• Tidak ada hasil yang ditemukan

3 METODE PENELITIAN

3.2 Metode Penelitian 1 Rancangan penelitian

3.2.2 Pelaksanaan penelitian

(1) Data primer

Data primer dikumpulkan dengan kuesioner, wawancara mendalam, FGD dan observasi. Data yang menyangkut kebijakan dan program dikumpulkan dengan wawancara mendalam untuk menjawab tujuan tentang pelaksanaan pembangunan kelautan dan perikanan di Kabupaten Subang sudah responsif gender atau belum. Data yang dikumpulkan adalah:

i. Pelaksanaan pengarusutamaan gender (PUG) di Kabupaten Subang yang mencakup kegiatan yang dilaksanakan, struktur organisasi, hambatan, anggaran dan pembinaan yang dilakukan.

ii. Pelaksanaan Perikanan Pantai di Kabupaten Subang yang mencakup tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) serta rencana strategis (Renstra) Dislutkan.

Data primer yang menyangkut rumahtangga yang merupakan kombinasi data kualitatif dan kuantitatif dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, wawancara mendalam dan observasi. Data ini untuk mencari profil gender di dalam rumahtangga dan pengetahuan tentang lingkungan di sekitar rumahtangga. Cakupan data yang menyangkut profil rumahtangga sebagai berikut:

i. Profil sosial-ekonomi-budaya keluarga mencakup:

• data karakteristik sosial ekonomi keluarga yang meliputi umur, jumlah anggota keluarga, status pernikahan, pekerjaan pokok dan sampingan, pendapatan dan belanja keluarga, dan kegiatan yang dilakukan sehari-hari, dan

• data karakteristik sosial budaya yang meliputi asal suku, agama yang dianut, adat istiadat yang masih dilakukan, pendidikan dan penyuluhan yang pernah diikuti.

ii. Analisis gender di lingkungan tempat kerja dan rumahtangga meliputi akses, kontrol, partisipasi, manfaat yang diterima, pengambilan keputusan, pembagian kerja dan alokasi waktu (lihat Sayogyo 1981, Hubeis 1985).

iii. Pengetahuan responden tentang pemanfaatan sumberdaya perikanan pantai dan lingkungan hidup mencakup:

• kualitas keseluruhan dari sumberdaya pesisir saat ini,

• kepatuhan terhadap peraturan sumberdaya pesisir dan perikanan,

• penyelesaian konflik komunitas pada isu-isu yang berhubungan dengan sumberdaya pesisir dan perikanan,

• keterlibatan masyarakat dalam kegiatan perikanan, dan

• masalah lingkungan hidup setempat seperti pendangkalan sungai, pengalihan fungsi kawasan hutan menjadi kawasan budidaya, pencemaran lingkungan.

Data primer tentang sikap pelaku perikanan terhadap kesetaraan gender dalam perikanan pantai dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dengan skala Likert. Data ini untuk menjawab pertanyaan tentang sikap masyarakat terhadap kesetaraan gender dalam perikanan pantai. Jawabannya tersusun atas lima kategori (Azwar 1988, 2003) yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), antara setuju dan tidak (N), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS).

Focus Group Discussion (FGD) digunakan untuk memperoleh informasi dan menyamakan persepsi tentang peran dan partisipasi perempuan di bidang perikanan pantai dan relasi gender dalam masyarakat setempat. Peserta FGD adalah aparat Pemda (Dislutkan dan BPMD), pegawai KUD Mina, nelayan dan perempuan nelayan. FGD di kalangan masyarakat dilaksanakan secara terpisah antara lelaki dan perempuan.

Data primer yang menyangkut profil masyarakat pesisir dikumpulkan dengan melakukan wawancara terhadap tokoh masyarakat, antara lain guru,

tenaga medis, pemuka agama, dan pamong desa. Data tersebut meliputi pendidikan, kesehatan, kondisi religius, kehidupan sehari-hari dan perekonomian. (2) Data sekunder

Sumber data sekunder adalah laporan, hasil penelitian, data statistik institusi dan literatur. Data sekunder yang dikumpulkan dari dokumentasi dan arsip berupa fotokopi dan file komputer, antara lain adalah sebagai berikut.

i. Kebijakan dan program PUG di Kabupaten Subang.

ii. Kebijakan dan program perikanan pantai di Kabupaten Subang. iii. Data statistik perikanan tangkap dari TPI setempat sebagai berikut:

• jumlah dan jenis kapal atau perahu yang berlabuh,

• jumlah dan jenis ikan yang dilabuhkan,

• jumlah nelayan pemilik perahu dan nelayan buruh,

• jumlah peserta lelang di TPI,

• jumlah dan kondisi sarana-prasarana perikanan yang tersedia,

• penyaluran kredit perikanan, dan

• pemasaran hasil.

iv. Data statistik pengolahan hasil perikanan sebagai berikut:

• jumlah pengolah hasil perikanan,

• jenis produk pengolahan,

• teknologi yang digunakan, dan

• pemasaran hasil.

v. Data profil masyarakat yang diambil sebagai berikut:

• struktur penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin, matapencaharian, pendidikan, agama, tingkat kepadatan serta pertumbuhan penduduk (tingkat kelahiran dan kematian),

• ketenagakerjaan,

• perekonomian lokal meliputi sarana perekonomian, kegiatan ekonomi,

• kesehatan masyarakat meliputi sarana layanan kesehatan, pengobatan dan status gizi balita,

• pendidikan meliputi tingkat partisipasi sekolah, angka buta huruf, pendidikan tertinggi yang ditamatkan, dan

• perkawinan dan perceraian.

Metode pengumpulan data, data yang dibutuhkan dan analisis data yang disesuaikan dengan tujuan penelitian direkapitulasi pada Tabel 1.

Tabel 1 Metode penelitian untuk pengumpulan data dan analisis data sesuai tujuan penelitian di Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang, tahun 2006

No Tujuan penelitian Data yang

dibutuhkan

Metode

pengumpulan data Responden Analisis data

1 Analisis responsif gender terhadap pelaksanaan program pembangunan kelautan dan perikanan Kebijakan tentang perikanan pantai dan PUG Wawancara, data sekunder Dislutkan, BPMD Analisis dokumen, GAP Profil relasi gender dalam masyarakat Wawancara dan kuesioner, FGD Komunitas

pesisir Analisis Moser

2 Analisis sikap terhadap kesetaraan gender di perikanan pantai Sikap masyarakat terhadap kesetaraan gender Kuesioner skala Likert Komunitas pesisir Skor T 3 Penyusunan program yang responsif gender Kondisi internal dan eksternal pelaksanaan perikanan pantai Data sekunder,

FGD Aparat Pemda SWOT

Pemrioritasan pelaksanaan program

Program yang

responsif gender Hasil SWOT

Aparat Pemda, KUD Mina, nelayan

AHP 3.3 Analisis Data

Data yang diperoleh diolah dengan bantuan analisis statistik dan analisis deskriptif. Analisis statistik merupakan bentuk analisis kuantitatif. Data yang dikumpulkan dengan kuesioner dianalisis dengan tabulasi silang. Selanjutnya, dilakukan pengujian hipotesis yang telah disusun dengan menggunakan uji korelasi untuk mencari hubungan antara skor sikap dan aspek pendidikan formal, jenis pekerjaan, pendapatan dan status pekerja.

Analisis deskriptif merupakan penganalisisan secara kualitatif dimana semua data yang tersedia dari berbagai sumber ditelaah dan kemudian dilakukan reduksi data, sesuai dengan tujuan penelitian. Langkah selanjutnya adalah menyusun dalam satuan yang kemudian dikategorisasi sambil membuat koding. Tahap akhir adalah pemeriksaan keabsahan data, setelah itu dilakukan tahap penafsiran data (Moleong 1994). Data kualitatif hasil wawancara mendalam dianalisis secara deskriptif.

Hasil perhitungan dari kuesioner skala Likert merupakan skor mentah, oleh karena itu perlu penginterpretasian skor lebih lanjut. Menurut Azwar (1988), suatu

cara untuk memberi interpretasi terhadap skoring individual adalah dengan membandingkannya dengan harga rataan (mean) skor kelompok dimana subyek itu termasuk. Hasil dari perbandingan ini merupakan interpretasi skor individual sebagai lebih atau kurang favorable (mendukung) dibandingkan dengan rataan kelompoknya. Skor standar dalam skala model Likert adalah skor-T, yaitu:

T = 50 + 10 [ X−X ] s dimana

X = skor individual yang diperoleh dari skor total pada skala sikap, X = mean skor kelompok, dan

s = deviasi standar skor kelompok