• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANGKU KEPENTINGAN KPBU BIDANG PERSAMPAHAN

timbulan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga sebelum adanya Jakstranas pengelolaan sampah rumah

1.5 PEMANGKU KEPENTINGAN KPBU BIDANG PERSAMPAHAN

Pengelolaan persampahan melibatkan jaringan pemangku kepetingan yang sangat luas. Seluruh pemangku kepentingan yang terlibat dalam pelaksanaan KPBU dirangkum dalam Tabel 1.3 berikut.

TABEL 1.3 Pemangku Kepentingan dan Perannya dalam Pelaksanaan KPBU Bidang Persampahan

Pemangku Kepentingan Peran

Penanggung Jawab

Proyek Kerjasama (PJPK) Pihak Pemerintah yang berwewenang untuk membuat Perjanjian Kerjasama dengan Badan Usaha untuk penyediaan infrastruktur melalui skema KPBU.

Masyarakat Pihak yang terkena dampak akibat penyediaan infrastruktur dan yang akan mendapatkan layanan umum.

Badan Usaha Badan usaha yang terlibat dalam skema KPBU. Keterlibatan Badan Usaha bisa sebagai Badan Usaha Pemrakarsa, Badan Usaha Penyiapan, atau Badan Usaha Pelaksana.

Kementerian Koordinator

Perekonomian Memfasilitasi de-bottlenecking dan koordinasi proyek KPBU. Untuk proyek strategis dan prioritas, fungsi ini dilakukan oleh KP2IP, sedangkan proyek KPBU lainnya oleh Deputi 6 Kemenko.

Kementerian Perencanaan

Pembangunan Nasional (PPN)/BAPPENAS

Kementerian yang mengatur tata cara pelaksanaan KPBU dalam penyediaan infrastruktur.

BAPPENAS juga menyediakan fasilitasi Studi Pendahuluan dan/atau Kajian Awal Pra Studi Kelayakan. Dalam memberikan fasilitasi Kajian Awal Pra Studi Kelayakan, BAPPENAS dapat berkoordinasi dengan Kemenko Perekonomian dan BKPM.

Pemangku Kepentingan Peran

Kementerian Keuangan Kementerian yang berwewenang memberikan Dukungan Pemerintah berupa dukungan fiskal untuk sebagian kontruksi (Viability Gap Fund/VGF), Jaminan Pemerintah, dan Fasilitas Penyiapan dan Pelaksanaan Transaksi KPBU.

Direktorat Pengelolaan Dukungan Pemerintah dan Pembiayaan Infrastruktur (PDPPI) Kemenkeu menyediakan fasilitas pendampingan transaksi, termasuk finalisasi Final Business Case (FBC). Selain itu PDPPI juga memproses Dukungan Kelayakan (VGF) dan dapat berperan sebagai co-guarantor bersama PT PII. PDPPI juga berperan bersama PT PII dalam monitoring dan evaluasi pelaksanaan KPBU yang diberikan penjaminan pemerintah.

Kementerian Dalam

Negeri Kementerian yang membidangi urusan dalam negeri, termasuk mengatur tentang pembayaran ketersediaan layanan dalam rangka Kerjasama Pemerintah Daerah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur di daerah.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Kementerian teknis yang membina sektor infrastruktur persampahan. Kementerian PUPR juga dapat memberikan fasilitasi penyiapan proyek KPBU.

Kementerian Lingkungan

Hidup dan Kehutanan Kementerian yang menyelenggrakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP)

Lembaga yang mengatur tata cara pelaksanaan pengadaan Badan Usaha KPBU dalam Penyediaan Infrastruktur.

Badan Pertanahan

Nasional (BPN) Lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertanahan.

Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP)

Komite yang dibentuk oleh Presiden untuk meningkatan koordinasi antar pemangku kepentingan untuk percepatan penyediaan infrastruktur prioritas.

BAB I |

KPBU Bidang Persampahan

Pemangku Kepentingan Peran Badan Usaha

Penjaminan Infrastruktur (BUPI)

PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia, badan usaha yang didirikan oleh pemerintah Republik Indonesia dan diberikan tugas khusus untuk melaksanakan Penjaminan Infrastruktur serta telah diberikan modal berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2009 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia untuk Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) di Bidang Penjaminan Infrastruktur.

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

Berperan melakukan publikasi KPBU dan interaksi dengan calon- calon investor KPBU.

Kantor Bersama KPBU Didirikan oleh para pemangku kepentingan di pemerintah pusat. Pemangku kepentingan tersebut terdiri dari:

Bappenas (sekretariat), Pusat Dukungan Pemerintah dan Pembiayaan Infrastruktur Kementerian Keuangan, PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia, Kementerian Koordinator Perekonomian, Lembaga Kebijakan Pengadanaan Barang / Jasa Pemerintah (LKPP) dan Badan Kebijakan Penanaman Modal (BKPM).

Kantor Bersama berfungsi sebagai pusat informasi terpadu terkait KPBU, dan pusat pendampingan terpadu dalam rangka penguatan kapasitas aparatur negara terkait pengetahuan KPBU. Kantor Bersama juga bermaksud untuk menjadi tempat pelayanan terpadu satu pintu untuk perencanaan, penyiapan serta pendampingan proyek KPBU, baik pada Kementerian/Lembaga maupun pada Pemerintah Daerah (Provinsi maupun Kabupaten/

Kota). Selain itu keberadaan Kantor Bersama diharapkan bisa menciptakan alur koordinasi antar simpul KPBU di masing-masing Kementerian / Lembaga.

Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (DPRD) Berperan dalam perumusan dan pengesahan peraturan atau regulasi yang terkait dengan pengelolaan persampahan. Salah satu contohnya adalah terkait dengan pengaturan tipping fee dan pembayaran ketersediaan layanan (availability payment)

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

Berperan dalam pengaturan terkait dengan kesesuaian pengembangan prasarana dan sarana pengelolaan persamoahan dengan rencana pembangunan di daerah.

Pemangku Kepentingan Peran Dinas yang Menangani

Urusan Pemerintahan Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Sub Urusan Persampahan (mengacu pada

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014)

Berperan dalam penyusunan regulasi pengelolaan persampahan di daerah, serta pengembangan sistem dan pengelolaan persampahan.

Peran Kementerian PUPR dalam urusan pengelolaan sampah sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga dapat dilihat pada Gambar 1.8.

Berdasarkan Gambar 1.8, diketahui bahwa dalam pengurangan sampah, Kementerian PUPR berperan dalam penyusunan dan kaji ulang standar atau kriteria teknologi ramah lingkungan yang tepat guna (best practicable technology) dalam pengurangan sampah bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Sedangkan dalam penanganan sampah non-fisik, Kementerian PUPR berperan dalam:

• Penyusunan dan kaji ulang standar biaya penanganan sampah;

• Penyusunan dan kaji ulang standar sarana dan prasarana penanganan sampah (bersama KLHK);

• Penyusunan kajian dan standar retribusi jasa pelayanan penanganan sampah (bersama Kemendagri);

• Penyusunan dan kaji ulang SOP penanganan sampah (pengolahan dan pemrosesan akhir) (bersama KLHK); dan

• Penyusunan dan kaji ulang standar atau kriteria teknologi ramah lingkungan terbaik (best available technology) dalam penanganan sampah (bersama KLHK dan BPPT).

BAB I |

KPBU Bidang Persampahan

Gambar 1.8 Pembagian Peran dalam Pengelolaan Persampahan

Sumber: Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga.

Dan terakhir berkaitan dengan penanganan sampah fisik, Kementerian PUPR berperan dalam:

• Pembangunan TPA Regional Antar Kota/Kabupaten (bersama Pemerintah Provinsi dan Kemendagri);

• Pembangunan dan Revitalisasi TPA Tunggal Kota/Kabupaten (bersama Pemkot/Pemkab dan Kemendagri); dan

• Pembangunan TPA Regional Antar Provinsi atau Kepentingan Strategis Nasional.

RDF ( Refused Derived Fuel ) Cilacap

Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah

BAB II

TAHAPAN PERENCANAAN