• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

C. Pembahasan

1. Evaluasi Pengendalian Intern Penggajian yang diterapkan pada PT (Persero) SUCOFINDO Cabang Madya Banjarmasin.

Analisis perbandingan antara praktek dengan teori untuk mengetahui apakah pengendalian intern yang dilaksanakan pada sistem penggajian PT (Persero) SUCOFINDO Banjarmasin telah dilaksanakan sesuai dengan teori. Berdasarkan hasil jawaban kuesioner, sebagian besar unsur pengendalian intern telah dilaksanakan dalam sistem penggajian PT (Persero) SUCOFINDO Cabang Madya Banjarmasin. Namun, ada beberapa unsur pengendalian intern yang tidak sesuai dengan teori, yaitu:

a. Fungsi pencatat waktu hadir tidak terpisah dari fungsi operasi.

Bagian PSDM yang berperan sebagai fungsi pencatat waktu hadir karyawan juga merupakan bagian operasional perusahaan. Hal ini menunjukkan belum adanya pemisahan fungsi secara tegas dalam struktur organisasi perusahaan.

b. Pemasukan kartu jam hadir ke dalam mesin pencatat waktu tidak diawasi oleh fungsi pencatat waktu

Pengawasan terhadap pencatatan waktu hadir (absensi) karyawan yang seharusnya merupakan tanggung jawab bagian PSDM

sebagai fungsi pencatat waktu dilakukan oleh satpam. Meskipun unsur pengendalian intern penggajian tersebut tidak sesuai dengan teori, tetapi pengawasan terhadap absensi karyawan masih tetap dilakukan sehingga data jam hadir karyawan masih dapat diandalkan. c. Penghitungan Pajak Penghasilan karyawan tidak direkonsiliasi

dengan kartu penghasilan karyawan.

Penghitungan Pajak Penghasilan karyawan tidak direkonsiliasi dengan kartu penghasilan karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa unsur pengendalian intern penggajian tersebut tidak sesuai dengan teori. Meskipun demikian, ketelitian dan keandalan data pajak penghasilan karyawan masih dapat diandalkan karena penghitungan pajak penghasilan telah direkonsiliasi dengan slip gaji karyawan yang merupakan catatan penghasilan karyawan.

2. Efektivitas pengendalian intern penggajian yang diterapkan pada PT (Persero) SUCOFINDO

Pengujian kepatuhan dilakukan dengan menggunakan model Stop- or- go sampling. Jumlah sampel yang diambil berdasarkan jumlah sampel minimum adalah sebanyak 60. Atribut yang akan diteliti dalam pengendalian intern penggajian PT (Persero) SUCOFINDO Cabang Madya Banjarmasin, yaitu kelengkapan dokumen pendukung penggajian, kelengkapan otorisasi pada dokumen penggajian, kesesuaian informasi antar dokumen penggajian. Hasil pemeriksaan terhadap masing- masing atribut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 14 Ringkasan Hasil Pengujian Kepatuhan terhadap Pengendalian Intern Penggajian PT (Persero) SUCOFINDO Cabang Madya Banjarmasin No Atribut Jumlah sampel DUPL CL/ R% Jumlah

Kesalahan AUPL Kesimpulan 1 Kelengkapan dokumen pendukung 60 5% 95% 0 5% Efektif 2 Otorisasi dari pejabat yang berwenang 60 5% 95% 51 107.5% Tidak efektif 3 Kesesuaian informasi antar dokumen 60 5% 95% 0 5% Efektif Sumber: PT (Persero) SUCOFINDO Cabang Madya Banjarmasin

Dari tabel di atas dapat dilihat hasil pengujian kepatuhan terhadap pengendalian intern penggajian untuk masing- masing atribut adalah sebagai berikut:

a. Kelengkapan dokumen pendukung penggajian

Untuk atribut kelengkapan dokumen pendukung, besarnya R% = 95%, DUPL = 5%, jumlah sampel sebanyak 60 dan tingkat kesalahan adalah 0, maka AUPL adalah 5% sehingga AUPL= DUPL. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern untuk kelengkapan dokumen pendukung dokumen adalah efektif.

b. Kelengkapan otorisasi pada setiap dokumen penggajian

Hasil pemeriksaan terhadap otorisasi pada dokumen penggajian ditemukan 51 kartu absen yang tidak diotorisasi oleh pejabat yang berwenang, berarti jumlah kesalahan yaitu sebesar 51,

sehingga hasil perhitungan untuk AUPL adalah sebesar 107.5% lebih besar dari DUPL. Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa AUPL melebihi DUPL yang ditetapkan sebesar 5%. Oleh karena AUPL>DUPL, maka dilanjutkan ke langkah berikutnya yaitu memperbesar ukuran sampel yang diperiksa dengan menentukan jumlah sampel kumulatif. Besarnya jumlah sampel kumulatif adalah 1.290 sampel. Namun, dikarenakan dokumen yang dapat diperiksa hanya dibatasi sebesar 60 dari 119 anggota populasi, maka pengambilan sampel tambahan yang seharusnya masih dapat dilakukan terhadap 119 anggota populasi tidak dapat dilaksanakan dan kemudian penulis menggunakan metode fixed-sample size attribute sampling sebagai alternatif ke dua. Namun, dikarenakan keterbatasan waktu dan data yang diperoleh dari perusahaan, metode ini tidak dapat dilaksanakan dan penulis dapat berpendapat bahwa unsur pengendalian intern yang diperiksa adalah tidak efektif.

c. Kesesuaian informasi antar dokumen penggajian

Untuk atribut terakhir yang diperiksa, tidak ditemukan adanya kesalahan atau tingkat kesalahan adalah 0, maka besarnya AUPL adalah 5% sehingga AUPL= DUPL. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern tersebut sudah efektif.

117 BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pengendalian Intern pada Sistem Penggajian PT (Persero) SUCOFINDO Cabang Madya Banjarmasin sudah dilaksanakan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari jawaban kuesioner mengenai pengendalian intern pada PT (Persero) SUCOFINDO. Sebagian besar jawaban kuesioner adalah “Ya”. Namun jawaban “Tidak” menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara teori mengenai pengendalian intern penggajian dengan praktek, yaitu:

a. Fungsi pencatat waktu hadir tidak terpisah dari fungsi operasi. Bagian PSDM yang berperan sebagai fungsi pencatat waktu hadir karyawan juga merupakan bagian operasional perusahaan. Hal ini menunjukkan kelemahan pada pengendalian intern penggajian karena belum ada pemisahan fungsi secara tegas dalam struktur organisasi perusahaan. Perangkapan tugas tersebut dapat menimbulkan kecurangan dan kekeliruan dalam pencatatan waktu hadir karyawan.

b. Pemasukan kartu jam hadir ke dalam mesin pencatat waktu tidak diawasi oleh fungsi pencatat waktu

Pengawasan terhadap pencatatan waktu hadir (absensi) karyawan yang seharusnya merupakan tanggung jawab bagian PSDM sebagai fungsi pencatat waktu dilakukan oleh satpam.

Meskipun unsur pengendalian intern penggajian tersebut tidak sesuai dengan teori, tetapi pengawasan terhadap absensi karyawan masih tetap dilakukan oleh satpam sehingga data jam hadir karyawan masih dapat diandalkan.

c. Penghitungan Pajak Penghasilan karyawan tidak direkonsiliasi dengan kartu penghasilan karyawan.

Penghitungan Pajak Penghasilan karyawan tidak direkonsiliasi dengan kartu penghasilan karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa unsur pengendalian intern penggajian tersebut tidak sesuai dengan teori. Meskipun demikian, ketelitian dan keandalan data pajak penghasilan karyawan masih dapat diandalkan karena penghitungan pajak penghasilan telah direkonsiliasi dengan slip gaji karyawan yang merupakan catatan penghasilan karyawan.

2. Efektivitas Pengendalian Intern Penggajian PT (Persero) SUCOFINDO Cabang Madya Banjarmasin

Untuk atribut kelengkapan dokumen pendukung dan kesesuaian informasi antar dokumen, besarnya R% = 95%, DUPL = 5%, jumlah sampel sebanyak 60 dan tingkat kesalahan adalah 0, maka AUPL adalah 5% sehingga AUPL=DUPL. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern untuk atribut kelengkapan dokumen pendukung dan kesesuaian informasi antar dokumen adalah efektif. Sedangkan untuk atribut kelengkapan otorisasi pejabat

berwenang ditemukan 51 kesalahan, sehingga hasil perhitungan untuk AUPL sebesar 107.5% melebihi DUPL maka penulis menambah jumlah sampel menjadi sebesar 1.290 sampel. Namun, dikarenakan keterbatasan waktu dan data yang diperoleh dari perusahaan, maka penulis tidak dapat melanjutkan pengujian dan berpendapat bahwa atribut kelengkapan otorisasi tidak efektif.

B. Keterbatasan Penelitian

1. Ada beberapa kekurangan yang ditemui pada kuesioner yang disebarkan, yaitu:

a. Ada satu unsur pengendalian intern penggajian yang tidak dicantumkan, yaitu mutu karyawan.

b. Pertanyaan-pertanyaan pada unsur prosedur pencatatan dan praktik yang sehat masih kurang mewakili karena masih terpaku dengan contoh kuesioner pengendalian intern penggajian pada teori.

2. Penulis hanya dapat menguji 60 sampel kartu absen yang telah terpilih secara random.

C. Saran

Dari hasil pembahasan serta kesimpulan diatas dapat diberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

a. Sebaiknya ada bagian khusus yang menangani pencatatan waktu hadir karyawan, untuk menghindari perangkapan tugas yang dilakukan oleh bagian PSDM.

b. Sebaiknya kartu absen karyawan perusahaan diotorisasi oleh pihak yang berwenang supaya sah sebagai dasar penghitungan gaji karyawan dan sebagai kontrol terhadap kinerja karyawan.

2. Bagi peneliti berikutnya

a. Peneliti berikutnya diharapkan untuk menambahkan unsur mutu karyawan pada unsur pengendalian intern penggajian dalam penelitiannya.

b. Peneliti berikutnya dapat membuat pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner pengendalian intern penggajian berdasarkan pemahaman terhadap unsur pengendalian intern penggajian dan disesuaikan dengan temuan lapangan. Ada beberapa pertanyaan yang masih dapat ditambahkan pada unsur prosedur pencatatan dan praktik yang sehat.

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Lidya & Robertha Titik. (2003, April). Peranan Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan Guna Mendukung Ketepatan Hasil Penghitungan Gaji dan Upah. Jurnal Ilmiah Akuntansi. Vol.2 No.2. Hal 51-67

Arens, A Alvin, dkk. 2006. Auditing dan Pelayanan Verifikasi (diterjemahkan oleh Ford Lumban Gaol). Ed 9. Jakarta: PT INDEKS Kelompok Gramedia.

Basamalah, Anies SM. 2003. Audit Sampling dengan Statistik. Ed 2. Depok: Usaha Kami

Chusing, Barry E. 1995. Sistem Informasi Akuntansi dan Organisasi Perusahaan (diterjemahkan oleh Ruchyat Kosasih). Ed 3. Jakarta: Erlangga.

Halim, Abdul. 2004. Auditing dan Sistem Informasi. Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.

Jusup, Haryono. 2001. Auditing (Pengauditan). Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN.

Mulyadi. 1992. Pemeriksaan Akuntan. Ed 4. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN.

---. 2002. Auditing. Buku 1. Ed 3. Jakarta: Salemba Empat.

---. 2001. Sistem Akuntansi. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN. Munawir, S. 2002. Auditing Modern. Buku 1. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Nugroho, Heri Agustinus. 2002. Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Terhadap Pembelian Secara Kredit Bahan Baku. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

KUESIONER PENGENDALIAN INTERN PENGGAJIAN NO PERTANYAAN YA TIDAK 1. 2. 3. 4. 5. 6.

STRUKTUR ORGANISASI YANG MEMISAHKAN TANGGUNG JAWAB

Apakah fungsi pembuatan daftar gaji terpisah dari fungsi pembayaran gaji?

Apakah fungsi pencatatan waktu hadir terpisah dari fungsi operasi?

SISTEM OTORISASI DAN PROSEDUR PENCATATAN

Apakah setiap orang yang namanya tercantum dalam daftar gaji memiliki surat keputusan pengangkatan sebagai karyawan perusahaan yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang? Apakah setiap perubahan gaji karyawan didasarkan pada surat keputusan pejabat yang berwenang?

Apakah setiap potongan atas gaji karyawan selain dari pajak penghasilan karyawan diotorisasi oleh pejabat yang berwenang?

Apakah kartu jam hadir diotorisasi oleh pejabat yang berwenang? √ √ √ √ √ √

7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.

Apakah perintah lembur diotorisasi oleh kepala departemen karyawan yang bersangkutan?

Apakah daftar gaji diotorisasi oleh pejabat yang berwenang?

Apakah bukti kas keluar untuk pembayaran gaji diotorisasi oleh pejabat yang berwenang?

Apakah perubahan dalam catatan penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan daftar gaji karyawan?

PRAKTIK YANG SEHAT

Apakah pemasukan kartu jam hadir ke dalam mesin pencatat waktu diawasi oleh fungsi pencatat waktu?

Apakah kebenaran dan ketelitian perhitungan dalam pembuatan daftar gaji diverifikasi kebenarannya oleh fungsi pembuat kas keluar? Apakah penghitungan pajak penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan kartu penghasilan karyawan?

Apakah catatan penghasilan karyawan disimpan oleh fungsi yang berwenang?

√ √ √ √ √ √ √ √

Dokumen terkait