• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEWENANGAN DAN PENGAWASAN

5. PEMANFAATAN BARANG PRODUKSI DALAM NEGERI:

Kontraktor KKS dalam memenuhi kebutuhan barang wajib mengikuti tatacara sebagai berikut:

5.1. WAJIB MENGGUNAKAN BARANG PRODUKSI DALAM NEGERI 5.1.1. Kontraktor KKS wajib menggunakan barang Produksi Dalam

Negeri, dalam hal :

1. Dalam Daftar Barang Wajib Dipergunakan dimaksud dalam angka 4.1. di atas terdapat paling kurang 1 (satu) pabrikan yang memproduksi jenis barang yang dibutuhkan dengan penjumlahan TKDN ditambah BMP mencapai minimal 40% (empat puluh persen); dan

2. Memenuhi jumlah, standar kualitas minimum dan waktu penyerahan yang wajar; dan

3. Harga penawaran berdasarkan evaluasi dan/atau setelah dilakukan negosiasi berada dalam batas toleransi kewajaran.

5.1.2. Tatacara pelaksanaan pengadaan:

1. Pada dasarnya dilakukan dengan metode pelelangan terbatas bagi barang Produksi Dalam Negeri dengan pencapaian TKDN minimal 25% (dua puluh lima persen), dengan mengundang semua pabrikan dalam negeri atau distributor tunggal yang ditunjuk oleh pabrikan dalam negeri yang memproduksi dan/atau memasarkan barang yang tercantum dalam Daftar Barang Wajib Dipergunakan dan yang tercantum Daftar Barang Produksi Dalam Negeri. 2. Dalam menentukan harga evaluasi akhir memperhitungkan

preferensi harga.

3. Dalam hal proses pengadaan mengalami kegagalan, maka proses selanjutnya dilakukan sebagai berikut:

a. Proses pengadaan dilanjutkan dengan pelelangan, dengan mengikutsertakan barang Produksi Dalam Negeri dengan pencapaian TKDN minimal 10% (sepuluh persen).

b. Bagi peserta yang menyatakan memiliki atau akan menawarkan barang dengan TKDN kurang dari 25% (dua puluh lima persen) namun lebih dari 10% (sepuluh persen) harus menyatakan lokasi pembuatan dan jenis-jenis komponen dalam negeri dari barang yang akan ditawarkan.

c. Dalam proses evaluasi pelelangan memperhitungkan preferensi harga untuk menentukan harga evaluasi akhir.

d. Dalam hal proses pelelangan ulang mengalami kegagalan, maka proses pelelangan ulang dilanjutkan dengan pemilihan langsung atau penunjukan langsung kepada Penyedia Barang/Jasa yang memasukkan penawaran, tanpa mengganti penawaran.

5.1.3. Pengadaan dilaksanakan oleh Kontraktor KKS:

1. Untuk pelaksanaan Kontrak Bersama di antara beberapa Kontraktor KKS, untuk jangka waktu antara 1 (satu) tahun sampai dengan 3 (tiga) tahun, dengan menggunakan strategi kontrak bersama berbentuk kontrak berdasar permintaan (call off order) atau perjanjian harga.

2. Untuk memenuhi kebutuhan satu Kontraktor KKS, dalam hal kegiatan sebagaimana tersebut dalam angka 5.1.3.1. di atas dan Pengadaan yang dikoordinasikan oleh BPMIGAS belum atau tidak dilaksanakan.

3. Untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek Kontraktor KKS atau untuk memenuhi kebutuhan Kontraktor KKS dalam tahap eksplorasi.

5.1.4. Pengadaan yang dikoordinasikan oleh BPMIGAS:

1. Dalam rangka optimalisasi pemanfaatan barang wajib dipergunakan untuk seluruh lingkungan kegiatan usaha hulu, BPMIGAS dapat melaksanakan pengadaan bagi kepentingan beberapa atau semua Kontraktor KKS untuk barang kebutuhan utama kegiatan eksplorasi dan produksi. 2. Jangka waktu kontrak antara 1 (satu) tahun sampai dengan

3 (tiga) tahun.

3. Menggunakan strategi kontrak bersama berbentuk kontrak berdasar permintaan (call off order) atau perjanjian harga. 5.1.5. Kontraktor KKS harus mewajibkan Penyedia Barang/Jasa

pelaksana pekerjaan jasa pemborongan dan jasa lainnya untuk menggunakan barang Produksi Dalam Negeri yang telah dinyatakan wajib dipergunakan. Dalam proses pengadaannya, Penyedia Barang/Jasa dapat menerapkan ketentuan dan prosedur yang sama dengan tatacara dalam pedoman ini.

5.2. MENGUTAMAKAN PENGGUNAAN BARANG PRODUKSI DALAM NEGERI

Kontraktor KKS harus mengutamakan penggunaan barang Produksi Dalam Negeri, dalam hal :

5.2.1. Untuk jenis barang yang dibutuhkan, di dalam negeri sekurang-kurangnya terdapat 1 (satu) pabrikan dengan pencapaian TKDN minimal 25% (dua puluh lima persen) dan dalam Daftar Barang Wajib Dipergunakan dimaksud dalam angka 4.1. di atas belum terdapat pabrikan yang memproduksi barang dengan penjumlahan TKDN ditambah BMP minimal 40% (empat puluh persen); dan

5.2.2. Memenuhi jumlah, standar kualitas minimum dan waktu penyerahan wajar; dan

5.2.3. Harga penawaran atau setelah dilakukan negosiasi berada dalam batas toleransi kewajaran; dan

5.2.4. Nilai pengadaan lebih besar dari Rp.1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) atau lebih besar dari US$.100,000.00 (seratus ribu dolar Amerika Serikat).

5.2.5. Pelaksanaan Pengadaan :

1. Pada dasarnya dilakukan dengan metode pelelangan umum dengan mengikutsertakan barang Produksi Dalam Negeri dengan pencapaian TKDN minimal 10% (sepuluh persen). Bagi peserta yang menyatakan memiliki barang dengan TKDN kurang dari 25% (dua puluh lima persen) namun lebih dari 10% (sepuluh persen), pada saat pendaftaran harus menyatakan lokasi pembuatan dan jenis-jenis komponen dalam negeri dari barang yang akan ditawarkan.

2. Memperhitungkan preferensi harga dalam menentukan harga evaluasi akhir. Preferensi harga diberikan bagi barang dengan pencapaian TKDN sekurang-kurangnya 25% (dua puluh lima persen).

3. Dalam hal pelelangan gagal, proses pengadaan dilanjutkan dengan pelelangan ulang dengan mengikutsertakan penyedia barang Produksi Dalam Negeri dan penyedia barang produksi luar negeri tanpa mengubah HPS /OE. 4. Dalam hal pada proses pelelangan ulang gagal, maka

proses pelelangan ulang dilanjutkan dengan pemilihan langsung atau penunjukan langsung kepada Penyedia Barang/Jasa yang memasukkan penawaran, tanpa mengganti penawaran.

5.3. MEMBERDAYAKAN PENGGUNAAN BARANG PRODUKSI DALAM NEGERI

Kontraktor KKS harus memberdayakan penggunaan barang Produksi Dalam Negeri, dalam hal :

5.3.1. Untuk jenis barang yang dibutuhkan, di dalam negeri sekurang-kurangnya terdapat 1 (satu) pabrikan namun pencapaian TKDN kurang dari 25% (dua puluh lima persen) dan dalam Daftar Barang Wajib Dipergunakan maupun Daftar Barang Produksi Dalam Negeri dimaksud dalam angka 4.1. dan 4.2 di atas belum terdapat pabrikan yang memproduksi barang dengan pencapaian TKDN minimal 25% (dua puluh lima persen); dan 5.3.2. Memenuhi jumlah, standar kualitas minimum dan waktu

penyerahan wajar; dan

5.3.3. Harga penawaran atau setelah dilakukan negosiasi berada dalam batas toleransi kewajaran; dan

5.3.4. Nilai pengadaan lebih besar dari Rp.1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) atau lebih besar dari US$.100,000.00 (seratus ribu dolar Amerika Serikat).

5.3.5. Pelaksanaan Pengadaan :

1. Pada dasarnya dilakukan dengan metode pelelangan umum dengan mengikutsertakan barang Produksi Dalam Negeri tanpa persyaratan pencapaian TKDN. Pada saat pendaftaran calon peserta harus menyatakan lokasi pembuatan dan jenis-jenis komponen dalam negeri dari barang yang akan ditawarkan.

2. Tidak memperhitungkan preferensi harga dalam menentu-kan harga evaluasi akhir.

3. Dalam hal pelelangan gagal, proses pengadaan dilanjutkan dengan pelelangan ulang dengan mengikutsertakan penyedia barang Produksi Dalam Negeri dan penyedia barang produksi luar negeri tanpa mengubah HPS /OE. 4. Dalam hal pada proses pelelangan ulang gagal, maka

proses pelelangan ulang dilanjutkan dengan pemilihan langsung atau penunjukan langsung kepada Penyedia Barang/Jasa yang memasukkan penawaran, tanpa mengganti penawaran.

5.4. TIDAK MEMPERHITUNGKAN PREFERENSI HARGA

Pengadaan dilaksanakan dengan metode pelelangan umum tanpa memperhitungkan preferensi harga dalam menentukan harga evaluasi akhir, apabila:

5.4.1. Diyakini di dalam negeri belum terdapat perusahaan yang memproduksi barang dengan spesifikasi yang sesuai dengan kebutuhan; atau

5.4.2. Pengadaan yang dilaksanakan dengan metode penunjukan langsung; atau

5.4.3. Pengadaan dengan nilai setinggi-tingginya Rp.1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) atau setinggi-tingginya US$.100,000.00 (seratus ribu dolar Amerika Serikat), yang bukan merupakan hasil pemecahan paket kebutuhan, dan bukan pengadaan barang Produksi Dalam Negeri yang termasuk dalam kategori wajib dipergunakan. Pengadaan barang Produksi Dalam Negeri wajib dipergunakan tetap mengikuti ketentuan dalam angka 5.1. pada Bab ini.