• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

SITUASI UPAYA KESEHATAN

A. Pelayanan Kesehatan Dasar

1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar di dalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Bahkan seorang wanita perlu mempersiapkan dirinya secara fisik dan psikologis sebelum menjadi seorang ibu. Kesehatan seorang wanita perlu dipersiapkan sebelum dia menjadi seorang ibu, karena wanita usia subur yang sehat akan menjadi seorang ibu yang sehat pula. Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu terutama ketika hamil dapat mempengaruhi kesehatan janin dalam kandungannya hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya.

a. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4)

Pelayanan antenatal adalah pelayanan yang diberikan terhadap ibu hamil oleh petugas kesehatan untuk memelihara kehamilannya yang dilaksanakan sesuai standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan. Tujuan pelayanan antenatal adalah mengantarkan ibu hamil agar dapat bersalin dengan sehat dan memperoleh bayi yang sehat, mendeteksi dan mengantisipasi dini kelainan kehamilan dan kelainan janin.

Profil Kesehatan Provinsi Maluku Utara Tahun 2011

45

Pelayanan antenatal meliputi 5 hal yang dikenal dengan istilah 5T, yaitu Timbang berat badan, ukur Tekanan darah, ukur Tinggi fundus uteri, nilai status imunisasi TT, dan memberikan Tablet Fe (tambet tambah darah). Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat pada cakupan K1 dan K4.

K1 adalah kunjungan pertama ibu hamil ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal pada trisemester pertama kehamilan. Sedangkan K4 adalah kunjungan ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali, yaitu 1 kali pada trisemester pertama kehamilan, 1 kali pada trisemester kedua, dan 2 kali pada trisemester ketiga. Dengan demikian cakupan K1 dan K4 juga dapat dijadikan sebagai gambaran akses ibu hamil untuk memperoleh pelayanan kesehatan ke tenaga kesehatan. 85,5 75

Di Maluku Utara pada tahun 2011, cakupan K1 sebesar 91% dan K4 sebesar 78%. Angka cakupan tersbut menunjukkan peningkatan dibandingkan capaian pada tahun 2010 yaitu 85% untuk K1 dan 75% untuk K4. Namun demikian, seperti halnya data pada tahun-tahun sebelumnya, angka cakupan K1 dan K4 tersebut masih menunjukkan kesenjangan yang cukup besar yaitu sebesar 13%. Apabila kesenjangan antara K1 dan K4 sebesar 10% menunjukkan indikasi bahwa banyak ibu hamil yang tidak datang melakukan kunjungan K4 sehingga kehamilannya tidak dapat dipantau secara komprehensif oleh petugas yang memiliki kompetensi kebidanan. Evidence tersebut menunjukkan perlunya perhatian khusus oleh petugas kesehatan untuk lebih aktif meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya ibu hamil dan keluarganya tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan hingga trisemester ketiga kehamilannya agar kondisi ibu dan bayi dapat dipantau oleh petugas kesehatan berkompetensi kebidanan.

Gambar 4.1 menunjukkan pencapaian cakupan K1 dan K4 menurut kabupaten/kota tahun 2011 serta perbandingan dengan cakupan K1 dan K4 hasil Riskesdas 2010. Pada gambar tersebut terlihat bahwa secara umum

Profil Kesehatan Provinsi Maluku Utara Tahun 2011

46

pencapaian cakupan K1 dan K4, dan capaian K1 dan K4 di Maluku Utara dibandingkan cakupan nasional berdasarkan hasil Riskesdas 2010.

Gambar 4.1

Persentase Pencapaian K1 dan K4 menurut Kabupaten/Kota Provinsi Maluku Utara Tahun 2011

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011

Gambar 4.2 memperlihatkan cakupan K1 dan K4 Provinsi Maluku Utara selama 5 tahun yaitu dari tahun 2007 hingga tahun 2011. Meskipun tampak peningkatan cakupan K1 dan K4 namun masih tampak kesenjangan yang cukup besar antara K1 dan K4. Hal tersebut menunjukkan masih tingginya angka drop out K1-K4 yang berarti masih banyak ibu hamil yang tidak meneruskan pemeriksaan kehamilannya hingga kunjungan keempat pada trisemester ketiga kehamilannya sehingga akan sulit bagi petugas kesehatan untuk memantau faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan kehamilan maupun deteksi dini adanya kelainan pada janin.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 91 96 81 88 95 83 78 100 95 91 92,8 82 83 57 78 84 64 59 94 81 78 61,3 % Cak u p an K 1 d an K 4 K1 K4

Profil Kesehatan Provinsi Maluku Utara Tahun 2011

47

Gambar 4.2

Persentase Cakupan K1 dan K4 Provinsi Maluku Utara Tahun 2007 –2011

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2011

Selain pentingnya mengupayakan peningkatan cakupan K4, harus diupayakan pula peningkatan kualitas K4 yang sesuai standar. Salah satu pelayanan yang diberikan saat antenatal yang menjadi kualitas standar adalah pemberian zat besi (Fe) 90 tablet dan imunisasi TT (tetanus toksoid). Dengan demikian seharusnya ibu-ibu hamil yang tercatat sebagai cakupan K4 juga tercatat dalam laporan pemberian Fe3 dan TT2. Akan tetapi seringkali cakupan ketiga indikator tersebut (K4, Fe3, TT2) dilaporkan berbeda. Data mengenai cakupan K4, Fe3 dan TT2 dapat dilihat pada tabel lampiran.

b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan Kompetensi Kebidanan

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan adalah pelayanan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten, yaitu dokter spesialis kebidanan, dokter umum, dan bidan. Pada prinsipnya, penolong persalinan harus memperhatikan beberapa hal, yaitu 1) pencegahan infeksi; 2) metode pertolongan persalinan yang sesuai standar; 3) merujuk kasus yang

79 82 79 85 91 65 71 70 74 78 0 20 40 60 80 100 2007 2008 2009 2010 2011 % Caku p an K1 d an K4 K1 K4

Profil Kesehatan Provinsi Maluku Utara Tahun 2011

48

memerlukan tingkat pelayanan yang lebih tinggi; dan 4) melaksanakan Inisiasi Menyusui Dini (IMD).

Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan (salinakes) di Provinsi Maluku Utara pada tahun 2011 sebanyak 73%. Data ini jauh lebih tinggi dibandingkan laporan hasil Riskesdas tahun 2010 yaitu 26,2%. Untuk tingkat provinsi Maluku Utara persalinan oleh tenaga kesehatan menunjukkan fluktuasi yang sangat tajam sejak tahun 2008 hingga tahun 2011 sebagaimana yang terlihat pada gambar 4.3.

Gambar 4.3

Kecenderungan Proporsi Persalinan Ditolong oleh Tenaga Kesehatan Provinsi Maluku Utara Tahun 2008-2011

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2011

Untuk Kabupaten/Kota, cakupan tertinggi di Kota Ternate sebesar 90%, disusul oleh Kab. Halmahera Tengah 83%, sedangkan cakupan terendah dilaporkan pada Kab. Pulau Morotai yaitu 53%.

0 20 40 60 80 2008 2009 2010 2011 59 75 65 73

Profil Kesehatan Provinsi Maluku Utara Tahun 2011

49

Gambar 4.4

Cakupan Persalinan Ditolong oleh Tenaga Kesehatan Provinsi Maluku Utara Tahun 2011

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2011

c. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas

Pelayanan nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas sebanyak 3 kali yaitu 6 jam setelah persalinan, pada minggu ke-2 setelah persalinan, dan pada minggu ke-6 setelah persalinan. Pelayanan kesehatan yang diberikan pada ibu nifas antara lain pelayanan KB pasca persalinan dan pemberian vitamin A 200.000 IU sebanyak dua kali.

Pada tahun 2011 pencapaian cakupan pelayanan nifas (KF) untuk Provinsi Maluku Utara dilaporkan sebesar 84%. Cakupan pelayanan nifas tertinggi dilaporkan mencapai 100% pada 3 Kabupaten yaitu di Kab. Halmahera Utara, Halmahera Selatan, dan Halmahera Timur, sedangkan cakupan terendah pada Kab. Kepulauan Sula yaitu 48%. Cakupan ibu nifas yang mendapat vitamin A sebanyak 74% untuk Provinsi Maluku Utara. Pencapaian cakupan ibu nifas mendapat vitamin A sangat variatif antar

0 20 40 60 80 100 75 76 66 62 83 90 76 60 53 73

Profil Kesehatan Provinsi Maluku Utara Tahun 2011

50

kabupaten/kota, dimana dua kabupaten cakupannya telah mencapai >90% namun masih ada 1 kabupaten yang cakupannya hanya mencapai 20%. Hal ini terlihat dengan tingginya cakupan bu nifas yang mendapat vitamin A di Kab. Halmahera Barat yang mencapai 100% dan Kota Ternate yang mencapai 91%, akan tetapi di Kab. Kepulauan Sula hanya mencapai 21%. Data mengeani cakupan pelayanan nifas dan cakupan ibu nifas mendapat vitamin A dapat dilihat pada lampiran tabel 28 dan tabel 32.

d. Kunjungan Neonatus

Bayi sampai umur kurang dari satu bulan memiliki resiko gangguan kesehatan yang sangat tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara lain dengan meningkatkan jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan neonatus minimal dua kali yaitu pada umur 0-7 hari (KN1) dan pada umur 8-28 hari (KN2).

Cakupan kunjungan neonatus satu kali (KN1) di Provinsi Maluku Utara pada tahun 2011 telah mencapai 94%, sedangkan kunjungan neonatus tiga kali (KN lengkap) mencapai 93%. Pencapaian tersebut meningkat sangat signifikan dibandingkan capaian tahun 2010 yaitu 84% untuk KN1 dan 68% untuk KN lengkap, serta lebih tinggi dibandingkan angka nasional hasil Riskesdas 2010 yaitu sebesar 57,6%. Untuk cakupan KN1 secara umum telah menunjukkan pencapaian yang berhasil dengan rata-rata capaian di 7 Kabupaten/Kota telah melampaui target nasional yaitu 75% kecuali Kab. Kepulauan Sula dan Pulau Morotai yang hanya mencapai 67%.

Demikian pula untuk cakupan KN lengkap. Sebanyak 7 kabupaten/kota yang berhasil mencapai target cakupan melebihi 75%, akan tetapi pada 2 Kabupaten yaitu Kabupaten Kepulauan Sula dan Kab. Pulau Morotai cakupan KN lengkapnya hanya mencapai 67%. Rincian cakupan kunjungan

Profil Kesehatan Provinsi Maluku Utara Tahun 2011

51

neonatus menurut kabupaten/kota pada tahun 2011 tergambar pada lampiran tabel 36.

Dokumen terkait