• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM & PERILAKU

A. Pelayanan Kesehatan Dasar

1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar di dalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Bahkan

seorang wanita perlu mempersiapkan dirinya secara fisik dan psikologis sebelum menjadi seorang ibu. Kesehatan seorang wanita perlu dipersiapkan sebelum dia menjadi seorang ibu, karena wanita usia subur yang sehat akan menjadi seorang ibu yang sehat pula. Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu terutama ketika hamil dapat mempengaruhi kesehatan janin dalam kandungannya hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya.

a. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil

Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan dalam pemberian pelayanan antenatal sekurang-kurangnya 4 kali selama kehamilan. Tujuan pelayanan antenatal adalah mengantarkan ibu hamil agar dapat bersalin dengan sehat dan memperoleh bayi yang sehat, mendeteksi dan mengantisipasi dini kelainan kehamilan, kelainan janin, dan komplikasi kehamilan.Pelayanan antenatal meliputi 7 hal yang dikenal dengan istilah 7T, yaitu Timbang berat badan, ukur Tekanan darah, ukur Tinggi fundus uteri, nilai status imunisasi TT, memberikan 90 Tablet Fe (tambet tambah darah), Temu wicara (konseling), dan Tes laboratorium sederhana. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat pada cakupan K1 dan K4.

K1 adalah kunjungan pertama ibu hamil ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal pada trisemester pertama kehamilan. Sedangkan K4 adalah kunjungan ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan

antenatal minimal 4 kali, yaitu 1 kali pada trisemester pertama kehamilan, 1 kali pada trisemester kedua, dan 2 kali pada trisemester ketiga. Dengan demikian cakupan K1 dan K4 juga dapat dijadikan sebagai gambaran akses ibu hamil untuk memperoleh pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan.

Di Maluku Utara pada tahun 2014, cakupan K1 sebesar 89% dan cakupan K4 sebesar 78,58%. Cakupan K1 dan K4 tersebut masih mengalami sedikit peningkatan dari tahun 2013 yakni K1 (87%) dan K4 (76%). Namu masih ada kesenjangan antara K1 dan K4 di tahun 2014 ini menunjukkan indikasi bahwa banyak ibu hamil yang tidak datang melakukan kunjungan K4 sehingga kehamilannya tidak dapat dipantau secara komprehensif oleh petugas yang memiliki kompetensi kebidanan. Berdasarkan data profil kab/kota, kota Tikep, Kab Halteng dan Kab Pulau Morotai menunjukan kesenjangan K1 dan K4 terkecil, sedangkan tertinggi pada kab Halmahera Barat, Kab Pulau Taliabu dan Kab Halmahera Timur. Meskipun semua ibu hamil yang memeriksakan kehamilan mulai pada trisemester pertama hingga pada akhir kehamilan, namun masih banyak ibu hamil yang belum melakukan pemeriksaan kehamilan dari seluruh ibu hamil. Evidence tersebut menunjukkan perlunya perhatian khusus oleh petugas kesehatan untuk lebih aktif meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya ibu hamil dan keluarganya tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan hingga trisemester ketiga kehamilannya agar kondisi ibu dan bayi dapat dipantau oleh petugas kesehatan berkompetensi kebidanan.

Gambar 4.1

Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil K1 dan K4 Provinsi Maluku Utara Tahun 2010-2014

Sumber: Bidang Binkesmas Dinas Kesehatan Prov. Maluku Utara Tahun 2014; Profil Kesehatan Provinsi Maluku Utara Tahun 2013

Gambar 4.1 memperlihatkan cakupan K1 dan K4 Provinsi Maluku Utara selama 5 tahun terakhir yaitu dari tahun 2010 hingga tahun 2014. Meskipun tampak peningkatan cakupan K1 dan K4 namun masih tampak kesenjangan yang cukup besar antara K1 dan K4. Hal tersebut menunjukkan masih tingginya angka drop out K1-K4 yang berarti masih banyak ibu hamil yang tidak meneruskan pemeriksaan kehamilannya hingga kunjungan keempat pada trisemester ketiga kehamilannya sehingga akan sulit bagi petugas kesehatan untuk memantau faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan kehamilan maupun deteksi dini adanya kelainan pada janin.

Selain pentingnya mengupayakan peningkatan cakupan K4, harus diupayakan pula peningkatan kualitas K4 yang sesuai standar. Salah satu pelayanan yang diberikan saat antenatal yang menjadi kualitas standar adalah pemberian zat besi (Fe) 90 tablet dan imunisasi TT (tetanus toksoid). Dengan demikian seharusnya ibu-ibu hamil yang tercatat sebagai cakupan K4 juga tercatat dalam laporan pemberian Fe3 dan TT2. Akan tetapi seringkali cakupan ketiga indikator tersebut (K4, Fe3, TT2) dilaporkan berbeda.Data mengenai cakupan K4, Fe3 dan TT2 dapat dilihat pada tabel lampiran.

b. Pelayanan Kesehatan ibu Bersalin

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan adalah pelayanan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten, yaitu dokter spesialis kebidanan, dokter umum, dan bidan. Pada prinsipnya, penolong persalinan harus memperhatikan beberapa hal, yaitu 1) pencegahan infeksi; 2) metode pertolongan persalinan yang sesuai standar; 3) merujuk kasus yang memerlukan tingkat pelayanan yang lebih tinggi; dan 4) melaksanakan Inisiasi Menyusui Dini (IMD).

Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan (salinakes) di Provinsi Maluku Utara pada tahun 2014 (54%) mengalami penurunan dari tahun 2013 yang mencapai 77% dan belum mencapai target (88%). Gambar 4.2 menunjukkan kecenderungan cakupan persalinan ditolong oleh tenaga

kesehatan sejak tahun 2010-2012 mengalami peningkatan dan menurun cakupannya di tahun 2013-2014. Hal ini perlu perhatian petugas kesehatan dalam meningkatkan upaya promosi kepada masyarakat dalam akses fasyankes terutama ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan dan bersalin di fasyankes.

Gambar 4.2

Kecenderungan Proporsi Persalinan Ditolong oleh Tenaga Kesehatan Provinsi Maluku Utara Tahun 2010-2014

Sumber: Profil Kesehatan Prov. Malut Tahun 2013; Bidang Binkesmas Dinkes Prov. Malut 2014

Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kab/Kota hanya Kab Kep Sula, Kab Halmahera Tengah, Kab Halmahera Timur dan Kota Tikep mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sedangkan dengan cakupan tertinggi di Kota Ternate dan tidak mengalami perubahan di tahun sebelumnya. Cakupan terendah terjadi di kab Pulau Taliabu

dan pada tahun sebelumnya tidak ada pelaporan (Gambar 4.3).

Gambar 4.3

Cakupan Persalinan Ditolong oleh Tenaga Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Maluku Utara Tahun 2013-2014

Sumber: Bidang Binkesmas Dinkes Prov. Malut Tahun 2014; Profil Kesehatan Dinkes Prov. Malut Tahun 2014

c. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas

Pelayanan nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas sebanyak 3 kali yaitu 6 jam setelah persalinan, pada minggu ke-2 setelah persalinan, dan pada minggu ke-6 setelah persalinan. Pelayanan kesehatan

yang diberikan pada ibu nifas antara lain pelayanan KB pasca persalinan dan pemberian vitamin A 200.000 IU sebanyak dua kali.

Gambar 4.4

Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

Sumber: Bidang Binkesmas Dinkes Prov Malut Tahun 2014

Pada tahun 2014 pencapaian cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas belum mencapai target (88%) yaitu sebesar 47% dan mengalami penurunan yang sangat signifikan dari tahun sebelumnya 77%. Pencapaian ini mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2012 yakni 83%. Penurunan cakupan KF ini juga terjadi di seluruh kab/kota dengan cakupan terendah pada kab. Pulau Taliabu. Meninjau kembali cakupan KF yang rendah mempunyai korelasi dengan cakupan persalinan ditolong nakes yang rendah. Hal ini dianggap perlu tindak lanjut dari petugas

kesehatan dalam upaya promotif serta pemberdayaan masyarakat lebih ditingkatkan.

d. Penanganan Neonatal Komplikasi

Neonatus komplikasi adalah neonatus dengan penyakit dan atau kelainan yang dapat menyebabkan kecacatan dan kematian, seperti asfiksia, ikterus, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir dan BBLR. Yang dimaksud penanganan neonatus dengan komplikasi adalah neonatus sakit dan atau dengan kelainan yang mendapatkan pelayanan sesuai standar oleh tenaga kesehatan baik di rumah maupun di sarana pelayanan kesehatan.

Berdasarkan data Profil Kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2013, cakupan pelayanan neonatus komplikasi di Maluku Utara pada umumnya masih sangat rendah (6%) dan belum mencapai target provinsi tahun 2013 yaitu 75%, namun capaian ini mengalami peningkatan di tahun 2014 (35%). Akan tetapi pencapaian ini masih rendah dari target yakni 80%. Rendahnya cakupan penanganan komplikasi neonatal dapat disebabkan oleh sistem pencatatan dan pelaporan penanganan neonatus dengan komplikasi belum mengakomodir semua laporan pelayanan yang dilakukan oleh fasilitas kesehatan dasar dan rujukan swasta.

Gambar 4.5

Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

Sumber: Bidang Binkesmas Dinas Kesehatan Prov. Maluku Utara Tahun 2014

e. Kunjungan Neonatus

Bayi sampai umur kurang dari satu bulan memiliki resiko gangguan kesehatan yang sangat tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara lain dengan meningkatkan jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan neonatus tiga kali yaitu pada umur 6-48 jam, umur 3-7 hari dan pada umur 8-28 hari.

Cakupan kunjungan neonatus satu kali (KN1) dan KN Lengkap di Provinsi Maluku Utara pada tahun 2014 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Cakupan KN1 sebesar 80% (91% di tahun 2013) dan kunjungan nenonatus

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 94 81 35 31 30 21 14 13 5 4 2

tiga kali (KN lengkap) sebesar 81%. (88% di tahun 2013). Pencapaian di tahun 2014 masih dibawah target (KN1 90% dan KN 85%), namun kesenjangan antara KN1 dan KN lengkap sangat kecil. Gambar berikut menunjukkan kecenderungan pencapaian KN1 dan KN lengkap di Maluku Utara tahun 2011ke 2012 mengalami peningkatan namun dari tahun 2012 hingga 2014 cenderung turun.

Gambar 4.6

Kecenderungan Kunjungan Neonatus Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Maluku Utara Tahun 2011- 2014

Sumber: Bidang Binkesmas Dinkes Prov Malut tahun 2014; Profil Kesehatan Dinkes Provinsi Maluku Utara Tahun 2013

f. Pelayanan Kesehatan pada Bayi

Pelayanan kesehatan pada bayi ditujukan pada bayi usia 29 hari hingga 11 bulan untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan sesuai standar minimal 4 kali oleh tenaga kesehatan yang memilki kompetensi. Pelayanan ini meliputi pemberian imunisasi dasar, stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi, pemberian vitamin A pada bayi serta penyuluhan kesehatan. Indikator cakupan pelayanan kesehatan bayi merupakan penilaian terhadap upaya peningkatan akses bayi memperoleh pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin adanya kelainan atau penyakit, pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, serta peningkatan kualitas hidup bayi.

Cakupan pelayanan kesehatan bayi provinsi Maluku Utara pada tahun 2014 sebesar 93% dan telah mencapai target (85%). Pencapaian ini mengalami peningkatan dari tahun 2014 sebesar 79%. Dengan cakupan tertinggi di Kab Pulau Taliabu (118,9%) dan Kab Halmahera Timur (290,7%). Nilai ini melebihi dari 100% dikarenakan jumlah bayi yang mendapat pelayanan kesehatan melebihi dari jumlah bayi yang tercatat. Hal ini bisa saja disebabkan kesalahan pencatatan oleh petugas dimana seorang bayi yang sama dihitung atau dijumlahkan berdasarkan jumlah kunjungan. Di tahun 2014 kabupaten kepulauan Sula merupakan kabupaten dengan nilai terendah (30,2%).

Dokumen terkait