• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

A. Tinjuan Pustaka

1. Tinjauan Tentang Metode Belajar

a. Pengertian Metode Belajar

Metode secara harafiah berarti “cara”. Dalam pemakaian yang umum, metode

diartikan sebagai suatu cara melakukan sesuatu kegiatan atau suatu cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta atau konsep-konsep secara sistematik. Menurut

Syah ( 2005 : 201 ) “Metode mengajar ialah cara yang berisi prosedur baku untuk

melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa.” Metode dan alat belajar di pilih atas dasar bahan dan tujuan yang hendak dicapai. Menurut Syaiful BD (2002: 53) “Metode mengajar adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.” Dalam proses

belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pelajaran berakhir.

commit to user

Menurut Slametto (2003:90) ”Strategi adalah suatu rencana tentang cara-cara

pendayagunaan dan penggunaan potensi dan sarana yang ada untuk meningkatkan

efektivitas dan efisiensi pengajaran”. Dalam pengertian strategi terkandung metode

belajar mengajar, yaitu cara atau jalan untuk mencapai tujuan pengajaran, dan juga teknik mengajar yaitu pemakaian alat bantu mengajar dengan cara menggunakan metode mengajar yang relevan atau sesuai dengan tujuan agar dapat mendorong siswa belajar secara optimal.

Dari beberapa pendapat tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa metode belajar adalah suatu cara yang dipilih dan digunakan dalam proses belajar mengajar agar dapat tercapai tujuan dari pembelajaran tersebut. Pemilihan dan penggunaan metode yang tepat dapat memotivasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

Menurut Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 116) mengemukakan bahwa ada bermacam-macam metode mengajar yang dapat dipilih oleh seorang pengajar atau guru yaitu:

1. Metode Ceramah

Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001:116) berpendapat bahwa

“Metode ceramah adalah penyajian pelajaran oleh guru dengan cara memberikan

penjelasan-penjelasan secara lisan kepada peserta didik”. Berarti dalam

penggunaan metode ceramah sangat tergantung keadaan kemampuan guru karena gurulah yang berperan penuh dalam metode ini.

Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001:118-119) mengemukakan bahwa kelebihan dan kelemahan metode ceramah yaitu:

Kelebihan:

a). Murah, dalam arti efisien dalam pemanfaatan waktu dan menghemat biaya pendidikan dengan seorang guru yang menghadapi banyak peserta didik. b). Meningkatkan daya dengar peserta didik dan menumbuhkan minat belajar dari

commit to user Kelemahan

a). Materi ceramah terbatas pada apa yang diingat guru. b). Tidak merangsang perkembangan kreativitas peserta didik.

Roestiyah N.K.(2001:25) mengatakan bahwa agar ceramah dapat efektif maka langkah-langkah yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:

1) Tujuan pembicaraan (ceramah) harus dirumuskan dengan jelas.

2) Setelah menetapkan tujuan, harus diteliti apakah metode ceramah merupakan metode yang sudah tepat digunakan untuk mencapai tujuan.

Menarik perhatian siswa dengan menunjukan penggunaannya. Siswa akan tertarik bila mereka melihat apa yang dipelajari berguna bagi kehidupan. Sebuah teknik yang sering dapat menguasai perhatian siswa pada awal ceramah sampai selesai adalah menghadapkan siswa pada pertanyaan. Dengan pertanyaan itu mereka diajak berpikir dan seterusnya mengikuti pembicaraan guru.

2. Metode Tanya Jawab

“Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dengan proses belajar

mengajar melalui interaksi dua arah dari guru ke peserta didik atau dari peserta didik kepada guru agar diperoleh jawaban kepastian materi melalui jawaban lisan dari guru atau peserta didik. Dari metode tanya jawab ini dari guru dan peserta didik sama-sama aktif sehingga dapat menciptakan proses belajar mengajar yang

kondusif.” (Mulyani Sumantri dan Johar Permana,2001:120)

Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001:122) berpendapat bahwa kelebihan dan kelemahan metode tanya jawab adalah sebagai berikut:

Kelebihan :

a). Dapat menarik dan memusatkan perhatian peserta didik terhadap pelajaran. b). Lebih merangsang peserta didik untuk daya pikir dan daya nalarnya. Kelemahan:

a). Pada kelas besar pertanyaan tidak dapat disebarkan keadaan seluruh peserta didik, sehingga peserta didik tidak dapat memiliki kesempatan yang sama untuk menjawab pertanyaan.

commit to user

b). Menimbulkan rasa gugup pada peserta didik yang tidak memiliki keberanian untuk menjawab dan bertanya (kemampuan lisan).

3. Metode Drill

Menurut Roestiyah N.K (2001:44) berpendapat bahwa “Metode Drill

merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa

yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh ketrampilan tertentu”. Berarti

kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang. Ada keterampilan yang dapat disempurnakan dalam jangka waktu yang pendek dan ada yang menumbuhkan waktu yang cukup lama. Perlu diperhatikan latihan itu tidak diberikan begitu saja kepada siswa tanpa pengertian, jadi latihan itu didahului pengertian dasar.

Winarno Surachman (2006:45) mengemukakan bahwa hal-hal yang perlu diperhatikan dalam metode drill sebagai berikut:

a). Tujuan harus dijelaskan kepada siswa sehingga selesai latihan mereka dapat mengerjakan tepat sesuai dengan apa yang diharapkan.

b). Tentukan dengan jelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa mengetahui apa yang harus dikerjakan.

c). Lama latihan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa. d). Selingilah latihan agar tidak bosan.

Menurut Roestiyah N.K (2001: 45) kelebihan dan kelemahan metode drill adalah sebagai berikut:

Kelebihan:

1). Pengertian siswa menjadi lebih luas melalui latihan berulang-ulang. 2). Siswa siap menggunakan ketrampilannya karena sudah dibiasakan.

Kelemahan :

a. Dapat menyebabkan kebosanan. b. Mematikan kreasi siswa.

commit to user 4. Metode Pemberian tugas atau resitasi

“Metode pemberian tugas atau penugasan diartikan suatu cara interaksi

belajar mengajar yang ditandai dengan adanya tugas dari guru setelah menjelaskan materi pelajaran untuk dikerjakan peserta didik baik di sekolah maupun di rumah secara perorangan atau kelompok. Tujuan dari penggunaan metode pemberian tugas adalah untuk merangsang anak didik untuk aktif belajar

baik secara individu maupun kelompok.” (Mulyani Sumantri dan Johar

Permana,2001:130)

Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001:131-132) mengatakan bahwa kelebihan dan kelemahan metode resitasi adalah sebagai berikut:

Kelebihan

a). Mengembangkan kemandirian siswa. b). Mengembangkan kreatifitas siswa.

Kelemahan:

a). Sulit mengontrol peserta didik apakah belajar sendiri atau dikerjakan orang lain.

b). Tugas yang monoton dapat membosankan siswa. 5. Metode Diskusi

Menurut Syaiful B.D (2002: 124) mengatakan bahwa “Metode Diskusi diartikan sebagai siasat “penyampaian” bahan pengajaran yang melibatkan

peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu

topik bahasan yang bersifat problematis”.

Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001: 125-126) juga berpendapat bahwa adapun kelebihan dan kelemahan metode diskusi sebagai berikut:

Kelebihan :

a). Menimbulkan kreativitas dalam ide, pendapat, gagasan ataupun terobosan-terobosan baru dalam pemecahan masalah.

commit to user Kelemahan :

a). Memerlukan waktu yang tidak terbatas.

b). Didominasi oleh orang tertentu yang biasanya aktif.

6. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning ( CTL ) )

Pembelajaran kontekstuak ( CTL ) adalah konsep belajar yang guru mengkaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. (Diknas,2002:4)

Menurut Suprapto (2004:6) mengatakan bahwa kelebihan dan kelemahan kontekstual (CTL) adalah sebagai berikut :

Kelebihan :

a). Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh lebih bermakna, karena diperoleh melalui kontruktivisme dan penemuan sendiri (inquiry).

b). Siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. c). Siswa melakukan kerja bukan menghafal.

d). Menjadikan siswa lebih kritis atau berani mengungkapkan pendapat. Kelemahan :

a). Membutuhkan waktu yang lama untuk melaksanakan seluruh komponen. b). Memerlukan persiapan yang cukup banyak.

c). Pembelajaran kontekstual berpusat pada siswa, sehingga memungkinkan suasana kelas yang gaduh atau ramai.

Dari bermacam-macam metode tersebut di atas setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Semua metode yang digunakan guru dalam mengajar adalah baik sehingga guru dapat memilih dan menggunakan metode yang cocok untuk mengajarkan materi pelajaran. Dengan pemilihan atau penggabungan metode yang tepat maka proses belajar mengajar akan berjalan dengan lancar dan dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif dan juga diharapkan tujuan dapat dicapai. Hal itu seperti yang diungkapkan oleh Moh. Uzer Usman (2001:55) mengatakan bahwa ”Penggabungan beberapa metode belajar yang sesuai dengan

commit to user

materi pelajaran sangat bagus diterapkan untuk menghindari kejenuhan siswa

dalam mengikuti pembelajaran.”

Menurut Syaiful B.D dan Aswan Zain (2002:85) berpendapat bahwa, pemilihan metode mengajar dalam proses belajar mengajar dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain:

1). Anak didik

Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan. Perbedaan individu anak didik pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yang mana sebaiknya diambil guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dalam waktu yang relatif lama demi tercapainya tujuan pengajaran yang telah dirumuskan secara operasional.

2). Tujuan (berbagai jenis dan fungsinya)

Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran berbagai jenis dan fungsinya. Secara hierarki tujuan itu bergerak dari yang rendah sampai yang tinggi, yaitu tujuan intruksional dan tujuan pembelajaran, tujuan kurikuler atau tujuan kurikulum, tujuan institusional dan tujuan pendidikan nasional. 3). Situasi (berbagai keadaan)

Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari ke hari. Pada sewaktu waktu boleh jadi guru ingin menciptakan situasi belajar mengajar di alam terbuka. Maka guru dalam hal ini tentu memilih metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang diciptakan itu. Di lain waktu, sesuai dengan sifat bahan dan kemampuan untuk mencapai tujuan, maka guru menciptakan lingkungan belajar anak didik secara berkelompok, situasi tersebut dapat mempengaruhi pemilihan metode mengajar.

4). Fasilitas (berbagai kualitas dan kuantitas)

Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak

commit to user

didik di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan metode mengajar. Ketiadaan fasilitas misalnya kurang mendukung penggunaan metode eksperimen atau metode demonstrasi. Maka dari itu, keampuhan suatu metode mengajar akan terlihat jika faktor lain mendukungnya.

5). Guru

Latar belakang pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi. Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala dalam memilih dan menentukan metode. Berlatar belakang guru maupun berlatar belakang bukan pendidikan guru dan sama-sama sedikit pengalaman mengajar di kelas, cenderung sulit memilih metode yang tepat. Tetapi ada juga yang tepat memilihnya, namun dalam pelaksanaannya menemui kendala, disebabkan labilnya kepribadian dan dangkalnya penguasaan atas metode yang digunakan. Dengan demikian, dapatlah dipahami bahwa kepribadian, latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar adalah intern guru yang dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.

Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Kekurangan dari suatu metode dapat ditutup dari metode lainnya. Oleh karena itu, tidak ada metode mengajar yang paling baik. Dengan demikian guru tidak hanya menggunakan satu metode saja dalam mengajar tetapi dapat menggunakan beberapa metode. Metode mengajar untuk suatu pelajaran kemungkinan cocok atau bahkan tidak cocok sama sekali untuk pelajaran yang lain. Pemilihan metode harus dilakukan sebaik mungkin, sehingga metode yang dipilih adalah metode yang benar-benar cocok.

Dalam pemilihan metode mengajar perlu memperhatikan beberapa hal yang dapat mempengaruhi cocok atau tidaknya suatu metode yang digunakan. Slameto (2003:98), mengatakan bahwa pemilihan metode mengajar perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

commit to user

a. Tujuan pengajaran, yaitu tingkah laku yang diharapkan dapat dinampakkan siswa setelah proses belajar mengajar.

b. Materi pengajaran, yaitu bahan yang disajikan dalam pengajaran

c. Besar kelas (jumlah siswa), yaitu banyaknya siswa yang mengikuti pelajaran dalam kelas yang bersangkutan.

d. Kemampuan siswa, yaitu kemampuan siswa untuk menangkap dan mengembangkan bahan pengajaran yang diajarkan.

e. Kemampuan guru/dosen/instruktur, yaitu kemampuan dalam menggunakan berbagai jenis metode pengajaran.

f. Fasilatas yang tersedia. g. Waktu yang tersedia.

Metode mengajar yang dipakai oleh guru sangat mempengaruhi metode belajar yang dipakai oleh siswa. Dengan perkataan lain, metode yang dipakai oleh guru menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses belajar.

Menurut Wasty Soemanto (2002:113) berpendapat bahwa, faktor-faktor yang mempengaruhi metode belajar yaitu :

1. Kegiatan berlatih atau praktek

Kegiatan berlatih dapat diberikan dalam dosis besar ataupun dalam dosis kecil. Berlatih dapat dilakukan non stop atau secara terdistribusi dengan waktu-waktu istirahat. Latihan yang dilakukan secara non stop dapat melelahkan dan membosankan, sedangkan latihan yang terdistribusi menjamin stamina dan kegairahan dalam belajar.

2. Overlearning dan Drill

Untuk kegiatan yang bersifat abstrak misalnya menghafal atau mengingat, maka overlearning sangat diperlukan. Overlearning dilakukan untuk mengurangi kelupaan dalam mengingat ketrampilan-ketrampilan yang pernah dipelajari tetapi dalam sementara waktu tidak dipraktekkan.

Overlearning yang terlalu lama menjadi tidak efektif bagi kegiatan

commit to user

seperti main piano atau menjahit, maka drill berlaku pada kegiatan berlatih abstraksi misalnya berhitung. Mekanisme drill tidak berbeda dengan

overlearning. Baik drill maupun overlearning berguna untuk

memantapkan siswa dalam belajar. 3. Resitasi dalam belajar

Kombinasi kegiatan membaca dengan resitasi sangat bermanfaat untuk meningkatkan kemamuan membaca itu sendiri maupun untuk menghafalkan bahan pelajaran. Dalam praktek, setelah di adakan kegiatan membaca atau menyampaikan materi, kemudian siswa berusaha untuk menghafalkan tanpa melihat bacaannya. Jika siswa telah menguasai suatu bagian dapat melanjutkan ke bagian selanjutnya dan seterusnya.

4. Pengenalan tentang hasil-hasil belajar

Dalam proses belajar individu sering mengabaikan tentang perkembangan tentang hasil belajar selama dalam belajarnya. Pengenalan seseorang terhadap hasil atau kemajuan belajarnya adalah penting, karena dengan mengetahui hasil-hasil yang sudah dicapai seseorang akan lebih berusaha meningkatkan hasil belajar selanjutnya.

5. Belajar dengan keseluruhan dan dengan bagian-bagian

Menurut beberapa penelitian, perbedaan efektivitas antara belajar dengan keseluruhan, belajar dengan bagian-bagian adalah belum ditemukan. Belajar mulai dari keseluruhan ke bagian-bagian, hal ini dapat dimaklumi karena dengan mulai dari keseluruhan, individu menemukan set yang tepat untuk belajar. Kelemahan dari metode keseluruhan adalah membutuhkan banyak waktu dan pemikiran sebelum belajar yang sesungguhnya berlangsung.

6. Penggunaan modalitas indra

Modalitas indra yang dipakai oleh masing-masing individu dalam belajar tidak sama. Sehubungan dengan itu, ada tiga impresi yang penting dalam belajar yaitu : oral, visual, dan kinestik. Ada orang yang lebih

commit to user

berhasil belajarnya dengan menekankan impresi oral. Dalam belajar siswa perlu membaca atau mengucapkan materi pelajaran dengan nyaring atau mendengarkan bacaan atau ucapan orang lain. Ada yang belajar dengan menekankan impresi visual, dimana dalam belajarnya ia harus lebih banyak menggunakan fungsi penglihatan. Begitu pula ada yang belajar dengan menekankan diri pada impresi kinestik dengan banyak menggunakan fungsi motorik. Disamping itu, ada pula yang belajar dengan menggunakan kombinasi impresi indra.

7. Bimbingan dalam belajar

Bimbingan yang terlalu banyak diberikan oleh guru atau orang lain cenderung membuat siswa menjadi tergantung. Bimbingan dapat diberikan dalam batas-batas yang diperlukan oleh individu. Hal yang penting yaitu perlunya pemberian modal kecakapan pada individu sehingga yang bersangkutan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan dengan sedikit saja bantuan dari pihak lain.

8. Kondisi-kondisi insentif

Insentif berbeda dengan motivasi. Motivasi berhubungan dengan penumbuhan kondisi internal berupa motif-motif yang merupakan dorongan internal yang menyebabkan individu berusaha mencapai tujuan tertentu. Insentif ialah objek atau situasi eksternal yang dapat memenuhi motif individu. Insentif adalah bukan tujuan melainkan alat untuk mencapai tujuan. Insentif-insentif dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu :

a. Insentif intrinsik, yaitu situasi yang mempunyai hubungan fungsional dengan tugas dan tujuan

b. Insentif Ekstrinsik, yaitu objek atau situasi yang tidak mempunyai hubungan fungsional dengan tugas.

Metode belajar merupakan suatu cara yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar agar dapat tercapai tujuan yang telah ditetapkan. Guru harus dapat

commit to user

menentukan suatu metode yang tepat dalam pembelajaran agar tujuan dapat tercapai secara maksinal. Adapun macam-macam metode yang dapat digunakan oleh guru yaitu: 1) metode ceramah, 2) metode tanya jawab, 3) metode drill, 4) metode resitasi, 5) metode diskusi dan, 6) pembelajaran CTL