• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Pemanfaatan kuota penangkapan SBT di Indonesia

5 MODEL PENGELOLAAN KUOTA PENANGKAPAN TUNA SIRIP BIRU SELATAN DI INDONESIA

Tahap 4 Model Konseptual

3) Pelaksanaan Pemanfaatan kuota penangkapan SBT di Indonesia

Model konseptual pelaksanaan kuota penangkapan SBT di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan pendataan SBT yang tepat dan akurat. Kegiatan sistem pada model konseptual pelaksanaan kuota penangkapan SBT di Indonesia adalah sebagai berikut:

 Indonesia membagi kuota penangkapan SBT yang ditetapkan oleh CCSBT menjadi per asosiasi (ATLI, ASTUIN dan ASPERTADU) berdasarkan dari historical catch dan kapasitas SBT masing-masing asosiasi.

 DJPT melakukan sosialisasi regulasi terkait dengan pengelolaan kuota SBT sesuai dengan ketentuan Resolusi CCSBT. Kegiatan yang terkait dengan

pengelolaan kuota penangkapan SBT adalah pendaftaran kapal perikanan dan pelaksanaan CDS.

 Pendaftaran kapal perikanan yang dimaksud adalah pendaftaran semua kapal tuna long line Indonesia yang menangkap SBT sesuai ketentuan Resolusi

CCSBT “Resolution on Amendment of the Resolution on “Illegal,

Unregulated and Unreported Fishing (IUU) and Establishment of a CCSBT Record of Vessels over 24 meters Authorized to Fish for Southern Bluefin

Tuna” adopted at the CCSBT15 in 2008 (adopted at the Fifteenth Annual Meeting - 14-17 October 2008)”.

 DJPT mewajibkan semua kapal tuna long line Indonesia yang menangkap SBT untuk tergabung menjadi salah satu anggota asosiasi (ATLI, ASTUIN atau ASPERTADU). Hal ini bertujuan untuk meningkatkan peran dan tanggungjawab asosiasi sebagai fasilitator yang mewakili kepentingan pelaku usaha serta memudahkan pemerintah dalam melakukan pengawasan terhadap kapal-kapal tersebut.

 Asosiasi sebagai fasilitator yang mewakili kepentingan pelaku usaha mengajukan permohonan pendaftaran kapal tuna long line yang menangkap SBT milik anggotanya kepada DJPT untuk didaftarkan ke CCSBT. Permohonan pendaftaran kapal harus dilengkapi dengan dokumen dan data- data kapal sesuai ketentuan dan persyaratan CCSBT.

 Setelah DJPT mendapatkan pengajuan permohonan dari asosiasi maka DJPT melakukan verifikasi dokumen dan data kapal yang akan didaftarkan ke

CCSBT. Jika data kapal sudah berstatus “OK” (dalam arti disetujui) maka DJPT melakukan pendaftaran kapal ke sekretariat CCSBT. Namun jika ada dokumen dan data yang belum sesuai, DJPT akan mengirimkan surat klarifikasi kepada asosiasi dengan tembusan kepada pemilik kapal.

 Setelah CCSBT menerima permohonan pendaftaran kapal dari Indonesia, CCSBT melakukan verifikasi data kapal.

 Jika data “OK” maka CCSBT akan memasukkan kapal ke dalam list vessel CCSBT.

 Jika data tidak sesuai maka CCSBT akan melakukan klarifikasi kepada DJPT.

 Kegiatan pengelolaan kuota penangkapan SBT selain pendaftaran kapal adalah pelaksanaan CDS. Pelaksanaan CDS terdiri dari dua kegiatan yaitu pemesanan dan pendistribusian tag serta pendataan hasil tangkapan SBT.

 Pemesanan tag diawali dengan melakukan koordinasi antara asosiasi dengan pelaku usaha. Asosiasi melakukan perhitungan tag yang dibutuhkan anggotanya sesuai dengan informasi data dari anggotanya.

 Setelah mendapatkan perhitungan kebutuhan tag, asosiasi mengajukan permohonan tag kepada DJPT dilengkapi oleh data historical catch dan kapasitas produksi SBT masing-masing anggotanya.

 DJPT melakukan perhitungan dan analisis kebutuhan tag Indonesia berdasarkan data historical catch dan kapasitas produksi masing-masing kapal yang menangkap SBT.

 Hasil perhitungan dan analisis kebutuhan tag digunakan DJPT untuk mengajukan permohonan tag ke CCSBT.

 Setelah CCSBT menyetujui permohonan tag Indonesia, CCSBT mengirimkan invoice pembayaran tag kepada DJPT.

Efikasi (E1) Penerbitan regulasi oleh Dirjen Perikanan Tangkap tentang

Standard Operating Procedur (SOP) pendaftaran kapal perikanan dan pelaksanaan CDS

Efisiensi (E2) Menggunakan SDM, sumber keuangan dan waktu dengan

efisien

Efektif (E3) Tercapainya peningkatan pendataan SBT yang akurat dan

tepat waktu

 DJPT melakukan pembayaran tag sesuai tagihan invoice dari CCSBT.

 CCSBT mengirimkan tag kepada DJPT sesuai jumlah pemesanan DJPT

 Setelah tag diterima DJPT dari CCSBT, DJPT membagikan tag kepada asosiasi sesuai permohonan asosiasi dan perhitungan tag DJPT.

 Sesuai peran dan tanggungjawab asosiasi dalam pengelolaan kuota penangkapan SBT, asosiasi membagi dan mendistribusikan tag kepada anggotanya sesuai dengan historical catch dan kapasitas produksi SBT masing-masing anggotanya.

Tag dibawa pada saat kapal akan berangkat operasi. Nahkoda atau ABK melakukan pemasangan tag di atas kapal pada setiap ekor SBT yang tertangkap.

 Setiap tag memiliki form CDS yang terdiri dari CTF, CMF dan E/RE after landing. Setelah tag terpasang, nahkoda melakukan pengisian CTF dan menandatanganinya.

 Pada saat SBT didaratkan, nahkoda menyerahkan CTF kepada petugas Pelabuhan Perikanan untuk mendapatkan verifikasi.

 Verifikasi CTF ada dua, yaitu verifikasi terhadap hasil tangkapan SBT dan administrasi persyaratan CCSBT. Verifikasi hasil tangkapan SBT dilakukan oleh petugas enumerator Dit. SDI-DJPT dengan melakukan pengecekan ke lapangan apakah SBT yang tertangkap sesuai dengan data di CTF.

 Hasil pengecekan petugas enumerator diserahkan kepada petugas pelabuhan perikanan untuk dilanjutkan dengan verifikasi administrasi.

 Jika hasil verifikasi “OK”, petugas pelabuhan perikanan melakukan entry data ke dalam sistem aplikasi CDS secara online ke DJPT. Data yang sudah dimasukkan dicetak dalam format CTF, CMF dan E/RE after landing oleh petugas pelabuhan perikanan. Kemudian form CDS divalidasi oleh petugas validasi yang ditunjuk sesuai Surat Keputusan Dirjen Perikanan Tangkap.

 Jika hasil verifikasi ada yang tidak sesuai maka petugas pelabuhan perikanan mengembalikan CTF dan mengklarifikasi kepada mahkoda.

 Setelah form CDS tercetak, petugas pelabuhan perikanan melakukan scanning form CDS yang telah divalidasi oleh petugas validasi sebagai arsip dalam bentuk soft copy file.

 Setelah form CDS divalidasi dan discanning maka petugas pelabuhan menyerahkan form tersebut kepada nahkoda sebagai persyaratan melakukan ekspor SBT.

Monitor 1-33 Take control action Define criteria : E1, E2, E3 4 Pelaksanaan CDS 13 Pemesanan dan distribusi tag 14 Pendataan SBT 15 Asosiasi melakukan koordinasi dengan pelaku usaha 16 Asosiasi mengajukan permohonan tag 17

Dokumen terkait