• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN TAHAPAN DANA KAMPANYE  PERSIAPAN PENGAWASAN DANA KAMPANYE

METODE KAMPANYE

PENDISTRIBUSIAN PERLENGKAPAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA

T. Novian Nukman (Penanggung Jawab) b) Novita, SE (Ketua) Pengepackan surat

5) PELAKSANAAN TAHAPAN DANA KAMPANYE  PERSIAPAN PENGAWASAN DANA KAMPANYE

Dana kampanye menjadi salah satu bagian yang penting dalam pemilu 2019. Karena nantinya dana kampanye secara tidak langsung mempengaruhi tata kelola pemerintahan pasca Pemilu, maka Negara perlu mengaturnya sehingga bisa menciptakan pemerintahan baru yang bebas intervensi. Pengaturan ini sekaligus memberikan kesempatan yang adil kepada peserta pemilu

dalam pendanaan kampanye yang memerlukan dana besar.

Aspek-aspek yang diatur dalam ketentuan pengaturan dana kampanye misalnya pada penyumbang dan identitasnya, besaran, rekening dana kampanye, ketentuan pelaporannya kepada Komisi Independen Pemilihan (KIP) dan auditnya. Ketentuan itu membebankan kewajiban kepada peserta pemilu dan calon untuk menyampaikan laporan dalam tenggat waktu yang diatur dalam ketentuan perundang-undangan. Peserta Pemilu 2019 wajib mencatat Laporan Awal Dana Kampanye (LADK), Laporan Penerimaan Sumbangan Dana Kampanye (LPSDK) dan Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye (LPPDK) selama tahapan pemilu berlangsung. Ketiganya memiliki fungsi masing-masing.

Secara garis besar pengawasan pelaksanaan Tahapan Dana Kampanye baik pada masa pembukaan Rekening Khusus Dana Kampanye (RKDK) hingga masa Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye (LPPDK) mempunyai fokus dan urgensi yang sama yaitu selain untuk memastikan kepatuhan pada ketentuan peraturan perundangan-undangan, juga untuk memastikan terpenuhinya unsur keadilan bagi sesama pasangan calon (kandidat). Sistem pelaporan kampanye juga harus mengacu kepada prinsip transparansi dan akuntabilitas, yang dalam praktiknya diterjemahkan melalui kerangka hukum yang mewajibkan pasangan calon untuk mengelola, mencatat, melaporkan, dan mempublikasikan laporan dana kampanye secara transparan, serta penormaan beberapa ketentuan larangan menerima dana dari pihak tertentu untuk mencegah potensi money-laundry, penyalahgunaan anggaran/fasilitas negara, maupun pembatasan jumlah

maksimal sumbangan. Kerangka hukum demikian dimaksudkan untuk mencegah terjadinya korupsi. Maka dari itu penting bagi Panwaslih untuk mengatur panduan dalam tahapan Dana Kampanye pada Pemilu tahun 2019 ini. Terdapat tiga dasar hukum dalam tahapan dana kampanye yaitu UU NO. 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umun, PKPU No. 24 Tahun 2018 Tentang Dana Kampanye Pemilu, PERBAWASLU No. 29 Tahun 2018 Tentang Pengawasan Dana Kampanye.

a. Kerawanan-Kerawanan

Tingginya biaya politik dalam Pemilu menimbulkan tingginya risiko terjadinya pelanggaran dalam tahapan dana kampaye. Ada beberapa kerawan-kerawanan dalam tahapan dana kampanye yang perlu diperhatikan, seperti dalam pelaporan Rekening Khusus Dana Kampanye (RADK) terkadang terdapat partai Politik yang tidak melaporkan Rekening Khusus Dana Kampanye (RADK). Dalam pelaksanaan kampanye ada traksaksi yang dilakukan tidak melalui Rekening Khusus Dana Kampanye (RADK). Melewati batas waktu pelaporan Dana Kampanye dari batas waktu yang telah di tentukan. Kerawanan juga didapati dalam penerimaan sumbangan yang diterima oleh Partai Politik yang dibuat pembukuannya dalam LPSDK (Laporan Penerimaan Sumbangan Dana Kampanye). Berbagai kerawanan yang bisa terjadi sebagai berikut:

1) Penyumbang fiktif atau penyumbang dengan identitas yang tidak jelas.

2) Pemecahan sumbangan ke banyak perusahaan dan banyak orang.

3) Sumbangan terbanyak dari partai politik serta sumbangan melebihi batas yang sudah ditentukan. Itulah beberapa kerawan yang bisa terjadi dalam penerimaan sumbangan yang diterima oleh Partai Politik ditahapan dana kampanye pemilu 2019. Dari laporan tersebut dibuat pembukuan yang memuat seluruh penerimaan dan pengeluaran Dana Kampanye yang dimuat dalam LPPDK (Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye). Dalam pembukan LPPDK para Partai Poitik dituntut untuk melaporkannya tepat waktu serta laporan harus transparan dan bersifat terbuka tidak ada yang ditutupi. Karena ketatnya pemeriksaan LPPDK dalam LPPDK juga terdapat kerawanan yang harus diperhatikan. Kerawanan dalam LPPDK yang perlu diawasai sebagai berikut: 1) Sumber dan nama penyumbang berubah-ubah (awal laporan RKDK nama perusahaan tapi pada laporan akhir dana kampanye diubah menjadi “CV.A”).

2) Tidak ada penjelasan kegiatan, hanya dengan menyatakan “Kegiatan lain yang tidak melanggar Peraturan Perundang-undangan”.

3) Laporan nilai belanja berbeda dengan riil belanja (Pengeluaran).

b. Perencanaan Pengawasan

Untuk mengantisipasi pelanggaran Panwaslih Kabupaten Aceh Barat melakukan Perencanaan dalam Pengawasan dalam Tahapan dan Subtahapan Dana Kampanye di Kabupaten Aceh Barat adapun Perencanaannya sebagai berikut:

1) Melakukan Koordinasi terkait waktu penyerahan LADK oleh Partai Politik di Kabupaten Aceh Barat. Dan memfokuskan pengawasan kepada hal-hal berikut:

- Memastikan kepatuhan pelaporan; - Memastikan ketepatan waktu pelaporan; - Memeriksa kelengkapan laporan;

- Memeriksa kesesuaian pengeluaran dengan laporan;

- Memeriksa identitas pemberi sumbangan; - Memastikan sumbangan sesuai dengan jumlah

nominal batas dana kampanye;

- Memeriksa bukti laporan penerimaan dan pengeluaran dana kampanye; dan

- Mencatatkan kelebihan sumbangan dan sumbangan yang tidak sah.

2) Melakukan Koordinasi terkait waktu penyerahan LPSDK oleh Partai Politik di Kabupaten Aceh Barat. Dan memfokuskan pengawasan kepada hal-hal berikut :

- Memastikan kepatuhan pelaporan; - Memastikan ketepatan waktu pelaporan; - Memastikan penerimaan dana kampanye tidak

berasal dari sumber yang dilarang;

- Memeriksa terkait kelebihan sumbangan; - Memeriksa kelengkapan laporan;

- Memeriksa kesesuaian pengeluaran dengan laporan;

- Memeriksa identitas pemberi sumbangan; - Memeriksa kesesuaian sumbangan dengan

- Memeriksa bukti laporan penerimaan sumbangan dana kampanye

3) Melakukan Koordinasi terkait batas waktu serta jadwal penyerahan terakhir LPPDK oleh Partai Politik di Kabupaten Aceh Barat. Dan memfokuskan pengawasan kepada hal-hal berikut: - Memastikan kepatuhan pelaporan;

- Memastikan ketepatan waktu pelaporan; - Memastikan penerimaan dana kampanye tidak

berasal dari sumber yang dilarang;

- Memeriksa terkait kelebihan sumbangan; - Memeriksa kelengkapan laporan;

- Memeriksa kesesuaian pengeluaran dengan laporan;

- Memeriksa identitas pemberi sumbangan; - Memeriksa kesesuaian sumbangan dengan

jumlah nominal batasan dana kampanye; - Mencatatkan kelebihan sumbangan dan

sumbangan yang tidak sah; dan

- Memeriksa bukti laporan penerimaan dan pengeluaran dana kampanye

4) Melakukan Koordinasi dengan KIP Kabupaten Aceh Barat terkait dengan Jadwal Pengiriman dan penyerahan laporan dana kampanye yang mencangkup LADK, LPSDK, LPPDK kepada KAPLogistik Pemilu 2019. Panwaslih Kabupaten Aceh Barat dalam hal ini sangat Fokus dan konsen terhadap pengawasan tahapan dana kampanye, karena Partai Politik dapat dikenakan sanksi administratif sesuai Undang – Undang. Pasal 338 ayat (1) dan ayat (2) UU 7/2017 tentang Pemilu

kemudian Pasal 338 ayat (3) dan ayat (4) UU 7/2017 tentang Pemilu.

 KEGIATAN PENGAWASAN

Dalam sebuah rangkaian kegiatan untuk meminimalisir terjadinya sebuah pelanggaran yang akan terjadi perlu dilakukan pencegahan dan aktivitas pengawasan. Panwaslih Kabupaten Aceh Barat melakukan beberapa pencegahan dan aktivitas pengawasan untuk menguragi dan meminimalisir adanya pelanggaran di setiap rangkaian proses dalam tahapan Dana Kampanye di Kabupaten Aceh Barat.

a. Kegiatan Pencegahan dan Aktivitas Pengawasan Panwaslih Kabupaten Aceh Baratmelakukan kordinasi dengan KIP Kabupaten Aceh Barat serta Para pengurus partai politik tentang waktu penyerahan segala bentuk laporan dalam tahapan dana kampanye. Selain itu Bawaslu juga menghadiri Bimtek Dana Kampane yang dilakukan oleh KIP Kabupaten Aceh Barat untuk memastikan bahwa setiap perwakilan partai politik di Kabupaten Aceh Barat sudah paham dengan pelaporan tahapan dana kampanye dalam pemilu 2019. Dalam kesempatan lain, Panwaslih Kabupaten Aceh Barat ikut mengahadiri kegiatan Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Dana Kamoanye yang laksanakan oleh KIP Kabupaten Aceh Barat kepada Peserta Pemilu 2019 di Kabupaten Aceh Barat. Kehadiran Panwaslih Kabupaten Aceh Barat dikegiatan tersebut, guna melakukan pencegahan terhadap penyemapaian laporan Dana Kampanye, agar Peserta Pemilu mengetahui apa yang wajib dilaporkam dan yang tidak mesti dilakukan sesuai

Perbawaslu nomor 29 Tahun 2018 Tentang Pengawasan Dana Kampanye. Kemudian dalam aktivitas pengawasan tahapan Dana Kampanye terdapat 3 aktivitas pengawasan yang dilakukan oleh Panwaslih Kabupaten Aceh Baratdan 1 Aktvitas pengawasan tambahan, yaitu:

1) Pengawasan penyampaian RKDK dan LADK kepada KIP Kabupaten Aceh Barat sebagai berikut: Tabel 37: Rekapitulasi Penyampaian RKDK dan LADK Partai Politik

NO PARTAI JLH CALEG WAKT U (WIB) SALDO RKDK TERIMA KELUAR 1 PKB 27 17.06 Rp. 100.000 - - 2 GERINDRA 50 13.15 Rp. 1.000.000 - - 3 PDIP 11 17.30 Rp. 2.000.000 - - 4 GOLKAR 50 16.00 Rp. 300.000 - - 5 NASDEM 28 13.15 Rp. 100.000 - - 6 GARUDA - - - - - 7 BERKARYA 17 17.05 Rp. 150.000 - - 8 PKS 25 17.00 Rp. 2.000.000 - - 9 PERINDO 15 17.11 Rp. 200.000 - - 10 PPP 25 17.56 Rp. 271.265 - - 11 PSI 18 17.45 Rp. 1.000.000 - - 12 PAN 50 17.00 Rp. 2.000.000 - - 13 HANURA 32 17.45 Rp. 200.000 - - 14 DEMOKRA T 50 13.15 Rp. 175.000 - - 15 PA 56 17.08 Rp. 200.000 - - 16 SIRA 12 17.08 Rp. 100.000 - -

17 PDA 4 08.00 Rp. 100.000 - -

18 PNA 53 11.24 Rp. 500.000 - -

19 PBB 15 16.05 Rp. 1.000.000 - -

20 PKPI - - - - -

Untuk Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kabupaten Aceh Barat terlambat dalam penyampaian Laporan Awal Dana Kampanye (LADK) dan Rekening Khusus Dana kampanye (RKDK) dari batas waktu yang di tentukan.

2) Pengawasan penyampaian LPSDK oleh Partai Politik kepada KIP Kabupaten Aceh Barat.

Tabel 38: Rekapitulasi Penyampaian LPSDK Partai Politik

JUMLAH

CALON Calon Pe rse orang

PKB 27 Rp 100,000 Rp 105,690,000 - Rp 105,790,000 GERINDRA 50 Rp 1,000,000 Rp 188,405,000 - Rp 189,405,000 PDIP 11 Rp 2,000,000 Rp 10,000,000 - Rp 12,000,000 GOLKAR 50 Rp 300,000 Rp 71,500,000 - Rp 71,800,000 NASDEM 28 Rp 100,000 Rp 73,200,000 - Rp 73,300,000 GARUDA - - - - -BERKARYA 17 Rp 150,000 Rp 9,500,000 Rp 4,000,000 Rp 13,650,000 PKS 25 Rp 2,000,000 Rp 21,000,000 - Rp 23,000,000 PERINDO 15 Rp 200,000 - - Rp 200,000 PPP 25 Rp 271,265 Rp 50,000,000 - Rp 50,271,265 PSI 18 Rp 1,000,000 Rp 14,977,500 - Rp 15,977,500 PAN 50 Rp 2,000,000 Rp 117,715,000 - Rp 119,715,000 HANURA 32 Rp 200,000 Rp 42,000,000 - Rp 42,200,000 DEMOKRAT 50 Rp 175,000 Rp 145,765,000 - Rp 145,940,000 PA 56 Rp 200,000 Rp 389,397,063 - Rp 389,597,063 SIRA 12 Rp 100,000 Rp 5,400,000 - Rp 5,500,000 PDA 4 Rp 100,000 Rp 3,400,000 - Rp 3,500,000 PNA 53 Rp 500,000 Rp 208,902,500 - Rp 209,402,500 PBB 15 Rp 1,000,000 Rp 10,200,000 - Rp 11,200,000 PKPI - - - - -538 Rp 11,396,265 Rp 1,467,052,063 Rp 4,000,000 Rp 1,482,448,328 JUMLAH TOTAL LADK PARTAI LPSDK

3) Pengawasan penyampaian LPPDK oleh Partai Politik kepada KIP Kabupaten Aceh Barat.

Tabel 39: Rekapitulasi Penyampaian LPPDK Partai Politik

KETERANGAN (Sisa Dana Kampanye ) 1 PKB Rp 105,790,000 - Tidak Menyerahkan 2 GERINDRA Rp 189,405,000 Rp 188,405,000 Rp 1,000,000 3 PDIP Rp 12,000,000 - Tidak Menyerahkan 4 GOLKAR Rp 71,800,000 Rp 71,500,000 Rp 300,000 5 NASDEM Rp 73,300,000 - Tidak Menyerahkan

6 GARUDA - - Tidak Menyerahkan

7 BERKARYA Rp 13,650,000 - Tidak Menyerahkan 8 PKS Rp 23,000,000 Rp 21,000,000 Rp 2,000,000 9 PERINDO Rp 200,000 - Tidak Menyerahkan 10 PPP Rp 50,271,265 Rp 296,800,000 Rp (246,528,735)

11 PSI Rp 15,977,500 - Tidak Menyerahkan 12 PAN Rp 119,715,000 Rp 117,175,000 Rp 2,540,000 13 HANURA Rp 42,200,000 - Tidak Menyerahkan 14 DEMOKRAT Rp 145,940,000 Rp 145,765,000 Rp 175,000 15 PA Rp 389,597,063 Rp 389,397,063 Rp 200,000 16 SIRA Rp 5,500,000 - Tidak Menyerahkan 17 PDA Rp 3,500,000 - Tidak Menyerahkan 18 PNA Rp 209,402,500 Rp 69,874,500 Rp 139,528,000 19 PBB Rp 11,200,000 - Tidak Menyerahkan

20 PKPI - - Tidak Menyerahkan

1,482,448,328

Rp 1,299,916,563 NO PARTAI

TOTAL

LADK + LPSDK LPPDK

Hasil dari Pengawasan Panwaslih Kabupaten Aceh Barat, terdapat 2 (dua) Partai Politik yang tidak menyerahkan Laporan Awal Dana Kampanye (LADK), yaitu Partai GARUDA dan Partai Keadilan Persatuan Indonesia (PKIP) dan terdapat 10 (sepuluh) Partai Politik yang tidak menyerahkan Laporan Penerimaan Sumbangan Dana Kampanaye (LPSDK), yaitu PKB, PDIP, NASDEM, BERKARYA, PERINDO, PSI, HANURA, SIRA, PDA dan PBB.

Adapun penyebab Partai Politik tidak menyerahkan Laporan Dana Kampanye adalah, Partai GARUDA dan PKPI disebabkan tidak adanya Calon Legislatif untuk mengikuti Pemilu. Sedangkan 10 Partai Politik seperti PKB, PDIP, NASDEM, BERKARYA, PERINDO, PSI, HANURA, SIRA, PDA dan PBB tidak menyerahkan Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye disebabkan Partai tersebut tidak mendapatkan kursi Legislatif saat Pemilu tanggal 17 April 2019.

Dalam hasil pengawasan Panwaslih Kabupaten Aceh Barat antara LPSDK dengan LPDDK pada Partai Persatuan Pembangunan (PPP), ditemukan Penerimaan dan Pengeluaran yang tidak tercantum pada LPSDK, yaitu sebesar Rp. 246.528.735 (Dua Ratus Juta Empat Puluh Enam Juta Lima Ratus Dua Puluh Delapan Ribu Tujuh Ratus Tiga Puluh Lima)

4) Pengawasan penyampaian Hasil Audit KAP kepada Partai Politik Oleh KIP Kabupaten Aceh Barat.

Tabel 40: Rekapitulasi Penyamapaian Hasil Audit KAP

JLH TANGGAL WAKTU KETERANGAN

CALON PENYAMPAIAN PENYAMPAIAN

1 GERINDRA 25 Senin, 29 April 2019 17.30 WIB Memenuhi Syarat 2 GOLKAR 25 Senin, 29 April 2020 15.40 WIB Memenuhi Syarat 3 PKS 24 Senin, 29 April 2021 13.30 WIB Memenuhi Syarat 4 PPP 25 Sabtu, 27 April 209 18.00 WIB Memenuhi Syarat 5 PAN 25 Rabu, 01 Mei 2019 14.00 WIB Memenuhi Syarat 6 DEMOKRAT 25 Minggu, 28 April 2019 14.00 WIB Memenuhi Syarat 7 PA 31 Senin, 29 April 2019 16.00 WIB Memenuhi Syarat 8 PNA 30 Rabu, 29 April 2019 16.00 WIB Memenuhi Syarat NO PARTAI

 HASIL-HASIL PENGAWASAN a. Temuan

Pada saat Penyampaian Laporan Awal Dana kampanye (LADK) dan Rekening Khusus Dana Kampanye (RKDK) pada tanggal 23 September s.d 27 September 2018, pukul 24.00 Wib atau 00.00 Wib, Panwaslih Kabupaten Aceh Barat menemukan dugaan Pelanggaran Administrasi atas Penyampaian Laporan Dana Kampanye. Temuan itu adalah menurut KIP Kabupaten Aceh Barat Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kabupaten Aceh Barat tidak menyampaikan LADK tepat waktu sesuai dengan Peraturan KPU nomor 24 Tahun 2018 Tentang Dana Kampanye Pemilu. Dalam temuan itu, pihak Partai Solidaritas Indonesia mengajukan Permohan gugatan kepada Panwaslih Kabupaten Aceh Barat, guna meminta kepastian hukum agar Partai Solidaritas tetap dapat menyampaikan Laporan Awal Dana Kampanye kepada KIP Kabupaten Aceh Barat.

Pada tanggal 04 Oktober 2018 Panwaslih Kabupaten Aceh Barat melakukan Sidang Mediasi antara Pemohon (PSI) dengan Termohon (KIP Kabupaten Aceh Barat), namun tidak menghasilkan keputusan antara kedua belah pihak. Pihak KIP Kabupaten Aceh Barat tetap pedoman kepada PKPU nomor 24 tahun 2018 tentang Dana Kampanye. Dengan demikian, Panwaslih Kabupaten Aceh Barat melanjutkan perkara ini ke tahap Sidang Adjudikasi. Hasil dari siding Adjudikasi tersebut, Panwaslih Kabupaten Aceh Barat berpedoman kepada undang-undang nomor 7 Tahun 2017, Pasal 334 ayat (2) Maka secara kekuatan hukum dapat menggugurkan PKPU nomor 29 Tahun 2018

tentang perubahan atas PKPU nomor 24 Tahun 2018 tentang Dana Kampanye.

b. Rekomendasi

Panwaslih Kabupaten Aceh Barat merekomendasi (Keputusan) kepada KIP Kabupaten Aceh Barat agar menerima Laporan Awal Dana Kampanye Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dengan nomor Putusan 001/PS/AC.01/X/2018. (Dokumen Pendukung Terlampir)

c. Tindak Lanjut Rekomendasi

Pada tanggal 17 Oktober 2018 KIP Kabupaten Aceh Barat mengeluarkan surat kepada Partai Solidaritas Indonesia Kabupaten Aceh Barat nomor 708/PL.01.6-SD/1105/KIP-Kab/X/2018 Tentang Penyerahan LADK Pemilu 2019 Pasca Putusan Panwaslih Kabupaten Aceh Barat.

 DINAMIKA DAN PERMASALAHAN

Dalam pelaksanaan tahapan Dana Kampanye Kabupaten Aceh Barat, Panwaslih Kabupaten Aceh Barat menyadari banyak dinamika dan permasalahan yang masih harus di evaluasi dalam pelaksanaan tahapan Dana Kampanye Kabupaten Aceh Barat. Permasalahan yang muncul disetiap Partai Politik hampir sama atau kebanyakan Partai Politik melakukan kesalahan tersebut, paling tidak kesasalahan yang masih sering dilakukan dalam pelaksanan tahapan Dana Kampanye.

Masih terdapat Partai Politik yang tidak menyampaikan Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye (LPPDK). Di Kabupaten Aceh Barat terdapat 10 (Sepuluh) Partai Polititk yang tidak menyerahkan LPPDK. Terdapat beberapa penyebab yang membuat Partai Politik tidak

menyampaikan berkas LPPDK seperti Partai Politik tersebut tidak memperoleh kursi legeslatif dalam pemilu 2019, kemudian kurangnya tenaga SDM didalam Partai Politik yang memahami tentang Tahapan Dana Kampanye juga bisa menjadi penyebab tidak menyerahkannya berkas LPPDK kepada KIP Kabupaten Aceh Barat. Masih kurangnya kesadaran Partai Politik terhadap transaparasi Dana Kampanye juga menjadi salah satu pemicu sehingga Partai Politik enggan menyapaikan Laporan Dana Kampanye meraka.

 EVALUASI PELAKSANAAN PENGAWASAN

Pelaksanaan dan pengawasan Dana Kampanye pada Pemilu 2019 penting untuk diperhatikan. Pelaksanaan Dana Kampanye dapat di ukur dari kepatuhan Peserta Pemilu melaporkan serta menggunakan Dana tersebut secara transparan dan tepat waktu. Untuk yang akan datang agar pengawasan Dana Kampanye Pemilu diperketat dengan memberikan wewenang kepada Bawaslu dan tingkatannya untuk melakukan audit investigasi atau verifikasi factual laporan Dana Kampanye. Selama ini, laporan Dana Kampanye Peserta Pemilu cenderung bersifat administrasi dan formalitas. Partai Politik dan Calon Legislatif tidak melaporkan pemasukan dan pengeluaran kampanye secara jujur dan utuh dalam laporan keuangan yang di serahkan ke Komisi Independen Pemilihan (KIP). Hal itu membuat Panwaslih sulit melakukan pengawasan terhadapat aspek dana kampanye partai dan calon. Jika Bawaslu diberi kewenangan lebih dalam mengaudit dana kampanye, maka pertanggung jawaban dana kampanye tidak hanya berdasarkan audit

laporan normtif, tetapi juga verifikasi factual terhadap aktivitas kampanye.

Jika wewenang audit itu diberikan kepada Bawaslu, setelah menerima salinan laporan dana kampanye, Bawaslu membandingkan isi laporan dana kampanye dengan aktivitas riil peserta Pemilu selama kampanye. Pemantau Bawaslu dan jajarannya di setiap tingkatan akan dikerahkan untuk mendata aktivitas peserta pemilu di lapangan. Data riil itu nantinya di cek silang dengan pengeluaran yang dicantumkan peserta dan calon di laporan. Pengecekan bisa dilakukan melalu kerja sama dengan auditot, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan Pusat Pelaporan Analisis dan Transasksi Keuangan (PPATK).

6) PELAKSANAAN PENGAWASAN TAHAPAN

PEMUNGUTAN, PENGHITUNGAN DAN REKAPITULASI