• Tidak ada hasil yang ditemukan

| Rekomendasi dan Rencana Tindak Lanjut

Gambar 5.1 Alternatif Skema KPBU

2. Memilih Skema KPBU yang Sesuai

Tim Penyusun merumuskan pertimbangan-pertimbangan dalam menetapkan skema KPBU yang akan diterapkan. Beberapa pertimbangan dapat meliputi pertimbangan hukum dan peraturan, kelembagaan, ketersediaan infrastruktur yang ada, waktu untuk ketersediaan infrastruktur, kemampuan (teknis dan finansial) pemerintah, optimalisasi investasi oleh Badan Usaha, kemungkinan pembiayaan dari sumber lain serta pembagian risikonya dan kepastian adanya pengalihan keterampilan manajemen dan teknis dari sektor swasta kepada sektor publik.

Pilihan-pilihan yang Dipertimbangkan adalah:

a. Kontrak Jasa (Service Contract)

Perjanjian ini dilaksanakan apabila infrastruktur sudah ada, dan pengelolaan utilitas yang sudah terkelola dengan baik dan layak secara komersial dilakukan oleh badan usaha.

b. Kontrak Kelola (Management Contract)

Perjanjian ini dilaksanakan pada infrastruktur yang dibangun oleh pemerintah dan untuk meningkatkan kapasitas teknis dan efisiensi suatu utilitas secara cepat dalam melakukan tugas-tugas tertentu, maka pengelolaannya diberikan kepada pihak swasta.

c. Kontrak Sewa (Leasing Contract)

Perjanjian ini dilaksanakan pada infrastruktur yang dibangun oleh pemerintah, dan disewakan kepada badan usaha karena ada ruang keuntungan yang besar dalam efisiensi operasi tetapi kebutuhan atau ruang untuk investasi baru terbatas.

d. ROT (Rehabilitate Operate Transfer)

Perjanjian ini dilaksanakan pada aset pemerintah yang tidak dalam kondisi baik, sehingga diperbaiki oleh badan usaha dan kepemilikannya menjadi milik badan usaha. Tujuan dari kerjasama ini adalah mobilisasi modal Badan Usaha untuk rehabilitasi, up-grading, extending dari aset yang ada. Skema ini diterapkan pada memperbaiki fasilitas infrastruktur yang sudah tidak efisien untuk meningkatkan kualitas layanan.

e. BOT (Build Operate Transfer)

Perjanjian kerjasama dalam bentuk BOT yaitu pemanfaatan tanah dan bangunan milik atau dikuasai oleh pemerintah daerah oleh pihak ketiga dengan cara pihak ketiga membangun bangunan siap pakai atau menyediakan, menambah sarana lain berikut fasilitas di atas tanah atau bangunan tersebut dan mendayagunakannya selama jangka waktu tertentu untuk kemudian setelah jangka waktu berakhir menyerahkan

BAB V |

Rekomendasi dan Rencana Tindak Lanjut

• BTO (Build Transfer Operate)

Perjanjian Kerjasama dalam bentuk BTO yaitu pemanfaatan tanah dan bangunan milik atau dikuasai oleh pemerintah daerah oleh pihak ketiga dengan cara pihak ketiga membangun bangunan siap pakai dan/atau menyediakan, menambah sarana lain berikut fasilitas di atas tanah atau bangunan tersebut dan setelah selesai pembangunannya diserahkan pada pemerintah daerah untuk kemudian oleh pemerintah daerah tanah dan bangunan siap pakai dan/atau sarana lain berikut fasilitasnya diserahkan kembali pada pihak ketiga untuk didayagunakan selama jangka waktu tertentu dan/atau pemanfaatannya pihak ketiga dikenakan kontribusi sejumlah uang yang besarnya ditetapkan sesuai dengan kesepakatan.

• BOO (Build, Operate, Own)

Perjanjian Kerjasama dalam bentuk BOO yaitu suatu jenis sistem kemitraan yang pada dasarnya menggunakan pola membangun, mengoperasikan, seterusnya memiliki. Namun pola ini tidak diterapkan karena berbagai alasan, di antaranya adalah kesulitan dalam BOO di mana mitra harus berfungsi sebagai operator di ana permohonan pemilikan izin dan penyelenggaraan jasa tidak mudah didapatkan.

• BT (Build Transfer)

Perjanjian Kerjasama dalam bentuk BT yaitu perikatan antara pemerintah daerah dengan pihak ketiga dengan ketentuan tanah milik pemerintah daerah, pihak ketiga membangun dan membiayai sampai selesai setelah pembangunan selesai pihak ketiga menyerahkan pada pemerintah daerah dan pemerintah daerah membayar biaya pembangunannya.

f. Konsesi

Konsesi adalah pemberian hak, izin, atau tanah oleh pemerintah, perusahaan, individu, atau entitas legal lain. Model konsesi umum diterapkan pada KPBU. Sistem konsesi adalah pelaksanaan pendanaan, desain, pembangunan, operasi dan pemeliharaan oleh badan usaha selama periode waktu tertentu, yang kemudian ketika masa konsesi berakhir, aset dikembalikan kepada pemerintah. Konsesi baik diterapkan jika dibutuhkan investasi yang besar untuk memperluas cakupan atau meningkatkan kualitas layanan.

3. Menentukan Rekomendasi Kriteria Utama Dalam Pemilihan Badan Usaha Tim Penyusun menyusun rekomendasi kriteria utama dalam pemilihan Badan Usaha, yang terdiri dari:

a. Kriteria Kelengkapan Administrasi Badan Usaha seperti: Akta pendirian perusahaan; surat izin usaha; Profil perusahaan; Surat penyataan tidak sedang dalam pengampuan, tidak sedang dipailitkan, perusahaannya tidak sedang dihentikan dan/atau tidak sedang menjalani perkara pidana;

Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan bukti setoran pajak 1 (satu) tahun terakhir;

Untuk Peserta yang berbentuk konsorsium, diwajibkan melampirkan bukti perjanjian kerjasama pembentukan konsorsium; dan Pakta Integritas.

b. Kriteria Komposisi, peserta dapat mengajukan diri sebagai badan usaha tunggal atau konsorsium; Jika penawaran dilakukan secara konsorsium, maka Pimpinan Konsorsium harus menyatakan diri mengenai kewajiban tanggung renteng dan tanggung jawabnya sendiri-sendiri atas tindakan, kewajiban dan pertanggungjawaban konsorsium; Peserta harus terdiri dari satu atau lebih Anggota yang secara bersama-sama wajib memenuhi kualifikasi yang diminta seperti: keuangan, pengalaman membangun, Operasi, dan pemeliharaan.

c. Kriteria Keuangan, peserta wajib menyampaikan informasi kriteria keuangan disertai dengan dokumen-dokumen pendukung: Salinan laporan keuangan yang sudah diaudit, selama 3 (tiga) tahun anggaran terakhir, yang disusun berdasarkan standar akuntansi IAS, IFRS, Indonesia GAAP, atau wajib mendapat persetujuan dari Pemerintah, jumlah Total Aset yang dapat merupakan gabungan dari seluruh anggota konsorsium berjumlah lebih dari kebutuhan misalnya 3 kali CAPEX untuk setiap tahun anggaran selama 3 (tiga) tahun anggaran terakhir; dan Kekayaan Bersih yang dapat merupakan gabungan dari seluruh anggota konsorsium berjumlah misalnya lebih dari 1,5 kali CAPEX untuk setiap tahun anggaran selama 3 (tiga) tahun anggaran terakhir; Surat Referensi dari Bank untuk peserta atau masing-masing Pimpinan dan anggota konsorsium

d. Kriteria Teknis, peserta harus dapat membuktikan kemampuan teknis dalam mendesain, mengadakan, membangun, mengoperasikan, dan memelihara Proyek Sejenis, termasuk untuk menyediakan peralatan khusus dan tenaga ahli spesialisyang diperlukan dalam pelaksanaan Proyek.

e. Kriteria Pengalaman Operasi dan Pemeliharaan, peserta wajib menyampaikan informasi pengalaman operasi dan pemeliharaan dengan pernyataan Kualifikasi disertai dengan dokumen-dokumen pendukung;

peserta telah memiliki pengalaman sukses operasional dan pemeliharaan minimal 1 (satu) Proyek Sejenis yang telah berjalan paling tidak selama 3 (tiga) tahun dalam 15 (lima belas) tahun terakhir; atau peserta telah menandatangani paling tidak 1 (satu) kontrak O&M dengan satu atau lebih kontraktor O&M untuk operasi dan pemeliharaan setidaknya 1(satu) Proyek Sejenis yang memenuhi syarat; Nama kontraktor O&M dan rincian proyek yang memenuhi criteria diatas harus dicantumkan.

BAB V |

Rekomendasi dan Rencana Tindak Lanjut

selama 3 (tiga) tahun dalam 15 (lima belas) tahun terakhir; atau peserta menandatangani, dan mengelola selama tahap Konstruksi, setidaknya 1 (satu) kontrak EPC dengan satu atau lebih kontraktor EPC proyek yang memenuhi kriteria Teknis yang kontraknya sesuai dengan Perjanjian Kerjasama lainnya dan dinyatakan diterima oleh lembaga pemberi pinjaman. Nama kontraktor EPC dan rincian proyek yang memenuhi kriteria di atas harus dicantumkan.

g. Kriteria Lainnya, masing-masing Peserta tidak terlibat dalam Perselisihan Material Lainnya yang belum terselesaikan selama 5 (lima) tahun terakhir;

masing-masing Peserta wajib menyebutkan secara rinci dalam Penyataan Kualifikasinya, setiap Perselisihan Material Lainnya terhadapnya yang telah diselesaikan (atau dalam hal Peserta berbentuk konsorsium, terhadap setiap anggota konsorsium) lebih dari 5 (lima) tahun sebelum batas akhir waktu penyampaian Pernyataan Kualifikasi Peserta bersangkutan.

h. Kriteria yang menggugurkan, peserta dinyatakan gugur dari Proses Penawaran jika mengalami hal-hal berikut ini kecuali dikesampingkan secara tertulis:

• Tidak memenuhi kriteria evaluasi dan/atau permintaan dan/atau persyaratan yang ditetapkan dalam Dokumen Penawaran atau kegagalan Peserta menyediakan informasi atau dokumen yang dibutuhkan dalam Penyataan Kualifikasinya;

• Apabila informasi yang disampaikan Peserta selama dan setelah Proses Penawaran diketahui tidak benar atau menyesatkan;

• Apabila Perselisihan material lainnya yang ditangguhkan terhadap Peserta (atau, dalam hal Peserta berbentuk konsorsium, terhadap setiap anggota konsorsium) terhitung pada Batas Akhir Waktu Penyampaian Penawaran dan Perselisihan Material Lainnya tersebut kemudian dilanjutkan terhadap Peserta atau anggota konsorsium tersebut sebelum tanggal penyampaian Dokumen Penawaran;

• Penyampaian dokumen atau informasi yang diminta tidak lengkap;

• Klarifikasi yang diminta oleh Panitia Pengadaan Badan Usaha dari Peserta tidak diterima pada batas waktu yang telah ditetapkan secara wajar oleh Panitia Pengadaan Badan Usaha;

• Peserta (atau, dalam hal Peserta berbentuk konsorsium, setiap anggota konsorsium) sedang mengalami likuidasi, di bawah pengawasan pengadilan atau proses sejenisnya selama Proses Prakualifikasi; atau

• Peserta (atau, dalam hal Peserta berbentuk konsorsium, setiap anggota konsorsium) berpartisipasi dalam Proses Prakualifikasi pada lebih dari 1 (satu) peserta,atau Peserta (atau, dalam hal Peserta berbentuk konsorsium, setiap anggota konsorsium) memiliki saham lebih dari 20%

(dua puluh persen) pada Badan Usaha Peserta lain atau pada setiap anggota konsorsium dari Peserta lain yang berbentuk konsorsium.

4. Menyusun Rencana Jadwal Kegiatan Penyiapan dan Transaksi KPBU

Tim Penyusun menyusun rencana jadwal kegiatan penyiapan dan transaksi KPBU sesuai dengan bentuk KPBU yang telah dipilih. Adapun contoh rencana jadwal kegiatan dapat dilihat pada Contoh berikut.

Contoh:

Aktivitas Tahun Penanggung

Jawab

t t+1 t+2 t+3

Konfirmasi Kepemilikan Lahan dan luasan lahan yang dapat dikembangkan untuk Proyek KPBU

Pembentukan Tim KPBU dan Panitia Pengadaan KPBU

Proses permintaan Pendampingan OBC & Transaksi/Pelelangan

Penyusunan AMDAL dan ANDALALIN Proses transaksi/FBC

Proses Pengajuan Dukungan

Proses Pengajuan jaminan

Berdasarkan praktik-praktik pelaksanaan KPBU di bidang persampahan selama ini, diketahui bahwa durasi waktu yang diperlukan dalam setiap kegiatan dalam tahapan KPBU pada umumnya dapat dilihat pada Tabel 5.1 berikut.

Tabel 5.1 Durasi Waktu Kegiatan dalam Tahapan KPBU

No. Tahapan Kegiatan Perkiraan Durasi

Pelaksanaan (bulan)

1. Identifikasi proyek 1- 2

2. Studi pendahuluan 3-4

BAB V |

Rekomendasi dan Rencana Tindak Lanjut

No. Tahapan Kegiatan Perkiraan Durasi Pelaksanaan (bulan)

7. Penunjukkan pemenang lelang 1

8. Penandatanganan Perjanjian KPBU 1

9. Pemenuhan pembiayaan (financial close) 6*

10. Konstruksi (mulai) 24

*)Dapat diperpanjang selama 6 bulan menjadi 12 bulan apabila badan usaha gagal memenuhi pembiayaan dalam durasi 6 bulan, sesuai kesepakatan

5.4 KELUARAN REKOMENDASI DAN TINDAK LANJUT

Keluaran yang diharapkan dari Rekomendasi dan Rencana Tindak Lanjut ini adalah:

1. Diambilnya keputusan apakah proyek KPBU persampahan dilaksanakan dengan skema KPBU atau pengadaan barang/jasa konvensional.

2. Terpilihnya skema KPBU yang paling tepat sesuai dengan karakteristik proyek KPBU.

3. Terumuskannya rencana tindak lanjut dari perencanaan KPBU, menuju tahapan penyiapan dan transaksi KPBU.

LAMPIRAN I

CHECKLIST PENYUSUNAN DOKUMEN STUDI