• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pelaksanaan Pembelajaran

a. Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Pendekatan Sistemik

Pembelajaran dengan pendekatan sistemik dilaksanakan di kelas XI IPA 1 berjumlah 32 siswa. Pelaksanaan pembelajaran kimia dilakukan sebanyak 10 kali pertemuan. Pertemuan ke-9 dan ke-10 digunakan untuk evaluasi, yakni pada pertemuan ke-9 dilaksanakan untuk evaluasi kemampuan berpikir analitis siswa dan pertemuan ke-10 dilaksanakan untuk evaluasi prestasi belajar kimia siswa.

44

Lima kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 45 menit dan tiga kali pertemuan dengan alokasi waktu 1 x 45 menit. Pada saat pembelajarannya menggunakan diagram siklik yang menunjukkan keterkaitan konsep Asam-Basa dengan konsep kimia yang lainnya dan telah dipelajari siswa. Sebelum pembelajaran dimulai, terlebih dahulu dijelaskan secara singkat mengenai penggunaan pendekatan sistemik selama proses pembelajaran. Materi yang diajarkan meliputi 1 Kompetensi Dasar, yaitu teori asam-basa, konsep pH, kekuatan asam-basa, dan indikator asam-basa. Pertemuan ke-1 dan ke-2 membahas materi teori asam basa. Pertemuan ke-3 dan ke-4 membahas materi konsep pH. Pertemuan ke-5 dan ke-6 membahas materi kekuatan asam basa. Pertemuan ke-7 dan ke-8 membahas materi indikator asam basa.

Pertemuan ke-1, ke-3, dan ke-5 pembelajaran yang dilakukan yakni pemberian materi kepada siswa. Pada awal pembelajaran guru menampilkan diagram siklik mengenai teori asam-basa dan beberapa materi yang berhubungan dengan materi tersebut. Kemudian, menjelaskan secara singkat materi yang akan dipelajari sampai dengan evaluasi. Guru memberikan beberapa pertanyaan agar siswa dapat mengaitkan konsep-konsep yang disajikan dalam diagram siklik tersebut. Namun, siswa masih terlihat bingung dalam menerima pelajaran, hal ini dikarenakan penggunaan diagram siklik dalam pembelajaran merupakan hal baru bagi siswa. Selain itu, banyak siswa yang tidak mengingat konsep-konsep yang sudah mereka pelajari sebelumnya, sehingga siswa membutuhkan waktu yang lama untuk memahami diagram siklik.

45

Setelah penjelasan materi selesai, siswa diberikan beberapa soal untuk latihan. Latihan tersebut digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang telah dipelajari. Latihan tersebut dilakukan secara berkelompok. Setelah selesai mengerjakan latihan siswa diminta mengerjakan di depan kelas untuk selanjutnya dibahas bersama-sama.

Keaktifan siswa selama pembelajaran masih kurang. Konsentrasi siswa juga masih kurang, karena merasa tidak memahami materi yang diajarkan sehingga malas untuk memperhatikan. Namun, pada pertemuan-pertemuan berikutnya siswa mulai bisa menerima pembelajaran menggunakan pendekatan sistemik. Siswa mulai bisa memahami hubungan antar konsep yang disajikan pada diagram siklik. Siswa juga mulai aktif dalam pembelajaran, baik bertanya maupun aktif mengerjakan soal latihan didepan kelas.

Pada pertemuan ke-2, ke-4 dan ke-8 guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) kepada siswa berupa diagram siklik dan latihan soal. Siswa berdiskusi secara berkelompok untuk menyelesaikan latihan soal yang terdapat dalam LKS. Satu kelompok terdiri dari 4 siswa. Siswa diarahkan untuk menghubungkan konsep-konsep yang berkaitan dengan teori asam-basa yang ada pada diagram siklik. Latihan soal yang diberikan mengacu pada diagram siklik yang disajikan. Guru memberikan kesempatan siswa untuk mencari jawaban sendiri menggunakan semua jenis sumber informasi yang dapat diakses oleh siswa, kemudian setelah siswa selesai guru dan siswa bersama-sama membahas soal tersebut.

46

Berdasarkan observasi pada pertemuan ke-2 saat mengerjakan LKS siswa masih kesulitan dalam memecahkan masalah dalam soal berbasis sistemik. Siswa kebingungan untuk memahami maksud dari soal yang diberikan. Selain itu, siswa perlu dijelaskan berulang mengenai hubungan diagram siklik dengan latihan soal yang diberikan. Kesulitan siswa tersebut juga ditunjukkan dari jawaban yang diberikan siswa tidak menjelaskan jawaban secara jelas dan rinci. Pada pertemuan ke-4 dan ke-8 siswa mengalami peningkatan dalam mengaitkan diagram siklik yang disajikan. Siswa mulai memahami hubungan antara diagram siklik yang disajikan dengan soal yang harus mereka selesaikan.

Pada pertemuan ke-6 dan ke-7 siswa diminta untuk membuat diagram siklik. Pada pertemuan ke-6 siswa mulai membuat diagram siklik untuk materi kekuatan asam basa. Siswa diberikan LKS yang berisi keterkaitan kekuatan asam-basa dengan konsep lain. Guru memberikan kesempatan siswa untuk mencari konsep lain yang mungkin belum dicantumkan menggunakan semua jenis sumber informasi yang dapat diakses oleh siswa. Siswa masih mengalami kesulitan dalam mengaitkan satu konsep dengan konsep yang lainnya. Guru meminta siswa untuk memberikan penjelasan mengenai diagram siklik yang mereka buat, serta keterkaitan konsep satu sama lain. Pada pertemuan ke-7 siswa membuat diagram siklik untuk konsep indikator asam-basa. Siswa membuat diagram siklik berdasarkan pengetahuan mereka sendiri. Guru tidak memberikan materi keterkaitan konsep indikator asam-basa dengan konsep lain terlebih dahulu. Siswa kesulitan menemukan konsep yang berkaitan dengan konsep

47

indikator asam-basa. Namun, siswa mampu menyelesaikan diagram siklik tersebut walaupun membutuhkan waktu yang lebih lama.

Berdasarkan observasi siswa mengikuti pembelajaran dengan pendekatan sistemik penuh perhatian. Siswa juga aktif saat proses pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat bahwa peserta didik sering bahkan selalu merespon arahan dari guru dan bertanya secara mandiri pada keseluruhan pembelajaran. Kemampuan siswa dalam mengaitkan satu konsep dengan konsep lainnya mengalami peningkatan, walaupun siswa masih mengalami kesulitan menemukan konsep-konsep yang saling terkait.

b. Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas Pendekatan Pengorganisasian Konsep

Pembelajaran dengan pendekatan pengorganisasian konsep dilaksanakan di kelas XI IPA 2 berjumlah 32 siswa. Pelaksanaan pembelajaran kimia dilakukan sebanyak 10 kali pertemuan. Pertemuan ke-9 dan ke-10 digunakan untuk evaluasi, yakni pada pertemuan ke-9 dilaksanakan untuk evaluasi kemampuan berpikir analitis siswa dan pertemuan ke-10 dilaksanakan untuk evaluasi prestasi belajar kimia siswa. Lima kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 45 menit dan tiga kali pertemuan dengan alokasi waktu 1 x 45 menit. Pada saat pembelajarannya menggunakan peta konsep. Peta konsep yang digunakan menjabarkan suatu konsep yang umum menjadi konsep yang khusus. Sebelum pembelajaran dimulai, terlebih dahulu dijelaskan secara singkat mengenai penggunaan pendekatan pengorganisasian konsep selama proses pembelajaran.

48

Materi yang diajarkan meliputi 1 kompetensi dasar, yaitu teori asam-basa, konsep pH, kekuatan asam-basa, dan indikator asam-basa.

Pada awal pembelajaran guru menampilkan peta konsep mengenai teori asam-basa, konsep secara umum ke konsep yang khusus. Kemudian, guru menjelaskan secara singkat materi yang akan dipelajari sampai dengan evaluasi. Guru memberikan beberapa pertanyaan agar siswa dapat menjabarkan konsep-konsep pada peta konsep-konsep yang disajikan. Namun, siswa masih terlihat bingung dalam memahami konsep-konsep yang diberikan, hal ini dikarenakan penggunaan peta konsep dalam pembelajaran merupakan hal baru bagi siswa. Selain itu, siswa banyak yang kurang memahami hubungan konsep-konsep tesebut.

Setelah penjelasan materi selesai, siswa diberikan beberapa soal untuk latihan. Latihan tersebut digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang telah dipelajari. Latihan tersebut dilakukan secara berkelompok. Setelah selesai mengerjakan latihan siswa diminta mengerjakan di depan kelas untuk selanjutnya dibahas bersama-sama.

Pertemuan ke-1, ke-3, dan ke-5 pembelajaran yang dilakukan yakni pemberian materi kepada siswa. Pertemuan ke-1 membahas materi teori asam basa. Pertemuan ke-3 membahas materi konsep pH. Pertemuan ke-5 membahas materi kekuatan asam basa. Pada pertemuan ke-1 keaktifan siswa selama pembelajaran masih kurang dan konsentrasi siswa juga masih kurang. Ketika siswa tidak memahami satu konsep yang diberikan mereka cenderung memilih untuk tidak memperhatikan penjelasan selanjutnya karena beranggapan konsep

49

selanjutnya akan lebih sulit. Namun, pada pertemuan-pertemuan berikutnya siswa mulai bisa menerima pembelajaran menggunakan pendekatan pengorganisasian konsep. Selain itu, konsentrasi siswa selama pembelajaran semakin tinggi, hal ini terlihat dari siswa yang mulai bisa memahami hubungan antar konsep pada peta konsep dan siswa juga mulai aktif dalam pembelajaran, baik bertanya maupun aktif mengerjakan soal latihan didepan kelas.

Pada pertemuan ke-2 guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) kepada siswa berupa hubungan antar konsep secara linier dan latihan soal. Siswa berdiskusi secara berkelompok untuk menyelesaikan latihan soal yang terdapat dalam LKS. Satu kelompok terdiri dari 4 siswa. Latihan soal yang diberikan memiliki hubungan satu sama lain secara linier, walaupun tidak disajikan dalam bentuk peta konsep. Guru memberikan kesempatan siswa untuk mencari jawaban sendiri menggunakan semua jenis sumber informasi yang dapat diakses oleh siswa, kemudian setelah siswa selesai guru dan siswa bersama-sama membahas soal tersebut.

Berdasarkan observasi pada pertemuan ke-2 LKS siswa masih kesulitan dalam memecahkan masalah dalam soal. Siswa kebingungan untuk memahami maksud dari soal yang diberikan. Kesulitan siswa tersebut juga ditunjukkan dari jawaban yang diberikan siswa tidak menjelaskan jawaban secara jelas dan rinci. Namun, dengan penjelasan yang diberikan lebih detail siswa mampu memahami setiap konsep serta penjabaran dari konsep tersebut.

Pada pertemuan ke-4, ke-6 dan ke-7 siswa diminta untuk membuat peta konsep. Pada pertemuan ke-4 siswa mulai membuat peta konsep untuk materi

50

konsep pH. Siswa diminta berdiskusi dalam membuat peta konsep. Siswa membuat peta konsep dari materi yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan ke-6 siswa membuat peta konsep untuk materi kekuatan asam basa. Guru memberikan kesempatan siswa untuk mencari konsep lain yang mungkin belum dicantumkan menggunakan semua jenis sumber informasi yang dapat diakses oleh siswa. Guru meminta siswa untuk memberikan penjelasan mengenai peta konsep yang mereka buat, serta keterkaitan konsep satu sama lain secara linier. Pada pertemuan ke-7 siswa membuat peta konsep untuk konsep indikator asam-basa. Siswa membuat peta konsep berdasarkan pengetahuan mereka sendiri. Guru tidak memberikan materi keterkaitan konsep indikator asam-basa secara linier terlebih dahulu. Siswa mampu menyelesaikan peta konsep tersebut walaupun membutuhkan waktu yang lebih lama.

Pada pertemuan ke-8, guru memberikan latihan soal kepada siswa untuk memperdalam pemahaman siswa tentang materi indikator asam-basa. Saat mengerjakan latihan soal siswa tidak begitu mengalami kesulitan. Hal ini terlihat dari waktu yang dibutuhkan siswa untuk menyelesaikan latihan tidak terlalu lama. Selain itu, hasil pekerjaan mereka hanya terdapat sedikit jawaban yang kurang tepat.

Berdasarkan observasi, siswa aktif saat proses pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat bahwa peserta didik sering merespon arahan dari guru dan bertanya secara mandiri pada keseluruhan pembelajaran. Kemampuan siswa dalam mengaitkan satu konsep secara linier cukup meningkat, walaupun siswa masih megalami kesulitan menemukan konsep-konsep yang saling terkait. Sampai akhir

51

pertemuan kondisi kelas saat diskusi masih kurang kondusif, karena siswa masih berjalan-jalan ke kelompok lain dan tidak berdiskusi dengan kelompoknya.

2. Perbandingan Penerapan Pendekatan Sistemik dan Pendekatan

Dokumen terkait