• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM & PERILAKU

D. Perbaikan Gizi Masyarakat 1. Pemberian Kapsul Vitamin A

Vitamin A penting untuk kesehatan mata dan mencegah kebutaan, dan lebih penting lagi vitamin A meningkatkan daya tahan tubuh. Anak-anak yang cukup mendapat vitamin A, bila terkena diare, campak atau penyakit infeksi lain, maka penyakit-penyakit tersebut tidak mudah menjadi parah sehingga tidak membahayakan jiwa anak. Dengan adanya bukti-bukti yang menunjukkan peranan vitamin A dalam menurunkan angka kematian, maka selain untuk mencegah kebutaan, pentingnya vitamin A, saat ini lebih dikaitkan dengan kelangsungan hidup anak, kesehatan dan pertumbuhan anak.

Gambar 4.12

Persentase Cakupan Vit A (6-11 bulan) dan Balita (12 – 59 bulan) Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

Sumber: Bidang Binkesmas Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara 2014

Dari gambar 4.13 di atas, dapat disimpulkan bahwa capaian cakupan Vit. A pada bayi (6-11 bulan) di tingkat Provinsi 81% sudah melampaui target yang ditetapkan yakni 80% sedangkan cakupan Vit. A pada balita (12-59 bulan) hampir mencapai target yakni 75,5%. Berdasarkan rekapan Kabuapten/Kota cakupan tertinggi Vit. A pada bayi (6-11 bulan) adalah Kota Ternate 92,1% dan pada balita (12-59 bulan) 89,1% sedangakan yang terendah adalah Kab. Kepulauan Morotai yakni cakupan Vit.A bayi 56% dan balita hanya 47,8%. Manajemen perencanaan dan penyediaan kapsul vitamin A, merupakan masalah yang dihadapi dalam peningkatan cakupan suplementasi kapsul vitamin A. Disamping itu, belum optimalnya pelaksanaan kampanye bulan kapsul vitamin A di setiap jenjang administrasi serta tidak adanya pencatatan pelaporan Vit.A pada bayi di Kabupaten Pulau Morotai. Untuk KabupatenPulau Taliabu tidak tercatat pelaporannya,

hal ini dipengaruhi karena mengingat Pulau Taliabu merupakan kabupaten pemekaran yang mana memiliki keterbatasan SDM.

2. Pemberian Tablet Tambah Darah pada Ibu Hamil (Fe)

Anemia gizi merupakan masalah kesehatan yang ikut berperan sebagai penyebab tingginya angka kematian ibu, angka kematian bayi, produktivitas kerja, prestasi olah raga dan kemampuan belajar. Oleh karena itu, penanggulangan anemia gizi menjadi salah satu program potensial untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, yang telah dilaksanakan pemerintah sejak masa pemerintahan orde lama.

Wanita hamil merupakan salah satu kelompok yang rentan masalah gizi terutama anemia akibat kekurangan zat besi (Fe). Keadaan kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan, baik pada sel tubuh maupun sel otak pada janin. Pada ibu hamil dapat mengalami keguguran, lahir sebelum waktunya, dan bayi berat bdan lahir rendah (BBLR), bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi. Dalam upaya penanganan anemia gizi besi pada ibu hamil pemerintah telah melaksanakan program pemberian tablet besi (Fe) pada ibu hamil sebanyak 90 tablet.

Gambar 4.13

Persentase Ibu Hamil yang Mendapat 90 Tablet Fe Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

Sumber: Bidang Binkesmas Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

Dari gambar 4.14 terlihat bahwa persentase cakupan F3 sebagian besar melampaui target yang mana cakupan tertinggi yakni Kabupaten Halmahera Selatan sebesar 99,5%. Namun Kabupaten Halmahera Timur dan Kepulauan Sula persetase cakupannya masih jauh dibawah target yaitu 74,5% dan 39,3%. Hal ini disebabkan oleh kurangnya persediaan tablet Fe dan letak geografis yang sulit sehingga terkendala pada proses distribusi.Untuk KabupatenPulau Taliabu tidak tercatat pelaporannya, hal ini dipengaruhi karena mengingat Pulau Taliabu merupakan kabupaten pemekaran yang mana memiliki keterbatasan SDM.

Cakupan pemberian tablet tambah darah terkait erat dengan antenatal care (ANC). Pada tahun 2014, cakupan kunjungan K4 pada ibu hamil mencapai 78,58%, sedangkan cakupan ibu hamil yang

adalah ibu hamil tersebut harus mendapatkan 90 tablet tambah darah yang diindikasikan dengan cakupan Fe3. Oleh karena itu seharusnya cakupan Fe3 harus lebih besar atau sama dengan cakupan K4. Faktor yang diduga menjadi penyebabnya adalah belum optimalnya koordinasi sistem pencatatan dan pelaporan antar program terkait.

3. Cakupan Pemberian ASI Ekslusif

Dalam usia enam bulan pertama, saat bayi berada dalam kondisi yang paling rentan. Pemberian ASI eksklusif akan sangat membantu mencegah diare dan berbagai penyakit infeksi lainnya, serta memberikan awal yang terbaik bagi kehidupannya.Memberikan ASI Utamanya ASI Eksklusif kepada bayi bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar anak sebagai hak anak tetapi juga sangat bermanfaat untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia dan membina hubungan kasih sayang antara anak dan ibunya.

Bagi bayi ASI merupakan makanan yang paling sempurna, dimana kandungan gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan, zat kekebalan (mencegah dari berbagai penyakit). Manfaat memberikan ASI bagi ibu tidak hanya menjalin kasih sayang, tetapi juga dapat mengurangi perdarahan setelah melahirkan, mempercepat pemulihan kesehatan ibu, menunda kehamilan, mengurangi resiko terkena kanker payudara,dan merupakan kebahagiaan tersendiri bagi ibu.Manfaat ekonomi pemberian ASI bagi keluarga adalah mengurangi biaya pengeluaran terutama untuk membeli susu.

Gambar 4.14

Perbandingan Cakupan dan Target ASI Eksklusif Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

Sumber: Bidang Binkesmas Dinas Kesehatan Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

Dari Dari gambar 4.15 terlihat jelas bahwa pencapaian cakupan pemberian ASI eksklusif 0 – 6 bulan di tingkat Provinsi dan Kabuapaten/Kota pada umumnya sudah maksimal melampaui target yang ditetapkan. Kabupaten yang memiliki cakupan teringgi adalah Kabupaten Halmahera Tengah sebesar 74,6% sedangkan yang terendah adalah Kabupaten Halmahera Timur sebesar 43,6% dimana belum memenuhi target yang ditetapkan. Cakupan pemberian ASI eksklusif Hal ini disebabkan karena beberapa faktor yakni belum maksimalnya kegiatan edukasi, sosialisasi, advokasi, dan kampanye terkait pemberian ASI dan belum ada peraturan daerah yang mengatur tentang pelanggaran pemberian susu formula. Untuk KabupatenPulau Taliabu tidak tercatat pelaporannya, hal ini dipengaruhi karena mengingat Pulau Taliabu merupakan kabupaten pemekaran yang mana memiliki keterbatasan SDM.

4. Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu (D/S)

Cakupan penimbangan balita di Posyandu (D/S) merupakan indikator yang berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi pada balita dan pelayanan kesehatan dasar di posyandu khususnya imunisasi serta penanganan prevalensi gizi kurang pada balita. Semakin tingginya cakupan D/S, seyogyanya semakin tinggi pula cakupan vitamin A pada balita dan cakupan imunisasi serta prevalensi gizi kurang akan mengalami penurunan.

Gambar 4.15

Perbandingan D/S Target dan Cakupan Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

Sumber: Bidang Binkesmas Dinkes Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

Dari gambar 4.16 di atas terlihat bahwa pencapaian cakupan D/S Balita rata-rata provinsi di Maluku Utara tahun 2014 sebesar 71,78% meningkat drastis dibandingkan cakupan pada tahun 2013 sebesar 63,1% dimana telah mencapai target yang ditetapkan sebesar 71%. Kabupaten yang terendah cakupannya adalah Halmahera Timur sebesar 58,8% jauh di bawah target 80% dan Kep. Sula cakupan sebesar 48,4% dari targetnya 50%. Hal ini disebabkan karena

kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya posyandu, sebagian besar kunjungan posyandu hanya mengikuti jadwal imuniasai. Selain itu kurangnya dukungan lintas sektor, letak geografis yang sulit di jangkau, ketersediaan dana, sarana dan prasarana serta bahan penyuluhan belum memadai, pengetahuan kader masih rendah dan kemampuan petugas dalam pemantauan pertumbuhan serta konseling masih lemah. Untuk KabupatenPulau Taliabu tidak tercatat pelaporannya, hal ini dipengaruhi karena mengingat Pulau Taliabu merupakan kabupaten pemekaran yang mana memiliki keterbatasan SDM.

BAB V

SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Bab ini menguraikan tentang sumber daya pembangunan kesehatan tahun 2014 mencakup tentang keadaan tenaga, sarana kesehatan, dan pembiayaan kesehatan

Sumber daya kesehatan merupakan salah satu faktor utama dalam mendukung keberhasilan pembangunan bidang kesehatan. Sumber daya kesehatan berperanan penting dalam pemerataan dan penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas sehingga dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, yang diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pada bab ini, sumber daya kesehatan akan menyajikan beberapa indikator yaitu sarana kesehatan, tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan.

Dokumen terkait