• Tidak ada hasil yang ditemukan

38 3) Polio dan AFP

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

38 3) Polio dan AFP

3) Polio dan AFP

Polio adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang menyerang syaraf, dan dapat menyebabkan kelumpuhan. Virus polio masuk ke dalam tubuh melalui mulut, kemudian berkembang biak dalam sistem pencernaan. AFP adalah kondisi abnormal yang ditandai dengan melemahnya, lumpuhnya atau hilangnya kekuatan otot tanpa penyebab yang jelas. AFP juga seringkali menjadi indikasi dini adanya serangan penyakit seperti polio.

Hingga tahun 2011 belum ditemukan kasus polio di Maluku Utara, namun ditemukan 7 kasus AFP non polio dengan AFP rate sebesar 1,75 dengan rincian yaitu 5 kasus dilaporkan dari Kota Ternate, dan 1 kasus di Kab. Halmahera Tengah dan 1 kasus di Kab. Pulau Morotai.

g. Penyakit Potensi KLB/Wabah 1) Demam Berdarah Dengue (DBD)

Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypty. DBD sering menjadi kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) terutama pada bulan-bulan awal dan akhir musim penghujan dimana muncul banyak genangan-genangan air yang menjadi breeding place bagi nyamuk Aedes.

Pada tahun 2011 di Maluku Utara jumlah penderita DBD dilaporkan sebanyak 158 orang, jumlah penderita tertinggi di Kab. Halmahera Timur yakni 87 orang dan di Kota Ternate sebanyak 57 orang. Namun demikian di beberapa kabupaten kota tidak ada data penderita terlaporkan.

2) Diare

Berdasarkan data Profil Kesehatan Kab/Kota tahun 2011 jumlah kasus diare yang ditangani terlaporkan sebanyak 23.697 penderita atau sebanyak 53% dari total perkiraan jumlah penderita. Jumlah penderita diare yang

Profil Kesehatan Provinsi Maluku Utara Tahun 2011

39

ditangani tertinggi dilaporkan di Kab. Halmahera Timur, Kab. Halmahera Selatan dan Kota Tidore Kepulauan. Data mengenai gambaran kasus diare menurut kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran tabel 16.

C. STATUS GIZI

Status gizi sangat erat kaitannya dengan status kesehatan individu, karena selain merupakan faktor predisposisi yang dapat memperbesar resiko dan memperparah penyakit infeksi juga dapat mengakibatkan gangguan kesehatan lainnya. Status gizi masyarakat dapat diukur melalui beberapa indikator, antara lain Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita, status gizi wanita usia subur kurang energi kronis (KEK) dan gangguan akibat kekurangan yodium. Gambaran mengenai status gizi masyarakat di Maluku Utara pada tahun 2011 berdasarkan indikator BBLR dan Status Gizi Balita seperti diuraikan pada bagian berikut ini.

1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

Bayi Berat Badan Lahir Rendah adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2.500 gram yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir. Berat badan lahir rendah (kurang dari 2500 gram) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal.

Angka BBLR secara nasional belum tersedia, walaupun demikian proporsi BBLR dapat diketahui berdasarkan hasil estimasi dari Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). Sejak Provinsi Maluku Utara terbentuk tahun 1999, SDKI baru dilaksanakan satu kali yaitu pada tahun 2007 dan data proporsi BBLR maluku Utara belum tersedia. Sedangkan menurut Riskesdas 2007, tidak semua bayi diketahui berat badan hasil penimbangan waktu lahir. Dengan demikian untuk Provinsi Maluku Utara data BBLR hanya dapat diperoleh dari pencatatan laporan rutin program gizi masyarakat dari tingkat puskesmas hingga ke pengelola program gizi di provinsi.

Berdasarkan data Profil Kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2011 dilaporkan bahwa dari seluruh bayi lahir hidup yang ditimbang hanya sebanyak 64%, dan

Profil Kesehatan Provinsi Maluku Utara Tahun 2011

40

diperoleh data jumlah BBLR sebanyak 338 orang atau 2,8% dari bayi lahir hidup yang ditimbang.

Gambar 3.10

Jumlah Bayi BBLR menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku Utara Tahun 2011

. Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2011

Gambar 3.11

Sumber: Profil Kesehatan Maluku Utara Tahun 2010 Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011

0 50 100 150 200 250 300 350 24 209 6 22 10 32 7 12 16 338 99 71 112 118 338 0 50 100 150 200 250 300 350 400 2007 2008 2009 2010 2011

Profil Kesehatan Provinsi Maluku Utara Tahun 2011

41

Pada gambar 3.8 menunjukkan fluktuasi jumlah BBLR di Maluku Utara dalam kurun waktu 2007-2011. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir tampak data jumlah bayi BBLR di Maluku Utara semakin meningkat. Hal ini tentu saja bukan merupakan kegagalan program gizi dalam menangani faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian bayi BBLR antara lain status gizi ibu hamil, akan tetapi data tersebut dimungkinkan karena semakin baiknya sistem pencatatan dan pelaporan program gizi diseluruh tingkatan pelayanan kesehatan.

2. Gizi Balita

Status gizi balita dinilai berdasarkan parameter yang terdiri dari umur, berat badan (BB), dan tinggi badan (TB). Variabel BB dan TB tersebut disajikan dalam bentuk 3 indikator status gizi yaitu; berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U) dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Angka berat badan dan tinggi badan setiap balita dikonversikan ke dalam bentuk nilai terstandar (z-score) dengan menggunakan baku antropometri WHO NCHS 2005. Indikator BB/U memberikan gambaran tentang status gizi yang sifatnya umum, tidak spesifik. Tinggi rendahnya prevalensi gizi buruk atau gizi buruk dan kurang mengindikasikan ada tidaknya masalah gizi pada balita, tetapi tidak memberikan indikasi apakah masalah gizi tersebut bersifat kronik atau akut. Sedangkan dalam

Millenium Development Goal (MDGs), indikator yang status gizi yang dipakai

adalah BB/U dan angka prevalensi status ‘underweight’ (gizi kurang dan buruk) dijadikan dasar untuk menilai pencapaian MDGs.

Pada tahun 2011 di Provinsi Maluku Utara dari 60.717 balita yang ditimbang, diketahui prevalensi gizi lebih sebanyak 0,74%, gizi baik 79%, gizi kurang 9,5%, dan gizi buruk sebanyak 0,7%. Distribusi balita berdasarkan status gizi menurut kabupaten/kota disajikan dalam tabel 3.1 berikut.

Profil Kesehatan Provinsi Maluku Utara Tahun 2011

42

Tabel 3.1

Status Gizi Balita Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Maluku Utara Tahun 2011

Kabupaten/Kota Status Gizi (%)

Gizi Lebih Gizi Baik Gizi Kurang Gizi Buruk

Halmahera Barat 0,13 89 9 1,7

Halmahera Tengah 0,07 87 12 0,33

Kepulauan Sula 1,67 40 22 0.11

Halmahera Selatan 0,17 62 0,84 0,84

Halmahera Utara O,64 96 8 0,48

Halmahera Timur 0,35 83 14 2

Pulau Morotai 1,51 64 4 0,02

Kota Ternate 1,44 90 8 0,8

Kota Tidore Kep. 0,07 70 7 0,3

Provinsi 0,74 79 9,5 0,7

Sumber: Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2011

Profil Kesehatan Provinsi Maluku Utara Tahun 2011

43

BAB IV

Dokumen terkait