryantoro to improve the learning achievements of Economics, 3) Any experiences gained by using the recitation of student's worksheet in Public Senior High School 1 Wuryantoro.

The research used a qualitative approach with descriptive methods and an embedded single strategy. Source data were: 1) The informant, 2) Place and achievement, 3) Records and documents. Data collection techniques used interview techniques, observation and document analysis. The validity of data used triangulation of data or sources and methods triangulation. Data analysis technique used was an interactive analysis that data collection, data reduction, data presentation and conclusion / verification were inter-related. While the research procedure started from the preparation stage, the stage of data analysis and preparation phase of the research report.

(8)

commit to user

viii

(9)

commit to user

ix MOTTO

Tuntutlah ilmu itu mulai dari buaian (masa anak-anak) sampai ke dalam

lahad kubur.

(Hadist Nabi Muhammad SAW)

Perubahan adalah basil akhir dari semua proses belajar yang sesungguhnya

(all true learning)

__Leo Buscagila__

Mengais ilmu demi kebahagiaan adalah lebih mulia daripada mengais

kebahagiaan tanpa ilmu hanyalah derita.

_AP Aras, S.H.I_

Tiada doa paling indah kecuali doa agar skripsi ini cepat selasai.

(10)

commit to user

x

PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahkan kepada:

Ibu dan Bapak tercinta

Eyang Tersayang

Arif, Adikku Tersayang

Mas Tono,Penyemangat hidupku

Dias, Asih, Vera, Vina Sahabatku

Teman-teman PAP '06

(11)

commit to user

xi

KATAPENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat serta karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai

syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Dalam penulisan skripsi ini , penulis tidak lepas dari bantuan dan bimbingan

dari berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih atas

bantuannya kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatulloh, M. Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, yang telah memberikan surat

keputusan penyusunan skripsi dan ijin penelitian.

2. Drs. Syaiful Bahri, M.Pd selaku ketua Jurusan P.IPS yang telah menyetujui

permohonan penyusunan skripsi.

3. Dra. Cicilia Diah.SI, M.Pd selaku ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi

BKK PAP yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi.

4. Dra. Patni Ninghardjanti, M.Pd selaku dosen pembimbing I yang dengan sabar

memberikan pengarahan dan bimbingan hingga terselesaikannya skripsi ini.

5. Anton Subarno, S.Pd. M.Pd selaku dosen pembimbing II yang dengan sabar

memberikan pengarahan dan bimbingan hingga terselesaikannya skripsi ini.

6. Drs. H. Suparno, M.Pd selaku Kepala SMA Negeri I Wuryantoro yang telah

memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.

7. Djoko Sujito S, S.Pd selaku guru mata pelajaran ekonomi yang telah memberikan

waktu dan pengarahan dalam pengambilan data untuk penelitian.

8. Siswa-siswi kelas XI IPS SMA Negeri I Wuryantoro yang telah bersedia

berpartisipasi dalam mengikuti penelitian ini.

9. Bapak dan Ibu tercinta, terima kasih atas kasih sayang, kesabaran, semangat doa

restu serta pengorbanan moril maupun materiil yang tak terhitung banyaknya.

10.Adikku semata wayang "Arif Kunto" yang selalu memberi semangat dan

(12)

commit to user

xii

11.Mas Tono, terima kasih atas dukungan dan semangat serta kesabaran yang selalu

diberikan.

12.My best friend: Asih, Dias, De2k Ana, Vera, Vina, Cik2, Shiro, Tribut, Iwid,

Meylinda, Sebloh, Vina "cilik", Ambar, Nonik, Ratih, Rini, Diana, Leni Ratih,

Stefi, De' Fahim, Siti, Mbak Anis, Joko, Praja, Rini Trias.

13.Teman-teman PAP '06 : Pipin, Dian Trisna, Mbak Ratna, Sari, Naning, Purnama,

Kemi, Ute', Prengky, Numlik, Maya, Maria, Mala, lyut, Nico, Mbotul, Somad,

Anum, Budi, Ninik, Mbak Rika, Teguh, Doni, Tiwi' dan teman-teman PAP

lainnya terima kasih atas persahabatan yang kalia berikan.

14.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu telah membantu

penyelesaian skripsi ini.

Semua bantuan dan dorongan yang penulis terima dari berbagai pihak

merupakan kebaikan yang tidak pernah terlupakan dan semoga Allah SWT membalas

semua budi baiknya. Penulis menyadari karya ini masih jauh dari sempurna untuk itu

semua kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga

karya ini dapat bermanfaat dan dapat sebagai sumbangan pemikiran bagi yang

berkepentingan.

Surakarta, Januari 2011

(13)

commit to user

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGAJUAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN……….. iv

HALAMAN ABSTRAK ... v

HALAMAN MOTTO ... ix

HALAMAN PERSEMBAHAN ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... 8

B. Kerangka Pemikiran ... 37

BAB III METODOLOGI A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 39

B. Bentuk dan Strategi Penelitian ... 41

C. Sumber Data ... 42

D. Teknik Sampling ... 43

(14)

commit to user

xiv

F. Validitas Data ... 45

G. Analisis Data ... 46

H. Prosedur Penelitian... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah SMA Negeri I Wuryantoro ... 51

2. Infrasturuktur SMA Negeri I Wuryantoro ... 52

3. Organisasi yang ada di SMA Negeri I Wuryantoro ... 53

4. Uraian Jabatan di SMA Negeri I Wuryantoro ... 53

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian 1. Pelaksanaan Metode Resitasi Dengan Menggunakan LKS ... 58

2. Keuntungan Penggunaan Metode Resitasi Media LKS ... 63

3. Pengalaman yang Didapatkan Dalam Penggunaan Metode Resitasi Media LKS ... 66

C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori 1. Pelaksanaan Metode Resitasi Dengan Menggunakan LKS ... 77

2. Keuntungan Penggunaan Metode Resitasi Media LKS ... 80

3. Pengalaman yang Didapatkan Dalam Penggunaan Metode Resitasi Media LKS ... 83

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan ... 91

B. Implikasi ... 94

C. Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 97

(15)

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

(16)

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Berpikir ... 39

Gambar 2. Komponen Analisis Data Model Interaktif ... 49

(17)

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Daftar Pertanyaan ... 100

Field Note ... 102

Field Note ( Observasi) ... 112

RPP ... 116

LKS ... 121

Surat Keterangan Penelitian ... 135

Foto Penelitian ... 136

(18)

commit to user

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membentuk manusia dalam

mengembangkan dirinya sehingga mampu untuk menghadapi setiap perubahan yang

terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya maka

pembangunan di bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat baik dalam

pembinaan sumber daya manusia Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang,

maka pembangunan di bidang pendidikan sangat diperlukan sebagai upaya

mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. Untuk

menghadapi masalah tersebut, maka perlu dilakukan perbaikan terhadap sistem

pendidikan secara menyeluruh terutama berkaitan dengan kualitas pendidikan dan

relevansinya dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja. Hal ini perlu adanya

perubahan sosial yang memberi arah bahwa pendidikan merupakan pendekatan dasar

dalam proses perubahan. Oleh karena itu, kegiatan belajar harus dapat membekali

peserta didik dengan bekal hidup yang sesuai dengan lingkungan dan kebutuhan

peserta didik.

Sekolah merupakan instansi pendidikan yang mampu berperan dalam proses

pembelajaran yang menekankan pada proses mendidik dan mengajar, proses

bermasyarakat khususnya bagi anak didik dan proses transformasi tingkah laku ke

arah yang lebih baik. Menurut pandangan umum sekolah merupakan lembaga

pendidikan yang dapat mengubah tingkah laku peserta didik atau siswa menjadi lebih

baik dan terarah. Dalam pendidikan tidak dapat terlepas dari pembelajaran.

Sementara itu proses pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis, yang

setiap komponennya sangat mempengaruhi keberhasilan belajar peserta didik.

Sebagai suatu sistem, proses belajar itu saling berkaitan dan bekerjasama untuk

(19)

commit to user

Dalam rangka mempersiapkan lulusan untuk melanjutkan pendidikan ke

jenjang yang lebih tinggi, maka lembaga pendidikan dituntut senantiasa

meningkatkan dan menyempurnakan mutu dan kualitas lembaga pendidikan. Mutu

pendidikan memiliki dampak terhadap kehidupan siswa yang akan datang. Oleh

karena itu, perlu diselengggarakan kegiatan pengembangan motode pembelajaran

dengan perencanaan yang mantap, efektif dan efisien. Orang pertama yang berperan

penting dalam pengembangan motode pembelajaran adalah guru. Guru hendaknya

memilih motode pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan.

Sehingga siswa mampu memahami dan mengerti materi pelajaran yang telah

disampaikan.

Dalam kegiatan mengajar metode mempunyai peranan yang sangat penting

karena dengan pemilihan metode yang kurang tepat maka seluruh proses dan

pemahaman belajar kurang dapat tercapai. Oleh sebab itu perlu diterapkan suatu

metode pembelajaran yang harus melibatkan peran serta siswa secara keseluruhan

sehingga kegiatan belajar mengajar tidak hanya didominasi oleh siswa-siswa yang

memiliki wawasan serta pengetahuan yang luas dan aktif dalam belajar. Pemilihan

metode pembelajaran tersebut diharapkan sebagai sumber informasi yang dapat

diterima siswa tidak hanya dari guru tetapi juga dapat meningkatkan peran serta

dalam menambah motivasi dan minat siswa dalam mempelajari materi pelajaran.

Sehingga dalam mengajar guru juga dituntut untuk mampu menyampaikan materi

pelajaran dan informasi kepada siswa dan mengembangkan mental siswa sehingga

diharapkan siswa yang belajar dapat berfikir kritis dan berfikir positif serta berjiwa

kreatif.

Pemilihan metode belajar yang tepat merupakan salah satu upaya yang dapat

dilakukan guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, karena metode belajar

merupakan cara-cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi pengajaran yang

benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar mengajar

dan tercapainya prestasi siswa yang memuaskan. Metode mengajar merupakan salah

(20)

commit to user

mempunyai karakteristik tertentu dengan kelebihan dan kelemahan masing-masing.

Tidak ada satu metode yang dianggap paling baik diantara metode-metode yang

lainnya. Sehingga seorang guru harus mampu memilih metode yang tepat sesuai

dengan kemampuannya.

Model pembelajaran ekonomi yang dipakai oleh guru akan berpengaruh pula

terhadap cara belajar siswa. Sikap siswa dalam belajar akan berbeda antara siswa

yang satu dengan yang lain. Untuk itu model pembelajaran yang dipilih guru

sebaiknya model yang dapat menarik perhatian siswa agar lebih aktif dalam belajar.

Oleh sebab itu pelajaran ekonomi hendaknya diusahakan menjadi pelajaran yang

menarik dan menyenangkan. Pada umumnya guru menggunakan metode ceramah,

metode tersebut kurang maksimal karena proses belajar mengajar hanya terfokus

pada guru menyebabkan kurangnya peran serta siswa dalam kegiatan belajar

mengajar. Siswa cenderung tidak banyak bertanya dan menggali informasi dari guru

atau sumber belajar yang lain. Siswa hanya menerima pengetahuan yang datang

padanya sehingga prestasi belajar rendah. Untuk menarik perhatian siswa dalam

model pembelajaran melalui metode resitasi, yaitu suatu metode pembelajaran

dengan pemberian tugas yang merupakan suatu cara interaksi belajar mengajar yang

ditandai adanya tugas dari guru untuk dikerjakan oleh peserta didik di sekolah atau

dirumah secara perorangan atau kelompok.

Metode resitasi atau yang lebih dikenal dengan metode pemberian tugas

merupakan metode mengajar yang dapat mengaktifkan siswa pada saat proses belajar

mengajar berlangsung, karena metode resitasi menuntut siswa untuk selalu belajar

dan mengevaluasi tugas-tugas, mungkin ada siswa yang mengalami kesulitan,

hambatan, atau salah arah dalam mengerjakan. Sehingga tugas guru di sini adalah

memberikan bimbingan bagi siswa yang mengalami kesulitan tersebut yaitu dengan

memberikan petunjuk arah penyelesaian soal yang akan diberikan kepada siswa.

Dengan demikian diharapkan dengan menggunakan metode resitasi maka siswa dapat

(21)

commit to user

Di dalam kegiatan belajar mengajar adanya media mempunyai arti yang cukup

penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan guru

dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang

akan disampaikan kepada siswa dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media

dapat mewakili apa yang kurang mampu guru sampaikan melalui kata-kata atau

kalimat tertentu, bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan melalui media.

Dengan demikian siswa dapat mencerna bahan dengan adanya bantuan media. Dan

salah satu media yang dapat digunakan yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS)

Metode resitasi dengan menggunakan LKS merupakan kegiatan belajar

mengajar yang disajikan melalui pemberian tugas dengan LKS kepada siswa, dengan

menggunakan metode ini siswa akan menjadi lebih aktif sebab tugas-tugas yang

diberikan oleh guru harus mereka kerjakan. Untuk menunjang kegiatan pemberian

tugas dapat menggunakan LKS yang berfungsi mengaktifkan siswa dalam proses

belajar mengajar. Dalam LKS siswa dilatih untuk mandiri dan mengembangkan

logika, dengan demikian LKS dapat menjadikan proses belajar mengajar yang aktif

dan kondusif. Penggunaan metode resitasi media pembelajaran dengan menggunakan

LKS sebagai salah satu bentuk pemberian tugas kepada siswa diharapkan mampu

meningkatkan efektifitas belajar siswa. Melihat kenyataan itu, maka proses belajar

mengajar dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan dalam tujuan pembelajaran

apabila guru dapat menyampaikan materi dengan menggunakan media LKS dengan

tepat. Dengan metode pemberian tugas akan dapat mengaktifkan siswa dalam belajar

dan mengerjakan tugas, sehingga dengan menerapkan metode ini diharapkan mampu

mengefektifkan pembelajaran karena siswa akan dapat lebih memahami materi

pelajaran dari mengerjakan tugas yang diberikan.

Namun dalam penggunaannya metode resitasi dengan menggunakan LKS di

SMA Negeri I Wuryantoro masih mengalami berbagai hambatan diantaranya yaitu :

sulit dikontrol jika tugas dikerjakan oleh siswa di rumah, siswa malas mengerjakan

(22)

commit to user

siswa, penyusunan LKS yang kurang memenuhi syarat dan kurangnya inovasi guru

dalam menggunakan metode pemberian tugas kepada siswa.

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian tentang “ANALISIS PENGGUNAAN METODE RESITASI MEDIA

LKS PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SMA NEGERI 1

WURYANTORO TAHUN AJARAN 2010-2011”.

B. Perumusan Masalah

Masalah adalah kesulitan yang dihadapi manusia serta yang menggerakan

manusia untuk memecahkannya. Sehingga setiap masalah yang timbul perlu

mengidentifikasikan agar jelas kedudukannya masing-masing untuk memudahkan

setiap upaya dalam mengatasi masalah yang ada. Perumusan masalah merupakan

penjabaran manusia mengenai ruang lingkup permasalah yang akan diteliti.

Berdasarkan latar belakang di atas dirumuskan permasalahan yang diteliti sebagai

berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan metode resitasi dengan menggunakan media LKS pada

mata pelajaran ekonomi SMA Negeri I Wuryantoro?

2. Apakah keuntungan dalam pelaksanaan metode resitasi dengan menggunakan

media LKS pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri I Wuryantoro?

3. Apa pengalaman yang didapatkan dengan menggunakan metode resitasi media

LKS pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri I Wuryantoro?

C. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan hendaknya mempunyai tujuan yang ingin dicapai, karena tujuan

merupakan sasaran yang ingin dicapai sekaligus sebagai pengruh aktivitas dan usaha

(23)

commit to user

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan untuk

mendeskripsikan :

1. Pelaksanaan metode resitasi media LKS pada mata pelajaran ekonomi di SMA

Negeri I Wuryantoro.

2. Keuntungan apa saja yang diperoleh dalam pelaksanaan metode resitasi dengan

menggunakan media LKS pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri I

Wuryantoro.

3. Pengalaman yang didapatkan dalam menggunakan metode resitasi media LKS

pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri I Wuryantoro.

D. Manfaat Penelitian

Kegiatan penelitian dapat dibagi menjadi 2 yaitu kegiatan penelitian yang bersifat

teoritis dan bersifat praktis. Kegiatan yang bersifat teoritis adalah kegiatan yang

berhubungan dengan ilmu pengetahuan secara teori, sedangkan kegitan praktis adalah

untuk memecahkan masalah aktual yang dihadapi.

1. Manfaat teoritis

Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah :

a. Mengembangkan wawasan ilmu-ilmu pendidikan dan mendukung teori-teori

yang sudah ada yang berhubungan dengan metode resitasi dan prestasi belajar

siswa.

b. Sebagai dasar untuk mengadakan penelitian-penelitian lebih lanjut.

2. Manfaat praktis

Manfaat praktis dari penelitian adalah sebagai berikut :

a. Bagi sekolah yaitu sebagai upaya untuk mencapai mutu pendidikan dengan

penggunaan metode resitasi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

b. Bagi guru yaitu untuk lebih memhami dalam pemilihan metode pembelajaran

yang efektif dan praktis sehingga dapat meningkatkan pestasi belajar siswa

(24)

commit to user

c. Bagi siswa yaitu dapat memahami materi dengan lebih mendalam dengan

mengerjakan tugas-tugas yang diberikan sehingga membuat siswa yang lebih

(25)

commit to user

8 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjuan Pustaka

Tinjauan pustaka berisi tentang teori-teori yang berkaitan dengan

permasalahan yang ada di dalam penelitian. Dalam pembahasan masalah diperlukan

teori yang relevan dan mendukung masalah yang telah ditentukan, hal ini dilakukan

sebagai awal dalam memecahkan masalah. Teori dipergunakan sebagai dasar atau

pedoman yang penting dalam penelitian. Dengan berdasarkan teori-teori yang

relevan, maka akan dapat dirumuskan hipotesis penelitian yang merupakan jawaban

sementara atas permasalahan yang dikemukakan. Permasalahan yang diteliti dalam

hal ini meliputi: 1) Tinjauan tentang metode belajar, 2) Tinjauan tentang metode

resitasi, 3) Tinjauan tentang LKS, 4) Tinjauan tentang metode resitasi dengan media

LKS, 5) Tinjauan tentang pembelajaran ekonomi.

1. Tinjauan Tentang Metode Belajar

a. Pengertian Metode Belajar

Metode secara harafiah berarti “cara”. Dalam pemakaian yang umum, metode

diartikan sebagai suatu cara melakukan sesuatu kegiatan atau suatu cara melakukan

pekerjaan dengan menggunakan fakta atau konsep-konsep secara sistematik. Menurut

Syah ( 2005 : 201 ) “Metode mengajar ialah cara yang berisi prosedur baku untuk

melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran

kepada siswa.” Metode dan alat belajar di pilih atas dasar bahan dan tujuan yang

hendak dicapai. Menurut Syaiful BD (2002: 53) “Metode mengajar adalah suatu cara

yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.” Dalam proses

belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai

(26)

commit to user

Menurut Slametto (2003:90) ”Strategi adalah suatu rencana tentang cara-cara

pendayagunaan dan penggunaan potensi dan sarana yang ada untuk meningkatkan

efektivitas dan efisiensi pengajaran”. Dalam pengertian strategi terkandung metode

belajar mengajar, yaitu cara atau jalan untuk mencapai tujuan pengajaran, dan juga

teknik mengajar yaitu pemakaian alat bantu mengajar dengan cara menggunakan

metode mengajar yang relevan atau sesuai dengan tujuan agar dapat mendorong siswa

belajar secara optimal.

Dari beberapa pendapat tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa metode

belajar adalah suatu cara yang dipilih dan digunakan dalam proses belajar mengajar

agar dapat tercapai tujuan dari pembelajaran tersebut. Pemilihan dan penggunaan

metode yang tepat dapat memotivasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar

mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 116) mengemukakan

bahwa ada bermacam-macam metode mengajar yang dapat dipilih oleh seorang

pengajar atau guru yaitu:

1. Metode Ceramah

Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001:116) berpendapat bahwa

“Metode ceramah adalah penyajian pelajaran oleh guru dengan cara memberikan

penjelasan-penjelasan secara lisan kepada peserta didik”. Berarti dalam

penggunaan metode ceramah sangat tergantung keadaan kemampuan guru karena

gurulah yang berperan penuh dalam metode ini.

Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001:118-119) mengemukakan

bahwa kelebihan dan kelemahan metode ceramah yaitu:

Kelebihan:

a). Murah, dalam arti efisien dalam pemanfaatan waktu dan menghemat biaya

pendidikan dengan seorang guru yang menghadapi banyak peserta didik.

b). Meningkatkan daya dengar peserta didik dan menumbuhkan minat belajar dari

(27)

commit to user Kelemahan

a). Materi ceramah terbatas pada apa yang diingat guru.

b). Tidak merangsang perkembangan kreativitas peserta didik.

Roestiyah N.K.(2001:25) mengatakan bahwa agar ceramah dapat efektif

maka langkah-langkah yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:

1) Tujuan pembicaraan (ceramah) harus dirumuskan dengan jelas.

2) Setelah menetapkan tujuan, harus diteliti apakah metode ceramah merupakan

metode yang sudah tepat digunakan untuk mencapai tujuan.

Menarik perhatian siswa dengan menunjukan penggunaannya. Siswa akan

tertarik bila mereka melihat apa yang dipelajari berguna bagi kehidupan. Sebuah

teknik yang sering dapat menguasai perhatian siswa pada awal ceramah sampai

selesai adalah menghadapkan siswa pada pertanyaan. Dengan pertanyaan itu

mereka diajak berpikir dan seterusnya mengikuti pembicaraan guru.

2. Metode Tanya Jawab

“Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dengan proses belajar

mengajar melalui interaksi dua arah dari guru ke peserta didik atau dari peserta

didik kepada guru agar diperoleh jawaban kepastian materi melalui jawaban lisan

dari guru atau peserta didik. Dari metode tanya jawab ini dari guru dan peserta

didik sama-sama aktif sehingga dapat menciptakan proses belajar mengajar yang

kondusif.” (Mulyani Sumantri dan Johar Permana,2001:120)

Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001:122) berpendapat bahwa

kelebihan dan kelemahan metode tanya jawab adalah sebagai berikut:

Kelebihan :

a). Dapat menarik dan memusatkan perhatian peserta didik terhadap pelajaran.

b). Lebih merangsang peserta didik untuk daya pikir dan daya nalarnya.

Kelemahan:

a). Pada kelas besar pertanyaan tidak dapat disebarkan keadaan seluruh peserta

didik, sehingga peserta didik tidak dapat memiliki kesempatan yang sama

(28)

commit to user

b). Menimbulkan rasa gugup pada peserta didik yang tidak memiliki keberanian

untuk menjawab dan bertanya (kemampuan lisan).

3. Metode Drill

Menurut Roestiyah N.K (2001:44) berpendapat bahwa “Metode Drill

merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa

yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh ketrampilan tertentu”. Berarti

kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang. Ada

keterampilan yang dapat disempurnakan dalam jangka waktu yang pendek dan

ada yang menumbuhkan waktu yang cukup lama. Perlu diperhatikan latihan itu

tidak diberikan begitu saja kepada siswa tanpa pengertian, jadi latihan itu

didahului pengertian dasar.

Winarno Surachman (2006:45) mengemukakan bahwa hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam metode drill sebagai berikut:

a). Tujuan harus dijelaskan kepada siswa sehingga selesai latihan mereka dapat

mengerjakan tepat sesuai dengan apa yang diharapkan.

b). Tentukan dengan jelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa mengetahui

apa yang harus dikerjakan.

c). Lama latihan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa.

d). Selingilah latihan agar tidak bosan.

Menurut Roestiyah N.K (2001: 45) kelebihan dan kelemahan metode drill

adalah sebagai berikut:

Kelebihan:

1). Pengertian siswa menjadi lebih luas melalui latihan berulang-ulang.

2). Siswa siap menggunakan ketrampilannya karena sudah dibiasakan.

Kelemahan :

a. Dapat menyebabkan kebosanan.

(29)

commit to user 4. Metode Pemberian tugas atau resitasi

“Metode pemberian tugas atau penugasan diartikan suatu cara interaksi

belajar mengajar yang ditandai dengan adanya tugas dari guru setelah

menjelaskan materi pelajaran untuk dikerjakan peserta didik baik di sekolah

maupun di rumah secara perorangan atau kelompok. Tujuan dari penggunaan

metode pemberian tugas adalah untuk merangsang anak didik untuk aktif belajar

baik secara individu maupun kelompok.” (Mulyani Sumantri dan Johar

Permana,2001:130)

Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001:131-132) mengatakan bahwa

kelebihan dan kelemahan metode resitasi adalah sebagai berikut:

Kelebihan

a). Mengembangkan kemandirian siswa.

b). Mengembangkan kreatifitas siswa.

Kelemahan:

a). Sulit mengontrol peserta didik apakah belajar sendiri atau dikerjakan orang

lain.

b). Tugas yang monoton dapat membosankan siswa.

5. Metode Diskusi

Menurut Syaiful B.D (2002: 124) mengatakan bahwa “Metode Diskusi

diartikan sebagai siasat “penyampaian” bahan pengajaran yang melibatkan

peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu

topik bahasan yang bersifat problematis”.

Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 125-126) juga berpendapat

bahwa adapun kelebihan dan kelemahan metode diskusi sebagai berikut:

Kelebihan :

a). Menimbulkan kreativitas dalam ide, pendapat, gagasan ataupun

terobosan-terobosan baru dalam pemecahan masalah.

(30)

commit to user Kelemahan :

a). Memerlukan waktu yang tidak terbatas.

b). Didominasi oleh orang tertentu yang biasanya aktif.

6. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning ( CTL ) )

Pembelajaran kontekstuak ( CTL ) adalah konsep belajar yang guru

mengkaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya

dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. (Diknas,2002:4)

Menurut Suprapto (2004:6) mengatakan bahwa kelebihan dan kelemahan

kontekstual (CTL) adalah sebagai berikut :

Kelebihan :

a). Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh lebih bermakna, karena diperoleh

melalui kontruktivisme dan penemuan sendiri (inquiry).

b). Siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran.

c). Siswa melakukan kerja bukan menghafal.

d). Menjadikan siswa lebih kritis atau berani mengungkapkan pendapat.

Kelemahan :

a). Membutuhkan waktu yang lama untuk melaksanakan seluruh komponen.

b). Memerlukan persiapan yang cukup banyak.

c). Pembelajaran kontekstual berpusat pada siswa, sehingga memungkinkan

suasana kelas yang gaduh atau ramai.

Dari bermacam-macam metode tersebut di atas setiap metode memiliki

kelebihan dan kekurangan. Semua metode yang digunakan guru dalam mengajar

adalah baik sehingga guru dapat memilih dan menggunakan metode yang cocok

untuk mengajarkan materi pelajaran. Dengan pemilihan atau penggabungan

metode yang tepat maka proses belajar mengajar akan berjalan dengan lancar dan

dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif dan juga diharapkan tujuan

dapat dicapai. Hal itu seperti yang diungkapkan oleh Moh. Uzer Usman (2001:55)

(31)

commit to user

materi pelajaran sangat bagus diterapkan untuk menghindari kejenuhan siswa

dalam mengikuti pembelajaran.”

Menurut Syaiful B.D dan Aswan Zain (2002:85) berpendapat bahwa,

pemilihan metode mengajar dalam proses belajar mengajar dipengaruhi oleh

bermacam-macam faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain:

1). Anak didik

Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan.

Perbedaan individu anak didik pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis

mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yang mana sebaiknya

diambil guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dalam

waktu yang relatif lama demi tercapainya tujuan pengajaran yang telah

dirumuskan secara operasional.

2). Tujuan (berbagai jenis dan fungsinya)

Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar

mengajar. Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran berbagai jenis dan

fungsinya. Secara hierarki tujuan itu bergerak dari yang rendah sampai yang

tinggi, yaitu tujuan intruksional dan tujuan pembelajaran, tujuan kurikuler

atau tujuan kurikulum, tujuan institusional dan tujuan pendidikan nasional.

3). Situasi (berbagai keadaan)

Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya

sama dari hari ke hari. Pada sewaktu waktu boleh jadi guru ingin menciptakan

situasi belajar mengajar di alam terbuka. Maka guru dalam hal ini tentu

memilih metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang diciptakan itu. Di

lain waktu, sesuai dengan sifat bahan dan kemampuan untuk mencapai tujuan,

maka guru menciptakan lingkungan belajar anak didik secara berkelompok,

situasi tersebut dapat mempengaruhi pemilihan metode mengajar.

4). Fasilitas (berbagai kualitas dan kuantitas)

Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan

(32)

commit to user

didik di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi

pemilihan metode mengajar. Ketiadaan fasilitas misalnya kurang mendukung

penggunaan metode eksperimen atau metode demonstrasi. Maka dari itu,

keampuhan suatu metode mengajar akan terlihat jika faktor lain

mendukungnya.

5). Guru

Latar belakang pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi.

Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala

dalam memilih dan menentukan metode. Berlatar belakang guru maupun

berlatar belakang bukan pendidikan guru dan sama-sama sedikit pengalaman

mengajar di kelas, cenderung sulit memilih metode yang tepat. Tetapi ada

juga yang tepat memilihnya, namun dalam pelaksanaannya menemui kendala,

disebabkan labilnya kepribadian dan dangkalnya penguasaan atas metode

yang digunakan. Dengan demikian, dapatlah dipahami bahwa kepribadian,

latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar adalah intern guru yang

dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.

Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Kekurangan dari suatu

metode dapat ditutup dari metode lainnya. Oleh karena itu, tidak ada metode

mengajar yang paling baik. Dengan demikian guru tidak hanya menggunakan

satu metode saja dalam mengajar tetapi dapat menggunakan beberapa metode.

Metode mengajar untuk suatu pelajaran kemungkinan cocok atau bahkan tidak

cocok sama sekali untuk pelajaran yang lain. Pemilihan metode harus

dilakukan sebaik mungkin, sehingga metode yang dipilih adalah metode yang

benar-benar cocok.

Dalam pemilihan metode mengajar perlu memperhatikan beberapa hal

yang dapat mempengaruhi cocok atau tidaknya suatu metode yang digunakan.

Slameto (2003:98), mengatakan bahwa pemilihan metode mengajar perlu

(33)

commit to user

a. Tujuan pengajaran, yaitu tingkah laku yang diharapkan dapat dinampakkan

siswa setelah proses belajar mengajar.

b. Materi pengajaran, yaitu bahan yang disajikan dalam pengajaran

c. Besar kelas (jumlah siswa), yaitu banyaknya siswa yang mengikuti

pelajaran dalam kelas yang bersangkutan.

d. Kemampuan siswa, yaitu kemampuan siswa untuk menangkap dan

mengembangkan bahan pengajaran yang diajarkan.

e. Kemampuan guru/dosen/instruktur, yaitu kemampuan dalam

menggunakan berbagai jenis metode pengajaran.

f. Fasilatas yang tersedia.

g. Waktu yang tersedia.

Metode mengajar yang dipakai oleh guru sangat mempengaruhi metode

belajar yang dipakai oleh siswa. Dengan perkataan lain, metode yang dipakai

oleh guru menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses belajar.

Menurut Wasty Soemanto (2002:113) berpendapat bahwa, faktor-faktor

yang mempengaruhi metode belajar yaitu :

1. Kegiatan berlatih atau praktek

Kegiatan berlatih dapat diberikan dalam dosis besar ataupun dalam

dosis kecil. Berlatih dapat dilakukan non stop atau secara terdistribusi

dengan waktu-waktu istirahat. Latihan yang dilakukan secara non stop

dapat melelahkan dan membosankan, sedangkan latihan yang terdistribusi

menjamin stamina dan kegairahan dalam belajar.

2. Overlearning dan Drill

Untuk kegiatan yang bersifat abstrak misalnya menghafal atau

mengingat, maka overlearning sangat diperlukan. Overlearning dilakukan

untuk mengurangi kelupaan dalam mengingat ketrampilan-ketrampilan

yang pernah dipelajari tetapi dalam sementara waktu tidak dipraktekkan.

Overlearning yang terlalu lama menjadi tidak efektif bagi kegiatan

(34)

commit to user

seperti main piano atau menjahit, maka drill berlaku pada kegiatan berlatih

abstraksi misalnya berhitung. Mekanisme drill tidak berbeda dengan

overlearning. Baik drill maupun overlearning berguna untuk

memantapkan siswa dalam belajar.

3. Resitasi dalam belajar

Kombinasi kegiatan membaca dengan resitasi sangat bermanfaat untuk

meningkatkan kemamuan membaca itu sendiri maupun untuk

menghafalkan bahan pelajaran. Dalam praktek, setelah di adakan kegiatan

membaca atau menyampaikan materi, kemudian siswa berusaha untuk

menghafalkan tanpa melihat bacaannya. Jika siswa telah menguasai suatu

bagian dapat melanjutkan ke bagian selanjutnya dan seterusnya.

4. Pengenalan tentang hasil-hasil belajar

Dalam proses belajar individu sering mengabaikan tentang

perkembangan tentang hasil belajar selama dalam belajarnya. Pengenalan

seseorang terhadap hasil atau kemajuan belajarnya adalah penting, karena

dengan mengetahui hasil-hasil yang sudah dicapai seseorang akan lebih

berusaha meningkatkan hasil belajar selanjutnya.

5. Belajar dengan keseluruhan dan dengan bagian-bagian

Menurut beberapa penelitian, perbedaan efektivitas antara belajar

dengan keseluruhan, belajar dengan bagian-bagian adalah belum

ditemukan. Belajar mulai dari keseluruhan ke bagian-bagian, hal ini dapat

dimaklumi karena dengan mulai dari keseluruhan, individu menemukan

set yang tepat untuk belajar. Kelemahan dari metode keseluruhan adalah

membutuhkan banyak waktu dan pemikiran sebelum belajar yang

sesungguhnya berlangsung.

6. Penggunaan modalitas indra

Modalitas indra yang dipakai oleh masing-masing individu dalam

belajar tidak sama. Sehubungan dengan itu, ada tiga impresi yang penting

(35)

commit to user

berhasil belajarnya dengan menekankan impresi oral. Dalam belajar siswa

perlu membaca atau mengucapkan materi pelajaran dengan nyaring atau

mendengarkan bacaan atau ucapan orang lain. Ada yang belajar dengan

menekankan impresi visual, dimana dalam belajarnya ia harus lebih

banyak menggunakan fungsi penglihatan. Begitu pula ada yang belajar

dengan menekankan diri pada impresi kinestik dengan banyak

menggunakan fungsi motorik. Disamping itu, ada pula yang belajar

dengan menggunakan kombinasi impresi indra.

7. Bimbingan dalam belajar

Bimbingan yang terlalu banyak diberikan oleh guru atau orang lain

cenderung membuat siswa menjadi tergantung. Bimbingan dapat

diberikan dalam batas-batas yang diperlukan oleh individu. Hal yang

penting yaitu perlunya pemberian modal kecakapan pada individu

sehingga yang bersangkutan dapat melaksanakan tugas-tugas yang

dibebankan dengan sedikit saja bantuan dari pihak lain.

8. Kondisi-kondisi insentif

Insentif berbeda dengan motivasi. Motivasi berhubungan dengan

penumbuhan kondisi internal berupa motif-motif yang merupakan

dorongan internal yang menyebabkan individu berusaha mencapai tujuan

tertentu. Insentif ialah objek atau situasi eksternal yang dapat memenuhi

motif individu. Insentif adalah bukan tujuan melainkan alat untuk

mencapai tujuan. Insentif-insentif dapat diklasifikasikan menjadi dua

macam yaitu :

a. Insentif intrinsik, yaitu situasi yang mempunyai hubungan fungsional

dengan tugas dan tujuan

b. Insentif Ekstrinsik, yaitu objek atau situasi yang tidak mempunyai

hubungan fungsional dengan tugas.

Metode belajar merupakan suatu cara yang digunakan oleh guru dalam proses

(36)

commit to user

menentukan suatu metode yang tepat dalam pembelajaran agar tujuan dapat tercapai

secara maksinal. Adapun macam-macam metode yang dapat digunakan oleh guru

yaitu: 1) metode ceramah, 2) metode tanya jawab, 3) metode drill, 4) metode resitasi,

5) metode diskusi dan, 6) pembelajaran CTL

2. Tinjauan Tentang Metode Resitasi

a. Pengertian Metode Resitasi

Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 130) menyatakan

“Metode resitasi atau pemberian tugas suatu cara interaksi belajar mengajar yang

ditandai adanya tugas dari guru untuk dikerjakan oleh peserta didik di sekolah

atau dirumah secara perorangan atau kelompok”. Sedangkan menurut Roestiyah N.K (2001: 133) menyatakan bahwa “Pemberian tugas digunakan dengan tujuan

agar siswa dapat memiliki hasil belajar yang lebih mantap karena siswa

melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas sehingga pengalaman

siswa dapat terintegrasi “.

Pengertian metode resitasi menurut Ulih Bukit Karo-karo (2005: 39) adalah

“Penyajian kembali atau penimbulan kembali apa-apa yang dimiliki, diketahui

atau dipelajari.” Lebih lanjut Ulih Bukit Karo-karo (2005: 39) menyatakan

bahwa, “Metode resitasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan

menugaskan pelajar-pelajar mempelajari sesuatu kemudian harus dipertanggung

jawabkan.” Winarno Surakhmad (2006: 91) mengartikan bahwa “Metode resitasi

mempunyai tiga fase: pertama guru memberi tugas, kedua siswa melaksanakan

tugas (belajar), dan fase ketiga siswa mempertanggungjawabkan kepada guru apa

yang telah mereka pelajari.”

Lebih lanjut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002: 96) menyebutkan:

(37)

commit to user

halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di bengkel, di rumah siswa, atau di mana saja asal tugas itu dapat dikerjakan.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode

resitasi adalah suatu metode yang digunakan guru untuk mengaktifkan siswa

dalam mengerjakan tugas baik yang berhubungan dengan materi yang telah

diberikan atau materi yang akan dibahas dan dipertanggungjawabkan hasilnya

dengan tujuan agar hasil belajar siswa menjadi lebih mantap. Metode banyak

sekali jenisnya disebabkan oleh karena metode ini dipengaruhi oleh banyak faktor

misalnya: a) Tujuan yang berbagai jenis dan fungsinya; b) Anak didik yang

beragam tingkat kematangannya; c) Situasi yang beragam keadaannya; d)

Fasilitas yang beragam kualitas dan kuantitasnya; e) Kemampuan profesionalnya

guru.

Macam-macam metode yang digunakan oleh guru adalah metode ceramah,

metode tanya jawab, metode diskusi, metode pemberian tugas, metode resitasi,

metode eksperimen, metode problem solving dan lain sebagainya. Pemilihan

metode ini menurut Rostiyah NK (2001: 68) berdasarkan: “a). Sifat dari pelajaran,

b). Alat-alat yang tersedia, c). Besar kecilnya kelas, d). Tempat dan lingkungan,

e). kesanggupan guru, f). Banyak sedikitnya bahan, dan g). Tujuan mata

pelajaran.”

Dengan adanya pemberian tugas ini maka akan mengaktifkan siswa dalam

mengerjakan tugas yang berhubungan dengan materi. Sehingga siswa dapat lebih

memahami materi pelajaran dengan lebih baik.

b. Penggunaan Metode Resitasi

Metode resitasi dapat digunakan apabila :

a. Ruang lingkup bahan pengajaran yang sangat luas, sedangkan waktu yang

disediakan tidak memadai.

b. Suatu pekerjaan yang tidak mungkin dapat diselesaikan selama jam

(38)

commit to user

c. Dalam keadaan darurat guru tidak dapat melaksanakan tugasnya untuk

mengajar, di mana tidak ada guru lain yang dapat menggantikannya.

d. Suatu pokok bahasan perlu adanya suatu pendalaman melalui latihan soal-

soal yang mana dapat dikerjakan secara kelompok maupun individu.

Adapun kelebihan dari penggunaan metode resitasi menurut Mulyani

Sumantri dan Johan Permana (2001:131-132 ) yaitu:

1. Membuat peserta didik aktif belajar.

2. Merangsang peserta didik aktif belajar lebih banyak, baik dekat dengan

guru maupun pada saat jauh dari guru di dalam sekolah maupun di luar

sekolah.

3. Mengembangkan kemandirian peserta didik.

4. Lebih meyakinkan tentang apa yang dipelajari dari guru, lebih

memperdalam dan memperkaya atau memperluas tentang apa yang

dipelajari.

5. Membina kebiasaan peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri

informasi dan komunikasi

6. Membuat peserta didik bergairah belajar karena dapat dilakukan dengan

bervariasi.

7. Membina tanggung jawab dan disiplin peserta didik.

8. Mengembangkan kreativitas peserta didik.

9. Membiasakan peserta didik giat belajar.

Namun ada juga kelemahan dengan menggunakan metode ini :

1. Sangat sulit mengontrol, apalagi jika tugas dikerjakan di rumah.

Hal ini seperti pendapt yang diungkapkan oleh Winarno Surakkman (2006

:95) yang mengatakan bahwa “Kendala dalam penggunaan metode resitasi

yaitu sulitnya mengontrol siswa dalam mengerjakan tugas.”

2. Menjadikan siswa jenuh karena terlalu monoton

Menurut Syaiful BD dan Aswan Zain (2002: 98) mengemukakan bahwa

(39)

commit to user

LKS yaitu siswa menjadi bosan bila pemberian tugas yang diberikan

hanya dengan menggunakan LKS saja.”

Sehingga guru harus memberi inovasi dalam pemberian tugas, apabila

guru tidak mengembangkan variasi metode pemberian tugas maka siswa

akan merasa bosan seperti yang diungkapkan oleh Moh. Uzer Usman

(2001: 34) yang mengatakan bahwa “Siswa cenderung merasa bosan jika

guru tidak memberikan inovasi pada metode pembelajaran.”

3. Jika tugas terlalu banyak akan menjadikan beban bagi siswa

Mulyani Sumantri dan Johan Permana (2001: 132) mengatakan bahwa

”Salah satu kekurangan dari metode resitasi adalah tugas yang banyak dan

sering membuat beban dan keluhan bagi siswa sehingga siswa malas

mengerjakan tugas tersebut.”

4. Bagi tugas kelompok sering kali hanya dikerjakan oleh orang tertentu saja

dalam kelompok itu

Menurut Roestiyah N.K (2001: 30) mengatakan bahwa “Siswa sering

menyepelekan tugas yang diberikan oleh guru apalagi tugas tersebut

dikerjakan secara kelompok. Kemungkinan besar yang mengerjakan

hanya orang-orang tertentu saja dalam kelompok tersebut.”

Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan metode resitasi dengan

media LKS menurut Roestiyah N.K (2001: 35) mengatakan bahwa :

Metode resitasi sangat efektif digunakan karena dengan metode ini siswa tidak hanya mendengarkan guru namun juga mengerjakan latihan-latihan soal tentang materi yang telah disampaikan sehingga tingkat pemahaman siswa dapat maksimal serta pengetahuan yang didapatkan oleh siswa akan lebih lama untuk diingat.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan

metode resitasi siswa dapat lebih mengingat materi pelajaran yang telah

disampaikan oleh guru. Sedangkan keuntunggan penggunaan metode resitasi

dengan media LKS menurut Syaiful B.D dan Aswan Zain (2002 :98) ”Setelah

(40)

commit to user

jawabannya. Pada waktu itu siswa dapat mengembangkan inisiatifnya untuk

menjawab soal tersebut.”

Tujuan metode resitasi agar hasil belajar siswa memuaskan, guru perlu

merumuskan tujuan yang jelas yang hendak dicapai oleh siswa. Metode tugas

biasanya digunakan dengan tujuan sebagai berikut:

1) Agar siswa berusaha lebih baik, memupuk inisiatif, bertanggungjawab, dan berdiri sendiri.

2) Membawa kegiatan-kegiatan sekolah yang berharga kepada minat siswa yang masih terluang, agar dapat dipergunakan lebih konstruktif.

3) Memperkaya pengalaman-pengalaman sekolah dengan memulai kegiatan-kegiatan di luar kelas.

4) Memperkuat hasil belajar di sekolah dengan menyelenggarakan latihan-latihan yang perlu integrasi dan penggunaannya. (Winarno Surakhmad, 2006: 92).

Metode resitasi akan efektif dan berhasil dengan baik apabila ada

upaya untuk mengatasi kekurangan dari metode ini, antara lain :

a. Untuk menghindari penipuan yang dilakukan siswa, guru data menyuruh

siswa mengerjakan tugas di depan kelas, sehingga guru data menilai tingkat

pemahaman siswa.

Senada dengan pendapat Winarno Surakhman (2006: 98) yang mengatakan

bahwa untuk mensiasati tugas yang diberikan di rumah oleh guru, maka dalam

mengevaluasi tugas tersebut yaitu dengan menyuruh siswa mengerjakan tugas

tersebut di depan kelas tanpa membawa buku.

b. Untuk menghindari tugas siswa dikerjakan orang lain, guru dapat

memperbanyak tugas di sekolah daripada tugas yang dikerjakan dirumah.

Tugas yang dikerjakan di rumah biasanya membuat siswa kurang bersemangat

untuk mengerjakannya. Mereka lebih sering mencontek dari temannya yang

sudah mengerjakan. Dengan demikian guru perlu memberikan tugas yang

banyak agar siswa tidak mempunyai kesempatan untuk hanya mencontek dari

pekerjaan teman yang lain.

c. Tugas-tugas yang diberikan terbatas dan jelas, apa yang menjadi masalah

(41)

commit to user

Sebelum memberikan tugas seharusnya guru memberikan penjelasan terlebih

dahulu atas tugas yang harus dikerjakan oleh siswa tersebut. Sehingga mereka

paham mana tugas yang harus dikerjakan dan mereka mengerti bagaimana

cara memecahkan masalah yang ada pada soal tersebut.

d. Memberikan tugas dengan memperhitungkan taraf kesukaran soal dengan

kemampuan siswa

Guru harus mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas.

Jika guru memberikan tugas tidak sesuai dengan kemampuan siswa maka

siswa kesulitan dalam menyelesaikan tugas. Akhirnya mereka kurang

bersemangat dalam mengerjakan tugas.

Tujuan dari pemberian tugas ini adalah agar pemahaman siswa terhadap

materi lebih mantap. Dengan kegiatan melaksanakan tugas, siswa aktif belajar

dan merangsang untuk meningkatkan efektivitas belajarnya. Banyak tugas yang

harus dikerjakan siswa, diharapkan mampu menyadarkan siswa memanfaatkan

waktu senggang untuk hal-hal yang menunjang belajarnya.

Dalam penelitian ini proses belajar mengajar menggunakan metode resitasi ini,

guru mengontrol pelaksanaan tugas siswa apakah dikerjakan dengan baik.

Sehingga dengan penggunaan metode resitasi melalui LKS dapat optimal guna

pencapaian efektivitas belajar siswa. Setelah siswa melaksanakan tugas-tugas

yang ada di LKS, guru harus memeriksa apakah sudah dikerjakan atau belum.

Kemudian memberikan evaluasi, karena hal ini akan memberi motivasi belajar

siswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar.

3. Tinjauan Tentang LKS

a. Pengertian LKS

Pengertian LKS, Lembar kerja siswa (LKS) ialah lembar kerja yang berisi

(42)

commit to user

suatu kegiatan belajar dalam bentuk kerja, praktek, atau dalam bentuk

penerapan hasil belajar untuk mencapai suatu tujuan.

Pandangan pertama tentang LKS, Saat ini di sekolah-sekolah banyak

ditemui penggunaan buku jenis LKS (Lembar Kerja Siswa) yang sebenarnya

merupakan buku rangkuman materi pelajaran yang disertai dengan kumpulan

soal, terutama soal-soal pilihan ganda. LKS yang semestinya dikerjakan di

sekolah dalam kegiatan pembelajaran, seringkali juga harus dikerjakan di

rumah sebagai PR. Dalam LKS jenis ini, materi pelajaran biasanya tidak

disampaikan dalam bentuk uraian/bacaan, melainkan sudah dalam bentuk

rangkuman atau poin-poin penting saja. Akibatnya, ketika menggunakan LKS

ini, siswa-siswa cenderung langsung mengerjakan soal-soal, yang pada

umumnya berupa soal-soal pilihan ganda. Jika siswa tidak dapat mengerjakan

sebuah soal, maka siswa akan mencari jawabannya dalam rangkuman materi

pelajaran di LKS tersebut. Jika kondisi ini dibiarkan terus-menerus, bukan

tidak mungkin bahwa kemampuan siswa untuk memahami bacaan, berpikir

kritis, dan berpikir kreatif tidak akan berkembang. Masalah ini menarik juga

karena ini terjadi pada anak-anak di SD bukan di jenjang pendidikan tinggi

seperti SMA dan Perguruan Tinggi yang semestinya banyak dilatih untuk

memiliki kemampuan membaca yang baik, berpikir kritis, dan berpikir kreatif.

Lembar kerja siswa (LKS) dapat dianggap sebagai suatu media atau alat

pembelajaran, karena dipergunakan guru sebagai perantara dalam

melaksanakan kegiatan pengajaran untuk mencapai tujuan instruksional

khusus atau tujuan pembelajaran khusus.

Pandangan kedua tentang LKS. LKS dikatakan sebagai sarana belajar,

karena dengan LKS siswa dapat melaksanakan kegiatan belajar untuk

mencapai suatu tujuan pembelajaran. Selain itu LKS juga mendorong siswa

untuk mengolah sendiri bahan yang dipelajari atau bersama dengan temannya

dalam suatu bentuk diskusi kelompok. Suatu kegiatan belajar yang

(43)

commit to user

mengungkapkan kemampuan dan keterampilan, didorong dan dibimbing

berbuat sendiri untuk mengembangkan proses berpikirnya.

Dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian LKS

adalah kertas yang berisi tugas-tugas atau rencana kerja atau langkah-langkah

kegiatan yang mengarahkan siswa untuk mempelajari bab yang ada dibuku

ajar dan mengerjakannya.

Menurut Piduk Rentayati, Sri Dwastuti, dkk (2000:36), mengatakan

bahwa “Dengan menggunakan LKS dapat membantu siswa dalam

memperoleh materi yang dipelajarinya serta dapat menambah siswa

memperoleh catatan materi yang dipelajarinya”.

Dalam proses belajar mengajar LKS digunakan untuk :

1. Memberikan pedoman kepada guru dan siswa melaksanakan kegiatan

belajar mengajar.

2. Mengaktifkan siswa.

3. Membantu siswa mengembangkan konsep dan memperoleh atau

menemukan konsep berdasarkan data yang diperoleh dalam kegiatan

eksperimen atau observasi.

4. Membantu guru dalam menyusun rencana pengajaran.

5. Memberikan pedoman bagi guru dan siswa dalam meaksanakan kegiatan

lapangan atau laboratorium.

6. Melatih siswa untuk mengembangkan ketrampilan proses sesuai dengan

tuntutan kurikulum.

7. Membantu siswa menambah informasi tentang konsep yang dipelajari

lewat kegiatan.

8. Membantu siswa memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari

(44)

commit to user

Lembar kerja siswa dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :

1. Lembar Kerja Berstruktur

Lembar kerja ini dirancang untuk membimbing siswa dalam satu

program kerja atau pelajaran dengan sedikit atau sama sekali tanpa

bantuan guru untuk mencapai sasaran yang dituju dalam pelajaran ini.

Lembar Kerja ini telah disusun petunjuk atau pengarahannya. Lembar

kerja ini tidak dapat menggatikan peranan guru dalam kelas. Guru tetap

mengawasi kelas, memberi semangat/dorongan belajar, dan memberi

bimbingan pada perorangan tertentu.

2. Lembar Kerja Tak Berstruktur

Lembar kerja tak berstruktur adalah lembaran yang berisi sarana untuk

menunjang materi pelajaran., sebagai alat bantu kegiatan siswa yang

dipakai guru untuk menyampaikan pelajaran. Contohnya : kumpulan soal-

soal, daftar bilangan rondam untuk pelajaran probabilitas statistik, kertas

berpetak, kumpulan data statistik, dan diagram atau tabel. Lembar kerja

ini merupakan alat bantu mengajar, dapat dipakai untuk mempercepat

pengajaran, memberi dorongan belajar pada tiap individu atau melengkapi

materi buku paket. Lembar kerja ini penting sebagai alat bantu, dapat

berisi sedikit petunjuk tertulis atau lisan untuk mengarahkan siswa.

b. Tujuan dan Manfaat LKS

Kohler dalam Slametto (2000: 9) menjelaskan bahwa “Dengan

menggunakan LKS pada dasarnya yang terpenting adalah adanya penyesuaian

pertama yaitu siswa memperoleh respon yang tepat untuk memecahkan

problem yang dihadapi, dalam belajar pengulangan dan pemahaman

merupakan hal yang penting.”

Pendapat tersebut senada dengan tujuan dan Manfaat dari penggunaan

LKS yang diungkapkan oleh Boediono (2000:25) adalah sebagai berikut :

1. Mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar.

(45)

commit to user

3. Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan ketrampilan siswa.

4. Membantu guru dalam menyusun rencana pengajaran.

5. Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses

pembelajaran.

6. Membantu siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang

dipelajari melalui kegiatan yang sistematis.

Berdasarkan pada tujuan dan manfaat LKS tersebut, maka penggunaan

LKS sangat membantu dalam pembelajaran termasuk dapat mengecek tingkat

pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan dan memudahkan siswa

dalam menyelesaikan tugas. Selain itu LKS merupakan salah satu buku

penunjang yang diharapkan dapat membantu mendorong kreativitas siswa

dalam mengembangkan minat, bakat, dan kemampuan serta menumbuhkan

pola pikir yang positif dan kreatif dalam rangka meningkatkan efektivitas

belajar siswa.

Karena LKS merupakan sarana penunjang pada kegiatan pembelajaran

maka guru harus memadukan dengan sumber belajar yang lain agar materi yang

didapatkan oleh siswa tidak hanya terpaku pada LKS saja. Hal ini seperti yang

diungkapkan oleh Boediono (2000: 27) yang mengatakan bahwa ”Karena materi di

LKS terbatas maka guru perlu menyarankan siswa untuk mencari materi dengan

sumber lain. Misalnya perpustakaan, internet,koran, majalah yang relevan dengan

materi pelajaran.” Pernyataan tersebut diperkuat oleh Syaiful BD dan Aswan Zain

(2002: 97) berpendapat bahwa “Salah satu tahapan dalam penggunaan metode

resitasi dengan menggunakan LKS yaitu adanya petunjuk atau sumber lain yang

dapat membantu pekerjaan siswa.”

c. Fungsi LKS

Dalam proses belajar mengajar ada dua, yaitu: (1) dari segi siswa: fungsi

LKS adalah sebagai sarana belajar baik di kelas, di ruang praktek maupun di luar

kelas sehingga siswa berpeluang besar untuk mengembangkan kemampuan,

(46)

commit to user

mendapatkan perolehannya, (2) dari segi guru: melalui LKS, guru dalam

menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar sudah menerapkan metode

“membelajarkan siswa” dengan kadar SAL (Student active learning) yang tinggi.

Intervensi yang diberikan guru bukan dalam bentuk jawaban atas pertanyaan

siswa, tetapi berupa panduan bagi siswa untuk memecahkan masalah.

Lembar kerja siswa (LKS) merupakan salah satu dari sekian banyak media yang

digunakan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Dalam pengajaran mata

pelajaran, media LKS banyak digunakan untuk memancing aktivitas belajar siswa.

Karena dengan LKS siswa akan merasa diberikan tanggung jawab moril untuk

menyelesaikan sesuatu tugas dan merasa harus mengerjakannya, terlebih lagi

apabila guru memberikan perhatian penuh terhadap hasil pekerjaan siswa dalam

LKS tersebut.

Ditinjau dari isinya, lembar kerja berstruktur mempunyai beberapa fungsi antara

lain :

a. Untuk tujuan latihan

Diberikan serangkaian tugas latihan, siswa diminta mengkorelasikan

jawabannya dengan huruf sehingga merupakan suatu pertanyaan,. Siswa

sendiri dapat mengetahui salah benarnya latihan itu. Lembar kerja seperti ini

sering digunakan untuk memotivasi siswa ketika mengerjakan tugas latihan.

b. Untuk menerangkan penerapan (aplikasi)

Siswa dibimbing menuju suatu metode penyelesaian soal, dengan

kerangka penyelesaian dari serangkaian soal-soal tertentu. Hal ini bermanfaat

jika kita akan menerangkan penyelesaian soal aplikasi yang memerlukan

banyak langkah, atau menerangkan diagram atau gambar yang berlatar

belakang pengetahuan yang berbeda-beda. Kecuali penggunaan lembar kerja

(47)

commit to user c. Untuk kegiatan penelitian (survey)

Siswa ditugaskan untuk mengumpulkan data tertentu kemudian

menganalisa data tersebut. Lembar kerja untuk kegiatan penelitian

memerlukan waktu yang lama.

d. Untuk tujuan penemuan (discovery)

Dalam lembar kerja ini, siswa dibimbing untuk menyelidiki suatu situasi

tertentu agar menemukan pola situasi itu, kemudian menggunakan bentuk

umum atau pola tersebut untuk membuat suatu perkiraan atau dugaan atau

hipotesa. Kebenaran hasilnya dapat diperiksa dengan pengamatan dari contoh

yang sederhana. Latihan semacam ini dapat diperiksa sendiri oleh siswa,

tetapi kadang-kadang ada beberapa siswa yang masih memerlukan bantuan

individual untuk menemukan pola umumnya

e. Untuk penelitian yang bersifat terbuka

Penggunaan lembar kerja ini mengikutsertakan sejumlah siswa dalam

penelitian bidang tertentu. Kegiatan tersebut bertujuan untuk pendalaman dan

pengajaran tentang suatu hal. Sering pula digunakan jika guru bermaksud

untuk mengumpulkan informasi penemuan siswa secara perorangan dalam

suatu rangkaian. Tugas terbuka semacam ini biasanya dinilai laporan siswa

baik lisan maupun tulisan.

Sehingga dapat disimpulkan bawasannya fungsi LKS yaitu mendidik siswa

untuk aktif, sebagai umpan balik dari siswa tersebut terhadap materi yang

disampaikan oleh guru, agar siswa dapat mengetahuai hal-hal penting dan

masalah-masalah yang dipecahkan oleh siswa, untuk memberikan evaluasi

terhadap kemampuan siswa sehingga siswa tidak perlu mencatat ulang namun

hanya belajar dari informasi yang berada dalam LKS. Selain itu LKS juga

berfungsi dalam memupuk rasa tanggung jawab siswa seperti yang diungkapkan

oleh Slametto (2003: 36) yang mengatakan bahwa ”Dengan adanya metode resitasi

siswa dituntut untuk menyelesaikan tugas dan mengumpulkan tugas tersebut,

(48)

commit to user d. Syarat Penyusunan LKS

Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka banyak

pula bentuk dan macam LKS, namun demikian dalam penyusunannya harus selalu

berpegang dan mengacu pada materi buku atau buku pokok yang telah digariskan

oleh pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional.

Dalam penyusunan LKS seringkali terdapat istilah-istilah asing yang sulit

dipahami. Seperti yang diungkapkan oleh Boediono (2000: 23) yang mengatakan

bahwa “Hambatan penggunaan LKS yaitu siswa sering tidak memahami bahasa

dalam LKS”. Oleh sebab itu hendaknya penyusunan LKS memenuhi beberapa

persyaratan seperti yang disampaikan oleh Boediono (2000: 25) yang menjelaskan

bahwa, LKS hendaknya memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Sederhana dan mudah dipahami

2. Singkat dan jelas

3. Istilah baru hendaknya diperkenalkan terlebih dahulu

4. Informasi yang panjang hendaknya dituangkan dalam bentuk gambar

Sudharto (2000: 1) mengemukakan bahwa agar penyusunan LKS mampu

mengarah kepada pencapaian tujuan pembelajaran, maka pembuatannya perlu

memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Memuat ringkasan materi pelajaran dalam bentuk buku atau lembaran

b. Berbentuk ringkasan dari buku pelajaran pokok

c. Berbentuk soal-soal atau tanya jawab

Dari pendapat tersebut di atas, ternyata saling melengkapi sehingga semua

perlu untuk dijadikan acuan dalam pembuatan LKS agar sasaran yang telah

ditetapkan dapat tercapai. Menyadari kenyataan tersebut, maka pembuatan LKS

harus memperhatikan batasan-batasan dalam menyusun LKS, karena diharapkan

dari LKS tersebut siswa dapat memahami materi pelajaran dan mampu

menyelesaikan soal-soal latihan serta membantu berkreasi dalam menyiapkan

(49)

commit to user

dengan ketentuan maka diharapkan akan dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa.

Menyusun LKS berarti menyusun informasi dari guru kepada siswa

sehingga siswa dapat mengerjakan sendiri suatu aktivitas belajar untuk mencapai

tujuan instruksional tertentu. Konstruksi LKS yang baik yaitu LKS harus memuat

konsep suatu materi secara jelas sehingga mampu mempelajarinya.

4. Tinjauan Tentang Metode Resitasi Dengan Media LKS

a. Pengertian Metode Resitasi dengan Media LKS

Pengertian metode resitasi dengan menggunakan LKS pada hakekatnya

sama dengan metode resitasi, hanya tugas yang diberikan kepada siswa

berbentuk LKS. Menurut Syaiful BD & Aswan Zain (2002: 96) “Metode

resitasi adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas tertentu

agar siswa melakukan kegiatan belajar”. Masalah yang diberikan kepada siswa

dapat dikerjakan di dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di

perpustakaan, di bengkel, di rumah, atau dimana saja asal tugas itu dapat

diselesaikan. Kemudian setelah tugas diselesaikan guru mempunyai

tanggungjawab untuk mengevaluasi hasil pekerjaan siswa. Hal ini seperti yang

diungkapkan oleh Syaiful BD dan Aswan Zain (2002: 97) berpendapat bahwa

”Salah satu tahapan dalam penggunaan metode resitasi yaitu guru memberikan

penilaian atau evaluasi at

Gambar

Tabel 1. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian ............................................
Gambar 3. Skema Prosedur Penelitian ......................................................................
Tabel 1. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
Gambar 2. Komponen- komponen Analisi Data Model Interaktif
+2

Referensi

Dokumen terkait

(3) Apabila berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terjadi penurunan mutu Jurnal Ilmiah, Direktur Jenderal dapat memberikan teguran tertulis,

1) Tunanetra; khusus untuk anak buta total ( totally blind ) kegiatan belajar dilakukan dengan metode “rabaan.” Di mana, kemampuan indera raba anak sangat

Siregar (1996) menyatakan bahwa silase yang baik mempunyai ciri-ciri yaitu warna masih hijau atau kecoklatan. Oleh karena itu, warna silase-silase hasil percobaan,

Imej fotografi boleh bertindak sebagai medium merakamkan seni budaya , Imej yang digunakan dapat memberikan maklumat yang lengkap terhadap sesuatu adat, peristiwa

Berikut adalah dua figur yang menggambarkan penelitian linguistik terapan yang ideal dan kenyataan yang ada (Krashen, 2009: 6):.. Hal yang ideal apabila ada hubungan

Untuk membuat register ini menjadi register geser kiri, maka keluaran dari setiap flip-flop (kecuali yang paling kanan) dihubungkan kepada masukan flip- flop di kirinya

Tujuan Universitas adalah menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang bermoral, yang memiliki kemampuan akademik, profesi dan vokasi yang dapat menerapkan,

Tingkat stres lansia di PSTW Jara Mara Pati Singaraja sesudah diberikan senam otak juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menyebabkan penurunan tingkat stres