commit to user
i
ANALISIS PENGGUNAAN METODE RESITASI MEDIA LKS PADA MATA
PELAJARAN EKONOMI SMA NEGERIIWURYANTORO
TAHUN AJARAN 2010-2011
SKRIPSI
Disusun Oleh
Yulia Sri Astuti
X7406094
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
ii
ANALISIS PENGGUNAAN METODE RESITASI METODE LKS
PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SMA NEGERI
WURYANTORO TAHUN AJARAN 2010-2011
Oleh:
Yulia Sri Astuti X 7406094
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana
Pendidikan, Program Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Administrasi
Perkantoran Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
commit to user
commit to user
v ABSTRAK
Yulia Sri Astuti. ANALISIS PENGGUNAAN METODE RESITASI DENGAN MEDIA LKS DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SMA NEGERI 1 WURYANTORO TAHUN AJARARAN 2010-2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Januari 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Bagaimana pelaksanaan metode resitasi dengan media LKS pada mata pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 1 Wuryantoro, 2) Apa saja keuntungan penggunaan metode resitasi media LKS di SMA Negeri 1 Wuryantoro dalam meningkatkan prestasi belajar Ekonomi, 3) Pengalaman apa yang didapatkan dalam penggunaan metode resitasi dengan media LKS di SMA Negeri 1 Wuryantoro.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif dan strategi tunggal terpancang. Sumber data yang digunakan terdiri dari: 1) Informan, 2) Tempat dan prestasi, 3) Arsip dan dokumen. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Validitas data menggunakan triangulasi data atau sumber dan triangulasi metode, untuk teknik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif dimana pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi saling berkaitan. Sedangkan prosedur penelitian dimulai dari tahap persiapan, tahap analisis data dan tahap penyusunan laporan penelitian.
commit to user
vi
commit to user
vii ABSTRACT
Yulia Sri Astuti. THE ANALYSIS OF IMPLEMENTATION HESITATION METHOD BY USING STUDENT'S WORKSHEET IN IMPROVING STUDENTS' ACHIEVEMENT ON ECONOMICS SUBJECT IN PUBLIC SENIOR HIGH SCHOOL 1 WURYANTORO ACADEMIC YEAR 2010-2011. Thesis, Surakarta: Faculty of Teaching Training and Education. Sebelas Maret University, January 2011.
The purpose of the research is to know: 1) How the implementation of recitation method by using student's worksheet on Economic subjects to improve students' achievement in Public Senior High School 1 Wuryantoro, 2) The advantages of using recitation method of student's worksheet in Public Senior High School 1 Wuryantoro to improve the learning achievements of Economics, 3) Any experiences gained by using the recitation of student's worksheet in Public Senior High School 1 Wuryantoro.
The research used a qualitative approach with descriptive methods and an embedded single strategy. Source data were: 1) The informant, 2) Place and achievement, 3) Records and documents. Data collection techniques used interview techniques, observation and document analysis. The validity of data used triangulation of data or sources and methods triangulation. Data analysis technique used was an interactive analysis that data collection, data reduction, data presentation and conclusion / verification were inter-related. While the research procedure started from the preparation stage, the stage of data analysis and preparation phase of the research report.
commit to user
viii
commit to user
ix MOTTO
Tuntutlah ilmu itu mulai dari buaian (masa anak-anak) sampai ke dalam
lahad kubur.
(Hadist Nabi Muhammad SAW)
Perubahan adalah basil akhir dari semua proses belajar yang sesungguhnya
(all true learning)
__Leo Buscagila__
Mengais ilmu demi kebahagiaan adalah lebih mulia daripada mengais
kebahagiaan tanpa ilmu hanyalah derita.
_AP Aras, S.H.I_
Tiada doa paling indah kecuali doa agar skripsi ini cepat selasai.
commit to user
x
PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan kepada:
Ibu dan Bapak tercinta
Eyang Tersayang
Arif, Adikku Tersayang
Mas Tono,Penyemangat hidupku
Dias, Asih, Vera, Vina Sahabatku
Teman-teman PAP '06
commit to user
xi
KATAPENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat serta karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai
syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Dalam penulisan skripsi ini , penulis tidak lepas dari bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih atas
bantuannya kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatulloh, M. Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, yang telah memberikan surat
keputusan penyusunan skripsi dan ijin penelitian.
2. Drs. Syaiful Bahri, M.Pd selaku ketua Jurusan P.IPS yang telah menyetujui
permohonan penyusunan skripsi.
3. Dra. Cicilia Diah.SI, M.Pd selaku ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi
BKK PAP yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi.
4. Dra. Patni Ninghardjanti, M.Pd selaku dosen pembimbing I yang dengan sabar
memberikan pengarahan dan bimbingan hingga terselesaikannya skripsi ini.
5. Anton Subarno, S.Pd. M.Pd selaku dosen pembimbing II yang dengan sabar
memberikan pengarahan dan bimbingan hingga terselesaikannya skripsi ini.
6. Drs. H. Suparno, M.Pd selaku Kepala SMA Negeri I Wuryantoro yang telah
memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.
7. Djoko Sujito S, S.Pd selaku guru mata pelajaran ekonomi yang telah memberikan
waktu dan pengarahan dalam pengambilan data untuk penelitian.
8. Siswa-siswi kelas XI IPS SMA Negeri I Wuryantoro yang telah bersedia
berpartisipasi dalam mengikuti penelitian ini.
9. Bapak dan Ibu tercinta, terima kasih atas kasih sayang, kesabaran, semangat doa
restu serta pengorbanan moril maupun materiil yang tak terhitung banyaknya.
10.Adikku semata wayang "Arif Kunto" yang selalu memberi semangat dan
commit to user
xii
11.Mas Tono, terima kasih atas dukungan dan semangat serta kesabaran yang selalu
diberikan.
12.My best friend: Asih, Dias, De2k Ana, Vera, Vina, Cik2, Shiro, Tribut, Iwid,
Meylinda, Sebloh, Vina "cilik", Ambar, Nonik, Ratih, Rini, Diana, Leni Ratih,
Stefi, De' Fahim, Siti, Mbak Anis, Joko, Praja, Rini Trias.
13.Teman-teman PAP '06 : Pipin, Dian Trisna, Mbak Ratna, Sari, Naning, Purnama,
Kemi, Ute', Prengky, Numlik, Maya, Maria, Mala, lyut, Nico, Mbotul, Somad,
Anum, Budi, Ninik, Mbak Rika, Teguh, Doni, Tiwi' dan teman-teman PAP
lainnya terima kasih atas persahabatan yang kalia berikan.
14.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu telah membantu
penyelesaian skripsi ini.
Semua bantuan dan dorongan yang penulis terima dari berbagai pihak
merupakan kebaikan yang tidak pernah terlupakan dan semoga Allah SWT membalas
semua budi baiknya. Penulis menyadari karya ini masih jauh dari sempurna untuk itu
semua kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga
karya ini dapat bermanfaat dan dapat sebagai sumbangan pemikiran bagi yang
berkepentingan.
Surakarta, Januari 2011
commit to user
xiii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGAJUAN ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN……….. iv
HALAMAN ABSTRAK ... v
HALAMAN MOTTO ... ix
HALAMAN PERSEMBAHAN ... x
KATA PENGANTAR ... xi
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... 8
B. Kerangka Pemikiran ... 37
BAB III METODOLOGI A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 39
B. Bentuk dan Strategi Penelitian ... 41
C. Sumber Data ... 42
D. Teknik Sampling ... 43
commit to user
xiv
F. Validitas Data ... 45
G. Analisis Data ... 46
H. Prosedur Penelitian... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah SMA Negeri I Wuryantoro ... 51
2. Infrasturuktur SMA Negeri I Wuryantoro ... 52
3. Organisasi yang ada di SMA Negeri I Wuryantoro ... 53
4. Uraian Jabatan di SMA Negeri I Wuryantoro ... 53
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian 1. Pelaksanaan Metode Resitasi Dengan Menggunakan LKS ... 58
2. Keuntungan Penggunaan Metode Resitasi Media LKS ... 63
3. Pengalaman yang Didapatkan Dalam Penggunaan Metode Resitasi Media LKS ... 66
C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori 1. Pelaksanaan Metode Resitasi Dengan Menggunakan LKS ... 77
2. Keuntungan Penggunaan Metode Resitasi Media LKS ... 80
3. Pengalaman yang Didapatkan Dalam Penggunaan Metode Resitasi Media LKS ... 83
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan ... 91
B. Implikasi ... 94
C. Saran ... 95
DAFTAR PUSTAKA ... 97
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
commit to user
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Berpikir ... 39
Gambar 2. Komponen Analisis Data Model Interaktif ... 49
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Daftar Pertanyaan ... 100
Field Note ... 102
Field Note ( Observasi) ... 112
RPP ... 116
LKS ... 121
Surat Keterangan Penelitian ... 135
Foto Penelitian ... 136
commit to user
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membentuk manusia dalam
mengembangkan dirinya sehingga mampu untuk menghadapi setiap perubahan yang
terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya maka
pembangunan di bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat baik dalam
pembinaan sumber daya manusia Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang,
maka pembangunan di bidang pendidikan sangat diperlukan sebagai upaya
mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. Untuk
menghadapi masalah tersebut, maka perlu dilakukan perbaikan terhadap sistem
pendidikan secara menyeluruh terutama berkaitan dengan kualitas pendidikan dan
relevansinya dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja. Hal ini perlu adanya
perubahan sosial yang memberi arah bahwa pendidikan merupakan pendekatan dasar
dalam proses perubahan. Oleh karena itu, kegiatan belajar harus dapat membekali
peserta didik dengan bekal hidup yang sesuai dengan lingkungan dan kebutuhan
peserta didik.
Sekolah merupakan instansi pendidikan yang mampu berperan dalam proses
pembelajaran yang menekankan pada proses mendidik dan mengajar, proses
bermasyarakat khususnya bagi anak didik dan proses transformasi tingkah laku ke
arah yang lebih baik. Menurut pandangan umum sekolah merupakan lembaga
pendidikan yang dapat mengubah tingkah laku peserta didik atau siswa menjadi lebih
baik dan terarah. Dalam pendidikan tidak dapat terlepas dari pembelajaran.
Sementara itu proses pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis, yang
setiap komponennya sangat mempengaruhi keberhasilan belajar peserta didik.
Sebagai suatu sistem, proses belajar itu saling berkaitan dan bekerjasama untuk
commit to user
Dalam rangka mempersiapkan lulusan untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi, maka lembaga pendidikan dituntut senantiasa
meningkatkan dan menyempurnakan mutu dan kualitas lembaga pendidikan. Mutu
pendidikan memiliki dampak terhadap kehidupan siswa yang akan datang. Oleh
karena itu, perlu diselengggarakan kegiatan pengembangan motode pembelajaran
dengan perencanaan yang mantap, efektif dan efisien. Orang pertama yang berperan
penting dalam pengembangan motode pembelajaran adalah guru. Guru hendaknya
memilih motode pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan.
Sehingga siswa mampu memahami dan mengerti materi pelajaran yang telah
disampaikan.
Dalam kegiatan mengajar metode mempunyai peranan yang sangat penting
karena dengan pemilihan metode yang kurang tepat maka seluruh proses dan
pemahaman belajar kurang dapat tercapai. Oleh sebab itu perlu diterapkan suatu
metode pembelajaran yang harus melibatkan peran serta siswa secara keseluruhan
sehingga kegiatan belajar mengajar tidak hanya didominasi oleh siswa-siswa yang
memiliki wawasan serta pengetahuan yang luas dan aktif dalam belajar. Pemilihan
metode pembelajaran tersebut diharapkan sebagai sumber informasi yang dapat
diterima siswa tidak hanya dari guru tetapi juga dapat meningkatkan peran serta
dalam menambah motivasi dan minat siswa dalam mempelajari materi pelajaran.
Sehingga dalam mengajar guru juga dituntut untuk mampu menyampaikan materi
pelajaran dan informasi kepada siswa dan mengembangkan mental siswa sehingga
diharapkan siswa yang belajar dapat berfikir kritis dan berfikir positif serta berjiwa
kreatif.
Pemilihan metode belajar yang tepat merupakan salah satu upaya yang dapat
dilakukan guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, karena metode belajar
merupakan cara-cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi pengajaran yang
benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar mengajar
dan tercapainya prestasi siswa yang memuaskan. Metode mengajar merupakan salah
commit to user
mempunyai karakteristik tertentu dengan kelebihan dan kelemahan masing-masing.
Tidak ada satu metode yang dianggap paling baik diantara metode-metode yang
lainnya. Sehingga seorang guru harus mampu memilih metode yang tepat sesuai
dengan kemampuannya.
Model pembelajaran ekonomi yang dipakai oleh guru akan berpengaruh pula
terhadap cara belajar siswa. Sikap siswa dalam belajar akan berbeda antara siswa
yang satu dengan yang lain. Untuk itu model pembelajaran yang dipilih guru
sebaiknya model yang dapat menarik perhatian siswa agar lebih aktif dalam belajar.
Oleh sebab itu pelajaran ekonomi hendaknya diusahakan menjadi pelajaran yang
menarik dan menyenangkan. Pada umumnya guru menggunakan metode ceramah,
metode tersebut kurang maksimal karena proses belajar mengajar hanya terfokus
pada guru menyebabkan kurangnya peran serta siswa dalam kegiatan belajar
mengajar. Siswa cenderung tidak banyak bertanya dan menggali informasi dari guru
atau sumber belajar yang lain. Siswa hanya menerima pengetahuan yang datang
padanya sehingga prestasi belajar rendah. Untuk menarik perhatian siswa dalam
model pembelajaran melalui metode resitasi, yaitu suatu metode pembelajaran
dengan pemberian tugas yang merupakan suatu cara interaksi belajar mengajar yang
ditandai adanya tugas dari guru untuk dikerjakan oleh peserta didik di sekolah atau
dirumah secara perorangan atau kelompok.
Metode resitasi atau yang lebih dikenal dengan metode pemberian tugas
merupakan metode mengajar yang dapat mengaktifkan siswa pada saat proses belajar
mengajar berlangsung, karena metode resitasi menuntut siswa untuk selalu belajar
dan mengevaluasi tugas-tugas, mungkin ada siswa yang mengalami kesulitan,
hambatan, atau salah arah dalam mengerjakan. Sehingga tugas guru di sini adalah
memberikan bimbingan bagi siswa yang mengalami kesulitan tersebut yaitu dengan
memberikan petunjuk arah penyelesaian soal yang akan diberikan kepada siswa.
Dengan demikian diharapkan dengan menggunakan metode resitasi maka siswa dapat
commit to user
Di dalam kegiatan belajar mengajar adanya media mempunyai arti yang cukup
penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan guru
dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang
akan disampaikan kepada siswa dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media
dapat mewakili apa yang kurang mampu guru sampaikan melalui kata-kata atau
kalimat tertentu, bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan melalui media.
Dengan demikian siswa dapat mencerna bahan dengan adanya bantuan media. Dan
salah satu media yang dapat digunakan yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS)
Metode resitasi dengan menggunakan LKS merupakan kegiatan belajar
mengajar yang disajikan melalui pemberian tugas dengan LKS kepada siswa, dengan
menggunakan metode ini siswa akan menjadi lebih aktif sebab tugas-tugas yang
diberikan oleh guru harus mereka kerjakan. Untuk menunjang kegiatan pemberian
tugas dapat menggunakan LKS yang berfungsi mengaktifkan siswa dalam proses
belajar mengajar. Dalam LKS siswa dilatih untuk mandiri dan mengembangkan
logika, dengan demikian LKS dapat menjadikan proses belajar mengajar yang aktif
dan kondusif. Penggunaan metode resitasi media pembelajaran dengan menggunakan
LKS sebagai salah satu bentuk pemberian tugas kepada siswa diharapkan mampu
meningkatkan efektifitas belajar siswa. Melihat kenyataan itu, maka proses belajar
mengajar dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan dalam tujuan pembelajaran
apabila guru dapat menyampaikan materi dengan menggunakan media LKS dengan
tepat. Dengan metode pemberian tugas akan dapat mengaktifkan siswa dalam belajar
dan mengerjakan tugas, sehingga dengan menerapkan metode ini diharapkan mampu
mengefektifkan pembelajaran karena siswa akan dapat lebih memahami materi
pelajaran dari mengerjakan tugas yang diberikan.
Namun dalam penggunaannya metode resitasi dengan menggunakan LKS di
SMA Negeri I Wuryantoro masih mengalami berbagai hambatan diantaranya yaitu :
sulit dikontrol jika tugas dikerjakan oleh siswa di rumah, siswa malas mengerjakan
commit to user
siswa, penyusunan LKS yang kurang memenuhi syarat dan kurangnya inovasi guru
dalam menggunakan metode pemberian tugas kepada siswa.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian tentang “ANALISIS PENGGUNAAN METODE RESITASI MEDIA
LKS PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SMA NEGERI 1
WURYANTORO TAHUN AJARAN 2010-2011”.
B. Perumusan Masalah
Masalah adalah kesulitan yang dihadapi manusia serta yang menggerakan
manusia untuk memecahkannya. Sehingga setiap masalah yang timbul perlu
mengidentifikasikan agar jelas kedudukannya masing-masing untuk memudahkan
setiap upaya dalam mengatasi masalah yang ada. Perumusan masalah merupakan
penjabaran manusia mengenai ruang lingkup permasalah yang akan diteliti.
Berdasarkan latar belakang di atas dirumuskan permasalahan yang diteliti sebagai
berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan metode resitasi dengan menggunakan media LKS pada
mata pelajaran ekonomi SMA Negeri I Wuryantoro?
2. Apakah keuntungan dalam pelaksanaan metode resitasi dengan menggunakan
media LKS pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri I Wuryantoro?
3. Apa pengalaman yang didapatkan dengan menggunakan metode resitasi media
LKS pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri I Wuryantoro?
C. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan hendaknya mempunyai tujuan yang ingin dicapai, karena tujuan
merupakan sasaran yang ingin dicapai sekaligus sebagai pengruh aktivitas dan usaha
commit to user
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan untuk
mendeskripsikan :
1. Pelaksanaan metode resitasi media LKS pada mata pelajaran ekonomi di SMA
Negeri I Wuryantoro.
2. Keuntungan apa saja yang diperoleh dalam pelaksanaan metode resitasi dengan
menggunakan media LKS pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri I
Wuryantoro.
3. Pengalaman yang didapatkan dalam menggunakan metode resitasi media LKS
pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri I Wuryantoro.
D. Manfaat Penelitian
Kegiatan penelitian dapat dibagi menjadi 2 yaitu kegiatan penelitian yang bersifat
teoritis dan bersifat praktis. Kegiatan yang bersifat teoritis adalah kegiatan yang
berhubungan dengan ilmu pengetahuan secara teori, sedangkan kegitan praktis adalah
untuk memecahkan masalah aktual yang dihadapi.
1. Manfaat teoritis
Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah :
a. Mengembangkan wawasan ilmu-ilmu pendidikan dan mendukung teori-teori
yang sudah ada yang berhubungan dengan metode resitasi dan prestasi belajar
siswa.
b. Sebagai dasar untuk mengadakan penelitian-penelitian lebih lanjut.
2. Manfaat praktis
Manfaat praktis dari penelitian adalah sebagai berikut :
a. Bagi sekolah yaitu sebagai upaya untuk mencapai mutu pendidikan dengan
penggunaan metode resitasi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
b. Bagi guru yaitu untuk lebih memhami dalam pemilihan metode pembelajaran
yang efektif dan praktis sehingga dapat meningkatkan pestasi belajar siswa
commit to user
c. Bagi siswa yaitu dapat memahami materi dengan lebih mendalam dengan
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan sehingga membuat siswa yang lebih
commit to user
8 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjuan Pustaka
Tinjauan pustaka berisi tentang teori-teori yang berkaitan dengan
permasalahan yang ada di dalam penelitian. Dalam pembahasan masalah diperlukan
teori yang relevan dan mendukung masalah yang telah ditentukan, hal ini dilakukan
sebagai awal dalam memecahkan masalah. Teori dipergunakan sebagai dasar atau
pedoman yang penting dalam penelitian. Dengan berdasarkan teori-teori yang
relevan, maka akan dapat dirumuskan hipotesis penelitian yang merupakan jawaban
sementara atas permasalahan yang dikemukakan. Permasalahan yang diteliti dalam
hal ini meliputi: 1) Tinjauan tentang metode belajar, 2) Tinjauan tentang metode
resitasi, 3) Tinjauan tentang LKS, 4) Tinjauan tentang metode resitasi dengan media
LKS, 5) Tinjauan tentang pembelajaran ekonomi.
1. Tinjauan Tentang Metode Belajar
a. Pengertian Metode Belajar
Metode secara harafiah berarti “cara”. Dalam pemakaian yang umum, metode
diartikan sebagai suatu cara melakukan sesuatu kegiatan atau suatu cara melakukan
pekerjaan dengan menggunakan fakta atau konsep-konsep secara sistematik. Menurut
Syah ( 2005 : 201 ) “Metode mengajar ialah cara yang berisi prosedur baku untuk
melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran
kepada siswa.” Metode dan alat belajar di pilih atas dasar bahan dan tujuan yang
hendak dicapai. Menurut Syaiful BD (2002: 53) “Metode mengajar adalah suatu cara
yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.” Dalam proses
belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai
commit to user
Menurut Slametto (2003:90) ”Strategi adalah suatu rencana tentang cara-cara
pendayagunaan dan penggunaan potensi dan sarana yang ada untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi pengajaran”. Dalam pengertian strategi terkandung metode
belajar mengajar, yaitu cara atau jalan untuk mencapai tujuan pengajaran, dan juga
teknik mengajar yaitu pemakaian alat bantu mengajar dengan cara menggunakan
metode mengajar yang relevan atau sesuai dengan tujuan agar dapat mendorong siswa
belajar secara optimal.
Dari beberapa pendapat tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa metode
belajar adalah suatu cara yang dipilih dan digunakan dalam proses belajar mengajar
agar dapat tercapai tujuan dari pembelajaran tersebut. Pemilihan dan penggunaan
metode yang tepat dapat memotivasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar
mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 116) mengemukakan
bahwa ada bermacam-macam metode mengajar yang dapat dipilih oleh seorang
pengajar atau guru yaitu:
1. Metode Ceramah
Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001:116) berpendapat bahwa
“Metode ceramah adalah penyajian pelajaran oleh guru dengan cara memberikan
penjelasan-penjelasan secara lisan kepada peserta didik”. Berarti dalam
penggunaan metode ceramah sangat tergantung keadaan kemampuan guru karena
gurulah yang berperan penuh dalam metode ini.
Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001:118-119) mengemukakan
bahwa kelebihan dan kelemahan metode ceramah yaitu:
Kelebihan:
a). Murah, dalam arti efisien dalam pemanfaatan waktu dan menghemat biaya
pendidikan dengan seorang guru yang menghadapi banyak peserta didik.
b). Meningkatkan daya dengar peserta didik dan menumbuhkan minat belajar dari
commit to user Kelemahan
a). Materi ceramah terbatas pada apa yang diingat guru.
b). Tidak merangsang perkembangan kreativitas peserta didik.
Roestiyah N.K.(2001:25) mengatakan bahwa agar ceramah dapat efektif
maka langkah-langkah yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
1) Tujuan pembicaraan (ceramah) harus dirumuskan dengan jelas.
2) Setelah menetapkan tujuan, harus diteliti apakah metode ceramah merupakan
metode yang sudah tepat digunakan untuk mencapai tujuan.
Menarik perhatian siswa dengan menunjukan penggunaannya. Siswa akan
tertarik bila mereka melihat apa yang dipelajari berguna bagi kehidupan. Sebuah
teknik yang sering dapat menguasai perhatian siswa pada awal ceramah sampai
selesai adalah menghadapkan siswa pada pertanyaan. Dengan pertanyaan itu
mereka diajak berpikir dan seterusnya mengikuti pembicaraan guru.
2. Metode Tanya Jawab
“Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dengan proses belajar
mengajar melalui interaksi dua arah dari guru ke peserta didik atau dari peserta
didik kepada guru agar diperoleh jawaban kepastian materi melalui jawaban lisan
dari guru atau peserta didik. Dari metode tanya jawab ini dari guru dan peserta
didik sama-sama aktif sehingga dapat menciptakan proses belajar mengajar yang
kondusif.” (Mulyani Sumantri dan Johar Permana,2001:120)
Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001:122) berpendapat bahwa
kelebihan dan kelemahan metode tanya jawab adalah sebagai berikut:
Kelebihan :
a). Dapat menarik dan memusatkan perhatian peserta didik terhadap pelajaran.
b). Lebih merangsang peserta didik untuk daya pikir dan daya nalarnya.
Kelemahan:
a). Pada kelas besar pertanyaan tidak dapat disebarkan keadaan seluruh peserta
didik, sehingga peserta didik tidak dapat memiliki kesempatan yang sama
commit to user
b). Menimbulkan rasa gugup pada peserta didik yang tidak memiliki keberanian
untuk menjawab dan bertanya (kemampuan lisan).
3. Metode Drill
Menurut Roestiyah N.K (2001:44) berpendapat bahwa “Metode Drill
merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa
yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh ketrampilan tertentu”. Berarti
kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang. Ada
keterampilan yang dapat disempurnakan dalam jangka waktu yang pendek dan
ada yang menumbuhkan waktu yang cukup lama. Perlu diperhatikan latihan itu
tidak diberikan begitu saja kepada siswa tanpa pengertian, jadi latihan itu
didahului pengertian dasar.
Winarno Surachman (2006:45) mengemukakan bahwa hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam metode drill sebagai berikut:
a). Tujuan harus dijelaskan kepada siswa sehingga selesai latihan mereka dapat
mengerjakan tepat sesuai dengan apa yang diharapkan.
b). Tentukan dengan jelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa mengetahui
apa yang harus dikerjakan.
c). Lama latihan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa.
d). Selingilah latihan agar tidak bosan.
Menurut Roestiyah N.K (2001: 45) kelebihan dan kelemahan metode drill
adalah sebagai berikut:
Kelebihan:
1). Pengertian siswa menjadi lebih luas melalui latihan berulang-ulang.
2). Siswa siap menggunakan ketrampilannya karena sudah dibiasakan.
Kelemahan :
a. Dapat menyebabkan kebosanan.
commit to user 4. Metode Pemberian tugas atau resitasi
“Metode pemberian tugas atau penugasan diartikan suatu cara interaksi
belajar mengajar yang ditandai dengan adanya tugas dari guru setelah
menjelaskan materi pelajaran untuk dikerjakan peserta didik baik di sekolah
maupun di rumah secara perorangan atau kelompok. Tujuan dari penggunaan
metode pemberian tugas adalah untuk merangsang anak didik untuk aktif belajar
baik secara individu maupun kelompok.” (Mulyani Sumantri dan Johar
Permana,2001:130)
Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001:131-132) mengatakan bahwa
kelebihan dan kelemahan metode resitasi adalah sebagai berikut:
Kelebihan
a). Mengembangkan kemandirian siswa.
b). Mengembangkan kreatifitas siswa.
Kelemahan:
a). Sulit mengontrol peserta didik apakah belajar sendiri atau dikerjakan orang
lain.
b). Tugas yang monoton dapat membosankan siswa.
5. Metode Diskusi
Menurut Syaiful B.D (2002: 124) mengatakan bahwa “Metode Diskusi
diartikan sebagai siasat “penyampaian” bahan pengajaran yang melibatkan
peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu
topik bahasan yang bersifat problematis”.
Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 125-126) juga berpendapat
bahwa adapun kelebihan dan kelemahan metode diskusi sebagai berikut:
Kelebihan :
a). Menimbulkan kreativitas dalam ide, pendapat, gagasan ataupun
terobosan-terobosan baru dalam pemecahan masalah.
commit to user Kelemahan :
a). Memerlukan waktu yang tidak terbatas.
b). Didominasi oleh orang tertentu yang biasanya aktif.
6. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning ( CTL ) )
Pembelajaran kontekstuak ( CTL ) adalah konsep belajar yang guru
mengkaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. (Diknas,2002:4)
Menurut Suprapto (2004:6) mengatakan bahwa kelebihan dan kelemahan
kontekstual (CTL) adalah sebagai berikut :
Kelebihan :
a). Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh lebih bermakna, karena diperoleh
melalui kontruktivisme dan penemuan sendiri (inquiry).
b). Siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran.
c). Siswa melakukan kerja bukan menghafal.
d). Menjadikan siswa lebih kritis atau berani mengungkapkan pendapat.
Kelemahan :
a). Membutuhkan waktu yang lama untuk melaksanakan seluruh komponen.
b). Memerlukan persiapan yang cukup banyak.
c). Pembelajaran kontekstual berpusat pada siswa, sehingga memungkinkan
suasana kelas yang gaduh atau ramai.
Dari bermacam-macam metode tersebut di atas setiap metode memiliki
kelebihan dan kekurangan. Semua metode yang digunakan guru dalam mengajar
adalah baik sehingga guru dapat memilih dan menggunakan metode yang cocok
untuk mengajarkan materi pelajaran. Dengan pemilihan atau penggabungan
metode yang tepat maka proses belajar mengajar akan berjalan dengan lancar dan
dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif dan juga diharapkan tujuan
dapat dicapai. Hal itu seperti yang diungkapkan oleh Moh. Uzer Usman (2001:55)
commit to user
materi pelajaran sangat bagus diterapkan untuk menghindari kejenuhan siswa
dalam mengikuti pembelajaran.”
Menurut Syaiful B.D dan Aswan Zain (2002:85) berpendapat bahwa,
pemilihan metode mengajar dalam proses belajar mengajar dipengaruhi oleh
bermacam-macam faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1). Anak didik
Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan.
Perbedaan individu anak didik pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis
mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yang mana sebaiknya
diambil guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dalam
waktu yang relatif lama demi tercapainya tujuan pengajaran yang telah
dirumuskan secara operasional.
2). Tujuan (berbagai jenis dan fungsinya)
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar
mengajar. Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran berbagai jenis dan
fungsinya. Secara hierarki tujuan itu bergerak dari yang rendah sampai yang
tinggi, yaitu tujuan intruksional dan tujuan pembelajaran, tujuan kurikuler
atau tujuan kurikulum, tujuan institusional dan tujuan pendidikan nasional.
3). Situasi (berbagai keadaan)
Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya
sama dari hari ke hari. Pada sewaktu waktu boleh jadi guru ingin menciptakan
situasi belajar mengajar di alam terbuka. Maka guru dalam hal ini tentu
memilih metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang diciptakan itu. Di
lain waktu, sesuai dengan sifat bahan dan kemampuan untuk mencapai tujuan,
maka guru menciptakan lingkungan belajar anak didik secara berkelompok,
situasi tersebut dapat mempengaruhi pemilihan metode mengajar.
4). Fasilitas (berbagai kualitas dan kuantitas)
Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan
commit to user
didik di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi
pemilihan metode mengajar. Ketiadaan fasilitas misalnya kurang mendukung
penggunaan metode eksperimen atau metode demonstrasi. Maka dari itu,
keampuhan suatu metode mengajar akan terlihat jika faktor lain
mendukungnya.
5). Guru
Latar belakang pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi.
Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala
dalam memilih dan menentukan metode. Berlatar belakang guru maupun
berlatar belakang bukan pendidikan guru dan sama-sama sedikit pengalaman
mengajar di kelas, cenderung sulit memilih metode yang tepat. Tetapi ada
juga yang tepat memilihnya, namun dalam pelaksanaannya menemui kendala,
disebabkan labilnya kepribadian dan dangkalnya penguasaan atas metode
yang digunakan. Dengan demikian, dapatlah dipahami bahwa kepribadian,
latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar adalah intern guru yang
dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.
Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Kekurangan dari suatu
metode dapat ditutup dari metode lainnya. Oleh karena itu, tidak ada metode
mengajar yang paling baik. Dengan demikian guru tidak hanya menggunakan
satu metode saja dalam mengajar tetapi dapat menggunakan beberapa metode.
Metode mengajar untuk suatu pelajaran kemungkinan cocok atau bahkan tidak
cocok sama sekali untuk pelajaran yang lain. Pemilihan metode harus
dilakukan sebaik mungkin, sehingga metode yang dipilih adalah metode yang
benar-benar cocok.
Dalam pemilihan metode mengajar perlu memperhatikan beberapa hal
yang dapat mempengaruhi cocok atau tidaknya suatu metode yang digunakan.
Slameto (2003:98), mengatakan bahwa pemilihan metode mengajar perlu
commit to user
a. Tujuan pengajaran, yaitu tingkah laku yang diharapkan dapat dinampakkan
siswa setelah proses belajar mengajar.
b. Materi pengajaran, yaitu bahan yang disajikan dalam pengajaran
c. Besar kelas (jumlah siswa), yaitu banyaknya siswa yang mengikuti
pelajaran dalam kelas yang bersangkutan.
d. Kemampuan siswa, yaitu kemampuan siswa untuk menangkap dan
mengembangkan bahan pengajaran yang diajarkan.
e. Kemampuan guru/dosen/instruktur, yaitu kemampuan dalam
menggunakan berbagai jenis metode pengajaran.
f. Fasilatas yang tersedia.
g. Waktu yang tersedia.
Metode mengajar yang dipakai oleh guru sangat mempengaruhi metode
belajar yang dipakai oleh siswa. Dengan perkataan lain, metode yang dipakai
oleh guru menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses belajar.
Menurut Wasty Soemanto (2002:113) berpendapat bahwa, faktor-faktor
yang mempengaruhi metode belajar yaitu :
1. Kegiatan berlatih atau praktek
Kegiatan berlatih dapat diberikan dalam dosis besar ataupun dalam
dosis kecil. Berlatih dapat dilakukan non stop atau secara terdistribusi
dengan waktu-waktu istirahat. Latihan yang dilakukan secara non stop
dapat melelahkan dan membosankan, sedangkan latihan yang terdistribusi
menjamin stamina dan kegairahan dalam belajar.
2. Overlearning dan Drill
Untuk kegiatan yang bersifat abstrak misalnya menghafal atau
mengingat, maka overlearning sangat diperlukan. Overlearning dilakukan
untuk mengurangi kelupaan dalam mengingat ketrampilan-ketrampilan
yang pernah dipelajari tetapi dalam sementara waktu tidak dipraktekkan.
Overlearning yang terlalu lama menjadi tidak efektif bagi kegiatan
commit to user
seperti main piano atau menjahit, maka drill berlaku pada kegiatan berlatih
abstraksi misalnya berhitung. Mekanisme drill tidak berbeda dengan
overlearning. Baik drill maupun overlearning berguna untuk
memantapkan siswa dalam belajar.
3. Resitasi dalam belajar
Kombinasi kegiatan membaca dengan resitasi sangat bermanfaat untuk
meningkatkan kemamuan membaca itu sendiri maupun untuk
menghafalkan bahan pelajaran. Dalam praktek, setelah di adakan kegiatan
membaca atau menyampaikan materi, kemudian siswa berusaha untuk
menghafalkan tanpa melihat bacaannya. Jika siswa telah menguasai suatu
bagian dapat melanjutkan ke bagian selanjutnya dan seterusnya.
4. Pengenalan tentang hasil-hasil belajar
Dalam proses belajar individu sering mengabaikan tentang
perkembangan tentang hasil belajar selama dalam belajarnya. Pengenalan
seseorang terhadap hasil atau kemajuan belajarnya adalah penting, karena
dengan mengetahui hasil-hasil yang sudah dicapai seseorang akan lebih
berusaha meningkatkan hasil belajar selanjutnya.
5. Belajar dengan keseluruhan dan dengan bagian-bagian
Menurut beberapa penelitian, perbedaan efektivitas antara belajar
dengan keseluruhan, belajar dengan bagian-bagian adalah belum
ditemukan. Belajar mulai dari keseluruhan ke bagian-bagian, hal ini dapat
dimaklumi karena dengan mulai dari keseluruhan, individu menemukan
set yang tepat untuk belajar. Kelemahan dari metode keseluruhan adalah
membutuhkan banyak waktu dan pemikiran sebelum belajar yang
sesungguhnya berlangsung.
6. Penggunaan modalitas indra
Modalitas indra yang dipakai oleh masing-masing individu dalam
belajar tidak sama. Sehubungan dengan itu, ada tiga impresi yang penting
commit to user
berhasil belajarnya dengan menekankan impresi oral. Dalam belajar siswa
perlu membaca atau mengucapkan materi pelajaran dengan nyaring atau
mendengarkan bacaan atau ucapan orang lain. Ada yang belajar dengan
menekankan impresi visual, dimana dalam belajarnya ia harus lebih
banyak menggunakan fungsi penglihatan. Begitu pula ada yang belajar
dengan menekankan diri pada impresi kinestik dengan banyak
menggunakan fungsi motorik. Disamping itu, ada pula yang belajar
dengan menggunakan kombinasi impresi indra.
7. Bimbingan dalam belajar
Bimbingan yang terlalu banyak diberikan oleh guru atau orang lain
cenderung membuat siswa menjadi tergantung. Bimbingan dapat
diberikan dalam batas-batas yang diperlukan oleh individu. Hal yang
penting yaitu perlunya pemberian modal kecakapan pada individu
sehingga yang bersangkutan dapat melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan dengan sedikit saja bantuan dari pihak lain.
8. Kondisi-kondisi insentif
Insentif berbeda dengan motivasi. Motivasi berhubungan dengan
penumbuhan kondisi internal berupa motif-motif yang merupakan
dorongan internal yang menyebabkan individu berusaha mencapai tujuan
tertentu. Insentif ialah objek atau situasi eksternal yang dapat memenuhi
motif individu. Insentif adalah bukan tujuan melainkan alat untuk
mencapai tujuan. Insentif-insentif dapat diklasifikasikan menjadi dua
macam yaitu :
a. Insentif intrinsik, yaitu situasi yang mempunyai hubungan fungsional
dengan tugas dan tujuan
b. Insentif Ekstrinsik, yaitu objek atau situasi yang tidak mempunyai
hubungan fungsional dengan tugas.
Metode belajar merupakan suatu cara yang digunakan oleh guru dalam proses
commit to user
menentukan suatu metode yang tepat dalam pembelajaran agar tujuan dapat tercapai
secara maksinal. Adapun macam-macam metode yang dapat digunakan oleh guru
yaitu: 1) metode ceramah, 2) metode tanya jawab, 3) metode drill, 4) metode resitasi,
5) metode diskusi dan, 6) pembelajaran CTL
2. Tinjauan Tentang Metode Resitasi
a. Pengertian Metode Resitasi
Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 130) menyatakan
“Metode resitasi atau pemberian tugas suatu cara interaksi belajar mengajar yang
ditandai adanya tugas dari guru untuk dikerjakan oleh peserta didik di sekolah
atau dirumah secara perorangan atau kelompok”. Sedangkan menurut Roestiyah N.K (2001: 133) menyatakan bahwa “Pemberian tugas digunakan dengan tujuan
agar siswa dapat memiliki hasil belajar yang lebih mantap karena siswa
melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas sehingga pengalaman
siswa dapat terintegrasi “.
Pengertian metode resitasi menurut Ulih Bukit Karo-karo (2005: 39) adalah
“Penyajian kembali atau penimbulan kembali apa-apa yang dimiliki, diketahui
atau dipelajari.” Lebih lanjut Ulih Bukit Karo-karo (2005: 39) menyatakan
bahwa, “Metode resitasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan
menugaskan pelajar-pelajar mempelajari sesuatu kemudian harus dipertanggung
jawabkan.” Winarno Surakhmad (2006: 91) mengartikan bahwa “Metode resitasi
mempunyai tiga fase: pertama guru memberi tugas, kedua siswa melaksanakan
tugas (belajar), dan fase ketiga siswa mempertanggungjawabkan kepada guru apa
yang telah mereka pelajari.”
Lebih lanjut Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2002: 96) menyebutkan:
commit to user
halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di bengkel, di rumah siswa, atau di mana saja asal tugas itu dapat dikerjakan.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode
resitasi adalah suatu metode yang digunakan guru untuk mengaktifkan siswa
dalam mengerjakan tugas baik yang berhubungan dengan materi yang telah
diberikan atau materi yang akan dibahas dan dipertanggungjawabkan hasilnya
dengan tujuan agar hasil belajar siswa menjadi lebih mantap. Metode banyak
sekali jenisnya disebabkan oleh karena metode ini dipengaruhi oleh banyak faktor
misalnya: a) Tujuan yang berbagai jenis dan fungsinya; b) Anak didik yang
beragam tingkat kematangannya; c) Situasi yang beragam keadaannya; d)
Fasilitas yang beragam kualitas dan kuantitasnya; e) Kemampuan profesionalnya
guru.
Macam-macam metode yang digunakan oleh guru adalah metode ceramah,
metode tanya jawab, metode diskusi, metode pemberian tugas, metode resitasi,
metode eksperimen, metode problem solving dan lain sebagainya. Pemilihan
metode ini menurut Rostiyah NK (2001: 68) berdasarkan: “a). Sifat dari pelajaran,
b). Alat-alat yang tersedia, c). Besar kecilnya kelas, d). Tempat dan lingkungan,
e). kesanggupan guru, f). Banyak sedikitnya bahan, dan g). Tujuan mata
pelajaran.”
Dengan adanya pemberian tugas ini maka akan mengaktifkan siswa dalam
mengerjakan tugas yang berhubungan dengan materi. Sehingga siswa dapat lebih
memahami materi pelajaran dengan lebih baik.
b. Penggunaan Metode Resitasi
Metode resitasi dapat digunakan apabila :
a. Ruang lingkup bahan pengajaran yang sangat luas, sedangkan waktu yang
disediakan tidak memadai.
b. Suatu pekerjaan yang tidak mungkin dapat diselesaikan selama jam
commit to user
c. Dalam keadaan darurat guru tidak dapat melaksanakan tugasnya untuk
mengajar, di mana tidak ada guru lain yang dapat menggantikannya.
d. Suatu pokok bahasan perlu adanya suatu pendalaman melalui latihan soal-
soal yang mana dapat dikerjakan secara kelompok maupun individu.
Adapun kelebihan dari penggunaan metode resitasi menurut Mulyani
Sumantri dan Johan Permana (2001:131-132 ) yaitu:
1. Membuat peserta didik aktif belajar.
2. Merangsang peserta didik aktif belajar lebih banyak, baik dekat dengan
guru maupun pada saat jauh dari guru di dalam sekolah maupun di luar
sekolah.
3. Mengembangkan kemandirian peserta didik.
4. Lebih meyakinkan tentang apa yang dipelajari dari guru, lebih
memperdalam dan memperkaya atau memperluas tentang apa yang
dipelajari.
5. Membina kebiasaan peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri
informasi dan komunikasi
6. Membuat peserta didik bergairah belajar karena dapat dilakukan dengan
bervariasi.
7. Membina tanggung jawab dan disiplin peserta didik.
8. Mengembangkan kreativitas peserta didik.
9. Membiasakan peserta didik giat belajar.
Namun ada juga kelemahan dengan menggunakan metode ini :
1. Sangat sulit mengontrol, apalagi jika tugas dikerjakan di rumah.
Hal ini seperti pendapt yang diungkapkan oleh Winarno Surakkman (2006
:95) yang mengatakan bahwa “Kendala dalam penggunaan metode resitasi
yaitu sulitnya mengontrol siswa dalam mengerjakan tugas.”
2. Menjadikan siswa jenuh karena terlalu monoton
Menurut Syaiful BD dan Aswan Zain (2002: 98) mengemukakan bahwa
commit to user
LKS yaitu siswa menjadi bosan bila pemberian tugas yang diberikan
hanya dengan menggunakan LKS saja.”
Sehingga guru harus memberi inovasi dalam pemberian tugas, apabila
guru tidak mengembangkan variasi metode pemberian tugas maka siswa
akan merasa bosan seperti yang diungkapkan oleh Moh. Uzer Usman
(2001: 34) yang mengatakan bahwa “Siswa cenderung merasa bosan jika
guru tidak memberikan inovasi pada metode pembelajaran.”
3. Jika tugas terlalu banyak akan menjadikan beban bagi siswa
Mulyani Sumantri dan Johan Permana (2001: 132) mengatakan bahwa
”Salah satu kekurangan dari metode resitasi adalah tugas yang banyak dan
sering membuat beban dan keluhan bagi siswa sehingga siswa malas
mengerjakan tugas tersebut.”
4. Bagi tugas kelompok sering kali hanya dikerjakan oleh orang tertentu saja
dalam kelompok itu
Menurut Roestiyah N.K (2001: 30) mengatakan bahwa “Siswa sering
menyepelekan tugas yang diberikan oleh guru apalagi tugas tersebut
dikerjakan secara kelompok. Kemungkinan besar yang mengerjakan
hanya orang-orang tertentu saja dalam kelompok tersebut.”
Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan metode resitasi dengan
media LKS menurut Roestiyah N.K (2001: 35) mengatakan bahwa :
Metode resitasi sangat efektif digunakan karena dengan metode ini siswa tidak hanya mendengarkan guru namun juga mengerjakan latihan-latihan soal tentang materi yang telah disampaikan sehingga tingkat pemahaman siswa dapat maksimal serta pengetahuan yang didapatkan oleh siswa akan lebih lama untuk diingat.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan
metode resitasi siswa dapat lebih mengingat materi pelajaran yang telah
disampaikan oleh guru. Sedangkan keuntunggan penggunaan metode resitasi
dengan media LKS menurut Syaiful B.D dan Aswan Zain (2002 :98) ”Setelah
commit to user
jawabannya. Pada waktu itu siswa dapat mengembangkan inisiatifnya untuk
menjawab soal tersebut.”
Tujuan metode resitasi agar hasil belajar siswa memuaskan, guru perlu
merumuskan tujuan yang jelas yang hendak dicapai oleh siswa. Metode tugas
biasanya digunakan dengan tujuan sebagai berikut:
1) Agar siswa berusaha lebih baik, memupuk inisiatif, bertanggungjawab, dan berdiri sendiri.
2) Membawa kegiatan-kegiatan sekolah yang berharga kepada minat siswa yang masih terluang, agar dapat dipergunakan lebih konstruktif.
3) Memperkaya pengalaman-pengalaman sekolah dengan memulai kegiatan-kegiatan di luar kelas.
4) Memperkuat hasil belajar di sekolah dengan menyelenggarakan latihan-latihan yang perlu integrasi dan penggunaannya. (Winarno Surakhmad, 2006: 92).
Metode resitasi akan efektif dan berhasil dengan baik apabila ada
upaya untuk mengatasi kekurangan dari metode ini, antara lain :
a. Untuk menghindari penipuan yang dilakukan siswa, guru data menyuruh
siswa mengerjakan tugas di depan kelas, sehingga guru data menilai tingkat
pemahaman siswa.
Senada dengan pendapat Winarno Surakhman (2006: 98) yang mengatakan
bahwa untuk mensiasati tugas yang diberikan di rumah oleh guru, maka dalam
mengevaluasi tugas tersebut yaitu dengan menyuruh siswa mengerjakan tugas
tersebut di depan kelas tanpa membawa buku.
b. Untuk menghindari tugas siswa dikerjakan orang lain, guru dapat
memperbanyak tugas di sekolah daripada tugas yang dikerjakan dirumah.
Tugas yang dikerjakan di rumah biasanya membuat siswa kurang bersemangat
untuk mengerjakannya. Mereka lebih sering mencontek dari temannya yang
sudah mengerjakan. Dengan demikian guru perlu memberikan tugas yang
banyak agar siswa tidak mempunyai kesempatan untuk hanya mencontek dari
pekerjaan teman yang lain.
c. Tugas-tugas yang diberikan terbatas dan jelas, apa yang menjadi masalah
commit to user
Sebelum memberikan tugas seharusnya guru memberikan penjelasan terlebih
dahulu atas tugas yang harus dikerjakan oleh siswa tersebut. Sehingga mereka
paham mana tugas yang harus dikerjakan dan mereka mengerti bagaimana
cara memecahkan masalah yang ada pada soal tersebut.
d. Memberikan tugas dengan memperhitungkan taraf kesukaran soal dengan
kemampuan siswa
Guru harus mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam mengerjakan tugas.
Jika guru memberikan tugas tidak sesuai dengan kemampuan siswa maka
siswa kesulitan dalam menyelesaikan tugas. Akhirnya mereka kurang
bersemangat dalam mengerjakan tugas.
Tujuan dari pemberian tugas ini adalah agar pemahaman siswa terhadap
materi lebih mantap. Dengan kegiatan melaksanakan tugas, siswa aktif belajar
dan merangsang untuk meningkatkan efektivitas belajarnya. Banyak tugas yang
harus dikerjakan siswa, diharapkan mampu menyadarkan siswa memanfaatkan
waktu senggang untuk hal-hal yang menunjang belajarnya.
Dalam penelitian ini proses belajar mengajar menggunakan metode resitasi ini,
guru mengontrol pelaksanaan tugas siswa apakah dikerjakan dengan baik.
Sehingga dengan penggunaan metode resitasi melalui LKS dapat optimal guna
pencapaian efektivitas belajar siswa. Setelah siswa melaksanakan tugas-tugas
yang ada di LKS, guru harus memeriksa apakah sudah dikerjakan atau belum.
Kemudian memberikan evaluasi, karena hal ini akan memberi motivasi belajar
siswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar.
3. Tinjauan Tentang LKS
a. Pengertian LKS
Pengertian LKS, Lembar kerja siswa (LKS) ialah lembar kerja yang berisi
commit to user
suatu kegiatan belajar dalam bentuk kerja, praktek, atau dalam bentuk
penerapan hasil belajar untuk mencapai suatu tujuan.
Pandangan pertama tentang LKS, Saat ini di sekolah-sekolah banyak
ditemui penggunaan buku jenis LKS (Lembar Kerja Siswa) yang sebenarnya
merupakan buku rangkuman materi pelajaran yang disertai dengan kumpulan
soal, terutama soal-soal pilihan ganda. LKS yang semestinya dikerjakan di
sekolah dalam kegiatan pembelajaran, seringkali juga harus dikerjakan di
rumah sebagai PR. Dalam LKS jenis ini, materi pelajaran biasanya tidak
disampaikan dalam bentuk uraian/bacaan, melainkan sudah dalam bentuk
rangkuman atau poin-poin penting saja. Akibatnya, ketika menggunakan LKS
ini, siswa-siswa cenderung langsung mengerjakan soal-soal, yang pada
umumnya berupa soal-soal pilihan ganda. Jika siswa tidak dapat mengerjakan
sebuah soal, maka siswa akan mencari jawabannya dalam rangkuman materi
pelajaran di LKS tersebut. Jika kondisi ini dibiarkan terus-menerus, bukan
tidak mungkin bahwa kemampuan siswa untuk memahami bacaan, berpikir
kritis, dan berpikir kreatif tidak akan berkembang. Masalah ini menarik juga
karena ini terjadi pada anak-anak di SD bukan di jenjang pendidikan tinggi
seperti SMA dan Perguruan Tinggi yang semestinya banyak dilatih untuk
memiliki kemampuan membaca yang baik, berpikir kritis, dan berpikir kreatif.
Lembar kerja siswa (LKS) dapat dianggap sebagai suatu media atau alat
pembelajaran, karena dipergunakan guru sebagai perantara dalam
melaksanakan kegiatan pengajaran untuk mencapai tujuan instruksional
khusus atau tujuan pembelajaran khusus.
Pandangan kedua tentang LKS. LKS dikatakan sebagai sarana belajar,
karena dengan LKS siswa dapat melaksanakan kegiatan belajar untuk
mencapai suatu tujuan pembelajaran. Selain itu LKS juga mendorong siswa
untuk mengolah sendiri bahan yang dipelajari atau bersama dengan temannya
dalam suatu bentuk diskusi kelompok. Suatu kegiatan belajar yang
commit to user
mengungkapkan kemampuan dan keterampilan, didorong dan dibimbing
berbuat sendiri untuk mengembangkan proses berpikirnya.
Dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian LKS
adalah kertas yang berisi tugas-tugas atau rencana kerja atau langkah-langkah
kegiatan yang mengarahkan siswa untuk mempelajari bab yang ada dibuku
ajar dan mengerjakannya.
Menurut Piduk Rentayati, Sri Dwastuti, dkk (2000:36), mengatakan
bahwa “Dengan menggunakan LKS dapat membantu siswa dalam
memperoleh materi yang dipelajarinya serta dapat menambah siswa
memperoleh catatan materi yang dipelajarinya”.
Dalam proses belajar mengajar LKS digunakan untuk :
1. Memberikan pedoman kepada guru dan siswa melaksanakan kegiatan
belajar mengajar.
2. Mengaktifkan siswa.
3. Membantu siswa mengembangkan konsep dan memperoleh atau
menemukan konsep berdasarkan data yang diperoleh dalam kegiatan
eksperimen atau observasi.
4. Membantu guru dalam menyusun rencana pengajaran.
5. Memberikan pedoman bagi guru dan siswa dalam meaksanakan kegiatan
lapangan atau laboratorium.
6. Melatih siswa untuk mengembangkan ketrampilan proses sesuai dengan
tuntutan kurikulum.
7. Membantu siswa menambah informasi tentang konsep yang dipelajari
lewat kegiatan.
8. Membantu siswa memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari
commit to user
Lembar kerja siswa dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Lembar Kerja Berstruktur
Lembar kerja ini dirancang untuk membimbing siswa dalam satu
program kerja atau pelajaran dengan sedikit atau sama sekali tanpa
bantuan guru untuk mencapai sasaran yang dituju dalam pelajaran ini.
Lembar Kerja ini telah disusun petunjuk atau pengarahannya. Lembar
kerja ini tidak dapat menggatikan peranan guru dalam kelas. Guru tetap
mengawasi kelas, memberi semangat/dorongan belajar, dan memberi
bimbingan pada perorangan tertentu.
2. Lembar Kerja Tak Berstruktur
Lembar kerja tak berstruktur adalah lembaran yang berisi sarana untuk
menunjang materi pelajaran., sebagai alat bantu kegiatan siswa yang
dipakai guru untuk menyampaikan pelajaran. Contohnya : kumpulan soal-
soal, daftar bilangan rondam untuk pelajaran probabilitas statistik, kertas
berpetak, kumpulan data statistik, dan diagram atau tabel. Lembar kerja
ini merupakan alat bantu mengajar, dapat dipakai untuk mempercepat
pengajaran, memberi dorongan belajar pada tiap individu atau melengkapi
materi buku paket. Lembar kerja ini penting sebagai alat bantu, dapat
berisi sedikit petunjuk tertulis atau lisan untuk mengarahkan siswa.
b. Tujuan dan Manfaat LKS
Kohler dalam Slametto (2000: 9) menjelaskan bahwa “Dengan
menggunakan LKS pada dasarnya yang terpenting adalah adanya penyesuaian
pertama yaitu siswa memperoleh respon yang tepat untuk memecahkan
problem yang dihadapi, dalam belajar pengulangan dan pemahaman
merupakan hal yang penting.”
Pendapat tersebut senada dengan tujuan dan Manfaat dari penggunaan
LKS yang diungkapkan oleh Boediono (2000:25) adalah sebagai berikut :
1. Mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar.
commit to user
3. Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan ketrampilan siswa.
4. Membantu guru dalam menyusun rencana pengajaran.
5. Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan proses
pembelajaran.
6. Membantu siswa untuk menambah informasi tentang konsep yang
dipelajari melalui kegiatan yang sistematis.
Berdasarkan pada tujuan dan manfaat LKS tersebut, maka penggunaan
LKS sangat membantu dalam pembelajaran termasuk dapat mengecek tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan dan memudahkan siswa
dalam menyelesaikan tugas. Selain itu LKS merupakan salah satu buku
penunjang yang diharapkan dapat membantu mendorong kreativitas siswa
dalam mengembangkan minat, bakat, dan kemampuan serta menumbuhkan
pola pikir yang positif dan kreatif dalam rangka meningkatkan efektivitas
belajar siswa.
Karena LKS merupakan sarana penunjang pada kegiatan pembelajaran
maka guru harus memadukan dengan sumber belajar yang lain agar materi yang
didapatkan oleh siswa tidak hanya terpaku pada LKS saja. Hal ini seperti yang
diungkapkan oleh Boediono (2000: 27) yang mengatakan bahwa ”Karena materi di
LKS terbatas maka guru perlu menyarankan siswa untuk mencari materi dengan
sumber lain. Misalnya perpustakaan, internet,koran, majalah yang relevan dengan
materi pelajaran.” Pernyataan tersebut diperkuat oleh Syaiful BD dan Aswan Zain
(2002: 97) berpendapat bahwa “Salah satu tahapan dalam penggunaan metode
resitasi dengan menggunakan LKS yaitu adanya petunjuk atau sumber lain yang
dapat membantu pekerjaan siswa.”
c. Fungsi LKS
Dalam proses belajar mengajar ada dua, yaitu: (1) dari segi siswa: fungsi
LKS adalah sebagai sarana belajar baik di kelas, di ruang praktek maupun di luar
kelas sehingga siswa berpeluang besar untuk mengembangkan kemampuan,
commit to user
mendapatkan perolehannya, (2) dari segi guru: melalui LKS, guru dalam
menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar sudah menerapkan metode
“membelajarkan siswa” dengan kadar SAL (Student active learning) yang tinggi.
Intervensi yang diberikan guru bukan dalam bentuk jawaban atas pertanyaan
siswa, tetapi berupa panduan bagi siswa untuk memecahkan masalah.
Lembar kerja siswa (LKS) merupakan salah satu dari sekian banyak media yang
digunakan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Dalam pengajaran mata
pelajaran, media LKS banyak digunakan untuk memancing aktivitas belajar siswa.
Karena dengan LKS siswa akan merasa diberikan tanggung jawab moril untuk
menyelesaikan sesuatu tugas dan merasa harus mengerjakannya, terlebih lagi
apabila guru memberikan perhatian penuh terhadap hasil pekerjaan siswa dalam
LKS tersebut.
Ditinjau dari isinya, lembar kerja berstruktur mempunyai beberapa fungsi antara
lain :
a. Untuk tujuan latihan
Diberikan serangkaian tugas latihan, siswa diminta mengkorelasikan
jawabannya dengan huruf sehingga merupakan suatu pertanyaan,. Siswa
sendiri dapat mengetahui salah benarnya latihan itu. Lembar kerja seperti ini
sering digunakan untuk memotivasi siswa ketika mengerjakan tugas latihan.
b. Untuk menerangkan penerapan (aplikasi)
Siswa dibimbing menuju suatu metode penyelesaian soal, dengan
kerangka penyelesaian dari serangkaian soal-soal tertentu. Hal ini bermanfaat
jika kita akan menerangkan penyelesaian soal aplikasi yang memerlukan
banyak langkah, atau menerangkan diagram atau gambar yang berlatar
belakang pengetahuan yang berbeda-beda. Kecuali penggunaan lembar kerja
commit to user c. Untuk kegiatan penelitian (survey)
Siswa ditugaskan untuk mengumpulkan data tertentu kemudian
menganalisa data tersebut. Lembar kerja untuk kegiatan penelitian
memerlukan waktu yang lama.
d. Untuk tujuan penemuan (discovery)
Dalam lembar kerja ini, siswa dibimbing untuk menyelidiki suatu situasi
tertentu agar menemukan pola situasi itu, kemudian menggunakan bentuk
umum atau pola tersebut untuk membuat suatu perkiraan atau dugaan atau
hipotesa. Kebenaran hasilnya dapat diperiksa dengan pengamatan dari contoh
yang sederhana. Latihan semacam ini dapat diperiksa sendiri oleh siswa,
tetapi kadang-kadang ada beberapa siswa yang masih memerlukan bantuan
individual untuk menemukan pola umumnya
e. Untuk penelitian yang bersifat terbuka
Penggunaan lembar kerja ini mengikutsertakan sejumlah siswa dalam
penelitian bidang tertentu. Kegiatan tersebut bertujuan untuk pendalaman dan
pengajaran tentang suatu hal. Sering pula digunakan jika guru bermaksud
untuk mengumpulkan informasi penemuan siswa secara perorangan dalam
suatu rangkaian. Tugas terbuka semacam ini biasanya dinilai laporan siswa
baik lisan maupun tulisan.
Sehingga dapat disimpulkan bawasannya fungsi LKS yaitu mendidik siswa
untuk aktif, sebagai umpan balik dari siswa tersebut terhadap materi yang
disampaikan oleh guru, agar siswa dapat mengetahuai hal-hal penting dan
masalah-masalah yang dipecahkan oleh siswa, untuk memberikan evaluasi
terhadap kemampuan siswa sehingga siswa tidak perlu mencatat ulang namun
hanya belajar dari informasi yang berada dalam LKS. Selain itu LKS juga
berfungsi dalam memupuk rasa tanggung jawab siswa seperti yang diungkapkan
oleh Slametto (2003: 36) yang mengatakan bahwa ”Dengan adanya metode resitasi
siswa dituntut untuk menyelesaikan tugas dan mengumpulkan tugas tersebut,
commit to user d. Syarat Penyusunan LKS
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka banyak
pula bentuk dan macam LKS, namun demikian dalam penyusunannya harus selalu
berpegang dan mengacu pada materi buku atau buku pokok yang telah digariskan
oleh pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional.
Dalam penyusunan LKS seringkali terdapat istilah-istilah asing yang sulit
dipahami. Seperti yang diungkapkan oleh Boediono (2000: 23) yang mengatakan
bahwa “Hambatan penggunaan LKS yaitu siswa sering tidak memahami bahasa
dalam LKS”. Oleh sebab itu hendaknya penyusunan LKS memenuhi beberapa
persyaratan seperti yang disampaikan oleh Boediono (2000: 25) yang menjelaskan
bahwa, LKS hendaknya memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Sederhana dan mudah dipahami
2. Singkat dan jelas
3. Istilah baru hendaknya diperkenalkan terlebih dahulu
4. Informasi yang panjang hendaknya dituangkan dalam bentuk gambar
Sudharto (2000: 1) mengemukakan bahwa agar penyusunan LKS mampu
mengarah kepada pencapaian tujuan pembelajaran, maka pembuatannya perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Memuat ringkasan materi pelajaran dalam bentuk buku atau lembaran
b. Berbentuk ringkasan dari buku pelajaran pokok
c. Berbentuk soal-soal atau tanya jawab
Dari pendapat tersebut di atas, ternyata saling melengkapi sehingga semua
perlu untuk dijadikan acuan dalam pembuatan LKS agar sasaran yang telah
ditetapkan dapat tercapai. Menyadari kenyataan tersebut, maka pembuatan LKS
harus memperhatikan batasan-batasan dalam menyusun LKS, karena diharapkan
dari LKS tersebut siswa dapat memahami materi pelajaran dan mampu
menyelesaikan soal-soal latihan serta membantu berkreasi dalam menyiapkan
commit to user
dengan ketentuan maka diharapkan akan dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa.
Menyusun LKS berarti menyusun informasi dari guru kepada siswa
sehingga siswa dapat mengerjakan sendiri suatu aktivitas belajar untuk mencapai
tujuan instruksional tertentu. Konstruksi LKS yang baik yaitu LKS harus memuat
konsep suatu materi secara jelas sehingga mampu mempelajarinya.
4. Tinjauan Tentang Metode Resitasi Dengan Media LKS
a. Pengertian Metode Resitasi dengan Media LKS
Pengertian metode resitasi dengan menggunakan LKS pada hakekatnya
sama dengan metode resitasi, hanya tugas yang diberikan kepada siswa
berbentuk LKS. Menurut Syaiful BD & Aswan Zain (2002: 96) “Metode
resitasi adalah metode penyajian bahan di mana guru memberikan tugas tertentu
agar siswa melakukan kegiatan belajar”. Masalah yang diberikan kepada siswa
dapat dikerjakan di dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di
perpustakaan, di bengkel, di rumah, atau dimana saja asal tugas itu dapat
diselesaikan. Kemudian setelah tugas diselesaikan guru mempunyai
tanggungjawab untuk mengevaluasi hasil pekerjaan siswa. Hal ini seperti yang
diungkapkan oleh Syaiful BD dan Aswan Zain (2002: 97) berpendapat bahwa
”Salah satu tahapan dalam penggunaan metode resitasi yaitu guru memberikan
penilaian atau evaluasi at