• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEWENANGAN DAN PENGAWASAN

6. PEMANFAATAN JASA DALAM NEGERI

6.1. Tata cara pemanfaatan jasa dalam negeri diatur sebagai berikut: 6.1.1. Pengadaan Jasa Pemborongan dan Jasa Lainnya hanya dapat

diikuti oleh Perusahaan Nasional:

1. Apabila kemampuan salah satu Perusahaan Nasional tidak mencukupi, Perusahaan Nasional disarankan untuk membentuk konsorsium dengan Perusahaan Nasional lainnya.

2. Perusahaan Nasional atau konsorsium Perusahaan Nasional dapat bekerja sama dengan Perusahaan Asing dalam bentuk konsorsium atau mensubkontrakkan sebagian pekerjaan kepada Perusahaan Asing. Dalam hal dilakukan Konsorsium dengan Perusahaan Asing, perjanjian Konsorsium harus mencantumkan program alih teknologi dari anggota Konsorsium asing kepada Perusahaan Nasional anggota Konsorsium.

3. Perusahaan Nasional atau konsorsium Perusahaan Nasional wajib mengerjakan minimal 30% (tiga puluh persen) Jasa Pengerjaan berdasar ukuran nilai Jasa Pengerjaan, dan minimal 50% (lima puluh persen) pelaksanaan pisik Jasa Pengerjaan berdasarkan ukuran nilai Jasa Pengerjaan harus dikerjakan di wilayah Indonesia. 4. Penyedia Jasa harus memaksimalkan penggunaan

subkontraktor nasional, tenaga kerja Indonesia, sarana pengerjaan di dalam negeri dan peralatan/barang Produksi Dalam Negeri. Penyedia Jasa dapat diwajibkan untuk bekerjasama dengan subkontraktor nasional dalam meningkatkan kapabilitas dan kapasitas sarana pengerjaan, baik dalam segi volume maupun kemampuan K3LL (HSE). 5. Bagi Perusahaan Nasional dengan saham mayoritas (lebih

dari 50%) dimiliki oleh warganegara Republik Indonesia atau oleh negara Republik Indonesia atau oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN)/Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), yang memenuhi ketentuan angka 3. dan 4. di atas diberikan preferensi harga atas status Perusahaan Nasional. Penghitungan preferensi harga atas status perusahaan nasional dilakukan setelah dilakukan penghitungan harga evaluasi akhir berdasarkan pencapaian TKDN.

6.1.2. Pelaksanaan Pengadaan :

1. Untuk pengadaan jasa dengan nilai lebih besar dari Rp.1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) atau lebih besar dari US$.100,000.- (seratus ribu dolar Amerika Serikat): a. Diikuti oleh Perusahaan Nasional yang bersedia

memberikan janji/komitmen pencapaian TKDN minimal 35% (tiga puluh lima persen).

Secara berkala, BPMIGAS dapat meningkatkan besaran persentase persyaratan janji/komitmen pencapaian TKDN yang harus dipenuhi oleh peserta Pengadaan. b. Dalam hal proses pengadaan mengalami kegagalan

karena jumlah peserta pengadaan yang menyanggupi untuk memenuhi persyaratan huruf a. di atas kurang dari persyaratan minimal, dilakukan pelelangan ulang dengan mengikut sertakan Perusahaan Nasional yang bersedia memberikan janji/ komitmen pencapaian TKDN minimal 30% (tiga puluh persen).

c. Evaluasi harga menggunakan tatacara perhitungan harga evaluasi berdasar TKDN (HE TKDN) dengan

memperhitungkan preferensi harga berdasar

janji/komitmen pencapaian TKDN dalam penawaran, mengacu ketentuan tersebut pada angka 8. pada Bab ini.

d. Dalam hal pelelangan ulang mengalami kegagalan, dilanjutkan dengan tatacara pemilihan langsung atau

penunjukan langsung sesuai ketentuan baku

pelelangan.

2. Untuk pengadaan jasa yang memiliki nilai sampai dengan Rp.1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) atau sampai dengan US$.100,000.00 (seratus ribu dolar Amerika Serikat), evaluasi harga dilakukan dengan cara membanding kan harga penawaran dari peserta pengadaan tanpa memperhitungkan preferensi harga.

6.1.3. Pelaksanaan pengadaan jasa konstruksi terintegrasi:

Menyimpang dari ketentuan tersebut pada angka 6.1.1. di atas, khusus untuk jasa konstruksi yang dilaksanakan secara terintegrasi yang mencakup kegiatan engineering procurement

and construction (EPC) atau engineering procurement

construction and installation (EPCI), dengan nilai lebih besar dari Rp.50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) atau lebih besar dari US$5,000,000.00 (lima juta dolar Amerika Serikat), harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

1. Pengadaan hanya dapat diikuti oleh Perusahaan Nasional, konsorsium Perusahaan Nasional dan/atau konsorsium antara Perusahaan Nasional dengan Perusahaan Asing. 2. Calon peserta pengadaan harus bersedia memberikan janji/

komitmen pencapaian TKDN minimal 35% (tiga puluh lima persen).

3. Perusahaan Nasional wajib mengerjakan minimal 50% jasa pengerjaan berdasar ukuran nilai Jasa Pengerjaan.

Dalam hal pada saat pendaftaran tidak ada satupun Penyedia Jasa Konstruksi Nasional yang menyatakan sanggup memenuhi ketentuan tersebut huruf a. di atas, maka minimal 30% Jasa Pengerjaan harus dikerjakan oleh Perusahaan Nasional.

4. Minimal 50% pelaksanaan pisik Jasa Pengerjaan berdasarkan ukuran nilai Jasa Pengerjaan harus dikerjakan di wilayah Indonesia. Dalam hal peserta pengadaan tidak sanggup memenuhi persyaratan ini dan/atau fasilitas pengerjaan tidak tersedia atau tidak sepenuhnya tersedia di wilayah negara Republik Indonesia, maka peserta pengadaan dapat menempuh tindakan berikut:

a. Bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk memperluas atau meningkatkan kapasitas yang tersedia di dalam wilayah Negara Republik Indonesia sehingga mampu digunakan untuk mengerjakan seluruh atau sebagian pekerjaan terkait; dan/atau

b. Membuat janji tertulis bahwa akan melaksanakan pengerjaan bagian pekerjaannya dari Kontrak lain dengan menggunakan fasilitas yang tersedia di wilayah Negara Republik Indonesia, baik yang merupakan bagian Kontrak dari dalam wilayah Negara Republik Indonesia maupun bagian Kontrak dari negara lain, dengan nilai setara dengan bagian pekerjaan yang seharusnya dikerjakan di wilayah Negara Republik Indonesia namun tidak dapat dipenuhi. Pernyataan tersebut harus diperkuat dengan menunjukkan bukti kerjasama untuk menggunakan fasilitas pengerjaan Kontrak yang dimiliki oleh perusahaan di Indonesia serta disaksikan oleh instansi Pemerintah Republik Indonesia yang berwenang.

c. Ketentuan tersebut huruf a. dan b. di atas wajib dituangkan sebagai persyaratan mutlak dalam Kontrak dan Kontraktor KKS berkewajiban memastikan bahwa ketentuan ini dipenuhi oleh Penyedia Jasa pelaksana Kontrak.

d. Apabila Penyedia Barang/Jasa pelaksana pekerjaan sampai dengan akhir masa Kontrak tidak mampu memenuhi kewajibannya, maka:

x Pembayaran tahap terakhir setara nilai kewajiban Penyedia Barang/Jasa yang tidak dapat dipenuhi dan setinggi-tingginya 5% (lima persen) ditahan sampai dengan terpenuhinya kewajiban tersebut, selama-lamanya 3 (tiga) tahun. Nilai pembayaran yang ditahan dapat dibayarkan secara bertahap setara dengan persentase pemenuhan kewajiban.

x Pembebanan biaya proyek menjadi biaya operasi berdasar Kontrak Kerja Sama ditangguhkan sampai dengan terpenuhinya kewajiban tersebut, selama-lamanya 3 (tiga) tahun. Nilai pembebanan biaya yang ditahan adalah sebesar sisa nilai kewajiban Penyedia Barang/Jasa yang tidak dapat dipenuhi.

e. Apabila dalam waktu 3 (tiga) tahun, terhitung mulai dengan tanggal serah terima pekerjaan, janji tersebut tidak terlaksana, nilai pembayaran yang ditahan tidak dibayarkan dan dianggap lunas serta Penyedia Jasa pelaksana Kontrak dikenakan sanksi kategori hitam.

5. Bagi Perusahaan Nasional dengan saham mayoritas (lebih dari 50%) dimiliki oleh warganegara Republik Indonesia atau oleh negara Republik Indonesia atau oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN)/Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), yang memenuhi ketentuan huruf a. dan c. di atas diberikan preferensi harga atas status Perusahaan Nasional. Penghitungan preferensi harga atas status perusahaan nasional dilakukan setelah dilakukan penghitungan harga evaluasi akhir berdasarkan pencapaian TKDN.