• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III Bentuk Pengawasan Dana Talangan Haji di Bank Sumut

A. Penempatan Biaya Perjalanan Ibadah Haji Pada Bank Syariah 64

2. Pelaksanaan Sistem Pengawasan Dana Talangan

Dana talangan haji pada Bank Sumut ini merupakan produk andalan Bank Sumut Syariah untuk menarik calon nasabah atau calon jemaah yang ingin berangkat haji dengan segera. Selain itu produk talangan haji ini sudah ada sejak lima tahun yang lalu. Yang dijadikan jaminan oleh nasabah kepada bank adalah saldo tabungan debet milik si nasabah itu dan juga bukti nomor porsi si jemaah haji yang menggunakan dana talangan haji tersebut.82

Tujuan program dana talangan haji yang ada pada Bank Sumut Syariah adalah agar mempermudahkan calon jemaah haji menuju niat yang suci, yaitu dengan cara memberikan pinjaman tanpa imbalan yang diberikan oleh Bank kepada nasabah sebagai dana talangan untuk dapat memperoleh nomor porsi haji melalui Sistem Komputer Haji Terpadu (SISKOHAT), yang mana nasabah dapat mengembalikan pinjaman tersebut secara angsuran maksimum 36 bulan.83

Mengenai prosedur pengajuan dana talangan haji sampai kepada tahap pembayaran serta pelunasan dana talangan haji kepada Bank Sumut Syariah Cabang Medan dilakukan dengan beberapa tahapan. Jadi untuk pertama sekali calon nasabah yang ingin menggunakan dana talangan haji harus membuka tabungan Makbul sebagai penampung dana pembiayaan, kemudian juga harus membuka tabungan

82Wawancara dengan Bapak Yudi Andrian Nasution (Kepala Operasional Bank Sumut Syariah Cabang Medan), tanggal 4 Juni 2012.

83Wawancara dengan Ibu Donik (Customer Service pada Bank Sumut Syariah Cabang Medan), pada tanggal 4 Juni 2012.

Wadi’ah (Martebe Marwah) sebagai pembayaran angsuran setiap bulannya kepada

Bank Sumut Syariah.84

Bentuk pengikatan pada dana talangan haji ini hanya bersifat legalisasi akta Notaris saja, artinya jaminannya hanya berupa nomor porsi dan surat kuasa pembatalan keberangkatan haji saja. Tapi sampai saat ini, belum ada nasabah yang melakukan penunggakan pembayaran dana talangan haji kepada pihak Bank Sumut Syariah. Hal ini dikarenakan adanya niat yang suci dari nasabah yang ingin pergi haji, jadi tidak ada unsur untuk bermain-main disini.85

Apabila ada nasabah yang meninggal dunia sebelum keberangkatan haji, maka dana yang sudah tersimpan akan dikembalikan lagi kepada nasabah. Artinya pengembalian itu dilakukan mulai dari Kementerian Agama lalu di transfer kepada Bank Sumut Syariah, biasanya proses pengembalian dana itu berlangsung selama dua minggu.

Mengenai prosedur pengajuan dana talangan haji, pihak bank harus bisa melihat kemampuan keuangan si calon nasabahnya terlebih dahulu, karena biaya untuk pertama kali mendaftar dana talangan haji pada Bank Sumut Syariah ini, nasabah harus membuka tabungan makbul sebesar Rp.500.000 dan juga harus membuka tabungan marwah sebesar Rp.10.000, dan kemudian harus membayar dana untuk porsi haji sebesar Rp.5.000.000 (lima juta rupiah) dan ujrah yang dikenakan

84Wawancara dengan Bapak Sapto (bagianstaffpemasaran pada Bank Sumut Syariah Cabang Medan), pada tanggal 5 Juni 2012.

85Wawancara kepada Bapak Putra (Kepala Pemasaran pada Bank Sumut Syariah Cabang Medan), pada tanggal 5 Juni 2012

sebesar Rp.4.225.000 (empat juta dua ratus dua puluh lima ribu rupiah) yang dibayarkan ketika pendaftaran pertama sekali. Kemudian ada lagi biaya legalisasi akad sebesar Rp.100.000 (seratus ribu rupiah), biaya materai Rp.36.000 (tiga puluh enam ribu rupiah), sehingga total yang harus dibayar nasabah kepada Bank Sumut Syariah adalah sebesar Rp.9.871.000 (sembilan juta delapan ratus tujuh puluh satu ribu rupiah). Dan untuk angsuran pembayaran perbulannya sebesar Rp.555.556 (lima ratus lima puluh lima ribu lima ratus lima puluh enam rupiah) untuk jangka waktu 36 bulan atau 3 tahun.

Dalam menggunakan dana talangan haji pada Bank Sumut Syariah, terdapat beberapa syarat umum yang harus dipenuhi oleh nasabah atau calon jemaah haji, yaitu :

1. Mengisi dan menandatangani surat permohonan pembiayaan

2. Membuka atau telah mempunyai rekening tabungan Haji Makbul dan tabungan iB Martabe.

3. Memenuhi persyaratan /keterangan berupa : a. Foto copy KTP (suami /istri)

b. Foto copy Kartu Keluarga atau buku nikah.

c. Surat Keterangan Penghasilan /Slip gaji (nasabah /penjamin).

Selain syarat diatas, ada juga terdapat ketentuan umum yang harus dipenuhi oleh nasabah yang menggunakan dana talangan haji, adapun ketentuan umum itu antara lain yaitu :

2. Jangka waktu pembiayaan hingga 3 (tiga) tahun 3. Anggunan pembiayaan berupa :

a. Surat kuasa pengurusan pembatalan keberangkatan haji b. Surat kuasa hak-hak atas tabungan.

c. Asli bukti perolehan nomor porsi.

Bahwa ada discount fee (ujrah) apabila si nasabah itu dapat melunasi biaya

talangan hajinya sebelum waktu 36 bulan. Misalnya, nasabah ada rezekinya untuk melunasi biaya talangan haji kepada Bank Sumut Syariah selama 12 bulan, maka Bank dapat memberikan discount fee (ujrah) sebesar Rp.2.575.000 (dua juta lima

ratus tujuh puluh lima ribu rupiah) yang akan dikembalikan pada waktu pelunasan dana talangan haji. Atau bisa juga apabila si nasabah ada rezekinya untuk melunasi dana talangan haji kepada Bank Sumut Syariah selama 24 bulan saja, maka Bank Sumut Syariah akan memberikandiscount fee (ujrah) sebesar Rp.1.200.00 (satu juga

dua ratus ribu rupiah) yang akan dikembalikan pada waktu pelunasan.

Keunggulan produk dana talangan haji pada Bank Sumut Syariah adalah : a. Dapat digunakan untuk menambah dana nasabah dalam memperoleh porsi

haji.

b. Angsuran tetap sesuai dengan jangka waktu yang disepakati di awal akad. c. Jangka waktu paling lama 36 bulan, maka jika nasabah berangkat haji

pembiyaan sudah harus lunas. d. Pembiayaannon margin

e. Persyaratan mudah, proses cepat serta pendaftaran manasik gratis dari PT.Bank Sumut yang diadakan di asrama haji

f. Angunan hanya kuasa pembatalan porsi haji pemohon, kuasa pendebetan rekening.

g. Discount fee (ujrah)jika pembiayaan lunas lebih cepat.

Mengenai prosedur pendaftaran dana talangan haji ini, bagi nasabah yang telah memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh pihak Bank Sumut Syariah, maka pihak bank langsung melakukan pendataran ke Kementrian Agama Tingkat II, kemudian setelah itu keluarlah Surat Pendaftaran Pergi Haji (SPPH) dari Kementrian Agama, lalu si nasabah harus kembali lagi ke bank dengan membawa bukti Surat Pendaftaran Pergi Haji (SPPH) tersebut. Jadi prosedurnya harus ke Bank Sumut Syariah lalu ke Kementrian Agama dan lalu kembali lagi ke Bank Sumut Syariah.

Mengenai bentuk pengawasan terhadap dana talangan haji ini dilakukan oleh Bank Sumut pusat yaitu SPI (Satuan Pengawas Internal), KI (Kontrol Intern) yang

mengawasi khusus untuk setiap cabang Bank Sumut Syariah, Bank Indonesia, kemudian juga diawasi oleh DPS yang dilakukan dengan waktu yang tidak dapat ditentukan, biasanya dua kali dalam masa satu tahun. Sehingga pihak Dewan Pengawas Syariah tidak menetap di Bank Sumut Syariah. Jadi mengenai dana talangan haji itu sifatnya langsung disetorkan ke Kementerian Agama, dan tidak ada dana yang mengendap di Bank Sumut Syariah. Sebelum Dewan Pengawas Syariah melakukan pengawasan, biasanya terlebih dahulu ada pemberitahuan kepada pihak

Bank Sumut Syariah, bahwasanya Dewan Pengawas Syariah akan melakukan pengawasan pada waktu itu.

Mengenai bentuk pengawasan dana talangan haji pada Bank Sumut Syariah, dilakukan oleh Bank Sumut Pusat secara berkala, mulai dari pemeriksaan berkas-berkas ataupun dokumentasi yang berkaitan dengan dana talangan haji tersebut, dan untuk di Bank Sumut Syariah yang ada di S.Parman sendiri, itu diawasi oleh SPI (Satuan Pengawasan Internal), KI (Kontrol Intern). Kemudian juga dilakukan oleh

Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang dipilih oleh Majelis Ulama Indonesia untuk mengawasi semua kegiatan-kegiatan pembiayaan yang ada pada Bank Sumut Syariah. Jadi pengawasan yang dilakukan oleh KI (Kontrol Intern) maupun Dewan

Pengawa Syariah, itu dilakukan untuk setiap produk-produk yang ada, baik itu produk pembiayaan maupun produk jasa. Jadi tidak terbatas hanya kepada produk pembiayaan dana talangan haji saja.

Sistem pengawasan terhadap produk-produk pembiayaan yang ada pada Bank Sumut Syariah, khususnya tentang dana talangan haji, sejak pertama sekali di luncurkan produk-produk pembiayaan itu sudah ada yang mengawasinya baik dari Bank Sumut pusat maupun dari Dewan Pengawas Syariah.

Pengawasan itu dilakukan secara berpriodik, pada Bank Sumut pusat sudah ada bagian staf pengawas yang bisa mengaudit setiap produk-produk yang ada secara berkala, sedangkan pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah sendiri, itu dilakukan biasanya dua kali dalam satu tahun, pengawasan itu dilakukan oleh Bapak Amiur Nuruddin dan juga Bapak Abdullah Syah. Pihak DPS dalam

melakukan pengawasan dalam bentuk pemeriksaan dokumen-dokumen produk pembiayaan, apakah produk tersebut sudah sesuai dengan syariat Islam atau belum.

Bapak Amiur Nuruddin selaku anggota Dewan Pengawas Syariah Sumut menambahkan, sesuai syariat Islam dalam pinjam meminjam tidak diperbolehkan ada tambahan dalam bentuk keuntungan bagi pihak yang memiliki uang. Namun dalam peminjaman dana talangan haji yang menggunakan dua akad sekaligus yaitu akad

qard (pinjaman) dan akad ijarah (jasa), maka Bank Sumut Syariah berhak

mendapatkanujrohterhadap jasa yang telah diberikan kepada para nasabah.86